Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN”

Disusun Oleh :

Nama : Santun Janji Kabul Santoso


NPM : E1G020053
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Kelompok : 4 (empat)
Hari/ Tanggal : Kamis/ 25 Maret 2021
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M. Si
2. Drs. Syafnil, M. Si
Ko-Ass : Elvira Rosa Nasution ( E1G01806 )
Objek Praktikum : IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN
NNNMIPROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkomsumsi berbagaimacam makanan


yang membantu kita dalam proses peningkatan energi.Makanan-makanan itu mengandung
berbagai jenis zat yang dibutuhkan olehtubuh, seperti lemak, Vitamin, Karbohidrat , Protein
dll. Secara umum, sumberdari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat
penting bagikehidupan organisme pada umumnya. Maka, penting bagi kita untukmengetahui
tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat.Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-sifat
asam maupun basa.Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik,tetapi mirip
dengan garam-garam anorganik.Pada umumnya asam amino larut dalam air,tetapi hanya larut
sebagian didalam pelarut organik.Titik leleh asam-asam amino sangat tinggi untuk senyawa-
senyawa organik dengan massa molekul relatif rendah dan kebanyakan lebih besar dari
200°C.Hal ini dapat dijelaskan karena asam amino didalam larutan netral akan membentuk
zwitter ion (ion yang bermuatan ganda).Titik leleh yang tinggi dapat pula dijelaskan dalam
hubungannya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecahkan ikatan-ikatan ionik dalam
kisi kristalnya.

Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R,hal ini
mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas didalam larutan atau
bergabung dengan asam amino yang lain.Pada kenyataannya,sifat muatan dari protein
ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino.Dalam protein
asam amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida (-CO—
NH-).Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus –COOH dari asam amino yang satu
dengan gugus –NH2 dri asam amino yang lain.

Protein adalah polimer biologi yang tersusun atas molekul-molekul kecil (asam
amino) Protein merupakan polimer dari asam amino dimana struktur dari protein ada 4
macam yaitu : struktur primer; sekunder; tersier; dan kuarterner.Struktur primer protein
ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan membentuk ikatan
peptida.Struktur sekunder terjadi karena ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil
dengan atom H dari gugus amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral
yang disebut struktur helix.Bila ikatan hidrogen tersebut terjadi antara dua rantai polipeptida
maka membuat dua rantai paralel dengan bentuk berkelok-kelok yang disebut konfirmasi
β.Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan (folding) rantai α-helix,konfirmasi β
maupun gulungan suatu polipeptida membentuk protein globular.Sebagian besar protein
berbentuk globular yang mempunyai berat molekul ≥50.000 merupakan suatu oligomer yang
terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang terpisah.Rantai polipeptida ini mengadaka
interaksi membentuk struktur kuarterner dari protein oligomer.Protein merupakan bahan
pembentuk makhluk hidup, katalisator organik atau biasa disebut enzim, dan bagian penting
dari nucleoprotein.Selain tersusun atas asam amino, banyak protein juga mengandung
komponen lain seperti ion logam (misalnya Fe2+, Zn2+, Cu2+,dan Mg2+) atau mengandung
molekul organik kompleks, biasanya turunan dari vitamin. Protein terkadang rentang rusak
terhadap beberapa faktor, salahsatunya adalah suhu.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
2. Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
3. Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
4. Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil alanin yang terdapat
dalam protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun
hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri dari protein. Protein adalah senyawa organik
kompleks yang terdiri dari unsur-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (±7%), Oksigen ((±13%),
dan Nitrogen ((±16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan Fosfor (P)
dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsur logam seperti
tembaga dan besi. Secara kimiawi, protein merupakan polimer yang tersusun atas satuan
asam-asam amino sebagai monomernya. Asam amino terikat satu sama lain melalui ikatan
peptida, yaitu ikatan antara gugus karboksil (-COOH) asam amino yang satu dengan dengan
gugus amino (-NH2) dari asam amino yang lain dengan melepaskan satu molekul air. Peptida
yang terbentuk atas dua asam amino disebut dipeptida. Peptida yang terdiri atas tiga, ampat
atau lebih asam amino masing-masing disebut tripeptida, tetrapeptida dan seterusnya.

Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki kira-kira 100 sampai 1800 atau lebih
residu asam amino. Protein alamiah memiliki 20 jenis asam amino. Untuk setiap protein
tertentu, urutan dan jenis asam amino amino yang menyusunnya sangat spesifik. Berdasarkan
komponen penyusunnya, protein dapat dibagi menjadi :
1. Protein sederhana, yaitu protein yang tersusun hanya dari asam amino saja.
2. Protein majemuk, yaitu protein yang tersusun dari asam amino dan gugus prostetik.
Contoh : glikoprotein, lipoprotein, nukleoprotein, metalprotein, dan kromoprotein.
Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen,nitrogen,
dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Tersusun dariserangkaian asam amino
dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein
yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang
mengandung bahan selain asam amino,seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat,
disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri
dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya. (Devi, 2010).

Protein adalah makromolekul yang paling melimpah di dalam sel dan menyusun
lebihdari setengah berat kering pada semua organisme. Sebagai makromolekul, protein
merupakansenyawa organik yang mempunyai berat molekul tinggi dan berkisar antara
beberapa ribusampai jutaan dan tersusun dari C,H,O dan N serata unsur lainnya seperti S yang
membentukasam-asam amino. (Patong. Dkk. 2012).

Struktur protein dapat dibedakan dalam empat level. Struktur primermenyatakan


susunan linear asam-asam amino sepanjang rantai polipeptida.Struktur sekunder
menggambarkan pola pelipatan (folding) bagian-bagian polipeptida ke dalam struktur teratur,
misalnya alfa heliks dan lembaran terlipat beta pleated sheet. Struktur tersier menggambarkan
pelipatan bagian-bagian antaraalfa helix dan lembaran beta serta interaksi non kovalen yang
menyebabkanterjadinya pelipatan yang sesuai pada suatu rantai polipeptida. Interaksi
nonkovalen tersebut antara lain ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, interaksi van derwaals.
Struktur keempat yaitu struktur kuartener menunjukkan interaksi nonkovalen yang mengikat
beberapa rantai polipeptida ke dalam satu molekul tunggal protein, misalnya hemoglobin.
(Yuwono, 2010).
Asam amino pembangun atau penyusun protein adalah alfa asam amino,yaitu asam
amino yang gugus aminonnya terikat pada atom karbon alfa. Jika gugusaminonnya terikat
pada atom karbon beta maka disebut asam beta amino. Hanyaalfa asam amino yang
ditemukan bebas di alam. (Sumardjo, 2009).
BAB II
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pereaksi Cawan porselen
Gelas obyek
Alat pemanas
Pipet tetes
Sikat tabung reaksi
Labu ukur
3.1.2 Bahan
Larutan NaOH 10%
Larutan CuSO4 0,5%
Pereaksi Ninhidrin 0,1%
Pereaksi Millon
Pb-asetat 5%
HCl pekat
HNO3
Sampel (albumin telur, kasein, ekstrak daging, ekstrak kacang hijau)

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Uji adanya unsur C, H, dan O
1. Masukkan 1 ml albumin telur ke dalam cawan porselin.
2. Letakan kaca obyek diatasnya, kemudian panaskan.
3. Perhatikan adanya pengembuan pada gelas obyek, yang menunjukkan adanya
hidrogen
4. (H) dan Oksigen (O).
5. Ambil gelas obyek, lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium bau rambut terbakar,
berarti mengandung unsur Nitrogen (N).
6. Bila terjadi pengarangan, berarti ada atom Karbon (C).
7. Ulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.
3.2.2 Uji adanya Atom N
1. Masukkan 1 ml larutan alnumin telur ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan.
3. Perhatikan bau amonia yang terjadi dan ujilah uapnya dengan kertas lakmus merah
yang telah dibasahi aquades.
4. Terbentuknya bau amonia dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru
menujukkan adanya N.
5. Ulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.

3.2.3 Uji adanya Atom S


1. Masukkan 1 ml larutan alnumin telur ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan.
3. Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat 5%.
4. Bila larutan menghitam, berarti PbS terbentuk. Kemudian tambahkan4 tetes HCl pekat
1. dengan hati-hati.
5. Perhatikan bau khas belerang dari belerang yang teroksidasi.
6. Ulangi percobaan menggunakan sampel yang lain.

3.2.4 Uji Biuret


1. Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
albumin, kasein, ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
1. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO4 0,2%.
2. Campurlah dengan baik.
3. Amati perubahan yang terjadi.

3.2.5 Uji Ninhidrin


1. Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
albumin, kasein, ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
1. Tambahkan pada setiap tabung 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
2. Kemudian panaskan diatas penangas air hingga mendidih selama 5 menit.
3. Amati perubahan warna yang terjadi.
3.2.6 Uji Xantoprotein
1. Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
albumin, kasein, ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan adanya endapan putih
yang terbentuk.
3. Kemudian panaskan selama 1 menit dan amati terbentuknya warna kuning.
4. Selanjutnya dinginkan di bawah air kran, lalu tambahkan NaOH 10% setetes demi
setetes melalui dinding tabung hingga terbentuk lapisan.
5. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila pada perbatasan antara
protein dan NaOH terbentuk warna jingga.

3.2.7 Uji Millon


1. Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan
albumin, kasein, ekstrak daging dan ekstrak kacang hijau sebanyak 2 ml.
2. Tambahkan pada setiap tabung 1 ml Pereaksi Millon.
3. Kemudian panaskan campuran ini, mungkin terbentuk endapan kuning.
4. Selanjutnya dinginkan di bawah air kran, lalu tambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1% .
5. Panaskan lagi, endapan atau larutannya akan menjadi merah.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Uji adanya unsur C,H dan O

Hasil Pengamatan (+/-)

Pengembunan
No Zat Uji Pengarangan (C) Bau Rambut
(H dan O) Terbakar (N)
1 Albumin telur Bau (+) Bau (+) Bau (+)
2 Ekstrak Kaldu Mengembun (+) Bau (+) Bau (+)
3 Susu Bau (+) Tidak Bau (+) Tidak Bau (-)
4 Ekstrak kacang hijau Bau (+) Bau (+) Bau (+)

4.2 Uji Adanya Atom N

Hasil Pengamatan (+/-)


No Zat Uji Kertas Lakmus
Bau Amoniak (N)
Merah (N)
1 Albumin telur Bau Amonia (+) Merah (+)
2 Ekstrak Kaldu Bau Amonia (+) Biru (+)
3 Susu Bau Amonia (+) Biru (+)
Tidak Berubah
4 Ekstrak kacang hijau Bau Amonia (+)
Warna (-)

4.3 Uji adanya Atom S


Hasil Pengamatan (+/-)
No Zat Uji
PbS Belerang (S)
1 Albumin telur Terbentuk (+) +
2 Ekstrak Kaldu Tidak Terbentuk (-) +
3 Susu Terbentuk (+) +
4 Ekstrak kacang hijau Tidak Terbentuk (-) +

4.4 Uji Biuret


No Zat Uji Hasil Pengamatan (+/-) Polipeptida (+/-)
Tidak mengalami perubahan
1 Albumin telur (-)
warna tapi mengalami pembekuan
2 Ekstrak Kaldu Terjadi perubahan ke warna ungu (+)
3 Susu Berubah warna menjadi ungu (+)
Tidak mengalami perubahan
4 Ekstrak kacang hijau (-)
warna

4.5 Uji Ninhidrin


No Zat Uji Hasil Ninhidrin Asam Amino Bebas (-/+)
Bening berubah menjadi
1 Albumin telur (+)
biru
Tidak berubah, warna
2 Ekstrak Kaldu (-)
menjadi ungu
Berubah membentuk
3 Susu -
endapan
Berubah bentuk menjadi
4 Ekstrak kacang hijau +
endapan

4.6 Uji Xantoprotein


Tirosin/Tripofan/Fenilalanin
No Zat Uji Hasil uji Xantoprotein
(+/-)
Warna putih menjadi
1 Albumin telur (+)
warna jingga
Tidak terjadi perubahan
2 Ekstrak Kaldu (-)
warna jingga
Terbentuk pembatas
3 Susu (+)
warna jingga
Sebelum dipanaskan
terdapat endapan
Ekstrak kacang
4 kemudian setelah (+)
hijau
dipanaskan memiliki
batas protein
4.7 Uji Milon
No Zat Uji Hasil uji Milon Torosin/Triptofan
Bewarna putih memiliki bentuk
1 Albumin telur endapan kuning serta larutannya (+)
berubah menjadi merah
2 Ekstrak Kaldu Tidak ada perubahan warna (-)
3 Susu Terjadi perubahan warna -
menjadi bening
4 Ekstrak kacang hijau Terdapat endapan kuning (+)

BAB V
PEMBAHASAN

Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel makhluk hidup dan
merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam semua sel dan semua
bagian sel. Protein juga amat bervariasi ratusan jenis yang berbeda dapat ditemukan dalam
satu sel. Tambahan lagi, protein memiliki berbagai peran biologis karena protein merupakan
instrument molekuler yang mengekspresikan informasi genetik. Analisis protein dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif terdiri atas: Uji adanya unsur C,H dan O,
Uji adanya atom N, Uji adanya atom S, Uji Biuret, Uji Ninhidrin, Uji Xantoprotein, Ujian
Millon.

Reaksi-reaksi warna protein :

1. Reaksi Biuret
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida (-CO-NH-)
dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk
senyawa komplek antara Cu+2 dan N dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam amino
yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi ini. Beberapa protein yang
mempunyai gugus -CS-NH-, CH-NH- dalam molekulnya juga memberikan test warna positif
dengan biuret. Secara umum warna positif dari reaksi biuret ini membentuk senyawa komplek
yang digambarkan seperti berikut:

2. Reaksi Xanthoprotein
Reaksi warna xantoprotein dapat terjadi karena reaksi nitrasi pada cincin benzena
dari asam amino penyusun protein. Tes dikatakan positif ditunjukkan dengan warna kuning
yang disebabkan karena terbentuknya suatu protein yang mengandung asam amino dengan
inti benzene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan. Pada penambahan senyawa alkali warna
kuning akan hilang dan berubah menjadi kuning muda sampai jingga disebabkan keasaman
fenol bereaksi dengan alkali. Warna jingga ini apabila diasamkan akan berubah kembali
menjadi kuning muda.
3. Reaksi Ninhidrin
Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Namun prolin dan
hidroksi prolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
4. Reaksi Millon
Pereaksi Millon melibatkan penambahan senyawa Hg ke dalam protein sehingga
penambahan logam ini menghasilkan endapan putih dari senyawa merkuri. Untuk protein
yang mengandung tirosin atau triptofan penambahan pereaksi Millon memberikan warna
merah. Namun pereaksi ini tidak spesifik karena juga memberikan tes positif warna merah
dengan adanya fenol. Prinsip reaksi Sakaguchi adalah asam amino yang mengandung gugus
guanidin bereaksi dengan α-naftol dan zat pengoksidasi (air bromin) memberikan warna
merah muda.

PEMBAHASAN ATAS HASIL PENGAMATAN :

Uji adanya unsur carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dari ke empat sampel yaitu
susu sapi (kasein), putih telur (albumin), kaldu sapi (ektrak daging), dan ektrak kacang hijau,
menunjukkan hasil yang positif dalam uji pengembunan (H dan O) dan uji adanya (N) dengan
bau rambut tetapi dalam uji adanya atom Nitrogen (N) yaitu pada zat albumin menunjukan
bau rambut terbakar (N) menunjukan hasil negatif, sedangkan pada zat uji kasein, ekstrak
daging (kaldu daging) menunjukkan hasil baun rambut terbakar (N) hasil ujinya positif. Pada
hasil pengarangan (C) pada zat uji kasein, ektrak daging dan ektrak kacang hijau
menunjukkan hasil yang positif, kecuali pada albumin telur. Jika di lihat di literatur, (Protein
adalah komponen yang terdiri atas atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. (Devi, 2010). Seharusnya menunjukan
hasil yang positif, kesalahan saat langkah kerja yang mungkin menyebabkan tidak terdekteksi
adanya atom karbon (C) dan (N) pada putih telur.
Pada uji adanya atom N pada zat uji albumin, kasein, ekstrak daging, ekstrak kacang
hijau menunjukkan bahwa pada bau Amoniak (N) dan juga pada kertaslakmus merah (N)
hasil pengamatan semua hasilnya positif. Pada percobaan uji adanya atom N terbentuknya bau
amoniak dan kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru menunjukkan adanya N sesuai
dengan literatur. Dibuktikan dengan bau amoniak saat dipanaskan dengan cara merebus
sampel yang telah dicampur dengan NaOH 10 % sebanyak 1 ml di dalam tabung reaksi.
Uji adanya atom (S) yaitu belerang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya
gugus belerang seperti sistin dan metionin dalm asam amino. Larutan yang positif
mengandung belerang ditandai dengan adanya perubahan warna atau endapan berwarna
hitam. Dari hasil percobaan menujukan bahwa albumin telur hasilya Pbs positif, sedangkan
sedangkan belerang negatif.
Pada uji biuret, berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, sampel putih telur
mengalami perubahan warna yaitu berubah menjadi warna ungu, dan mengandung
polipeptida. Pada sampel susu juga mengalami perubahan warna yaitu berubah menjadi warna
ungu, dan mengandung polipeptida. Namun, pada sampel ekstrak kaldu dan ekstrak kacang
hijau tidak mengalami perubahan warna dan juga tidak mengandung polipeptida. Biu ret
adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
Ion Cu2+ dari pereaksi. Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu
atau violet.
Pada uji Ninhidrin, setelah dilakukan percobaan, pada samapel putih telur, susu,
ekstrak kaldu dan ekstrak kacang hijau, semua sampel mengalami perubahan warna berarti
adanya asam amino bebas. Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas dan protein
menghasilkan warna biru. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis
kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya.
Uji xantoprotein untuk medeteksi adanya protein yang mengandung asam amino
dengan inti bezene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan akan membentuk warna kuning
jika tes dikatakan positif. (Devi, 2010). Dari ke empat sampel yaitu susu sapi (kasein), putih
telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, hanya ekstrak daging (kaldu) yang menunjukan
reaksi negatif, ketiga sample menunjukkan reaksi postif.
Uji millon adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi protein yang mengandung
tirosin dan triptofan dengan menunjukan warna merah jika protein mengandung kedua
senyawa. (Devi, 2010). Dari ke empat sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur, kaldu sapi,
dan ekstrak kacang hijau, yang menunjukkan hasil yang positif adalah putih telur.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan hasil pengamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H),oksigen (O),
nitrogen (N) dan kadang-kadang mengandung zat belerang (S),dan fosfor (P). Uji adanya
atom N, uji adanya atom S. Untuk membuktikan adanya molekul-molekul peptide dari protein
dilakukan uji biuret.
Pada uji adanya unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) terjadi apabila ada embun atau uap
air pada gelas objek, sedangkan apabila tercium bau rambut terbakar sampel mengandung
unsur nitrogen (N), dan apabila terjadi pengarangan berarti di sampel terdapat atom karbon
(C).
Pada uji adanya atom N, reaksi berlangsung positif apabila tercium bau amoniak dan
kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru. Uji adanya atom (S) yaitu belerang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus belerang seperti sistin dan metionin dalam
asam amino. Larutan yang positif mengandung belerang ditandai dengan adanya perubahan
warna atau endapan berwarna hitam.
Untuk membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil yang terdapat didalam
protein maka dilakukan uji xantoprotein dan juga uji millon.Uji millon umumnya digunakan
untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin pada suatu zat.

6.2 Saran
Dalam proses percobaan sebaiknya praktikan diharapkan dapat menjaga ketertiban
didalam ruang praktikum agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik.
Praktikan lebih serius dan berhati-hati dalam praktikum berlangsung agar tidak terjadi
kesalahan selama praktikum. Dan sebaiknya pihak laboratorium bisa memfasilitasi praktikkan
akan alat dan bahan praktikum agar tidak terjadi keributan untuk membuat sampel.

DAFTAR PUSTAKA

 Poedjiadi, A. 2010.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia


 Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas
WWWMedia Nusantara
 Patong,A.R., Dkk 2012. Biokimia Dasar Lembah harapan, proses Makassar
 Penuntun Praktikum Biokimia. 2021. Fakultas Pertanian, Teknologi Pertanian. UNIB :
WWWBengkulu
 Suhara. (2008). Dasar-Dasar Biokimia .Bandung: Prisma Press
Jawaban Pertanyaan

1. Apakah yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
Jawab :
-α-asam amino adalah Asam amino sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya
dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa"
atau α).
- Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada gugus karboksil
suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya.
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul
air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan
menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapa tmenyerap panjang
gelombang 190-230 nm.

2. Jelaskan perbedaan antara poli peptida dan protein!


Jawab :
- Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai residu asam
amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada protein residu asam amnionya
≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000.
- Polipeptida merupakan rangkaian asam amino. Polipeptida dibentuk menjadi protein
structural dan fungsional sel.
- Protein merupakan komponenen utama semua sel hidup yang berfungsisebgai pembentuk
struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim dam lain-lain.Protein sederhana: adalah
protein yang hanya terdiri dari polipeptida saja.Protein majemuk: adalah protein yang
tersusun atas asam amino dan gugus prostetik.

3. Apakah reaksi ninhidrin dapat menentukan asam amino secara kuantitas!


Jawab :
Uji Ninhidrin terjadi apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam amino maka akan terbentuk
kompleks berwarna. Asam amino dapat ditentukan secara kuntitatif dengan jalan
menggunakan intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino
tersebut. Pada reaksi ini dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3 yang dilepaskan.

4. Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!


Asam Amino Dengan Gugus R Non Polar (Alanin, Vallin, Leusin,Isoleusin, Prolin, Metionin,
Phenilalanin, Triptofan.)Asam Amino Dengan Gugus R Polar Tidak Bermuatan
(Glisin,Serin,Threonin, Cistenin, Tyrosin, Asparagin, Glutamin.Asam Amino Dengan Gugus
R Bermuatan Negatif (-) (Aspartate DanGlutamate)Asam Amino Dengan R Bermuatan (+)
(Lysin, Arginin, Histidin).

Anda mungkin juga menyukai