PROTEIN
Oleh
Majiddatul Faidah
NIM 16030204007
PBA 2016
(Kelompok I)
Oleh
Majiddatul Faidah
NIM 16030204007
PBA 2016
1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari praktikum ini yaitu:
Mahasiswa dapat membuktikan unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam protein
melalui praktikum/pengujian pada sampel.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagitubuh. Karena zat ini
berfungsi sebagai zat pembangun danpengatur. Protein adalah sumber asam amino yang
mengandungunsurC,H,O, dan N (Winarno.1992).
Protein merupakan bagian terpenting darisel-sel tubuh danmerupakan
bagian terbesar dari substansi kering dari organ-organ tubuh dan otot. Segala jenis protein
mengandung unsur nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan belerang (Sediaoetama,
1976). Sedangkan menurut Adams (1988) merupakan kumpulan dari beberapaasam
amino. Asam amino mengandung unsur karbon, hidrogen,oksigen, nitrogen, dan
belerang. Asam amino dikelompokkanmenjadi 2(dua) yaitu kelompok asam (oksigen,
karbon, dan belerang) dan kelompok amino (nitrogen dan hidrogen ) yangmenempel pada
atom karbon.
Albumin jika dipanaskan secara terus menerus dia atas api, maka akan tercium
seperti bau rambut terbakar, yang menunjukkan bau khas Dario senyawa nitrogen. Selain
itu juga akan terbentu arang yang merupakan indikasi adanya unsure karbon. Pada bagian
dinding tabung reaksi terdapat titik-titik uap air. Adanya uap air menandakan terdapat
unsure nitrogen. (Tim Dosen Biokimia Jurusan Biologi FMIPA UNESA. 2017).
Protein mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat pembangundalam tubuh dan
juga berfungsi sebagai bahan bakar dan zatpengatur. Protein sebagai zat pembangun
karena menjadi bahan pembentukan jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh, terutama pada masa pertumbuhan, protein juga menggantikan jaringan tubuh yang
rusak dan yang perlu dirombak serta mempertahankan jaringan yang telah ada.
Proteinsebagai bahanbakar karena protein mengandung karbon yang digunakan
tubuhsebagai bahan bakar. Protein akan dibakar ketika keperluan tubuhakan energi tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Sehinggaprotein tidak dapat digunakan untuk
proses pembentukan jaringan.Protein sebagai zat pengatur karena protein
mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. Selain ituprotein
juga dapat membentuk enzim dan hormon yang dibutuhkanoleh
tubuh untuk kelancaran metabolisme. (Sari,Mayang.2011)
Kata protein sebenarnya berasal dari kata Yunani yang berarti pertama yang paling
penting, asal dari kata protos. Protein terdiri dari bermacam-macam golongan
makromolekul heterogen. Walaupun demikian semuanya merupakan turunan dari
polipeptida dengan berat molekul yang tinggi, secara kimia dapat dibedakan antara
protein sederhana yang terdiri dari polipeptida dengan berat molekkul yang tinggi.
Secara kimia dapat dibedakan antara protein sederhana yang terdiri dari polipeptida
dan protein kompleks yang mengandung zat-zat makanan tambahan seperti hern,
karbohidrat, lipid atau asam nukleat. Untuk protein kompleks, bagian polipeptida
dinamakan aproprotein dan keseluruhannya dinamakan haloprotein. Secara fungsional
protein juga menunjukkan banyak perbedaan. Dalam sel mereka berfungsi sebagai enzim,
bahan bangunan, pelumas dan molekul pengemban. Tapi sebenarnya protein merupakan
polimer alam yang tersusun dari berbagai asam amino melalui ikatan peptide.
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara
ribuan hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N
ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit
asam amino. Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino
satu dengan yang lain, menentukan sifat biologis suatu protein.
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit
pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang sama,
dari 20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan kovalen
dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping
yang khusus yang memberikan sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 unit
pembangunan ini dapat dianggap sebagai abjad struktur protein.
3.3.2 Bahan
1. Larutan albumin 100% 1 mL/uji
2. Larutan NaOH pekat 2 mL/uji
3. Ekstrak brokoli 1 mL/uji
4. Ekstrak keju 1 mL/uji
5. Ekstrak daging ayam 1 mL/uji
6. Ekstrak ikan tongkol 1 mL/uji
7. Ekstrak kacang tanah 1 mL/uji
8. Kuning telur ayam 1 mL/uji
9. Ekstrak kacang kapri 1 mL/uji
10. Ekstrak kecambah 1 mL/uji
11. Ekstrak tempe 1 mL/uji
12. Susu sapi segar 1 mL/uji
13. Ekstrak tahu 1 mL/uji
HASIL
3.4.2 Kegiatan II
1. Masukkan 1 mL larutan albumin 100% ke dalam tabung reaksi yang kering
2. Tambahkan larutan NaOH pekat 2 mL (± 2 kali jumlah albumin)
3. Panaskan langsung di atas api lampu spiritus.
4. Perhatikan gejala yang nampak baik berupa bau, warna, dan uap air yang
terbentuk (terutama bau yang tercium)
5. Lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap bahan uji lainnya.
HASIL
4.1 Tabel Hasil Praktikum Membuktikan Unsur-Unsur yang Ada Dalam Protein
Hasil Pengamatan
No Bahan Uji Kegiatan
Sebelum Sesudah
- Masukkan larutan - Bau : amis - Bau : amis telur
albumin 100% (1mL) ke telur - Warna : putih
dalam tabung reaksi - Warna : tak - Uap air : ada (+
kering berwarna/ +++)
- Panaskan langsung di bening
atas lampu spiritus - Uap air : tidak
- Perhatikan gejala yang ada(ada ge-
nampak (bau, warna, dan lembung
uap air) udara)
Larutan
- Masukkan larutan Larutan albumin - Bau : amis telur
1 albumin
albumin 100% (1mL) ke 100% : tak - Warna : kuning
100%
dalam tabung reaksi berwarna/ - Uap air : ada (+
kering bening ++)
- Tambahkan larutan Larutan NaOH
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak
- Panaskan langsung di berwarna/
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
- Masukkan ekstrak - Bau : bau khas - Bau : bau khas
berokoli (1mL) ke dalam sayur brokoli sayur brokoli
tabung reaksi kering - Warna : hijau - Warna : hijau
- Panaskan langsung di muda(++) muda(+)
atas lampu spiritus - Uap air : tidak →bening
- Perhatikan gejala yang ada - Uap air : ada (+
nampak (bau, warna, dan ++)
uap air)
Ekstrak
2 - Masukkan ekstrak Ekstrak brokoli : - Bau : bau khas
brokoli
brokoli (1mL) ke dalam hijau muda (++) sayur brokoli
tabung reaksi kering Larutan NaOH - Warna : hijau
- Tambahkan larutan pekat : tak kekuningan
NaOH pekat (2 mL) berwarna/ (bening)
- Panaskan langsung di bening - Uap air : ada (+
atas lampu spiritus +++)
- Perhatikan gejala yang
nampak
- Masukkan ekstrak keju - Bau : amis dan - Bau : tetap
(1mL) ke dalam tabung gurih - Warna : putih
reaksi kering - Warna : putih - Uap air : ada
- Panaskan langsung di kekuningan
atas lampu spiritus - Uap air : tidak
- Perhatikan gejala yang ada
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Ekstrak
3
keju - Masukkan ekstrak keju Ekstrak keju : - Bau : seperti
(1mL) ke dalam tabung putih putih telur
reaksi kering kekuningan mentah
- Tambahkan larutan Larutan NaOH - Warna : putih
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak - Uap air : ada
- Panaskan langsung di berwarna/
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
Kuning
7
telur ayam - Masukkan kuning telur Ekstrak kuning - Bau : amis
ayam (1 mL) ke dalam telur ayam : - Warna : kuning
tabung reaksi kuning pucat (+)
- Tambahkan larutan Larutan NaOH - Uap air : ada (+)
NaOH pekat (2 mL) pekat : tak (ada gelembung
- Panaskan langsung di berwarna/ (++))
atas lampu spiritus bening
- Perhatikan gejala yang
nampak (bau, warna, dan
uap air)
4.3 Pembahasan
Pada uji unsur-unsur yang ada pada protein ini menggunakan tabung reaksi untuk
melakukan pengujian terutama saat melakukan proses pembakaran pada larutan.
Pengguanaan tabung reaksi ini juga bertujuan untuk memudahkan proses pengamatan
warna pada lerutan atau sampel.
Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen
(N) dan Oksigen (O). Adapula protein yang mengandung sedikit Belerang (S) atau Fosfor
(P). Dengan metode pembakaran atau pengarangan, akan di peroleh unsur-unsur protein
yaitu C, H, O dan N.
Pada uji adanya unsur C, H dan O pada albumin, albumin (putih telur) di masukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian di panaskan mendapatkan hasil sebagai berikut, yaitu
tidak terjadi pengarangan, tercium bau seperti putih telur matang dan terjadi
pengembungan. Hal ini membuktikan bahwa pada albumin tidak mengandung unsur C
tetapi hanya mengandung unsur H dan O. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori, pada
albumin seharusnya menghasilkan bau seakan rambut terbakar, sehingga indikasi adanya
unsur N pada bahan uji albumin. Ketidaksesuaian bau saat praktikum dikarenakan sulitnya
menganalisa bau yang timbulkan pada pembakaran tersebut. Sedangkan pada uji adanya
atom N, albumin di tambah 1 ml NaOH pekat kemudian di panaskan tidak menghasilkan
bau amonia. Hal ini membuktikan bahwa albumin tidak mengandung unsur N.
Pada masing-masing bahan uji yang mengandung protein (putih telur, brokoli, keju,
ikan tongkol, kacang tanah, kuning telur, kacang kapri, sari tempe, kecambah, ampas tahu,
dan susu) sama-sama menunjukkan hasil yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan terjadi
pengembunan yang menandakan adanya unsur hidrogen (H) dan oksigen (O) pada setiap
bahan uji. Indikasi terjadinya pengarangan yang menandakan adanya unsur karbon (C)
tidak didapatkan hasil dari praktikum ini, hal tersebut karena kurang telitinya praktikan
dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Indikasi tercium bau terbakar yang
menandakan adanya unsur nitrogen (N), dan hasil yang diperoleh pada uji adanya atom N,
dengan uji berbagai macam bahan uji yang sama-sama menunjukkan hasil yang positif
yaitu pada bahan uji kacang tanah, kuning telur, kacang kapri dan susu. Pada bahan uji
keju bau yang timbul yaitu bau tetap amis dan tercium aroma gurih. Hal tersebut
menandakan bahwa keju tidak mengandung unsur N. ketidaksesuaian hasil dengan
literatur disebabkan karena kurang lamanya pembakaran dan praktikan kurang bisa
menganalisa bau yang dihasilkan.
Pada bahan uji brokoli dan kecambah tidak mengandung unsur N, karena hasil dari
praktikum menyatakan bahwa bau yang dihasilkan dari pembakaran kedua larutan tersebut
tidak seperti bau rambut terbakar, melainkan seperti aroma khas sayuran. Hal tersebut
terjadi karena kurang lamanya pembakaran, sehingga bau yang tercium tetap seperti
sebelum pembakaran.
4.4 Diskusi
1. Apakah ada perubahan warna pada uji dengan kertas lakmus? Bagaimana pendapat
saudara?
Ya ada, ketika semua larutan ditambahkan kemudian dipanaskan akan
menghasilkan bau yang menyengat. Bau ini adalah bau dari amonia yang
menunjukkan bahwa ada unsur N berikatan dengan NaOH, sehingga lakmus berubah
warna menjadi biru.
2. Bila kertas lakmus menunjukkan perubahan warna hal tersebut mengindikasikan
adanya unsur apa ? Berikan alasan!
Pada larutan sampel yang telah ditambahkan NaOH kemudian dipanaskan pada semua
larutan sampel tersebut tercium bau amonia dan saat kertas lakmus merah diletakkan
pada mulut tabung, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Bau amonia dan
perubahan kertas lakmus menjadi biru menunjukkan adanya unsur N dan H pada
larutan sampel tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa uji protein ini dapat
menunjukkan adanya nitrogen yang diindikasikan dengan bau khas pada bahan-bahan
yang diujikan serta menunjukkan adanya unsur hidrogen yang diindikasikan adanya uap
air di dalam bahan-bahan yang diuji tersebut. Sehingga dapat diketahui bahwa di dalam
protein pasti terdapat unsur nitrogen (N) dan unsur (H).
5.2 Saran
Disarankan untuk praktikum selanjutnya, sebelum melaksanakan pratikum sebaiknya
diadakan pralab terlebih dahulu supaya masing-masing kelompok saat melaksanakan
pratikum tidak ada kesulitan dalam melakukannya.
Gunakanlah sarung tangan (latex) dan masker untuk keselamatan kerja saat
melakukan praktikum karena terdapat beberapa bahan kimia yang bersifat korosif dan
berbahaya bagi praktikan. Berhati-hatilah setiap melakukan uji, tidak perlu tergesa-gesa
agar data hasil praktikum valid serta jangan lupa untuk mencatat setiap hasil yang diamati.
Selanjutnya, bawalah tisu atau lap setiap kali melakukan praktikum untuk menjaga
kebersihan laboratorium uji.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger AL. 1982. Dasar- Dasar Biokimia. Maggy T, penerjemah; Jakarta (ID): Erlangga.
Terjemahan dari: Principle of Biochemistry.
Rahayu, Yuni Sri. dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Biokimia.Surabaya: Unesa University Press