DISUSUN OLEH :
RISKA DWI PUTRI
NADIA CHRISTIN RANDANG
RAMADHANIA
ZERA YASVIRA
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan praktikum, biasanya praktikan akan melakukan
perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, ketelitian praktikan adalah hal yang
sangat penting, yang dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Hal pertama
yang harus diperhatikan agar dapat meningkatkan ketelitian adalah kita harus
memperhatikan alat yang kita gunakan. Karena alat-alat tersebut memiliki skala
yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula.
Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu
sendiri. Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang
akan digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat
yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak di
inginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia, maka
zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan
dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum.
Alasan-alasan di atas, mengajarkan kita bahwa pengenalan alat sangatlah
penting dan utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya kita harus tahu
dulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan alat-alat yang ada dilaboratorium
agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat
dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh
alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet ukur, pipet
volume, tabung reaksi, labu ukur, buret, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain.
Penggunaan dari alat-alat tersebut sangat penting untuk diketahui para praktikan
agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam
penggunaan alat-alat ini dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Oleh karena
itu dalam percobaan ini diberikan beberapa pengetahuan dan latihan tentang
1
penggunaan dan fungsinya. Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan
dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara
dan fungsi dari alat-alat laboratorium.
Sebagian besar alat tersebut merupakan alat-alat yang terbuat dari gelas,
sehingga memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya. Apabila terjadi
kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan
hal yang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga
relatif mahal. Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik
agar tidak terjadi kerusakan alat. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan
dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika
kesalahan seperti ini digolongkan dalaam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman
fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil
apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian
atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu
praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping
itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan
dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat-alat gelas dalam laboratorium kimia?
2. Apa fungsi dari alat-alat gelas tersebut?
3. Bagaimana cara menggunakan alat-alat gelas?
C. Tujuan Penulisan:
1. Untuk mengetahui apa itu alat-alat gelas kimia.
2. Untuk mengetahui fungsi alat-alat gelas laboratorium.
3. Mengetahui prinsip kerja alat-alat gelas laboratorium.
4. Memahami cara penggunaan, memelihara, memebersihkan, kalibrasi, dan
memperbaiki alat gelas laboratorium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari mencampur bahan-bahan
anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi
bedan padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang
menyusunnya.Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas
borosilikat dan gelas leburan silika.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium (laboratory glassware) umumnya
merupakan gelas borosilikat.Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas
tinggi, borong oksida.Aluminium oksida dan natrium oksida.Gelas jenis ini
mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai yang kecil, oleh
karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam dalam air
dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah.Selain itu gelas borosilikat juga
tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas
laboratorium.
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus
mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa di
gunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium.
3
Prinsip kerja :Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur
larutan secara tidak teliti.
Fungsi :
o Sebagai tempat melarutkan zat.
o Tempat memanaskan.
K3 :
o Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
o Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan
asam dengan konsentrasi tinggi.
Prinsip kerja : Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Fungsi :
o Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan
sebagainya.
o Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan lemah hingga sedang.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.
4
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam
jenis gelas antara lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan
Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan, Fiolax
Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan
pemanasan setempat.Tabung reaksi yang terbuat dari
Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis,
sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat
dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi
ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian
dalam dan panjang tabung, diameter
antara 70 – 200 mm.
Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan
untuk meletakkan sampel (darah).
Fungsi :
o Mereaksikan larutan.
o Untuk memanaskan sampel atau cairan.
K3:
o Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar
tidak jatuh.
o Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.
5
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti.
Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan.
K3 :
o Tidak boleh dipanaskan.
o Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
6. Buret (Burettes)
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis
gelas soda, boroksilikat, amber.Bentuk buret
dibedakan dengan ujung kran lurus
(Burettes with straight stopcock) dan buret
dengan keran bengkok (Burettes with lateral
stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100
mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
6
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan.
Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena
menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
K3 :
o Letakkan pada keranjang plastik.
o Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran
buret dan mencegah kebocoran.
7. Corong (Funnels)
Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic.Corong
mempunyai garis tengah 35 – 300 mm dan ada yang
mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan
pendek.
7
o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.
Prinsip Kerja : Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan pada penetapan kadar.
Fungsi : Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah
volume secara teliti.
K3 :
o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.
8
atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari
porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan
porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam
sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya. Pengering
silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat
uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan
uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu
100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican, misal :
silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
9
Fungsi :
o Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada
pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
o Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu
bejana ke bejana lain.
K3 : Dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak
terpecik dan wadah tidak pecah.
10
Prinsip Kerja : Mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
Fungsi : Digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada
proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3 :
o Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah
sudah tepat dan tidak bocor.
o Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang
bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri
memegang tangkai corong berikut kerannya.
11
15. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)
Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas
soda, ada yang jernih-transparan dan amber.Botol
mempunyai mulut atau leher lebar dan normal
dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi dengan
tutup yang terbuat dari kaca asah.
12
17. Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
Pipet tanpa skala, mempunyai bentuk
pendek atau panjang dan dilengkapi
dengan karet penghisapnya.
13
reaksi.Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
Prinsip Kerja : Memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
Fungsi : Adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang
biasanya menghasilkan iodium.
K3 :
o Pecahnya labu yang dpat diatasi dengan mengganti yang baru.
o Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem.
o Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam
mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan
akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat
20. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)
Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000
mL.
Prinsip Kerja : Posisi labu harus miring dengan mulut
menyandar pada penampung uap asam.
Fungsi : Digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan
dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil
destruksi protein.
21. Bunsen
Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang
berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang
dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam
macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan
minyak gas.
Fungsi : Fungsinya untuk menciptakan suasana
steril
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Alat gelas merupakan suatu zat amorf yang diperoleh dari campuran bahan
anorganik yang dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan menjadi benda padat.
Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat
(biasanya di gunakan di laboratorium) dan gelas leburan silika. Alat gelas yang
sering di gunakan di laboratorium antara lain gelas beaker, gelas ukur, pipet tetes,
pipet ukur, pipet volume, tabung reaksi, labu ukur, biuret, erlemayer.
Jadi, sebelum melakukan praktikum setiap praktikan harus mengenal dan
memahami cara penggunaan semua peralatan yang biasa di gunakan dalam
laboratorium serta menerapkan K3.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://asrchihuyers.wordpress.com/2013/01/18/laporan-pengenalan-alat-alat-
laboratorium/
http://labkd.blog.ugm.ac.id/2008/11/25/pengenalan-alat-gelas/
http://analispenggingkesehatan.blogspot.com/2013/05/pengenalan-alat-gelas-
laboratorium.html
http://www.pudak-scientific.com/image/gelas_kimia_kge_20_d(1).jpg
16