KIMIA DASAR
PERCOBAAN 1
DISUSUN OLEH :
NIM : G70120046
KELOMPOK : 3 (TIGA)
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien
(Khasani, 1990).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami
oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan
cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan
dilakukan berjalan dengan baik. (setiawati,2002)
2.2 Corong
Corong biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk kerucut
bersudut 60o, dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat
yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Labu ukur digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri. Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan larutan secara tepat
suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat. Pipet volumen merupakan alat
pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si,
2013)
Cara menggunakan botol semprot yaitu dengan menekan badan botol sampai airnya
keluar dan pipa kecil diarahkan pada bagian alat laboratorium (Nazali, 2016)
2.6 Plat Tetes
Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung.
Plat tetes berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
(Widhy, 2008).
3.2 Alat
Alat yang digunakan yaitu beker glass/gelas kimia, erlenmeyer, tabung reaksi,
rak tabung, penjepit, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume/pipet gondok,
rubber bulb/pipet filler, pipet tetes, labu volumetrik, labu destilasi,
termometer, batang pengaduk, spatula, bunsen, kawat kasa/kawat asbes,
tripod (kaki tiga), cawan porselin, cawan petri, kaca arloji, mortir dan stamper
(Alu), buret, statif, klem, corong, corong pisah, botol semprot, plat tetes,
kertas lakmus, kertas saring, serta neraca.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Erlenmeyer
3. Sebagai wadah satu
atau dua jenis zat.
Tabung Reaksi
4. Sebagai tempat
tabung reaksi.
Rak Tabung
5. Untuk menjepit
tabung reaksi pada
saat pemanasan
larutan dengan
menggunakan tempat
tabung reaksi.
Penjepit
6. Untuk mengukur
volume larutan.
Gelas Ukur
7. Untuk mengambil
larutan dalam jumlah
tertentu yang
memiliki ketelitian
yang tinggi.
Pipet Ukur
8. Untuk mengukur
volume larutan.
Pipet Tetes
11. Membuat larutan dan
mengencerkan larutan
dengan volume
tertentu.
Labu Volumetrik
12. Sebagai wadah atau
tempat suatu
campuran zat cair
yang akan didestilasi.
Labu Destilasi
13. Untuk mengukur suhu
suatu larutan.
Termometer
14. Untuk mengocok atau
mengaduk suatu
larutan.
Batang Pengaduk
15. Untuk mengambil
bahan kimia dalam
bentuk padat atau
bubuk.
Spatula
16. Untuk membakar zat
atau memanaskan
larutan.
Cawan Petri
21. Sebagai wadah untuk
menimbang bahan-
bahan kimia yang
berupa padat, serbuk,
serta kristal.
Kaca Arloji
22. Alat untuk
menghaluskan bahan
kimia.
Buret
24. Sebagai penyokong
Statif
25. Sebagai penjepit
Klem
26. Untuk memasukkan
atau memindahkan
larutan dari satu
tempat ke tempat lain.
Corong
27. Untuk memisahkan
larutan yang
disebabkan oleh
massa jenisnya yang
berbeda.
Corong Pisah
28. Digunakan untuk
menyimpan aquades
dan digunakan untuk
mencuci ataupun
membilas bahan-
bahan yang tidak larut
dalam air.
Botol Semprot
29. Untuk melihat hasil
endapan atau warna
dari suatu hasil reaksi.
Plat Tetes
30. Sebagai indikator
untuk mengetahui
bahan yang diuji
memiliki sifat asam
atau basa.
Kertas Lakmus
31. Digunakan untuk
menyaring larutan
berupa cairan.
Kertas Saring
32. Alat mengukur massa
benda.
Neraca
4.2 Pembahasan
Gelas beker bukan sebagai alat pengukur. Tanda volume yang ada merupakan
taksiran kasar. Terdapat dalam berbagai ukuran. Digunakan untuk wadah
sementara larutan/reagent, memanaskan larutan, dan menguapkan pelarut atau
memekatkan. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu atau aluminium memiliki 12 lubang
untuk penyimpanan tabung reaksi. Rak tabung digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi pada saat praktikum mereaksikan bahan kimia.
Cara menggunakannya dengan meletakkan tabung reaksi di lubang yang ada
di rak tabung. (Khamidal, 2009:82)
Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu keras dengan jepitan pegas baja
digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan
menggunakan tempat tabung reaksi. Larutan yang akan dipanaskan
ditempatkan pada tabung reaksi yang sesuai dengan ukuran penjepit.
Kemudian tabung reaksi dipanaskan dengan api diatas pembakar spritus.
(Khamidal, 2009;81)
Gelas ukur dapat terbuat dari gelas (polipropilen) ataupun plastik, berbentuk
seperti pipa yang mempunyai kaki/ dudukan sehingga dapat ditegakkan.
Ukuran gelas ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml, 50 ml, 100 ml, 200 ml, 250 ml, 500
ml, dan 1000 ml, Fungsinya untuk mengukur suatu larutan dengan tertentu
yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi (Khamidinal, 2009:52).
Pipet ukur berupa tabung gelas yang agak panjang dengan ujung runcing dan
mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama dengan pipet volume, hanya
isi pipet dapat dipindahkan sebagian- sebagian disesuaikan dengan keperluan.
Jumlah cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana skala yang ada. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Di bagian tengah dari pipet volume ada bagian yang membesar (gondok),
ujungnya runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat
sampai tanda tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka
yang tertera pada pipet tersebut. Alat ini dipakai untuk mengambil dan
memindahkan larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas
alat. Pipet volumen merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur.
(Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Pipet tetes mempunyai ujung lancip dan panjang sehingga mudah untuk
melakukan penambahan zat cair setetes demi setetes. Pipet tetes digunakan
untuk mengambil larutan atau cairan dalam jumlah sedikit. Cara
menggunakan pipet tetes yaitu dengan memegang karet penghisap pipet tetes
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Kemudian karet telunjuk
hisap ditekan dengan kedua jari, kemudian dielupkan hujung pipet tetes
tercelup kedalam larutan atau cairan, maka tekanan karet penghisap dikurangi
sedikit demi sedikit supaya larutan masuk kedalam pipet tetes. Setelah larutan
masuk kedalam pipet tetes tersebut. Bawalah pipet kearah tempat larutan
yang baru. Untuk mengeluarkan larutan dari dalam pipet, berilah tekanan
dengan kedua jari pada karet pipet sampai larutan yang berada didalam pipet
menetes keluar (Khamidinal, 2009:123).
Labu ukur (volumetrik) yaitu suatu bejana dengan leher panjang, sempit dan
dasar yang datar. Dilengkapi dengan tanda batas volumen. Mempunyai
kapasitas tampung sesuai dengan ukuran yang tercantum. Bila pada alat
tertulis 20oC dan 100 mL maka alat tersebut dapat menampung cairan pada
20oC tepat sebanyak 100 mL sampai garis tanda yang terdapat pada leher
alat. Digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri. Sering juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu.
Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas. (Ir.
AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Spatula terbuat dari bahan logam, dan digunakan untuk alat bantu mengambil
bahan padat atau kristal (Tim Penyusun Petunjuk Praktikum Kimia Dasar 1,
2003).
Bunsen adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mensteril. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah
dan diharapkan kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut.
Dalam sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok
untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
(Dr. Eri Yusni, 2017)
Kawat Kasa yaitu kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakaran.(Wardiyah,
2016)
Kaki tiga terbuat dari bahan besi, berbentuk seperti kursi bulat tetapi hanya
berkaki tiga. Cara menggunakan kaki tiga dan kasa yaitu dengan meletakkan
kawat kasa atau kawat segitiga diatas kaki tiga. Kemudian di atas kawat kasa
diletakkan gelas kimia atau erlenmeyer berisi larutan yang akan dipanaskan.
(Khamidinal, 2009:84)
Buret berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah
dilengkapi dengan kran. Digunakan untuk titrasi / mengukur volume titran
yang dipakai. Berdasarkan tingkat ketelitian/pembagian skalanya, buret ada 2
jenis yaitu makro buret dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 ml dan mikro
buret dengan pembagian skala 0,01 ml. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Statif terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
.(Wardiyah, 2016)
Klem buret terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi. Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang
biasa digunakan dalam laboratorium untuk menetukan konsentrasi dan
reaktan. (Wardiyah, 2016)
Corong biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik berbentuk kerucut
bersudut 60o, dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat
yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan sebagainya. Selain
itu corong juga digunakan untuk menyaring. Corong yang tangkainya
berdiameter relative agak besar dipakai untuk memasukkan zat berbentuk
serbuk ke dalam bejana bermulut kecil. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang digunakan dalam
proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan
yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan beberapa
saat sampai masing-masing larutan terpisah. Larutan dengan masa jauh lebih
kecil akan berada diatas sedangkan massa jenis lebih besar akan berada
dibawah. Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati. (Wardiyah, 2016)
Botol semprot plastik dipakai untuk menyimpan air suling yang akan
digunakan sebagai pelarut zat, pencuci endapan, membersihkan dinding
bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas alat-alat yang telah dicuci. Botol
semprot plastik ini dapat dipegang dengan satu tangan dan dengan pijatan
yang lemah cairan akan keluar. (Ir. AAGN Anom Jambe, M.Si, 2013)
Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung.
Plat tetes berfungsi sebagai tempat mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
(Widhy, 2008).
Kertas lakmus atau kertas indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat
berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa, kertas indikator
asam basa biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat asam
atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa. (Hervey D,2002)
Kertas saring adalah suatu kertas yang umum digunakan untuk memisahkan
zat padat dari cairan. Kertas saring dibuat dengan berbagai kekuatan serap
dan kualitas. Tiap pabrik mempunyai standar yang berbeda-beda yang
biasanya dinyatakan oleh parameter kekuatan serap, retensi partikel, dan
kecepatan menyaring. (Herci Marliana, 2008)
Fungsi dan jenis neraca yaitu digunakan untuk menimbang padatan kimia,
neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala, neraca analitis dengan
tiga buah lengan ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g,0,01 g, dan
0,0001 g), neraca analitis digital dengan penutup, serta neraca analitis digital
model kompak.(Wardiyah, 2016)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengenali dan memahami fungsi alat-alat laboratorium
dari percobaan yang dilakukan.
2. Setiap alat-alat di laboratorium memiliki fungsi dan kegunaan masing-
masing. Gelas beker digunakan untuk wadah sementara larutan/reagent,
memanaskan larutan, dan menguapkan pelarut atau memekatkan. Erlenmeyer
digunakan dalam analisis volumetri, untuk wadah suatu volume tertentu dari
suatu larutan juga kadang-kadang dipakai untuk memanaskan larutan. Tabung
reaksi dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah
sedikit. Rak tabung digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi pada
saat praktikum mereaksikan bahan kimia. Penjepit tabung digunakan untuk
menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan larutan dengan menggunakan
tempat tabung reaksi. Gelas ukur digunakan untuk mengukur suatu larutan
dengan tertentu yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi. Pipet ukur
digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah tertentu yang memiliki
ketelitian yang tinggi. Pipet volume dipakai untuk mengambil dan
memindahkan larutan secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas
alat. Pengambilan suatu larutan atau cairan menggunakan pipet volume dapat
dilakukan dengan bantuan bola hisap karet (Rubber bulb/pipet filler). Pipet
tetes digunakan untuk mengambil larutan atau cairan dalam jumlah sedikit.
Labu Ukur digunakan untuk membuat larutan standar (baku) pada análisis
volumetri juga dipakai untuk pengenceran sampai volume tertentu. Labu
destilasi digunakan sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang
akan didestilasi. Termometer digunakan untuk mengukur suhu suatu larutan.
Batang pengaduk dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-
zat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia, juga dipakai untuk
membantu pada waktu menuangkan/mendekantasi cairan dalam proses
penyaringan dan pemisahan. spatula digunakan untuk alat bantu mengambil
bahan padat atau kristal. Bunsen digunakan untuk membakar zat atau
memanaskan larutan. Kawat kasa digunakan sebagai alas dalam penyebaran
panas yang berasal dari suatu pembakaran. Kaki tiga digunakan sebagai
penyangga pembakar spiritus. Cawan porselin biasanya digunakan sebagai
tempat mengabukan kertas saring dan memijarkan endapan sehingga
terbentuk senyawa yang stabil. Cawan petri digunakan untuk kegiatan isolasi,
pemurnian dan membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Gelas arloji
digunakan untuk menimbang zat berbentuk kristal juga digunakan untuk
menutup gelas beker yang berisi larutan (waktu pemanasan) atau untuk
menguapkan cairan. Mortir dan stamper digunakan untuk
menggerus/menghaluskan zat. Buret digunakan untuk titrasi / mengukur
volume titran yang dipakai. Statif digunakan untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Klem
digunakan untuk titrasi. Corong dipakai untuk memasukkan suatu cairan ke
dalam suatu tempat yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur, buret dan
sebagainya. Corong pisah digunakan dalam proses pemisahan cairan dari dua
fase yang tidak dapat bercampur. Botol semprot plastik dipakai untuk
menyimpan air suling yang akan digunakan sebagai pelarut zat, pencuci
endapan, membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas
alat-alat yang telah dicuci. Plat tetes digunakan sebagai tempat mereaksikan
zat dalam jumlah sedikit. Kertas lakmus digunakan untuk membedakan suatu
larutan bersifat asam atau basa. Kertas saring digunakan untuk memisahkan
zat padat dari cairan. Serta Neraca digunakan untuk menimbang padatan
kimia.
5.2 Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah :
Saran saya, karena praktikum pengenalan alat merupakan praktikum yang
sangat penting karena alat-alat yang akan digunakan kita selaku praktikan
wajib terlebih dahulu mengetahuinya, maka dari itu praktikan wajib
memahami serta dapat menggunakan aat-alat yang ada di laboratorium agar
tidak ada kesalahan-kesalahan saat praktikum. Maka diharapkan pandemi
covid-19 ini dapat segera berakhir agar kami para praktikan dapat langsung
mencoba dan menggunakan alat praktikum, bukan hanya sekedar menonton
video lewat daring.
DAFTAR PUSTAKA
Supu, I., Usman, B., Basri, S., Sunarmi. (2016). Pengaruh suhu terhadap
perpindahan panas pada material yang berbeda. Jurnal Dinamika, Vol. 07. No.
1.
Supaya. (2019). Refdes kombinasi alat refluks dan distilasi. Indonesian Journal of
Laboratory, Vol. 2 No. 1.