Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun oleh :

Nama : Santun Janji Kabul. S


NPM : E1G020053
Prodi : Teknologi Industri Pertanian (TIP)
Kelompok :
Hari/tanggal : Jum’at, 23 Oktober 2020
Dosen : Dra. Devi Silsia, M. Si
Ko-Ass :-
Objek Praktikum : PENGENALAN ALAT-ALAT
dddddddddddddddddLABORATORIUM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum memulai kegiatan praktikum, kita sebagai praktikan harus mengenal


dan mengetahui nama beserta fungsi dari alat-alat laboratorium. Pengenalan alat-
alat praktikum sangatlah penting dilakukan untuk keselamatan kerja dalam proses
penelitiaan, serta menghindari kegagalan percobaan. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak, pecah atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai prosedur
penggunaan. Oleh karena itu, perlunya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan prosedur yang
baik dan benar, sehuingga dapat meminimalisir atau bahkan terhindar dari
kesalahan dan kegagalan percobaan.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium.

2. Mahasiswa mengetahui jenis, sifat dan fungsi zat kimia.

3. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan beberapa alat-alat laboratorium.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium


bertujuan agar praktikan mengetahui dan mampu menjelaskan nama dan fungsi
dari alat-alat laboratorium. Oleh karena itu, nama dan fungsi alat-alat
laboratorium akan dijelaskan dengan sedetail mungkin dengan bertujuan agar
praktikan dapat memahami secara jelas nama dan fungsi dari alat yang digunakan.
Pada dasarnya, setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat
tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan.
Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat
yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti
thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,
barograph. (Moningka, 2008).

Peralatan Gelas. Hampir semua eksperimen dengan bahan kimia dilakukan


menggunakan peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam
eksperimen kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat
menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat
mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka
terpotong atau tergores dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka
yang sangat sering terjadi di laboratorium.

Peralatan non gelas. Selain alat-alat yang terbuat dari gelas banyak juga
peralatan di laboratorium kimia yang terbuat dari bahan non gelas. Peralatan
tersebut antara lain rak tabung reaksi, penjepit tabung, statif beserta klem dan lain-
lain.
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa namapada setiap alat menggambarkan
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip alat yang bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk kegiatan reparasi, sedangkan alat
khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan.
(Moningka, 2008).

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan guna untuk keselamatan


dan kelancaran dalam proses praktikum, penelitian dan percobaan. Selain itu, juga
pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama
dan fungsi dari alat-alat laboratorium. Alat-alat laboratorium sangat dibutuhkan
dalam suatu proses penelitian/ percobaan ataupun dalam suatu praktikum,
terutama dalam praktikum kimia yang banyak sekali alat-alat laboratorium
digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing. Di dalam bidang keilmuan
ataupun proses penelitian juga tak luput dari penggunaan alat-alat praktikum,
bahkan menggunakan alat-alat yang berbahaya jika digunakan tidak sesuai dengan
prosedur penggunaan. Maka diperlukanlah pengenalan alat-alat laboraorium, baik
nama dan fungsi dari alat-alat tersebut, sehingga dapat meminimalkan dan
menghindarkan dari suatu kegagalan percobaan yang bersifat fatal dan dapat
mendapatkan hasil penelitian/ percobaan yang baik dan benar, data-data yang
tepat yang meningkatkan kualitas penelitian/ percobaan praktikan. (Hokayuruke,
2013).

Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang
didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan
dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan
serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum
dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam
laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan 
dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang
akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian agar
penelitian berjalan lancar. (Abdullah, 2014).
Salah satu cara untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan
meminimalisirkan kesalahan konsep persepsi pada peserta didik adalah dengan
menyelaraskan antara materi pelajaran dengan praktikum yang terdapat di dalam
materi tersebut. Keselarasan tersebut akan menjadikan pemahaman peserta didik
terhadap suatu materi menjadi lebih komprehensif dan konkret. (Suharsono, dkk,
2016).
BAB III

METODELOGI

3.2 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1. Gelas Piala 19. Corong


2. Erlemeyer 20. Rak Tabung Reaksi
3. Labu Ukur 21. Penjepit Tabung Reaksi
4. Petridish 22. Statif dan Klem
5. Gelas Ukur 23. Sikat Tabung Reaksi
6. Kaca Arloji 24. Segitiga
7. Tabung Reaksi 25. Bola Hisap
8. Cawan Penguap 26. Lampu Spiritus
9. Mortal 27. Bunsen
10. Krush 28. Kaki Tiga
11. Pipet Tetes 29. Botol Semprot
12. Pipet Volume 30. Kawat Kasa
13. Pipet Gondok 31. Klem Utilitas
14. Batang Pengaduk 32. Oven
15. Sudip 33. Tanur
16. Corong Pisah 34. Hot Plane

17. Desikator 35. Timbangan Aanalitis

18. Buret
3.2 Prosedur Kerja

1. Dosen/ Ko-Ass menunjukkan dan menjelaskan nama beserta fungsi dari


alat-alat laboratorium.
2. Mendengarkan serta memperhatikan dosen/ ko-ass yang sedang
menjekaskan nama dan fungsi alat-alat laboratorium.
3. Mencatat dan menuliskan nama dan fungsi alat-alat laboratorium di buku
panduan praktikum dan membuat laporan sementara.
4. Mengumpulkan buku panduan praktikum/ laporan sementara untuk
ditandatangani oleh dosen/ ko-ass.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Peralatan Laboratorium

No Nama dan Gambar Alat Fungsi


1 Gelas Piala Sebagai penampung sampel/ bahan
sementara atau bisa digunakan sebagai
penyimpan zat sementara.

2 Erlemeyer Mengukur bahan volume bahan kimia


cair dengan ketilitian rendah.
Tempat menghomogenkan larutan atau
media.

3 Labu Ukur Membuat suatu larutan dengan volume


yang diketahui secara teliti.
Tempat mengencerkan larutan sampai
volume tertentu dengan ketelitian tinggi.
4 Petridish Sebagai wadah untuk penyelidikan tropi
dan juga untuk mengkultur bakteri,
khamir, spora dll.

5 Gelas Ukur Alat ukur volume, untuk sampel bahan


cair dengan ketelitian rendah.

6 Kaca Arloji Sebagai penutup gelas kimia ketika


tengah proses pemanasan sampel.
Tempat mengerikan padatan dalam
desikator.
7 Tabung Reaksi Sebagai wadah untuk menampung reaksi
kimia dengan skala tertentu.
Sebagai tempat untuk mencampur,
memanaskan, dan menampung bahan
kimia dalam jumlah kecil.
8 Cawan Penguap Mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi.
Menguapkan bahan dengan cara
dipanaskan, baik pemanasan langsung
maupun tidak langsung.
9 Mortal Tempat untuk menghaluskan bahan atau
sampel.

10 Krush Digunakan menampung senyawa kimia


pada proses pemanasan yang
menggunakan temperatur yang tinggi.
11 Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil bahan
dalam jumlah sedikit/ tetesan, tidak ada
skala volume pada alat ini.
12 Pipet Volume Digunakan untuk memindahkan cairan
kimia yang digunakan dalam proses
pengujian dengan jumlah tertentu.
(Sesuai dengan yang diinginkan penguji)
13 Pipet Gondok Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu sesuai dengan
ukuran pipet gondok.
14 Batang Pengaduk Digunakan untuk menghomogenkan
larutan kimia.

15 Sudip Digunakan untuk mengambil bahan


kimia berupa padat bubuk, cairan
(kental).
16 Corong pisah Digunakan untuk memisahkan larutan
berdasarkan perbedaan densitas/ massa
jenis suatu zat.

17 Desikator Berfungsi menghilangkan air dan kristal


hasil pemurnian.

18 Buret Alat yang digunakan untuk melakukan


tetrasi.

19 Corong Alat bantu untuk memindahkan atau


memasukkan larutan dari suatu wadah ke
wadah lain.

20 Rak Tabung Reaksi Sebagai tempat meletakkan tabung reaksi


yang berjumlah banyak.

21 Penjepit Tabung Reaksi Digunakan untuk menjepit tabung reaksi


disaat proses pemanasan.

22 Statif dan Klem Klem, digunakan untuk menjepit alat


kimia (gelas).
Statif, stand untuk meletakkan klem.
23 Sikat Tabung Reaksi Untuk membersihkan tabung reaksi, gelas
ukur, labu ukur dll. setelah digunakan.
24 Segitiga Sebagai tempat meletakkan alat ketika
melakukan pemanasan langsung.

25 Bola Hisap Digunakan untuk membantu mengambil


larutan kimia yang berbahaya dengan
cara disambungkan dengan pipet ukur/
pipet volume.
26 Lampu Spiritus Alat pembakar yang terbuat dari logam
atau pemanas dengan bahan bakar
spiritus.

27 Bunsen Digunakan untuk pemanasan, sterelisasi


dan pembakaran.
28 Kaki Tiga Berfungsi sebagai penyangga/ penahan
kawat kasa ketika proses pemanasan.

29 Botol Semprot Sebagai tempat menyimpan aquades.

30 Kawat Kasa Sebagai landasan pada saat pemanasan


langsung, agar pemanasan lebih merata.

31 Klem Utilitas Digunakan untuk menjepit alat kimia


yang berukuran besar.

32 Oven Digunakan untuk memanaskan atau


mengeringkan alat, bahan dan zat kimia.

33 Tanur Digunakan untuk menggabungkan bahan


atau sampel.
Berfungsi sebagai pemanas yang bersuhu
tinggi.
34 Hot Plate Digunakan untuk memanaskan larutan
yang mudah terbakar.
Untuk menghomogenkan larutan.
35 Timbangan Analitis Digunakan untuk menimbang alat, bahan
dengan ketilitian 0,0001 gram dan
kapasitas maksimum 210 gram.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Berikut adalah pembahasan dari hasil percobaan ini yang berjudul Pengenalan
Alat-alat Laboratorium. Tujuan diadakan pengenalan alat-alat laboratorium ini
adalah agar praktikan dapat mengenal dan memahami nama, fungsi, cara
penggunaan dan perbedaan berbagai alat yang ada di laboratorium. Sehingga
prakikan tidak ragu dan canggung lagi dalam menggunakan alat-alat laboratorium
dan menghasilkan data atau hasil yang diinginkan.

Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut
diuraikan pembagian/ kategori dan penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium
berdasarkan kegunaan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang
dilakukan dalam percobaan ini. Alat-alat pemanasan terdiri dari atas pembakar
gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, bunsen, kaki tiga, kawat
kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, dan penjepit. Untuk alat-alat
penimbangan terdiri atas labu ukur, erlemeyer, pipet gondok, pipet volume, pipet
tetes dan gelas ukur. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statif, buret,
erlemeyer, dan corong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan
pada analisa kuantitatif, yaitu : Alat-alat teliti (kuantitatif) dan alat-alat kurang
teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri atas buret, labu
ukur dan pipet. Sedangkan untuk alat-alat kurang teliti (kualitatif) terdiri atas
gelas ukur, erlemeyer dan lainnya.

5.1.1 Peralatan Gelas

Alat-alat gelas yang terdapat di dalam laboratorium adalah :

Gelas piala atau yang sering disebut gelas beker. Gelas tersebut
berfungsi bagai penampung sampel/ bahan sementara atau bisa digunakan sebagai
penyimpan zat sementara. Dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan
penguapan pelarut untuk memekatkan.

Selain gelas piala, adalah gelas ukur. Gelas ukur digunakan sebagai alat
ukur volume, untuk sampel bahan cair dengan ketelitian rendah. Gelas ini
memiliki skala dan ukuran yang bermacam.

Erlemeyer adalah alat yang digunakan untuk mengukur bahan volume


bahan kimia cair dengan ketilitian rendah atau sebagai tempat menghomogenkan
larutan atau media. Alat ini digunakan dengan digoyang-goyangkan agar larutan/
bahan kimia tercampur.

Pipet gondok digunakan untuk mengambil larutan dengan volume


tertentu sesuai dengan ukuran pipet gondok.

Burret adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses titrasi. Zat
yang akan dititrasi ditempatlan pada buret. Selain peralatan gelas yang telah
diuraikan, masih ada beberapa peralatan gelas lainnya seperti tabung reaksi.
Sesuai dengan namanya, tabung reaksi digunakan sebagai wadah untuk
menampung reaksi kimia dengan skala tertentu. Dan juga sebagai tempat untuk
mencampur, memanaskan, dan menampung bahan kimia dalam jumlah kecil.
Terdapat juga kaca arloji yang terbuat dari kaca bening yang terdiri dari
berbagai ukuran dan diameter. Kaca arloji sendiri berfungsi sebagai penutup gelas
kimia ketika tengah proses pemanasan sampel. Dan empat mengerikan padatan
dalam desikator.

5.1.2 Peralatan Non-Gelas

Alat-alat non-gelas yang terdapat di dalam laboratorium adalah :

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang-lubang seukuran


tabung reaksi yang berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi yang
berjumlah banyak. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi ke dalam
lubang-lubang yang terdapat pada rak tabung reaksi.

Kaki tiga adalah besi penyangga ring yang berfungsi sebagai penyangga/
penahan kawat kasa ketika proses pemanasan. Cara penggunaannya adalah
letakkan diantara lampu spiritus/ bunsen dan kawat kasa.

Kawat kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai landasan pada
saat pemanasan langsung, agar pemanasan lebih merata. Letakkan kawat kasa
diatas kaki tiga lalu di bawahnya diletakkan lampu spiritus/ bunsen dan di atas
kawat kasa diletakkan gelas yang berisi larutan untuk dipanaskan.

Spatula/ sudip berupa sendok panjang dengan ujungnya datar, yang


berfungsi digunakan untuk mengambil bahan kimia berupa padat bubuk, cairan
(kental). Dan mengaduk larutan.

Bola hisap digunakan untuk membantu mengambil larutan kimia yang


berbahaya dengan cara disambungkan dengan pipet ukur/ pipet volume.

Oven Digunakan untuk memanaskan atau mengeringkan alat, bahan dan


zat kimia. Tanur digunakan untuk menggabungkan bahan atau sampel dan
berfungsi sebagai pemanas yang bersuhu tinggi.

Hot Plate digunakan untuk memanaskan larutan yang mudah terbakar.


Untuk menghomogenkan larutan. Serta timbangan analitis, yang digunakan untuk
menimbang zat-zat atau bahan yang akan ditimbang dalam skala kecil.
5.2 Teknik Dasar Laboratorium

5.2.1 Penyaringan

Penyaringan adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan


melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan
akan terendapkan. Rentang penyaringan pada industri mulai dari penyaringan
sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang disaring dapat berupa
cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan, atau
keduanya. Suatu saat justru limbah padatnya lah yang harus dipisahkan dari
limbah cair sebelum dibuang.

Terdapat banyak metode yang berbeda dari penyaringan; semua


bertujuan untuk mencapai pemisahan zat. Pemisahan dicapai oleh sejumlah
bentuk interaksi antara bahan atau objek yang akan dihilangkan dan penyaring.
Zat yang melewati saringan harus fluida, yaitu suatu cairan atau gas. Metode
penyaringan bervariasi tergantung pada lokasi dari bahan yang ditargetkan, yaitu
apakah itu dilarutkan dalam fase cairan atau ditangguhkan sebagai padatan.

 Metode penyaringan panas digunakan untuk memisahkan padatan


dari larutan panas.
 Metode penyaringan dingin adalah penggunaan penangas es agar
dapat secara cepat mendinginkan larutan yang akan mengkristal
daripada meninggalkannya untuk didinginkan perlahan pada suhu
kamar.
 Teknik penyaringan hampa paling disukai untuk batch kecil larutan
agar cepat mengeringkan kristal kecil.

5.2.2 Pengukuran Volume

Gelas Ukur, digunakan sebagai alat ukur volume, untuk sampel bahan
cair dengan ketelitian rendah. Untuk mengukur volume larutan dan memiliki skala
milimeter (mL) yang dibaca dari 0 Ml hingga sampau angka gelas ukur.
Pipet Volume, mempunyai volume 1,2,5 dan 10 Ml dan hanya
digunakan untuk mengambil larutan yang sesuai dengan volune pipet volume.
Digunakan untuk memindahkan cairan kimia yang digunakan dalam proses
pengujian dengan jumlah tertentu. (Sesuai dengan yang diinginkan penguji)

5.2.3 Menggunakan Neraca

Neraca/ timbangan adalah alat untuk menghitung massa dari suatu


benda. Setiap benda mempunyai masa, bobot atau gaya berat akibat daya tarik
bumi. Kian besar masa sebuah benda kian besar pula gaya berat benda itu, karena
itu masa sebuah benda yang belum diketahui dapat diukur. Menimbang benda
adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan tempat dan biasanya tidak
dipergunakan pada reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan lain-
lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang dipergunakan untuk
membuat larutan atau akan direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan
tempat penimbangan seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang.

Ada tiga jenis neraca yang biasa digunakan, yaitu:

 Neraca palang tiga mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram.


 Neraca beban mempunyai ketelitian 0,01 gram -0,1 mgram.
 Neraca analitis mempunyai ketelitian 0,001 gram-0,01 mgram.

5.2.4 Teknik Penggunaan Buret dalam Proses Titrasi

Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder


yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Ia digunakan
untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang memerlukan
presisi, seperti pada eksperimen titrasi.

Oleh karena presisi buret yang tinggi, kehati-hatian pengukuran volume


dengan buret sangatlah penting untuk menghindari galat sistematik. Ketika
membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk
menghindari galat paralaks. Kaidah yang umunnya digunakan adalh dengan
menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus menyentuh  bagian bawah
garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang
menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya
dengan menyentuh tetesan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan
dengan pelarut.

Jenis buret berdasarkan ukurannya


1. Buret makro yaitu buret yang kapasitasnya 50 ml dan skala terkecilnya
dapat dibaca hingga 0.10 ml
2. Buret semimikro memiliki kapasitas volume 25 ml dengan skala terkecil
dapat dibaca hingga 0.050 ml.
3. Buret makro memiliki kapasitas volume 10 ml. Skala terkecilnya adalah
0.020 ml

Jenis buret berdasarkan peruntukannya


1. Buret asam ( dengan cerat kaca ) digunakan untuk larutan yang bersifat
asam (HNO3, HCl), netral (Tiosulfat) dam larutan pengoksid (KCrO4).
2. Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH,
KOH dll. Memiliki ujung cerat karet dengan bola kaca yang berfungsi
mirip seperti keran.
3. Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan kaca yang
berwarnacoklatatau gelap.Buter ini berfungsi untuk larutan yang mudah
teroksidasi oleh cahaya matahari seperti larutan Kalium permanganat atau
iodium.
4. Buret Universal yaitu buret yang dapat digunakan untuk semua jenis
larutan baik yang bersifat basa maupun asam, Cerat unungnya terbuat dari
teflon.

Adapun teknik penggunaan buret dalam proses titrasi, adalah :

1. Buret diklem pada statif dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
2. Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila
kran sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan oleskan
permukaannya dengan vaselin.
3. Bilas buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian
isi buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
4. Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa
dibawah kran terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
5. Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau
angka lain dan catatlah angka mula – mula ini.
6. Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang – goyang dengan
gerakan berputar agar larutan yang menetes dari buret segera
bercampur. Demikian seterusnya sampai titik akhir dicapai ( ditandai
dengan adanya perubahan warna ).
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat


laboratorium memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan fungsinya.
Peralatan yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi dua bagian yaitu
peralatan gelas dan peralatan non gelas. Jadi, alat-alat yang ada di laboratorium
harus digunakan sebagaimana mestinya.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan, agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti dalam penggunaan alat-alat laboratorium agar
mendapat hasil yang maksimal. Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih
diperhatikan dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik
dan maksimal tanpa ada kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

 Moningka.2008.Kimia Universitas Edisi Kelima.Erlangga, Jakarta.


 Hokayuruke.2013. Alat-alat Laboratorium.Erlangga, Bandung.
 Suharsono, dkk.2016.Analisis Kimia Kualitatif.Erlangga, Jakarta.
 Abdullah, 2014.Keselamatan Penggunaan Laboratorium. Intan Pariwara,
Purwakarta.
 Suleri, E. Sofyan, R. I.2014.Teknik Laboratorium.Panduan Praktikum dan
Penggunaan Laboratorium.
 Purnomo, E. 2018.Pakar Kimia.Tuntunan Uji Klinis Laboratorium.
Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai