Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

DISUSUN OLEH :

NAMA : ANDI PATIMASANG FADHILAH S. P.

NIM : G70120046

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ASISTEN : JUAN ALDRIN LAMANDASA

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai
macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin
ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan
tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium harus dilengkapi dengan
berbagai sarana prasarana untuk kebutuhan percobaan. (Diva Press, 2013)

Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien
(Khasani, 1990).

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan
cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan
dilakukan berjalan dengan baik. (setiawati,2002)

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara mahasiswa dapat mengenali alat-alat dalam laboratorium?
2. Bagaimana cara mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat
laboratorium?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengenali alat-alat dalam laboratorium
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat-alat laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Laboratorium


Laboratorium merupakan sarana dalam kegiatan belajar mengajar. Yang
dimaksud dengan sarana adalah segala bentuk peralatan dan fasilitas fisik.
Peralatan dapat merupakan peralatan yang diperlukan untuk produksi,
distribusi, kegiatan belajar, maupun untuk pemberian bantuan dan penilaian.
(Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,2009)

Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,


pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai. (Depdiknas, 2002)

Laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk


menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain. (Sukarso,2005)

2.2 Corong
Corong biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk kerucut
bersudut 60o, dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat
yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Gambar 2.2 Corong (Maju Lubis, 2013)


Selain itu corong juga digunakan untuk menyaring. Corong yang tangkainya
berdiameter relative agak besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk
serbuk ke dalam bejana bermulut kecil. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

2.3 Labu Ukur


Labu ukur yaitu suatu bejana dengan leher panjang, sempit dan dasar yang
datar. Dilengkapi dengan tanda batas volumen. Mempunyai kapasitas
tampung sesuai dengan ukuran yang tercantum. Bila pada alat tertulis 20oC
dan 100 mL maka alat tersebut dapat menampung cairan pada 20oC tepat
sebanyak 100 mL sampai garis tanda yang terdapat pada leher alat. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Gambar 2.3 Labu Ukur (Maju Lubis, 2013)

Labu ukur digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri. Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

2.4 Pipet volume/pipet gondok


Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat
sampai tanda tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka
yang tertera pada pipet tersebut. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Gambar 2.4 Pipet Volume (Maju Lubis, 2013)

Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan larutan secara tepat
suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat. Pipet volumen merupakan alat
pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si,
2013)

2.5 Botol Semprot


Botol semprot plastik dipakai untuk menyimpan air suling yang akan
digunakan sebagai pelarut zat, pencuci endapan, membersihkan dinding
bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas alat-alat yang telah dicuci. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Gambar 2.5 Botol Semprot (Maju Lubis, 2013)

Cara menggunakan botol semprot yaitu dengan menekan badan botol sampai airnya
keluar dan pipa kecil diarahkan pada bagian alat laboratorium (Nazali, 2016)
2.6 Plat Tetes
Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung.
Plat tetes berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
(Widhy, 2008).

Gambar 2.6 Plat Tetes (Rizki S, 2017)

Cara menggunakan plat tetes yaitu dengan cara mengambil sampel


menggunakan pipet tetes, kemudian diteteskan kebagian plat tetes yang
cekung (Laila, 2006)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 November 2020 pukul 13.00
WITA sampai selesai. Bertempat di Zoom Meeting Kimia, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Taduako,
Palu.

3.2 Alat
Alat yang digunakan yaitu beker glass/gelas kimia, erlenmeyer, tabung reaksi,
rak tabung, penjepit, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume/pipet gondok,
rubber bulb/pipet filler, pipet tetes, labu volumetrik, labu destilasi,
termometer, batang pengaduk, spatula, bunsen, kawat kasa/kawat asbes,
tripod (kaki tiga), cawan porselin, cawan petri, kaca arloji, mortir dan stamper
(Alu), buret, statif, klem, corong, corong pisah, botol semprot, plat tetes,
kertas lakmus, kertas saring, serta neraca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Nama Alat Fungsi


1. Sebagai tempat untuk
meletakkan larutan.
Gelas kimia memiliki
takaran namun jarang
bahkan tidak
diperbolehkan untuk
mengukur volume
Beker Glass/Gelas Kimia suatu zat cair.
2. Sebagai wadah untuk
mereaksikan suatu zat
kimia dalam skala
yang cukup besar dan
sebagai wadah dalam
proses tirtasi.

Erlenmeyer
3. Sebagai wadah satu
atau dua jenis zat.

Tabung Reaksi
4. Sebagai tempat
tabung reaksi.

Rak Tabung
5. Untuk menjepit
tabung reaksi pada
saat pemanasan
larutan dengan
menggunakan tempat
tabung reaksi.

Penjepit
6. Untuk mengukur
volume larutan.

Gelas Ukur
7. Untuk mengambil
larutan dalam jumlah
tertentu yang
memiliki ketelitian
yang tinggi.

Pipet Ukur
8. Untuk mengukur
volume larutan.

Pipet Volume/Pipet Gondok


9. Alat bantu menghisap
larutan.

Rubber Bulb/Pipet Filler


10. Untuk meneteskan
atau mengambil
larutan dengan jumlah
kecil dari suatu
tempat ke tempat lain.

Pipet Tetes
11. Membuat larutan dan
mengencerkan larutan
dengan volume
tertentu.

Labu Volumetrik
12. Sebagai wadah atau
tempat suatu
campuran zat cair
yang akan didestilasi.

Labu Destilasi
13. Untuk mengukur suhu
suatu larutan.
Termometer
14. Untuk mengocok atau
mengaduk suatu
larutan.

Batang Pengaduk
15. Untuk mengambil
bahan kimia dalam
bentuk padat atau
bubuk.

Spatula
16. Untuk membakar zat
atau memanaskan
larutan.

Bunsen (Pemanas Spirtus)


17. Sebagai alas atau
untuk menahan labu
atau beaker pada
waktu pemanasan
menggunakan
pemanas spiritus atau
Kawat Kasa/Kawat Asbes pemanas bunsen.
18. Sebagai penyangga
pembakar spiritus.

Tripod (Kaki Tiga)


19. Sebagai wadah untuk
mengeringkan suatu
zat.

Cawan Porselin (Cawan Penguap)


20. Sebuah wadah untuk
membiakkan sel atau
mikroba.

Cawan Petri
21. Sebagai wadah untuk
menimbang bahan-
bahan kimia yang
berupa padat, serbuk,
serta kristal.

Kaca Arloji
22. Alat untuk
menghaluskan bahan
kimia.

Mortir dan Stamper (Alu)


23. Digunakan untuk
titrasi, tapi pada
keadaan tertentu dapat
pula digunakan untuk
mengukur volume
suatu larutan.

Buret
24. Sebagai penyokong

Statif
25. Sebagai penjepit

Klem
26. Untuk memasukkan
atau memindahkan
larutan dari satu
tempat ke tempat lain.

Corong
27. Untuk memisahkan
larutan yang
disebabkan oleh
massa jenisnya yang
berbeda.

Corong Pisah
28. Digunakan untuk
menyimpan aquades
dan digunakan untuk
mencuci ataupun
membilas bahan-
bahan yang tidak larut
dalam air.

Botol Semprot
29. Untuk melihat hasil
endapan atau warna
dari suatu hasil reaksi.

Plat Tetes
30. Sebagai indikator
untuk mengetahui
bahan yang diuji
memiliki sifat asam
atau basa.
Kertas Lakmus
31. Digunakan untuk
menyaring larutan
berupa cairan.

Kertas Saring
32. Alat mengukur massa
benda.

Neraca

4.2 Pembahasan
Gelas beker bukan sebagai alat pengukur. Tanda volume yang ada merupakan
taksiran kasar. Terdapat dalam berbagai ukuran. Digunakan untuk wadah
sementara larutan/reagent, memanaskan larutan, dan menguapkan pelarut atau
memekatkan. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Erlenmeyer bukan alat pengukur. Digunakan dalam analisis volumetri, untuk


wadah suatu volume tertentu dari suatu larutan. Kadang-kadang dipakai untuk
memanaskan larutan. Ada 2 jenis erlenmeyer yaitu Erlenmeyer tanpa tutup
gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang tidak mudah menguap dan
Erlenmeyer dengan tutup gelas, dipakai untuk titrasi larutan yang mudah
menguap. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Tabung reaksi terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai sebagai tempat
untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Cara penggunaanya
yaitu tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan lebih kurang 60oC
lalu diisi dengan larutan yang akan diperiksa. Bila tabung beserta isinya akan
dipanaskan, tabung dipegang dengan penjepit tabung dan pemansan
dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di bawah. Mulut tabung harus
diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah muka sendiri atau muka
orang lain). Serta tabung yang panas tidak boleh didinginkan secara
mendadak. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu atau aluminium memiliki 12 lubang
untuk penyimpanan tabung reaksi. Rak tabung digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum mereaksikan bahan kimia.
Cara menggunakannya dengan meletakkan tabung reaksi di lubang yang ada
di rak tabung. (Khamidal, 2009:82)

Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu keras dengan jepitan pegas baja
digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan
menggunakan tempat tabung reaksi. Larutan yang akan dipanaskan
ditempatkan pada tabung reaksi yang sesuai dengan ukuran penjepit.
Kemudian tabung reaksi dipanaskan dengan api diatas pembakar spritus.
(Khamidal, 2009;81)

Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik, berbentuk
seperti pipa yang mempunyai kaki/ dudukan sehingga dapat ditegakkan.
Ukuran gelas ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 500
ml, dan 1000 ml, Fungsinya untuk mengukur suatu larutan dengan tertentu
yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi (Khamidinal, 2009:52).
Pipet ukur berupa tabung gelas yang agak panjang dengan ujung runcing dan
mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama dengan pipet volume, hanya
isi pipet dapat dipindahkan sebagian- sebagian disesuaikan dengan keperluan.
Jumlah cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana skala yang ada. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Di bagian tengah dari pipet volume ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat
sampai tanda tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka
yang tertera pada pipet tersebut. Alat ini dipakai untuk mengambil dan
memindahkan larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas
alat. Pipet volumen merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur.
(Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Pengambilan suatu larutan atau cairan menggunakan pipet volume dapat


dilakukan dengan bantuan bola hisap karet (Rubber bulb/pipet filler). Bola
hisap ini terdiri dari satu bola dengan ujung pendek diatas dan ujung bawah
agak panjang. Ujung bawah mempunyai cabang ke samping. Sebelum dipakai
untuk mengambil cairan, bola dikosongkan dengan menekan bola dan bagian
ujung atas. Masukkan pipet volumen ke dalam lobang ujung bawah bola
hisap tetapi jangan melewati pipa cabang. Pijit bagian ujung bawah maka
cairan akan terhisap masung ke dalam pipet. Kalau pijatan dilepas maka
hisapan akan terhenti. Cairan dapat dikeluarkan dengan memijit bagian pipa
cabang. Sehabis menggunakan bola hisap ini pipet dilepas dan biarkan udara
masuk sehingga bola menggelembung kembali seperti semula. (Ir. AAGN
Anom Jambe, M.Si, 2013)

Pipet tetes mempunyai ujung lancip dan panjang sehingga mudah untuk
melakukan penambahan zat cair setetes demi setetes. Pipet tetes digunakan
untuk mengambil larutan atau cairan dalam jumlah sedikit. Cara
menggunakan pipet tetes yaitu dengan memegang karet penghisap pipet tetes
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian karet telunjuk
hisap ditekan dengan kedua jari, kemudian dielupkan hujung pipet tetes
tercelup kedalam larutan atau cairan, maka tekanan karet penghisap dikurangi
sedikit demi sedikit supaya larutan masuk kedalam pipet tetes. Setelah larutan
masuk kedalam pipet tetes tersebut. Bawalah pipet kearah tempat larutan
yang baru. Untuk mengeluarkan larutan dari dalam pipet, berilah tekanan
dengan kedua jari pada karet pipet sampai larutan yang berada didalam pipet
menetes keluar (Khamidinal, 2009:123).

Labu ukur (volumetrik) yaitu suatu bejana dengan leher panjang, sempit dan
dasar yang datar. Dilengkapi dengan tanda batas volumen. Mempunyai
kapasitas tampung sesuai dengan ukuran yang tercantum. Bila pada alat
tertulis 20oC dan 100 mL maka alat tersebut dapat menampung cairan pada
20oC tepat sebanyak 100 mL sampai garis tanda yang terdapat pada leher
alat. Digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri. Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Destilasi adalah proses memisahkan campuran dengan dasar perbedaan titik


didih. Alat untuk destilasi salah satunya yaitu labu destilasi. Beberapa macam
destilasi yaitu destilasi biasa, destilasi fraksinasi, destilasi vakum dan lain-lain
(Vogel ddk.,1996).

Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat termometrik


suatu benda ketika benda tersebut mengalami perubahan suhu. Perubahan
sifat termometrik suatu benda menunjukkan adanya perubahan suhu benda,
dan dengan melakukan kalibrasi atau peneraan tertentu terhadap sifat
termometrik yang teramati dan terukur, maka nilai suhu benda dapat
dinyatakan secara kuantitatif. Tidak semua sifat termometrik benda yang
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan termometer. (Kreith,1991)

Pengaduk gelas (batang pengaduk) berbentuk tabung yang tidak berlubang di


dalamnya, dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat kimia
pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia, juga dipakai untuk membantu
pada waktu menuangkan/mendekantasi cairan dalam proses penyaringan dan
pemisahan. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Spatula terbuat dari bahan logam, dan digunakan untuk alat bantu mengambil
bahan padat atau kristal (Tim Penyusun Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1,
2003).

Bunsen adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mensteril. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah
dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Dalam sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok
untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
(Dr. Eri Yusni, 2017)

Kawat Kasa yaitu kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakaran.(Wardiyah,
2016)

Kaki tiga terbuat dari bahan besi, berbentuk seperti kursi bulat tetapi hanya
berkaki tiga. Cara menggunakan kaki tiga dan kasa yaitu dengan meletakkan
kawat kasa atau kawat segitiga diatas kaki tiga. Kemudian di atas kawat kasa
diletakkan gelas kimia atau erlenmeyer berisi larutan yang akan dipanaskan.
(Khamidinal, 2009:84)

Cawan porselin biasanya digunakan sebagai tempat mengabukan kertas


saring dan memijarkan endapan sehingga terbentuk senyawa yang stabil.
Cawan porselin yang baik dapat dipanaskan hingga suhu 1200oC. Cawan
porselin yang masih panas tidak boleh didinginkan mendadak (dengan air
dingin) karena bisa pecah. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Cawan petri merupakan wadah yang berfungsi untuk kegiatan isolasi,
pemurnian dan membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Cawan petri terdiri
dari berbagai ukuran diameter. Cawan dengan diameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm
dapat diisi media sebanyak 10 ml. (Dr. Eri Yusni, 2017)

Gelas arloji memiliki ukuran penampang lintangnya berbeda-beda sesuai


dengan kebutuhan. Digunakan untuk menimbang zat berbentuk kristal. Juga
digunakan untuk menutup gelas beker yang berisi larutan (waktu pemanasan)
atau untuk menguapkan cairan. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Mortir dan stamper digunakan untuk menggerus/menghaluskan zat. Ada


berjenis-jenis lumpang yang digunakan di laboratorium kimia seperti lumping
porselin, lumping akik (agate) dan lumping alumina. (Ir. AAGN Anom
Jambe, M.Si, 2013)

Buret berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah
dilengkapi dengan kran. Digunakan untuk titrasi / mengukur volume titran
yang dipakai. Berdasarkan tingkat ketelitian/pembagian skalanya, buret ada 2
jenis yaitu makro buret dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 ml dan mikro
buret dengan pembagian skala 0,01 ml. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Statif terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
.(Wardiyah, 2016)

Klem buret terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi. Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang
biasa digunakan dalam laboratorium untuk menetukan konsentrasi dan
reaktan. (Wardiyah, 2016)

Corong biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk kerucut
bersudut 60o, dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat
yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. Selain
itu corong juga digunakan untuk menyaring. Corong yang tangkainya
berdiameter relative agak besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk
serbuk ke dalam bejana bermulut kecil. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang digunakan dalam
proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan
yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan beberapa
saat sampai masing-masing larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh lebih
kecil akan berada diatas sedangkan massa jenis lebih besar akan berada
dibawah. Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati. (Wardiyah, 2016)

Botol semprot plastik dipakai untuk menyimpan air suling yang akan
digunakan sebagai pelarut zat, pencuci endapan, membersihkan dinding
bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas alat-alat yang telah dicuci. Botol
semprot plastik ini dapat dipegang dengan satu tangan dan dengan pijatan
yang lemah cairan akan keluar. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)

Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung.
Plat tetes berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
(Widhy, 2008).

Kertas lakmus atau kertas indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat
berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa, kertas indikator
asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam
atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa. (Hervey D,2002)

Kertas saring adalah suatu kertas yang umum digunakan untuk memisahkan
zat padat dari cairan. Kertas saring dibuat dengan berbagai kekuatan serap
dan kualitas. Tiap pabrik mempunyai standar yang berbeda-beda yang
biasanya dinyatakan oleh parameter kekuatan serap, retensi partikel, dan
kecepatan menyaring. (Herci Marliana, 2008)
Fungsi dan jenis neraca yaitu digunakan untuk menimbang padatan kimia,
neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala, neraca analitis dengan
tiga buah lengan ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g,0,01 g, dan
0,0001 g), neraca analitis digital dengan penutup, serta neraca analitis digital
model kompak.(Wardiyah, 2016)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengenali dan memahami fungsi alat-alat laboratorium
dari percobaan yang dilakukan.
2. Setiap alat-alat di laboratorium memiliki fungsi dan kegunaan masing-
masing. Gelas beker digunakan untuk wadah sementara larutan/reagent,
memanaskan larutan, dan menguapkan pelarut atau memekatkan. Erlenmeyer
digunakan dalam analisis volumetri, untuk wadah suatu volume tertentu dari
suatu larutan juga kadang-kadang dipakai untuk memanaskan larutan. Tabung
reaksi dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah
sedikit. Rak tabung digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi pada
saat praktikum mereaksikan bahan kimia. Penjepit tabung digunakan untuk
menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan menggunakan
tempat tabung reaksi. Gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu larutan
dengan tertentu yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. Pipet ukur
digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu yang memiliki
ketelitian yang tinggi. Pipet volume dipakai untuk mengambil dan
memindahkan larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas
alat. Pengambilan suatu larutan atau cairan menggunakan pipet volume dapat
dilakukan dengan bantuan bola hisap karet (Rubber bulb/pipet filler). Pipet
tetes digunakan untuk mengambil larutan atau cairan dalam jumlah sedikit.
Labu Ukur digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu. Labu
destilasi digunakan sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang
akan didestilasi. Termometer digunakan untuk mengukur suhu suatu larutan.
Batang pengaduk dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-
zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia, juga dipakai untuk
membantu pada waktu menuangkan/mendekantasi cairan dalam proses
penyaringan dan pemisahan. spatula digunakan untuk alat bantu mengambil
bahan padat atau kristal. Bunsen digunakan untuk membakar zat atau
memanaskan larutan. Kawat kasa digunakan sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembakaran. Kaki tiga digunakan sebagai
penyangga pembakar spiritus. Cawan porselin biasanya digunakan sebagai
tempat mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan sehingga
terbentuk senyawa yang stabil. Cawan petri digunakan untuk kegiatan isolasi,
pemurnian dan membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Gelas arloji
digunakan untuk menimbang zat berbentuk kristal juga digunakan untuk
menutup gelas beker yang berisi larutan (waktu pemanasan) atau untuk
menguapkan cairan. Mortir dan stamper digunakan untuk
menggerus/menghaluskan zat. Buret digunakan untuk titrasi / mengukur
volume titran yang dipakai. Statif digunakan untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Klem
digunakan untuk titrasi. Corong dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke
dalam suatu tempat yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan
sebagainya. Corong pisah digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua
fase yang tidak dapat bercampur. Botol semprot plastik dipakai untuk
menyimpan air suling yang akan digunakan sebagai pelarut zat, pencuci
endapan, membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas
alat-alat yang telah dicuci. Plat tetes digunakan sebagai tempat mereaksikan
zat dalam jumlah sedikit. Kertas lakmus digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa. Kertas saring digunakan untuk memisahkan
zat padat dari cairan. Serta Neraca digunakan untuk menimbang padatan
kimia.

5.2 Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah :
Saran saya, karena praktikum pengenalan alat merupakan praktikum yang
sangat penting karena alat-alat yang akan digunakan kita selaku praktikan
wajib terlebih dahulu mengetahuinya, maka dari itu praktikan wajib
memahami serta dapat menggunakan aat-alat yang ada di laboratorium agar
tidak ada kesalahan-kesalahan saat praktikum. Maka diharapkan pandemi
covid-19 ini dapat segera berakhir agar kami para praktikan dapat langsung
mencoba dan menggunakan alat praktikum, bukan hanya sekedar menonton
video lewat daring.
DAFTAR PUSTAKA

Emda, A. (2014). Laboratorium sebagai sarana pembelajaran kimia dalam


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kerja ilmiah. Lantanida Journal,
Vol. 2 No. 2.

Lubis, M. (2013). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium. Bengkulu : Universitas


Bengkulu.

Kertiasih, N. (2016). Peranan laboratorium pendidikan untuk menunjang proses


perkuliahan. Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 2.

Yusasrini, N.L.A., Puspawati, I.G.K.D., Jambe, A.A.G.N.A. (2013). Penuntun


Praktikum Kimia Dasar. Bali : Universitas Udayana.

Wardiyah. (2016). Praktikum Kimia Dasar. Jakarta Selatan : Pusdik SDM


Kesehatan.

Supu, I., Usman, B., Basri, S., Sunarmi. (2016). Pengaruh suhu terhadap
perpindahan panas pada material yang berbeda. Jurnal Dinamika, Vol. 07. No.
1.

Supaya. (2019). Refdes kombinasi alat refluks dan distilasi. Indonesian Journal of
Laboratory, Vol. 2 No. 1.

Yunilas, Yusni, E. (2017). Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Medan :


Univeraitas Sumatera Utara.

Susanti, R.S. (2017). Pengembangan Ensiklopedia Peralatan Laboratorium


Kimia Sebagai Sumber Belajar. Pontianak : Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
Siregar, Y.D.I. (2009). Pembuatan kertas indikator asam basa dari bunga kembang
sepatu. Jurnal Valensi, Vol. 1 No. 5.

Marliana, H. (2008). Optimasi Pereaksi. Depok : Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai