Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Peralatan non gelas. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga
peralatan di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan
tersebut antara lain rak tabung reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan lain-
lain.
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa namapada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip alat yang bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk kegiatan reparasi, sedangkan alat
khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan.
(Moningka, 2008).
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang
didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan
dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan
serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum
dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan
dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang
akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian agar
penelitian berjalan lancar. (Abdullah, 2014).
Salah satu cara untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan
meminimalisirkan kesalahan konsep persepsi pada peserta didik adalah dengan
menyelaraskan antara materi pelajaran dengan praktikum yang terdapat di dalam
materi tersebut. Keselarasan tersebut akan menjadikan pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi menjadi lebih komprehensif dan konkret. (Suharsono, dkk,
2016).
BAB III
METODELOGI
3.1.1 Alat
18. Buret
3.2 Prosedur Kerja
HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Berikut adalah pembahasan dari hasil percobaan ini yang berjudul Pengenalan
Alat-alat Laboratorium. Tujuan diadakan pengenalan alat-alat laboratorium ini
adalah agar praktikan dapat mengenal dan memahami nama, fungsi, cara
penggunaan dan perbedaan berbagai alat yang ada di laboratorium. Sehingga
prakikan tidak ragu dan canggung lagi dalam menggunakan alat-alat laboratorium
dan menghasilkan data atau hasil yang diinginkan.
Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut
diuraikan pembagian/ kategori dan penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium
berdasarkan kegunaan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang
dilakukan dalam percobaan ini. Alat-alat pemanasan terdiri dari atas pembakar
gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, bunsen, kaki tiga, kawat
kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, dan penjepit. Untuk alat-alat
penimbangan terdiri atas labu ukur, erlemeyer, pipet gondok, pipet volume, pipet
tetes dan gelas ukur. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statif, buret,
erlemeyer, dan corong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan
pada analisa kuantitatif, yaitu : Alat-alat teliti (kuantitatif) dan alat-alat kurang
teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri atas buret, labu
ukur dan pipet. Sedangkan untuk alat-alat kurang teliti (kualitatif) terdiri atas
gelas ukur, erlemeyer dan lainnya.
Gelas piala atau yang sering disebut gelas beker. Gelas tersebut
berfungsi bagai penampung sampel/ bahan sementara atau bisa digunakan sebagai
penyimpan zat sementara. Dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan
penguapan pelarut untuk memekatkan.
Selain gelas piala, adalah gelas ukur. Gelas ukur digunakan sebagai alat
ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah. Gelas ini
memiliki skala dan ukuran yang bermacam.
Burret adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses titrasi. Zat
yang akan dititrasi ditempatlan pada buret. Selain peralatan gelas yang telah
diuraikan, masih ada beberapa peralatan gelas lainnya seperti tabung reaksi.
Sesuai dengan namanya, tabung reaksi digunakan sebagai wadah untuk
menampung reaksi kimia dengan skala tertentu. Dan juga sebagai tempat untuk
mencampur, memanaskan, dan menampung bahan kimia dalam jumlah kecil.
Terdapat juga kaca arloji yang terbuat dari kaca bening yang terdiri dari
berbagai ukuran dan diameter. Kaca arloji sendiri berfungsi sebagai penutup gelas
kimia ketika tengah proses pemanasan sampel. Dan empat mengerikan padatan
dalam desikator.
Kaki tiga adalah besi penyangga ring yang berfungsi sebagai penyangga/
penahan kawat kasa ketika proses pemanasan. Cara penggunaannya adalah
letakkan diantara lampu spiritus/ bunsen dan kawat kasa.
Kawat kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai landasan pada
saat pemanasan langsung, agar pemanasan lebih merata. Letakkan kawat kasa
diatas kaki tiga lalu di bawahnya diletakkan lampu spiritus/ bunsen dan di atas
kawat kasa diletakkan gelas yang berisi larutan untuk dipanaskan.
5.2.1 Penyaringan
Gelas Ukur, digunakan sebagai alat ukur volume, untuk sampel bahan
cair dengan ketelitian rendah. Untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
milimeter (mL) yang dibaca dari 0 Ml hingga sampau angka gelas ukur.
Pipet Volume, mempunyai volume 1,2,5 dan 10 Ml dan hanya
digunakan untuk mengambil larutan yang sesuai dengan volune pipet volume.
Digunakan untuk memindahkan cairan kimia yang digunakan dalam proses
pengujian dengan jumlah tertentu. (Sesuai dengan yang diinginkan penguji)
1. Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
2. Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila
kran sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan oleskan
permukaannya dengan vaselin.
3. Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian
isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
4. Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa
dibawah kran terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
5. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau
angka lain dan catatlah angka mula – mula ini.
6. Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang – goyang dengan
gerakan berputar agar larutan yang menetes dari buret segera
bercampur. Demikian seterusnya sampai titik akhir dicapai ( ditandai
dengan adanya perubahan warna ).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan, agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti dalam penggunaan alat-alat laboratorium agar
mendapat hasil yang maksimal. Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik
dan maksimal tanpa ada kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA