Anda di halaman 1dari 29

PENGENALAN PERALATAN DASAR LABORATORIUM

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

Frido Yoga Saputra


2014111019

JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan


pengujian salah satunya Laboratorium kimia yang merupakan salah satu jenis
laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan
pendidikan. (Raharjo, 2017).

Kecelakaan yang terjadi di laboratorium dapat terjadi karena kelalaian dalam


menggunakan alat maupun ketidaktahuan dalam mengenal alat, dalam kegiatan
praktikum di laboratorium sering kali terjadi kecelakaan seperti tabung reaksi dan
gelas ukur yang pecah akibat kelalaian dalam menggunakan alat. Penggunaan alat
yang tidak hati–hati dan kurangnya pengetahuan tentang prosedur kerja menjadi
salah satu masalah dalam melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum
menjadi terhambat dan waktu yang digunakan untuk praktikum menjadi tidak
efisien. (Juvitasari PM., dkk, 2018)

Untuk menghindari kecelakaan dan gagalnya percobaan dalam kegiatan


praktikum maka perlu adanya pemahaman dan pengenalan terhadap alat-alat
praktikum yang digunakan, sehingga memudahkan dalam proses kegiatan. Alat-
alat praktikum biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai
dengan prosedur pemakaian. Maka dari itu perlu adanya pemahaman terhadap alat
dan fungsi kerja dari alat tersebut sebelum mulai melakukan praktikum di
laboratorium. (Retroningsih, 2016)
1.2 Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya Praktikum Kimia Dasar tentang Pengenalan


Peralatan Dasar Laboratorium yaitu:

1. Mengenal alat-alat laboratorium dan menjelaskan fungsinya.


2. Menggunakan alat-alat laboratorium tersebut dengan benar.
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan praktikum ini antara lain:
1. Sumber listrik (power supply)
2. Laptop/pc
3. Handphone/hp
4. Alat tulis
5. Kuota cukup
6. Aplikasi Google Zoom

2.2 Metode

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti kuota cukup, sumber
listrik terpasang dengan baik, laptop/pc, handphone/hp, alat tulis dan aplikasi
zoom;
2. Masuk ke zoom yang telah dishare/telah disediakan oleh pihak asisten dosen
3. Pembukaan praktikum yang disampaikan oleh asisten dosen;
4. Pengisian absen yang telah di share/dibagikan oleh pihak asisten dosen;
5. Asisten dosen menjelaskan tentang peralatan yang terdapat di ruang
laboratorium kimia dasar;
6. Menonton video tentang nama-nama peralatan dan fungsi dari peralatan yang
terdapat pada laboratorium kimia;
7. Mencatat semua hal penting yang terdapat di video tersebut;
8. Asisten dosen memberi tugas mengerjakan laporan praktikum kimia dasar
tentang pengenalan peralatan yang terdapat di laboratorium kimia;
9. Sesi tanya jawab tentang “Pengenalan Peralatan Dasar Laboratorium”;
10. Mengisi postest yang diberikan oleh asisten dosen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Peralatan yang terdapat di laboratorium kimia dasar dapat dilihat pada tabel
berikut.

No Gambar Keterangan

Rak tabung reaksi

Berfungsi untuk meletakkan tabung


1
reaksi.

Tabung reaksi

Berfungsi sebagai tempat melakukan


2
reaksi kimia dalam jumlah kecil.

Gelas ukur

Berfungsi untuk mengukur volume


3
suatu larutan 100 ml & 200ml.

Labu Erlenmyer,

Berfungsi untuk mencampur dan


4 menyimpan larutan, dan juga untuk
titrasi.
Gelas beaker

Berfungsi untuk mencampur,


5
mangaduk dan memanaskan larutan.

Labu ukur

Berfungsi mengencerkan suatu


6
bahan kimia.

Corong

Berfungsi sebagai alat yg membantu


7 memasukkan atau memindahkan
suatu larutan.

Pipet ukur

Berfungsi untuk mengukur dan bisa


8 memindahkan larutan dengan ukuran
tertentu.

Pipet Volumetrik

Berfungsi untuk mengambil cairan


9 dengan volume tertentu dengan
ketelitian tinggi.
Rubber bulp & jencons

Berfungsi untuk membantu


10
menyedot larutan.

Mikropipet

Berfungsi untuk mengambil atau


11 memindahkan cairan dalam jumlah
kecil secara akurat.

Botol semprot

Berfungsi untuk mencuci bahan-


12
bahan yang telah digunakan.

Batang pengaduk

Berfungsi untuk mencampur bahan


13
dan cairan kimia.

Neraca analitik

Berfungsi untuk menimbang bahan


14
kimia dengan ketelitian tinggi.
Magnet stirer

Berfungsi untuk menghomogenkan


15
suatu larutan.

Seperangkat buret

Berfungsi sebagai alat untuk


16
melakukan tetrasi.

Cawan porselen

Berfungsi sebagai alat untuk


mereaksikan zat kimia pada suhu
17 tinggi, sebagai tempat menguraikan
bahan, dan tempat untuk
mengabukkan bahan.

Penyangga kaki tiga

Berfungsi sebagai penyangga ketika


18
proses pemanasan larutan/zat.

Pembakar bunsen

19 Berfungsi untuk menghasilkan nyala


api.
3.2 Pembahasan

1. Rak Tabung Reaksi


 Berfungsi sebagai wadah/tempat meletakkan tabung reaksi.
 Rak biasanya terbuat dari bahan dasar kayu atau stainless steel yang
berukuran 35 cm x 7 cm dan mampu menyimpan hingga 24 tabung.
 Cara penggunaannya yaitu letakkan rak tabung di tempat yang datar dan
aman, lalu letakkan gelas atau tabung reaksi pada lubang-lubang yang telah
di sediakan.

2. Tabung Reaksi
 Berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk
melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
 Tabung reaksi terbuat dari plastik maupun kaca yang tahan akan perubahan
temperatur maupun tahan dari segala reaksi kimia.
 Cara penggunaan yaitu pertama, dipanaskan terlebih dahulu tabung
reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang sudah diisi air dan
kemudian menggunakan kompor atau heater pembakar spiritus untuk proses
pemanasan. Cara yang kedua agar selalu memegang tabung
reaksi dengan menggunakan jepit oleh penjepit tabung.

3. Gelas Ukur
 Berfungsi untuk mengukur volume suatu larutan 100 ml & 200ml.
 Gelas ukur biasanya terbuat dari polimetilpentena, karena resistansi kimia
yang sangat baik atau polimetilpentena karena ransparansinya, membuat
gelas ukur lebih terang dan tidak mudah retak dibandingkan kaca.
 Cara penggunaan yaitu, Gelas ukur diletakkan pada daerah yang datar dan
meniskus diletakkan sejajar dengan mata, lalu tuang cairan atau zat yang
akan diukur volume sampai angka yang telah ditentukan atau dibutuhkan.
4. Labu Erlenmyer
 Berfungsi sebagai tempat menampung bahan kimia untuk sementara, tempat
menghomogenkan larutan atau media, dan juga sebagai tempat untuk titrasi.
 Labu Erlenmeyer biasa terbuat dari kaca borossilikat sehingga erlenmeyer
dapat dipanaskan dengan api atau autoclave. Labu erlenmeyer biasa
berukuran 50, 125, 250, 500, 1000 ml.
 Cara menggunakan Erlenmeyer yaitu pertama, pegang leher erlenmeyer,
masukkan larutan yang akan di encerkan atau titrasi, kemudian guncangkan
dengan perlahan dan hati-hati sambil dilihat perubahan warna.

5. Gelas Beaker
 Berfungsi untuk mencampur, mengukur alat ukur volume, mengaduk dan
memanaskan larutan.
 Gelas beaker biasa terbuat dari kaca borossilikat sehingga gelas beaker
dapat dipanaskan dengan api atau autoclave. Gelas beaker berukuran 5ml
bahkan sampai 1000ml.
 Cara menggunakan gelas breaker, yaitu gelas ukur dipegang dengan tangan
dan ibu jari menuju batas volume yang di kehendaki. Lalu Gelas ukur
diangkat sehingga batas volume setinggi mata dan cairan dituangkan sampai
batas volume.

6. Labu Ukur
 berfungsi untuk mengukur volume bahan kimia cair dengan ketelitian
rendah.
 Labu ukur biasanya terbuat dari gelas atau plastic,hal ini ditujukan agar isi
dalam labu ukur dapat terlihat (transparent). Labu ukur memiliki bermacam
volume dari yang paling kecil 1ml sampai dengan yang terbesar 1000ml.
 Cara pengguanaan labu ukur yaitu pertama, dalam suatu pengenceran atau
pembuatan larutan, maka harus ditimbang dan dimasukkan zat terlarut yang
telah tercampur dengan sedikit aquades. Kedua, masukkan kedalam labu
ukur dan ditambahkan aquades hingga tanda batas. Kemudian terakhir,
gojok labu ukur dengan posisi labu ukur telah ditutup.
7. Corong
 Berfungsi sebagai alat bantu untuk memindah /memasukkan larutan ke
wadah/tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil.
 Corong terbuat dari plastik maupun kaca yang tahan akan perubahan
temperatur maupun tahan dari segala reaksi kimia.
 Cara penggunaan corong cukup dengan mengambil corong sesuai ukuruan
wadah yang digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian tuangkan larutan
dengan hati-hati kemudian angkat corong perlahan.

8. Pipet Ukur
 Berfungsi untuk mengambil larutan dan mengukur volume larutan pada
berbagai skala/ukuran dengan ketelitian tinggi.
 Pipet ukur terbuat dari bahan gelas (kaca) yang tahan akan perubahan
temperatur maupun tahan dari segala reaksi kimia dan dilengkapi dengan
ukuran dalam mililiter (ml).
 Cara menggunakan pipet ukur yaitu, pertama siapkan pipet ukur dan rubble
buld, kemudian pasangkan rubble buld pada pipet ukur. Kedua, tekan rubble
buld dan Arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan, kemudain lepaskan tekanan pada rubble buld, secara otomatis
cairan atau larutan akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Ketiga, setelah
volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan keinginan, maka
pindahkanlah cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah
disiapkan.

9. Pipet Volumetrik
 Berfungsi untuk mengambil bahan dan mengukur volume larutan hanya satu
skala ukuran dengan ketelitian tinggi (ketelitian lebih tinggi dibanding pipet
ukur).
 Pipet volumetrik terbuat dari bahan gelas atau kaca dan transparan.
Umumnya memiliki satuan ukur milimeter atau ml.
 Cara menggunakan pipet volumetrik yaitu, pertama siapkan pipet ukur dan
rubble buld, kemudian pasangkan rubble buld pada pipet ukur. Kedua, tekan
rubble buld dan Arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan, kemudian lepaskan tekanan pada rubble buld, secara otomatis
cairan atau larutan akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Ketiga, setelah
volume cairan atau larutan sudah sesuai dengan keinginan, maka pindahkan
cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah disiapkan.

10. Rubber bulp & jencons


 Berfungsi untuk membantu mengambil larutan kimia yang berbahaya
dengan cara disambungkan dengan pipet ukur atau pipet volume.
 Rubber bulp terbuat dari karet yang resisten dari segala reaksi kimia.
Rubber bulp memiliki 3 saluran, yang masing-masing saluran memiliki
katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan
udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka
cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust)
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
 Cara menggunakan rubber bulp yaitu, pasangkan rubble bulp pada pipet
ukur. Kemudian, tekan simbol katup A pada rubble buld untuk
mengeluarkan udara, arahkan ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan, kemudian tekan simbol katup S pada rubble bulp, secara
otomatis cairan atau larutan akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Setelah
volume cairan atau larutan sudah sesuai dengan keinginan, maka pindahkan
cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah disiapkan dengan
menekan simbol katup E.

11. Mikropipet
 Berfungsi untuk mengambil bahan dan mengukur volume larutan hanya satu
skala ukuran dengan ketelitian tinggi (ketelitian lebih tinggi dibanding pipet
ukur dan pipet volumetrik).
 Mikropipet mempunyai beberapa bagian penting diantaranya:
a) Tombol penekan (plunger button), berfungsi untuk menarik larutan atau
cairan ke dalam Tip.
b) Tombol pengaturan volume, berfungsi untuk mengatur jumlah volume
larutan yang hendak diambil.
c) Tombol Tip ejektor (tip ejector button), berfungsi untuk melepaskan Tip
setelah selesai digunakan.
d) Skala volume, bagian yang menunjukkan angka/ volume pengambilan
cairan sesuai keinginan.
e) Ujung batang (shaft) Mikropipet, adalah tempat untuk memasang Tip.
Tip (bagian terpisah Mikropipet), berfungsi untuk menampung larutan
atau cairan yang dipipet.
 Cara menggunakan mikropipet yaitu
a) Atur volume mikropipet dengan memutar/menekan tombol volume
navigasi sesuai dengan yang dibutuhkan.
b) Pasang Tip mikropipet sesuai dengan kebutuhan.
c) Peganglah mikropipet dengan kondisi tangan yang nyaman.
d) Arahkan ujung tip ke cairan atau larutan yang ingin dipindahkan.
e) Lepaskan tekanan pada mikropipet secara perlahan, secara otomatis
cairan atau larutan akan masuk ke dalam tip.
f) Setelah volume cairan atau larutan sudah sesuai dengan keinginan, maka
pindahkan cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah
disiapkan.

12. Botol Semprot


 Berfungsi untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun
membilas peralatan laboratorium.
 Botol semprot biasanya terbuat dari bahan plastik, karena jika terbuat dari
kaca, bisa menyebabkan pecah atau retak.
 Cara menggunakannya cukup dengan menekan badan botol sampai airnya
keluar. Penggunaaan botol semprot dengan kapasitas air sedikit (kurang dari
setengah) sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan air sulit
keluar dari selang botol. Jika ingin menggunakannnya pastikan air
didalamnya terisi banyak.

13. Batang Pengaduk


 Berfungsi untuk mengambil suatu zat padatan, baik berupa serbuk ataupun
kristal. Selain itu berguna untuk mencampur bahan kimia dan cairan untuk
keperluan laboratorium.
 Batang pengaduk biasanya terbuat dari kaca pejal dan stainless steel, dengan
ukuran hampir sama dengan sedotan minum, hanya sedikit lebih panjang
dan ujungnya membulat.
 Cara menggunakannya yaitu, pertama siapkan zat yang akan ditimbang,
ambil zat menggunakan batang pengaduk, setelah ditimbang masukan ke
wadah yang telah disediakan, lalu aduk zat tersebut menggunakan batang
pengaduk.

14. Neraca Analitik


 Berfungsi untuk mengukur suatu massa zat dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Ketelitian sebuah neraca analitik bisa mencapai 0,0001 gram.
 Neraca analitik mempunyai beberapa bagian penting diantaranya:
a. Piringan timbangan, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
meletakkan sampel yang akan ditimbang.
b. Anak timbangan, suatu bahan yang biasa digunakan dalam kalibrasi
neraca analitik dengan bobot yang sudah diketahui.
c. Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan
timbangan pada neraca analitik apakah sudah stabil atau belum.
d. Tombol pengaturan, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off.
Tombol rezero berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol
e. Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang
digunakan dalam penimbangan.
f. Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca.
 Cara menggunakan neraca analitik yaitu:
a. Pastikan neraca analitik pada posisi yang benar, setting water pas agar
sesuai dengan petunjuk manual book.
b. Tempatkan neraca analitik pada posisi yang jauh dari hembusan angin
dan panas berlebih.
c. Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum menggunakan.
d. Hindarkan neraca analitik dari medan magnet sekitar.
e. Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah digunakan.
f. Matikan neraca analitik jika tidak digunakan dalam waktu lama.

15. Magnet Stirrer


 Berfungsi untuk mengaduk, memanaskan dan menghomogenkan suatu
larutan secara mekanik dan magnetik.
 Magnet stirrer terdiri dari batang magnet yang ditempatkan di dalam cairan
yang memberikan aksi pengadukan. Gerakan batang pengaduk digerakkan
oleh magnet lain yang berputar atau rangkaian elektromagnet di perangkat
pengaduk, di bawah wadah yang berisi cairan.
 Cara penggunaan magnet stirrer, yaitu:
a) Magnet stirrer dimasukan dalam wadah yang didalamnya terdapat larutan
yang akan diaduk atau dilarutkan yang sedang dipanaskan (misalnya
di hot plate).
b) Magnet stirrer akan berputar secara otomatis.
c) Jika telah teraduk, keluarkan magnet stirrer dari wadah.

16. Seperangkat Buret


 Berfungsi untuk meneteskan sejumlah larutan cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.
 Buret memiliki tiga bagian, yaitu
a) Statif dasar persegi, berfungsi merangkai peralatan praktikum.
b) Klem atau penjepit, berfungsi untuk menjepit alat kimia.
c) Dan buret, berfungsi sebagai alat untuk melakukan tetrasi.
 Cara penggunaan buret, yaitu:
a) Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
b) Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor.
c) Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi
buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
d) Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah
kran terisi larutan (tidak terdapat gelembung udara).
e) Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka
lain.
f) Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang – goyang dengan
gerakan berputar agar larutan yang menetes dari buret segera bercampur.
Demikian seterusnya sampai titik akhir dicapai (ditandai dengan adanya
perubahan warna).

17. Cawan Porselen


 Berfungsi sebagai mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi, sebagai tempat
mengarangkan bahan yang kemudian sekaligus tempat untuk mengabukkan
bahan.
 Cawan porselen terbuat dari keramik atau porselen yang tahan akan
perubahan temperatur maupun tahan dari segala reaksi kimia.
 Cara menggunakan cawan porselen yaitu, pertama larutan yang akan
dikristalisasi dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian dipanaskan
diatas bunsen yang telah diberi kawat kasa dan diberi penyangga kaki tiga.

18. Penyangga kaki tiga


 Berfungsi sebagai penahan kawat kasa dan penyangga ketika proses
pemanasan.
 Penyangga kaki tiga terbuat dari kawat yang tidak muda berkarat, biasanya
penyangga kaki tiga digunakan bersama kawat kasa.
 Cara menggunakan penyangga kaki tiga yaitu letakkan alat pembakar
(bunsen) di bawah kaki tiga, lau letakkan larutan atau zat yang akan
dipanaskan, diantara kedua alat tersebut harus dipasang kawat kasa.

19. Pembakar Bunsen


 berfungsi untuk menghasilkan nyala api gas tunggal yang terbuka,
digunakan untuk pemanasaan, sterilisasi, dan pembakaran.
 Pembakar bunsen biasa dibuat dari kuningan, stainless steel atau aluminium,
kaca yang tahan akan perubahan temperatur, dengan bahan bakar spiritus.
 Cara menggunakan bunsen yaitu, siapkan bunsen yang telah diisi spiritus,
lalu hidupkan bunsen menggunakan korek api. Untuk memadamkan bunsen
gunakanlah bagian tutup dari bunsen tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah melaksanakan Praktikum Kimia Dasar tentang Petunjuk Keselamatan


Kerja Di Laboratorium, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dapat mengenal alat-alat laboratorium dan menjelaskan fungsinya seperti pada
tabel dibawah.

Rak tabung reaksi


1)
Berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi

Tabung reaksi

2) Berfungsi sebagai tempat melakukan


reaksi kimia dalam jumlah kecil

Gelas ukur

3) Berfungsi untuk mengukur volume suatu


larutan 100 ml & 200ml

Labu Erlenmyer,

4) Berfungsi untuk mencampur dan


menyimpan larutan, dan juga untuk titrasi
Gelas beaker

5) Berfungsi untuk mencampur, mangaduk


dan memanaskan larutan

Labu ukur

6) Berfungsi mengencerkan suatu bahan


kimia

Corong

Berfungsi sebagai alat yg membantu


7)
memasukkan atau memindahkan suatu
larutan

Pipet ukur

Berfungsi untuk mengukur dan bisa


8)
memindahkan larutan dengan ukuran
tertentu

Pipet Volumetrik

9) Berfungsi untuk mengambil cairan dengan


volume tertentu dengan ketelitian tinggi

Rubber bulp & jencons

10) Berfungsi untuk membantu menyedot


larutan
Mikropipet

Berfungsi untuk mengambil atau


11)
memindahkan cairan dalam jumlah kecil
secara akurat

Botol semprot

12) Berfungsi untuk mencuci bahan-bahan


yang telah digunakan

Batang pengaduk

13) Berfungsi untuk mencampur bahan dan


cairan kimia

Neraca analitik

14) Berfungsi untuk menimbang bahan kimia


dengan ketelitian tinggi

Magnet stirer

15) Berfungsi untuk menghomogenkan suatu


larutan
Seperangkat buret

16) Berfungsi sebagai alat untuk melakukan


tetrasi

Cawan porselen

Berfungsi sebagai alat untuk mereaksikan


17) zat kimia pada suhu tinggi, sebagai tempat
menguraikan bahan, dan tempat untuk
mengabukkan bahan

Penyangga kaki tiga

18) Berfungsi sebagai penyangga ketika


proses pemanasan larutan/zat

Pembakar bunsen
19)
Berfungsi untuk menghasilkan nyala api

2. Dapat menggunakan alat-alat laboratorium tersebut dengan benar, yaitu:

Cara penggunaannya yaitu letakkan rak tabung


di tempat yang datar dan aman, lalu letakkan
1) Rak tabung reaksi
gelas atau tabung reaksi pada lubang-lubang
yang telah di sediakan.
Cara penggunaannya yaitu pertama, dipanaskan
terlebih dahulu tabung reaksi tersebut ke dalam
gelas kimia yang sudah diisi air dan
kemudian menggunakan kompor atau heater
2) Tabung reaksi pembakar spiritus untuk proses
pemanasan. Cara yang kedua agar selalu
memegang tabung
reaksi dengan menggunakan jepit oleh
penjepit tabung.

Cara penggunaan gelas ukur yaitu, Gelas ukur


diletakkan pada daerah yang datar dan
meniskus diletakkan sejajar dengan mata, lalu
3) Gelas ukur
tuang cairan atau zat yang akan diukur volume
sampai angka yang telah ditentukan atau
dibutuhkan.

Cara menggunakan Erlenmeyer yaitu pertama,


pegang leher erlenmeyer, masukkan larutan
4) Labu Erlenmyer yang akan di encerkan atau titrasi, kemudian
guncangkan dengan perlahan dan hati-hati
sambil dilihat perubahan warna.

Cara menggunakan gelas breaker, yaitu gelas


ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari
menuju batas volume yang di kehendaki. Lalu
5) Gelas beaker
Gelas ukur diangkat sehingga batas volume
setinggi mata dan cairan dituangkan sampai
batas volume.
Cara pengguanaan labu ukur yaitu pertama,
dalam suatu pengenceran atau pembuatan
larutan, maka harus ditimbang dan dimasukkan
zat terlarut yang telah tercampur dengan sedikit
6) Labu ukur
aquades. Kedua, masukkan kedalam labu ukur
dan ditambahkan aquades hingga tanda batas.
Kemudian terakhir, gojok labu ukur dengan
posisi labu ukur telah ditutup.

Cara penggunaan corong cukup dengan


mengambil corong sesuai ukuruan wadah yang
7) Corong digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian
tuangkan larutan dengan hati-hati kemudian
angkat corong perlahan.

Cara menggunakan pipet ukur yaitu, pertama


siapkan pipet ukur dan rubble buld, kemudian
pasangkan rubble buld pada pipet ukur. Kedua,
tekan rubble buld dan Arahkan ujung pipet ke
cairan atau larutan yang ingin dipindahkan,
kemudain lepaskan tekanan pada rubble buld,
8) Pipet ukur
secara otomatis cairan atau larutan akan masuk
ke dalam badan pipet ukur. Ketiga, setelah
volume cairan atau larutan seudah sesuai dengan
keinginan, maka pindahkanlah cairan atau
larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah
disiapkan.
Cara menggunakan pipet volumetrik yaitu,
pertama siapkan pipet ukur dan rubble buld,
kemudian pasangkan rubble buld pada pipet
ukur. Kedua, tekan rubble buld dan Arahkan
ujung pipet ke cairan atau larutan yang ingin
dipindahkan, kemudian lepaskan tekanan pada
9) Pipet Volumetrik
rubble buld, secara otomatis cairan atau larutan
akan masuk ke dalam badan pipet ukur. Ketiga,
setelah volume cairan atau larutan sudah sesuai
dengan keinginan, maka pindahkan cairan atau
larutan tersebut ke dalam wadah yang sudah
disiapkan

Cara menggunakan rubber bulp yaitu, pasangkan


rubble bulp pada pipet ukur. Kemudian, tekan
simbol katup A pada rubble buld untuk
mengeluarkan udara, arahkan ujung pipet ke
cairan atau larutan yang ingin dipindahkan,
kemudian tekan simbol katup S pada rubble
10) Rubber bulp & jencons
bulp, secara otomatis cairan atau larutan akan
masuk ke dalam badan pipet ukur. Setelah
volume cairan atau larutan sudah sesuai dengan
keinginan, maka pindahkan cairan atau larutan
tersebut ke dalam wadah yang sudah disiapkan
dengan menekan simbol katup E.

Cara menggunakan mikro pipet yaitu:


a) Atur volume mikropipet dengan
11) Mikropipet
memutar/menekan tombol volume navigasi
sesuai dengan yang dibutuhkan.
b) Pasang Tip mikropipet sesuai dengan
kebutuhan.
c) Peganglah mikropipet dengan kondisi tangan
yang nyaman.
d) Arahkan ujung tip ke cairan atau larutan yang
ingin dipindahkan.
e) Lepaskan tekanan pada mikropipet secara
perlahan, secara otomatis cairan atau larutan
akan masuk ke dalam tip.
f) Setelah volume cairan atau larutan sudah
sesuai dengan keinginan, maka pindahkan
cairan atau larutan tersebut ke dalam wadah
yang sudah disiapkan.

Cara menggunakannya cukup dengan menekan


badan botol sampai airnya keluar. Penggunaaan
botol semprot dengan kapasitas air sedikit
12) Botol semprot (kurang dari setengah) sangat tidak dianjurkan
karena dapat mengakibatkan air sulit keluar dari
selang botol. Jika ingin menggunakannnya
pastikan air didalamnya terisi banyak

Cara menggunakannya yaitu, pertama siapkan


zat yang akan ditimbang, ambil zat
menggunakan batang pengaduk, setelah
13) Batang pengaduk
ditimbang masukan ke wadah yang telah
disediakan, lalu aduk zat tersebut menggunakan
batang pengaduk
Cara menggunakan neraca analitik yaitu:
a. Pastikan neraca analitik pada posisi yang
benar, setting water pas agar sesuai dengan
petunjuk manual book.
b. Tempatkan neraca analitik pada posisi yang
jauh dari hembusan angin dan panas berlebih.
c. Calibrasi atau tara neraca analitik sebelum
14) Neraca analitik
menggunakan.
d. Hindarkan neraca analitik dari medan magnet
sekitar.
e. Selalu bersihkan neraca analitik jika sudah
digunakan.
f. Matikan neraca analitik jika tidak digunakan
dalam waktu lama.

Cara menggunakan magnet stirrer yaitu:


a) Magnet stirrer dimasukan dalam wadah yang
didalamnya terdapat larutan yang akan
diaduk atau dilarutkan yang sedang
15) Magnet stirer
dipanaskan (misalnya di hot plate).
b) Magnet stirrer akan berputar secara otomatis.
c) Jika telah teraduk, keluarkan magnet
stirrer dari wadah.

Cara menggunakan seperangkat buret yaitu:


a) Buret diklem pada statif dalam posisi tegak
lurus dengan datar air.
16) Seperangkat buret b) Periksa kran buret, kran harus mudah diputar
dan tidak bocor.
c) Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai
untuk titrasi, kemudian isi buret dengan
larutan yang sama sampai diatas titik nol.
d) Alirkan larutan dengan membuka kran dan
usahakan kolom pipa dibawah kran terisi
larutan (tidak terdapat gelembung udara).
e) Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat
pada angka nol atau angka lain.
f) Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran
sambil memutarnya dan tangan kanan
memegang labu erlenmeyer yang berisi
cairan yang akan dititrasi. Selama titrasi labu
erlenmeyer digoyang-goyang dengan gerakan
berputar agar larutan yang menetes dari buret
segera bercampur. Demikian seterusnya
sampai titik akhir dicapai (ditandai dengan
adanya perubahan warna).

Cara menggunakan cawan porselen yaitu,


pertama larutan yang akan dikristalisasi
17) Cawan porselen dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian
dipanaskan diatas bunsen yang telah diberi
kawat kasa dan diberi penyangga kaki tiga.

Cara menggunakan penyangga kaki tiga yaitu


letakkan alat pembakar (bunsen) di bawah kaki
18) Penyangga kaki tiga tiga, lau letakkan larutan atau zat yang akan
dipanaskan, diantara kedua alat tersebut harus
dipasang kawat kasa.
Cara menggunakan bunsen yaitu, siapkan
bunsen yang telah diisi spiritus, lalu hidupkan
19) Pembakar bunsen bunsen menggunakan korek api. Untuk
memadamkan bunsen gunakanlah bagian tutup
dari bunsen tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Juvitasari PM., Melati HA., Lestari I. 2018. Deskripsi Pengetahuan Alat


Praktikum Kimia Dan Kemampuan Psikomotorik Siswa Man 1 Pontianak.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 7(7)

Raharjo. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi. 20(2):99-104.

Retnoningsih E. 2016. Metode Pembelajaran Pengenalan Tata Surya Pada


Sekolah Dasar Berbasis Komputer Based Instruction (CBI). Jurnal ICT Bina
Insani. 3(1):194-204.

Anda mungkin juga menyukai