Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI

PROTEIN

Oleh
Majiddatul Faidah
NIM 16030204007
PBA 2016
(Kelompok I)

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM I – MEMBUKTIKAN UNSUR-UNSUR DALAM PROTEIN

Oleh
Majiddatul Faidah
NIM 16030204007
PBA 2016

LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami.
Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein
sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang dikenal
sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino.
Protein merupakan zat makanan yang paling kompleks, terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut zat
makanan bernitrogen karena merupakan satu-satunya zat makanan yang mengandung
nitrogen. Menurut sumbernya protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein nabati
dan hewani, protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam
amino lisin dan metionin yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perawatan jaringan
(Murtidjo, 2003).
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam
makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam
dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada
tingkat molekular. Apabila tulang dan kitin adalah beton, maka protein struktural adalah
dinding batu-batanya. Beberapa protein struktural, fibrous protein, berfungsi sebagai
pelindung, sebagai contoh α dan ß-keratin yang terdapat pada kulit, rambut, dan kuku.
Sedangkan protein struktural lain ada juga yang berfungsi sebagai perekat, seperti
kolagen.
Protein dapat memerankan fungsi sebagai bahan struktural karena seperti halnya
polimer lain, protein memiliki rantai yang panjang dan juga dapat mengalami cross-
linking dan lain-lain. Selain itu protein juga dapat berperan sebagai biokatalis untuk
reaksi-reaksi kimia dalam sistem makhluk hidup. Makromolekul ini mengendalikan jalur
dan waktu metabolisme yang kompleks untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
organisme. Suatu sistem metabolisme akan terganggu apabila biokatalis yang berperan di
dalamnya mengalami kerusakan.
Struktur dari protein sangat berpengaruh terhadap aktivitas fisiologis. Ada empat
macam struktur dari protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Pemeriksaan protein umumnya berdasarkan reaksi warna (secara kualitatif). Reaksi ini
adalah berdasarkan adanya ikatan peptida maupun adanya sifat-sifat tertentu dari asam
amino yang dikandungnya.
Dalam ilmu Kimia, pencampuran atau penambahan suatu senyawa dengan senyawa
yang lain dikatakan bereaksi bila menunjukkan adanya tanda terjadinya reaksi, yaitu:
adanya perubahan warna, timbul gas, bau, perubahan suhu, dan adanya endapan.
Pencampuran yang tidak disertai dengan tanda demikian, dikatakan tidak terjadi reaksi
kimia. Ada beberapa reaksi khas dari protein yang menunjukkan efek atau tanda
terjadinya reaksi kimia contohnya ada bau khas rambut terbakar apabila bahan uji
mengandung protein. Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut maka dianggap
penting melakukan percobaan ini dengan tujuan membuktikan unsur-unsur yang ada
dalam protein.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan sebuah rumusan masalah yaitu:
Bagaimana cara yang dilakukan untuk membuktikan unsur-unsur apa saja yang
terkandung dalam protein?

1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari praktikum ini yaitu:
Mahasiswa dapat membuktikan unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam protein
melalui praktikum/pengujian pada sampel.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagitubuh. Karena zat ini
berfungsi sebagai zat pembangun danpengatur. Protein adalah sumber asam amino yang
mengandungunsurC,H,O, dan N (Winarno.1992).
Protein merupakan bagian terpenting darisel-sel tubuh danmerupakan
bagian terbesar dari substansi kering dari organ-organ tubuh dan otot. Segala jenis protein
mengandung unsur nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang (Sediaoetama,
1976). Sedangkan menurut Adams (1988) merupakan kumpulan dari beberapaasam
amino. Asam amino mengandung unsur karbon, hidrogen,oksigen, nitrogen, dan
belerang. Asam amino dikelompokkanmenjadi 2(dua) yaitu kelompok asam (oksigen,
karbon, dan belerang) dan kelompok amino (nitrogen dan hidrogen ) yangmenempel pada
atom karbon.
Albumin jika dipanaskan secara terus menerus dia atas api, maka akan tercium
seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas Dario senyawa nitrogen. Selain
itu juga akan terbentu arang yang merupakan indikasi adanya unsure karbon. Pada bagian
dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan terdapat
unsure nitrogen. (Tim Dosen Biokimia Jurusan Biologi FMIPA UNESA. 2017).
Protein mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat pembangundalam tubuh dan
juga berfungsi sebagai bahan bakar dan zatpengatur. Protein sebagai zat pembangun
karena menjadi bahan pembentukan jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh, terutama pada masa pertumbuhan, protein juga menggantikan jaringan tubuh yang
rusak dan yang perlu dirombak serta mempertahankan jaringan yang telah ada.
Proteinsebagai bahanbakar karena protein mengandung karbon yang digunakan
tubuhsebagai bahan bakar. Protein akan dibakar ketika keperluan tubuhakan energi tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Sehinggaprotein tidak dapat digunakan untuk
proses pembentukan jaringan.Protein sebagai zat pengatur karena protein
mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. Selain ituprotein
juga dapat membentuk enzim dan hormon yang dibutuhkanoleh
tubuh untuk kelancaran metabolisme. (Sari,Mayang.2011)
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling
penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan
makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari
polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara
protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida
dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern,
karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida
dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional
protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim,
bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan
polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptide.
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara
ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N
ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit
asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino
satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein.
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit
pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang sama,
dari 20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan kovalen
dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping
yang khusus yang memberikan sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 unit
pembangunan ini dapat dianggap sebagai abjad struktur protein.

2.2 Sifat-Sifat Fisikokimia Protein


1. Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asamaminonnya
2. Berat molekul protein sangat besar
3. Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak
4. Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan
berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out
5. Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal
6. Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa

2.3 Struktur Protein


Struktur protein distabilkan oleh 2 macam ikatan yang kuat (peptida dan sulfida)
dan dua macam ikatan yang lemah(hidrogen dan hidrofobik). Ikatan peptida adalah
struktur primer protein yang berasal dari gabungan asam amino L-alfa oleh ikatan alfa-
peptida. Bukti utama untuk ikatan peptida sebagai ikatan struktur primer dituliskan
sebagai berikut:
1. Protease adalah enzim yang menghidrolisis protein, menghaslkan polipeptida sebagai
produknya. Enzim ini juga menghidrolisis ikatan peptida protein.
2. Spektrum inframerah protein menunjukkan adanya banyak ikatan peptide
3. Dua protein, insulin dan ribonuklease telah disintesis hanya dengan menggabungkan
asam-asam amino dengan ikatan peptida.
4. Protein mempunyai sedikit gugus karboksil dan gugus amina yang dapat dititrasi.
5. Protein dan polipeptida sintetik bereaksi dengan pereaksi biuret, membentuk warna
merah lembayung. Reaksi ini spesifik untuk 2 ikatan peptida atau lebih.
6. Penyediaan difraksi sinar X pada tingkat kekuatan pisah 0,2mm telah menyajikan
identifikasi ikatan peptida pada protein mioglobin dan hemoglobin. (Winarno, 1997)
Dalam hal ini protein albumin jika dipanaskan terus menerus di atas api, maka akan
tercium seperti rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas dari senyawa nitrogen (N).
Selain itu juga akan terbentuk arang yang merupakan indikasi adanya unsur karbon (C).
Pada bagian dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uapa air. Adanya uap air ini
menandakan terdapat unsur hidrogen (H).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu Pelaksanaan


Kamis, 30 Maret 2017 pukul 08.00 – 11.00 WIB

3.2 Tempat Pelaksanaan


Laboratorium Biokimia (Fisologi Tumbuhan) Jurusan Biologi Universitas Negeri
Surabaya

3.3 Alat Dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Tabung reaksi secukupnya
2. Pipet tetes secukupnya
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Penjepit tabung reaksi 1 buah
5. Gelas ukur 1 buah
6. Lampu spiritus 1 buah
7. Korek 1 buah

3.3.2 Bahan
1. Larutan albumin 100% 1 mL/uji
2. Larutan NaOH pekat 2 mL/uji
3. Ekstrak brokoli 1 mL/uji
4. Ekstrak keju 1 mL/uji
5. Ekstrak daging ayam 1 mL/uji
6. Ekstrak ikan tongkol 1 mL/uji
7. Ekstrak kacang tanah 1 mL/uji
8. Kuning telur ayam 1 mL/uji
9. Ekstrak kacang kapri 1 mL/uji
10. Ekstrak kecambah 1 mL/uji
11. Ekstrak tempe 1 mL/uji
12. Susu sapi segar 1 mL/uji
13. Ekstrak tahu 1 mL/uji

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Kegiatan I
1. Masukkan 1 mL larutan albumin 100% ke dalam tabung reaksi yang kering
2. Panaskan langsung di atas api lampu spiritus.
3. Perhatikan gejala yang nampak baik berupa bau, warna, dan uap air yang
terbentuk
4. Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap bahan uji lainnya.
Larutan Albumin 100 %

Masukkan ke dalam tabung reaksi


kering
Panaskan langsung di atas api lampu
spiritus
Perhatikan perubahan yang terjadi

HASIL

Gejala yang nampak (bau, warna, uap air)

3.4.2 Kegiatan II
1. Masukkan 1 mL larutan albumin 100% ke dalam tabung reaksi yang kering
2. Tambahkan larutan NaOH pekat 2 mL (± 2 kali jumlah albumin)
3. Panaskan langsung di atas api lampu spiritus.
4. Perhatikan gejala yang nampak baik berupa bau, warna, dan uap air yang
terbentuk (terutama bau yang tercium)
5. Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap bahan uji lainnya.

Larutan Albumin 100 %

Larutan NaOH pekat

Masukkan larutan albumin dan


NaOH pekat ke dalam tabung
reaksi kering
Panaskan langsung di atas api lampu
spiritus
Perhatikan perubahan yang terjadi

HASIL

Gejala yang nampak (bau, warna, uap air)


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Tabel Hasil Praktikum Membuktikan Unsur-Unsur yang Ada Dalam Protein
Hasil Pengamatan
No Bahan Uji Kegiatan
Sebelum Sesudah
- Masukkan larutan - Bau : amis - Bau : amis telur
albumin 100% (1mL) ke telur - Warna : putih
dalam tabung reaksi - Warna : tak - Uap air : ada (+
kering berwarna/ +++)
- Panaskan langsung di bening
atas lampu spiritus - Uap air : tidak
- Perhatikan gejala yang ada(ada ge-
nampak (bau, warna, dan lembung
uap air) udara)
Larutan
- Masukkan larutan Larutan albumin - Bau : amis telur
1 albumin
albumin 100% (1mL) ke 100% : tak - Warna : kuning
100%
dalam tabung reaksi berwarna/ - Uap air : ada (+
kering bening ++)
- Tambahkan larutan Larutan NaOH
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak
- Panaskan langsung di berwarna/
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan ekstrak - Bau : bau khas - Bau : bau khas
berokoli (1mL) ke dalam sayur brokoli sayur brokoli
tabung reaksi kering - Warna : hijau - Warna : hijau
- Panaskan langsung di muda(++) muda(+)
atas lampu spiritus - Uap air : tidak →bening
- Perhatikan gejala yang ada - Uap air : ada (+
nampak (bau, warna, dan ++)
uap air)
Ekstrak
2 - Masukkan ekstrak Ekstrak brokoli : - Bau : bau khas
brokoli
brokoli (1mL) ke dalam hijau muda (++) sayur brokoli
tabung reaksi kering Larutan NaOH - Warna : hijau
- Tambahkan larutan pekat : tak kekuningan
NaOH pekat (2 mL) berwarna/ (bening)
- Panaskan langsung di bening - Uap air : ada (+
atas lampu spiritus +++)
- Perhatikan gejala yang
nampak
- Masukkan ekstrak keju - Bau : amis dan - Bau : tetap
(1mL) ke dalam tabung gurih - Warna : putih
reaksi kering - Warna : putih - Uap air : ada
- Panaskan langsung di kekuningan
atas lampu spiritus - Uap air : tidak
- Perhatikan gejala yang ada
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
3
keju - Masukkan ekstrak keju Ekstrak keju : - Bau : seperti
(1mL) ke dalam tabung putih putih telur
reaksi kering kekuningan mentah
- Tambahkan larutan Larutan NaOH - Warna : putih
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak - Uap air : ada
- Panaskan langsung di berwarna/
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan ekstrak - Bau : amis (+ - Bau : amis


daging ayam (1mL) ke +) terbakar (+++)
dalam tabung reaksi - Warna : putih - Warna : putih
kering kekuningan - Uap air : ada
- Panaskan langsung di - Uap air : tidak (terdapat gum-
atas lampu spiritus ada palan berpori)
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
4 daging - Masukkan ekstrak Ekstrak daging - Bau : terbakar
ayam daging ayam (1mL) ke ayam : putih - Warna :
dalam tabung reaksi kekuningan kekuningan (+
kering Larutan NaOH +)
- Tambahkan larutan pekat : tak - Uap air : ada (+)
NaOH pekat (2 mL) berwarna/
- Panaskan langsung di bening
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan ekstrak ikan - Bau : amis - Bau : amis
tongkol (1mL) ke dalam - Warna : putih - Warna : putih
tabung reaksi kering keruh keruh
- Panaskan langsung di - Uap air : tidak - Uap air : ada
atas lampu spiritus ada
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
5 ikan
- Masukkan ekstrak ikan Ekstrak ikan - Bau : bau amis
tongkol
tongkol (1mL) ke dalam tongkol : putih berkurang
tabung reaksi kering keruh - Warna : tidak
- Tambahkan larutan Larutan NaOH berwarna
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak - Uap air : ada
- Panaskan langsung di berwarna/ (terdapat
atas lampu spiritus bening endapan)
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan ekstrak - Bau : - Bau : seperti


kacang tanah (1mL) ke - Warna : creme rambut terbakar,
dalam tabung reaksi - Uap air : tidak gosong
kering ada - Warna : coklat
- Panaskan langsung di (++)
atas lampu spiritus - Uap air : ada
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
6 kacang
tanah - Masukkan ekstrak Ekstrak kacang - Bau : seperti
kacang tanah (1mL) ke tanah : creme rambut terbakar,
dalam tabung reaksi Larutan NaOH gosong
kering pekat : tak - Warna : coklat
- Tambahkan larutan berwarna/ (++)
NaOH pekat (2 mL) bening - Uap air : ada
- Panaskan langsung di
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan kuning telur - Bau : amis - Bau : amis
ayam (1 mL) ke dalam - Warna : - Warna : kuning
tabung reaksi kuning - Uap air : ada
- Panaskan langsung di - Uap air : tidak
atas lampu spiritus ada
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

Kuning
7
telur ayam - Masukkan kuning telur Ekstrak kuning - Bau : amis
ayam (1 mL) ke dalam telur ayam : - Warna : kuning
tabung reaksi kuning pucat (+)
- Tambahkan larutan Larutan NaOH - Uap air : ada (+)
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak (ada gelembung
- Panaskan langsung di berwarna/ (++))
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan ekstrak - Bau : kacang - Bau : kacang


kacang kapri (1 mL) ke mentah terbakar
dalam tabung reaksi - Warna : putih - Warna : putih
- Panaskan langsung di keruh keruh
atas lampu spiritus - Uap air : tidak - Uap air : ada
- Perhatikan gejala yang ada (terdapat
nampak (bau, warna, dan gelembung)
uap air)
Ekstrak
8 kacang
kapri - Masukkan ekstrak Ekstrak kacang - Bau : kacang
kacang kapri (1 mL) ke kapri : putih terbakar
dalam tabung reaksi keruh - Warna :
- Tambahkan larutan Larutan NaOH kekuningan
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak - Uap air : ada
- Panaskan langsung di berwarna/ (terdapat
atas lampu spiritus bening gelembung)
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan ekstrak - Bau : tempe - Bau : tempe
kacang tanah (1mL) ke - Warna : putih - Warna : putih
dalam tabung reaksi - Uap air : tidak - Uap air : tidak
- Panaskan langsung di ada ada
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

Ekstrak - Masukkan ekstrak Ekstrak tempe : - Bau : tempe


9
tempe kacang tanah (1mL) ke kuning pucat - Warna : kuning
dalam tabung reaksi Larutan NaOH (++)
- Tambahkan larutan pekat : tak - Uap air : ada (+
NaOH pekat (2 mL) berwarna/ ++)
- Panaskan langsung di bening
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan ekstrak - Bau : - Bau :


kacang tanah (1mL) ke kecambah (+) menyengat
dalam tabung reaksi - Warna : hijau - Warna : bening
- Panaskan langsung di keabuan - Uap air : ada
atas lampu spiritus - Uap air : tidak
- Perhatikan gejala yang ada
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
10 - Masukkan ekstrak Ekstrak - Bau : (++)
kecambah
kacang tanah (1mL) ke kecambah : - Warna : kuning
dalam tabung reaksi hiaju keabuan kecoklatan
- Tambahkan larutan Larutan NaOH - Uap air : ada
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak
- Panaskan langsung di berwarna/
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan susu sapi - Bau : susu - Bau : susu
segar (1mL) ke dalam - Warna : putih - Warna : putih (+
tabung reaksi kering (+++) ++)
- Panaskan langsung di - Uap air : tidak - Uap air : ada
atas lampu spiritus ada
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan susu sapi Ekstrak susu - Bau : rambut


Susu sapi
11 segar (1mL) ke dalam sapi segar : terbakar
segar
tabung reaksi kering putih (+++) - Warna : coklat
- Tambahkan larutan Larutan NaOH muda
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak - Uap air : ada (+
- Panaskan langsung di berwarna/ +)
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)

- Masukkan ekstrak tahu - Bau : amis - Bau : seperti


(1mL) ke dalam tabung - Warna : putih tahu gosong
reaksi kering - Uap air : tidak - Warna : putih
- Panaskan langsung di ada - Uap air : ada
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
12
tahu - Masukkan ekstrak tahu Ekstrak tahu : - Bau : seperti
(1mL) ke dalam tabung Larutan NaOH tahu gosong
reaksi kering pekat : tak - Warna : putih
- Tambahkan larutan berwarna/ - Uap air : ada
NaOH pekat (2 mL) bening
- Panaskan langsung di
atas lampu spiritus
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
4.2 Analisis
Praktikum I pada uji protein ini dilakukan untuk membuktikan unsur-unsur yang ada
dalam protein. Praktikum dilakukan dengan dua kegiatan sebagai berikut ; kegiatan
pertama yaitu, masukkan 1 mL larutan albumin 100% ke dalam tabung reaksi yang kering
kemudian dipanaskan langsung di atas api lampu spiritus. Tunggu sampai mendidih dan
amati gejala yang nampak baik bau, warna ataupun uap air yang terbentuk. Untuk kegiatan
yang kedua yaitu, masukkan 1 mL larutan albumin 100% ke dalam tabung reaksi yang
kering, tambahkan 2 mL larutan NaOH pekat kemudian panaskan dengan hati-hati di atas
api lampu spirtus sampai mendidih. Biarkan sejenak dan amati perubahan yang mulai dari
bau, warna, dan uap air yang terbentuk. Pengujian ini juga diterapkan terhadap bahan uji
lainnya seperti ekstrak brokoli, ekstrak keju, ekstrak daging ayam, ekstrak ikan tongkol,
ekstrak kacang tanah, kuning telur ayam, ekstrak kacang kapri, ekstrak tempe, ekstrak
kecambah, susu sapi segar dan ekstrak tahu.
Setelah dilakukan proses uji didapatkan hasil, untuk albumin 100% yang dipanaskan
menimbulkan gejala yaitu terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi putih dan
terdapat uap air (++++) namun untuk bau dari albumin ini tidak mengalami perubahan
yang signifikan, bau tetap seperti amis telur. Untuk pengujian albumin 100% + NaOH
pekat yang dipanaskan menimbulkan gejala yaitu terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi kuning dan terdapat uap air (+++) namun untuk bau dari albumin ini
juga tidak mengalami perubahan yang signifikan, bau tetap seperti amis telur.
Untuk uji ekstrak brokoli yang dipanaskan didapatkan hasil yaitu terjadi perubahan
warna dari hijau muda (++) menjadi hijau muda (+) menuju bening dan terdapat uap air (+
++), namun untuk bau tetap seperti bau khas sayur brokoli. Sedangkan untuk pengujian
ekstrak brokoli + NaOH pekat yang dipanaskan didapatkan hasil yaitu terjadi perubahan
warna dari hijau muda (++) hijau kekuningan (bening) dan terdapat uap air (++++) namun
untuk bau dari ekstrak brokoli ini juga tidak mengalami perubahan yang signifikan, bau
tetap seperti bau khas sayur brokoli.
Sedangkan hasil akhir untuk bahan uji lainnya menunjukkan data sebagai berikut;
seluruh bahan yang diuji mengalami perubahan warna dari warna awal. Bahan uji yang
mengalami perubahan bau menjadi bau terbakar yaitu pada bahan uji ekstrak daging ayam,
ekstrak kacang tanah, ekstrak kacang kapri, susu sapi segar, dan ekstrak tahu. Sedangkan
untuk bahan uji yang terdapat uap air yaitu seluruh sampel yang kami uji mulai dari
larutan albumin, ekstrak brokoli, ekstrak keju, ekstrak daging ayam, ekstrak ikan tongkol,
ekstrak kacang tanah, kuning telur ayam, ekstrak kacang kapri, ekstrak tempe, ekstrak
kecambah, susu sapi segar dan ekstrak tahu.

4.3 Pembahasan
Pada uji unsur-unsur yang ada pada protein ini menggunakan tabung reaksi untuk
melakukan pengujian terutama saat melakukan proses pembakaran pada larutan.
Pengguanaan tabung reaksi ini juga bertujuan untuk memudahkan proses pengamatan
warna pada lerutan atau sampel.
Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen
(N) dan Oksigen (O). Adapula protein yang mengandung sedikit Belerang (S) atau Fosfor
(P). Dengan metode pembakaran atau pengarangan, akan di peroleh unsur-unsur protein
yaitu C, H, O dan N.
Pada uji adanya unsur C, H dan O pada albumin, albumin (putih telur) di masukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di panaskan mendapatkan hasil sebagai berikut, yaitu
tidak terjadi pengarangan, tercium bau seperti putih telur matang dan terjadi
pengembungan. Hal ini membuktikan bahwa pada albumin tidak mengandung unsur C
tetapi hanya mengandung unsur H dan O. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori, pada
albumin seharusnya menghasilkan bau seakan rambut terbakar, sehingga indikasi adanya
unsur N pada bahan uji albumin. Ketidaksesuaian bau saat praktikum dikarenakan sulitnya
menganalisa bau yang timbulkan pada pembakaran tersebut. Sedangkan pada uji adanya
atom N, albumin di tambah 1 ml NaOH pekat kemudian di panaskan tidak menghasilkan
bau amonia. Hal ini membuktikan bahwa albumin tidak mengandung unsur N.
Pada masing-masing bahan uji yang mengandung protein (putih telur, brokoli, keju,
ikan tongkol, kacang tanah, kuning telur, kacang kapri, sari tempe, kecambah, ampas tahu,
dan susu) sama-sama menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terjadi
pengembunan yang menandakan adanya unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) pada setiap
bahan uji. Indikasi terjadinya pengarangan yang menandakan adanya unsur karbon (C)
tidak didapatkan hasil dari praktikum ini, hal tersebut karena kurang telitinya praktikan
dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Indikasi tercium bau terbakar yang
menandakan adanya unsur nitrogen (N), dan hasil yang diperoleh pada uji adanya atom N,
dengan uji berbagai macam bahan uji yang sama-sama menunjukkan hasil yang positif
yaitu pada bahan uji kacang tanah, kuning telur, kacang kapri dan susu. Pada bahan uji
keju bau yang timbul yaitu bau tetap amis dan tercium aroma gurih. Hal tersebut
menandakan bahwa keju tidak mengandung unsur N. ketidaksesuaian hasil dengan
literatur disebabkan karena kurang lamanya pembakaran dan praktikan kurang bisa
menganalisa bau yang dihasilkan.
Pada bahan uji brokoli dan kecambah tidak mengandung unsur N, karena hasil dari
praktikum menyatakan bahwa bau yang dihasilkan dari pembakaran kedua larutan tersebut
tidak seperti bau rambut terbakar, melainkan seperti aroma khas sayuran. Hal tersebut
terjadi karena kurang lamanya pembakaran, sehingga bau yang tercium tetap seperti
sebelum pembakaran.

4.4 Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus? Bagaimana pendapat
saudara?
Ya ada, ketika semua larutan ditambahkan kemudian dipanaskan akan
menghasilkan bau yang menyengat. Bau ini adalah bau dari amonia yang
menunjukkan bahwa ada unsur N berikatan dengan NaOH, sehingga lakmus berubah
warna menjadi biru.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut mengindikasikan
adanya unsur apa ? Berikan alasan!
Pada larutan sampel yang telah ditambahkan NaOH kemudian dipanaskan pada semua
larutan sampel tersebut tercium bau amonia dan saat kertas lakmus merah diletakkan
pada mulut tabung, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Bau amonia dan
perubahan kertas lakmus menjadi biru menunjukkan adanya unsur N dan H pada
larutan sampel tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa uji protein ini dapat
menunjukkan adanya nitrogen yang diindikasikan dengan bau khas pada bahan-bahan
yang diujikan serta menunjukkan adanya unsur hidrogen yang diindikasikan adanya uap
air di dalam bahan-bahan yang diuji tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa di dalam
protein pasti terdapat unsur nitrogen (N) dan unsur (H).

5.2 Saran
Disarankan untuk praktikum selanjutnya, sebelum melaksanakan pratikum sebaiknya
diadakan pralab terlebih dahulu supaya masing-masing kelompok saat melaksanakan
pratikum tidak ada kesulitan dalam melakukannya.
Gunakanlah sarung tangan (latex) dan masker untuk keselamatan kerja saat
melakukan praktikum karena terdapat beberapa bahan kimia yang bersifat korosif dan
berbahaya bagi praktikan. Berhati-hatilah setiap melakukan uji, tidak perlu tergesa-gesa
agar data hasil praktikum valid serta jangan lupa untuk mencatat setiap hasil yang diamati.
Selanjutnya, bawalah tisu atau lap setiap kali melakukan praktikum untuk menjaga
kebersihan laboratorium uji.
DAFTAR PUSTAKA

Lehninger AL. 1982. Dasar- Dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta (ID): Erlangga.
Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.

Murtidjo, Bambang Agus.2003. Pemotongan Penanganan Dan Pengolahan Daging Ayam.


Yogyakarta: Kanisius.

Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Rahayu, Yuni Sri. dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya: Unesa University Press

Anda mungkin juga menyukai