Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ALAT GELAS

DOSEN :

Ibu. Sri Wahyuni, SHI,M.Ag

Disusun Oleh :

Nama : Faithel Eben Hezer Telaumbanua

Mata Kuliah : Aplikasi Komputer

Kelas : 1D

Nim : 2340500200000802

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

T.A 2023/2024
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………i


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….2
A. Fungsi dan Prinsip kerja Alat-alat Gelas Laboratorium ………………………….3
1. Gelas Kimia (Beaker Gelas) …………………………………………………3
2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) ………………………………………..3
3. Tabung Reaksi (Test Tube/Reaction Tube) ……………………………………4
4. Labu ukur (Volumetrik Flask) ………………………………………………...5
5. Gelas Ukur …………………………………………………………………….5
6. Buret (Burettes) ……………………………………………………………….6
7. Corong (Funnels) ……………………………………………………………..6
8. Pipet Volume (Volumentric Pipettes) ………………………………………..7
9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes) ………………………………………………7
10. Desikator (Desiccators) ………………………………………………………8
11. Batang Pengaduk (Strirring Rod) ……………………………………………..8
12. Gelas Arloji (Watch Glasses) …………………………………………………9
13. Corong Pisah (Separatory Funnels) ……………………………………………9
14. Corong Buchner (Buchner Funnels) ………………………………………….10
15. Labu Didih (Boillingflask) …………………………………………………..10
16. Kondensor (Condensers) …………………………………………………….11
17. Botol Timbang (Wlighting Bottles) ………………………………………….11
18. Botol Pereaksi (Reagent Bottles) …………………………………………….12
19. Botol Penetes (Dropping Bottles) …………………………………………..12
20. Labu iodium (Iodium Determination Flask) …………………………………13
21. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks) …………………………………………….13
22. Bunsen ………………………………………………………………………14
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………..15

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………15
B. Saran ……………………………………………………………………………….15

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………16

i|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Teluambanua


BAB I
PENDAHULUAN

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun
sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman,
produktif dan efisien (Khasani, 1990). Pekerjaan dalam labortorium biasanya sering
menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui
agar pekerjaan tersebut dapat diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan, pekerja,
pengguna maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri,
diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri dan
orang lain disekitarnya. Tujuan dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal
beberapa macam alat gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya
(Ginting, 2000).
Prinsip kerja dan fungsi alat – alat laboratorium harus diketahui mahasiswa kesehatan
agar tidak terjadi kesalahan saat pemakaian alat – alat laboratorium. Selain itu keselamatan
dari alat – alat laboratorium harus diperhatikan agar terjaga kualitasnya. Maka dari itu alat –
alat laboratorium dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu alat – alat ringan dan alat – alat
berat. Alat ringan biasanya terbuat dari kayu, gelas, plastik, karet. Sebagian besar alat – alat
Laboratorium terbuat dari gelas.
Alat gelas yang digunakan di laboratorium umumnya merupakan gelas boroksilikat.
Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitastinggi, boron oksida, aluminium oksida,
dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka
mulai yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam
didalam air dingin atatu es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu gelas boroksilikat
juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas
laboratorium.

1|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


BAB II
PEMBAHASAN

Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium


terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti
pekerjaan lainnya, bekerja dalam laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja.
Resiko ini dapat disebabkan karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab
lain yang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan alat
dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk mengetahui setiap kemungkinan bahaya
(Setiawati, 2009).
Ketepatan hasil analisis kimia sangat tergantung pada ketersediaan, serta kualitas
perlengkapan yang digunakan, di samping penjelasan pelaksana tentang dasar analisa yang
dikerjakan dan kecermatan serta ketelitian kerjanya sendiri. Penindakan perlengkapan pokok
yang banyak dipergunakan ialah persyaratan yang penting demi keselamatan serta
berhasilnya pekerjaan analisa kimia. Oleh sebab itu pengetahuan tentang alat kimia harus
diperhatikan (Yos F. da Lopes, 2019).
Alat-alat gelas dalam laboratorium merupakan alat gelas yang digunakan dalam praktikum
karena sifat dari alat gelas yang tahan terhadap panas yang dihasilkan dari reaksi bahan kimia
yang terjadi, selain itu alat berbahan dasar kaca ini memudahkan para praktikan dalam
mengamati proses perubahan warna yang terjadi terhadap hasil reaksi kimia yang terjadi, dan
alat yang terbuat dari kaca pada laboratorium ini tidak mudah bereakssi dengan bahan-bahan
kimia sehingga menjadi keunggulan tersendiri dalam penggunaan alat gelas saat melakukan
praktikum di laboratorium. Alat gelas laboratorium merujuk pada berbagai alat laboratorium
yang terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam
laboratorium kimia dan biologi.

2|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


A. Fungsi dan Prinsip kerja Alat-alat Gelas Laboratorium
1. Gelas Kimia (Beaker Glass)

Beaker Glass biasanya terbuat dari kaca boroksilikat yang tahan panas hingga suhu
200 0C. Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe, tinggi dan pendek serta
mempunyai kapasitas ukuran volume yang berbeda-beda.
 Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti.
 Fungsi :
- Sebagai tempat melarutkan dan memanaskan zat.
- Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian
yang tinggi
- Menampung zat kimia

2. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Erlenmyer Flask berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya biasanya terbuat darikaca boroksilikat, labu
erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan
mulut labu erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai
kapasitas ukuran volume berbeda – beda.

3|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


 Prinsip kerja : Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk
pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer
tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan
kecepatan lemah.
 Fungsi :
- Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan
sebagainya.
- Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan lemah hingga sedang.
- Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
- Menampung filtrat hasil penyaringan
- Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
- untuk menampung larutan, bahan atau cairan
- untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media

3. Tabung Reaksi (Test Tube/Reaction Tube)

Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain ;
Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan pemanasan,
Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat.
Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda glass umumnya berdinding tipis,
sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari Boroksilikat dan Supermax tahan
pemanasan.
 Prinsip kerja :Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
 Fungsi :
- Untuk memanaskan sampel atau cairan.
4|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua
- Sebagai wadah larutan dan beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk
meletakkan sampel (darah).
- Wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/ bahan kimia
- Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian jumlah bakteri.

4. Labu ukur (Volumetrik Flask)

Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar
yang dilengkapi dengan tutupnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau
teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume yang berbeda-beda.

 Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai.
 Fungsi :
- Digunakan untuk mencampurkan larutan.
- Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan
larutan.

5. Gelas ukur

 Prinsip kerja : Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan. Gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk
melarutkan zat hingga volume tertentu.
 Fungsi :
- Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci

5|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


- Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,
gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya
- Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu

6. Buret (Burettes)

Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk
buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with straight stopcock) dan
buret dengan keran bengkok (Burettes with lateral stopcock). Mempunyai kapasitas
1 – 100 mL dengan pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
o Prinsip kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan.
Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran
karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
 Fungsi :
- Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan yang
diketahui dengan teliti pada proses titrasi.
- Untuk mengukur volume suatu larutan.
- Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan
untuk titrasi.

7. Corong (Funnels)

6|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong mempunyai garis tengah 35 –
300 mm dan ada yang mempunyai tangkai corong panjang, sedang dan pendek.
 Prinsip kerja : membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan
ukuran mulut kecil.
 Fungsi :
- Digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
- Sebagai tempat untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan
campuran kimia.

8. Pipet Volume (Volumentric Pipettes)

Pipet terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,5 – 100 mL.
 Prinsip kerja : memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti
 Fungsi : bentuk yang menggelembung (gondok) berfungsi untuk mengambil
larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung(gondok).

9. Pipet Ukur (Graduated Pipettes)

Pipet ukur terbuat dari gelas jenis soda jernih, mempunyai kapasitas 0,01 – 50 mL
dilengkapi dengan pembagian skala pada dinding pipet 0,001 – 0,5 mL.
 Prinsip kerja : memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam
perhitungan pada penetapan kadar.

7|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


 Fungsi : digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah
volume secara tidak teliti .

10. Desikator (Desiccators)

Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas
jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari
porselin yang digunakan untuk meletakkan alat – alat gelas.
Di bawah piringan porselin terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ;
silikagel, asam sulfat pekat, fofor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya.
Pengering silikagel biasanya diberi indicator warna biru yang keriing dan jika telah
mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh
dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan
suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican
missal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
 Prinsip kerja : Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
 Fungsi :
- Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya ; krus
porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang.
- Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus
diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.

11. Batang Pengaduk (Strirring Rod)

8|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen. Batang
pengaduuk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk
umumnya bergaris tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 –
30 cm.
 Prinsip kerja : Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
 Fungsi :
- Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada
pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
- Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu
bejana ke bejana lain.

12. Gelas Arloji (Watch Glasses)

Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang bervariasi antara 30–200
mm.
 Prinsip kerja : wadah penimbangan zat padat
 Fungsi : -Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan
kimia
- Untuk menimbang bahan-bahan kimia
- Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

13. Corong Pisah (Separatory Funnels)

Terbuat dari gelas boroksilat, tidak berwarna dan amber. Berbentuk kerucut (buah
per) bulaat dan silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan
gelas asah atau teflon. Mempunyai kapasitas 50 – 2000 mL. Corong pisah
mempunyai tangkai bermacam – macam ada yang bertangkai pendek, panjang
dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur
tetesan.
 Prinsip kerja : mengekstraksi zat cair dengan zat cair.

9|M a k ala h “Al a t Gel as ” Faithel E.H Telaumbanua


 Fungsi :
- Digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada
proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
- Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya
perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.

14. Corong Buchner (Buchner Funnels)

Corong Buchner dari porselin atau gelas boroksilikat. Corong penggunaannya


dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan dengan pompa hisap / vakum.
Diameter corong Buchner 26 – 380 mm. Corong mempunyai dasar yang berpori
kasar dan jika akan digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai
diameter sama dengan corong atau lempeng berpori.
 Prinsip kerja: Menyaring bahan kasar dengan cairan penyaring atau pelarut.
 Fungsi : digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan
pelarut yang mudah menguap.

15. Labu Didih (Boillingflask)

Fungsi : Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

10 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua


16. Kondensor (Condensers)

Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda–beda sesuai dengan


kegunaan masing – masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya
dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.
 Prinsip kerja :Zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah
air dinginmelalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi
kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor,
volume dari larutan yang dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang
lepas ke udara.
 Fungsi : digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang
terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi,
saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.

17. Botol Timbang (Wlighting Bottles)

Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah.
Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang
mulai 15 – 80 mL.
 Fungsi :
- Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan.

11 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua


- Selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang
terutama untuk bahan cair.

18. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)

Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan
dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas
50 – 10.000 mL dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.
 Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap
botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.

19. Botol Penetes (Dropping Bottles)

Terbuat dari gelas boroksilikat , ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas
30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan
/ meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.
 Prinsip Kerja : menyimpan dan meneteskan cairan.
 Fungsi : digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan dan
sebagainya.

12 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua


20. Labu iodium (Iodium Determination Flask)

Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas
laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium
oksida dan natrium oksida. Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan
pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk
menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium
hasil reaksi. Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
 Prinsip kerja : memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat,
jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
 Fungsi : adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang
biasanya menghasilkan iodium.

21. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)

Terbuat dari gelas boroksilikat, dengan kapasitas 50 – 1000 mL.


 Prinsip kerja : posisi labu harus miring dengan mulut menyandar pada
penampung uap asam.
 Fungsi : digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula
digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
13 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua
22. Bunsen

Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki
sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya macam-macam, ada yang
dari alcohol, spiritus, dan minyak gas..
 Fungsi : fungsinya untuk menciptakan suasana steril dan dapat digunakan
untuk membakar zat atau memanaskan larutan.

14 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jenis alat yang paling sering digunakan didalam laboratorium yaitu bahan gelas.
2. Setiap alat ukur yang terdapat dilaboratorium memiliki tingkat ketelitian yang
berbeda.
3. Di dalam laboratorium kita harus teliti dalam menggunakan alat-alat yang ada di
dalam laboratorium karena alat-alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
4. Kesalahan praktikan dalam menggunakan alat-alat dapat menghasilkan data yang
tidak sesuai.
5. Penguasaan penggunaan alat dapat mempengaruhi lancar atau tidaknya praktikum

B. Saran
Perlunya pengenalan alat – alat laboratorium pada mahasiswa, agar mahasiswa dapat
merawat dan menggunakan alat – alat laboratorium secara benar. Dengan mempelajari
alat – alat laboratorium khususnya alat gelas maka kita dapat mengetahui fungsi alat
tersebut, cara kegunaannya, cara sterilisasinya, dan ukuran yang sesuai dengan
kegunaannya masing- masing, serta dapat mengurangi kesalahan prosedur pemakaian.

15 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua


DAFTAR PUSTAKA

Adeyami. 2008. “Science Laboratories and Quality of Output from Secondary Schools in
Ondo State, Nigeria”. Asian Journal of Information Management. Vol. 2 (1): No.
23-30.

Anggun. 2012. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2015. Manajemen Pendidikan. EdisiRevisi.


Yogyakarta: Graha Cendekia. Hal: 177.

Ariyanti, Rina. 2013. “Pengembangan Pengelolaan Laboratorium Berbasis Kompetensi Di


SMK Farmasi Putra Bangsa Salatiga”.Thesis. Surakarta: PPS Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal: 2.

http://analispenggingkesehatan.blogspot.co.id/2013/05/pengenalan-alat-gelas
laboratorium.html

16 | M a k a l a h “ A l a t G e l a s ” Faithel E.H Telaumbanua

Anda mungkin juga menyukai