Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama : Widakdo
NIM : 20308141014
Program Studi & Kelas : Biologi E
Asisten Pembimbing :
Kelompok :
Unit Percobaan : Lipid
Percobaan yang dikerjakan : . UJI SPOT LIPID / GREASE SPOT TEST

Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui adanya lipid pada suatu bahan

Cara Kerja Pengamatan


No Kegiatan Hasil
1 Akuades + (-) Kertas Tidak
Kertas Transparan
2 Mentega + (+) Kertas transparan dan
Kertas mengandung bercak
kuning
3 Gajih + Kertas (+) Kertas transparan
4 Biji wijen + (+) Kertas sedikit
Kertas transparan
5 Biji bunga
matahari + (+) Kertas Transparan
Kertas

Pembahasan

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui adanya lemak dalam suatu senyawa. Percobaan Grease spot test
merupakan tes sederhana untuk lipid. Dimana akan diberikan hasil positif dengan adanya gliserol (Millio,
2009). Dari tes ini bahan gajih, biji bunga matahari, mentega, dan biji wijen memberikan uji positif yang
ditandai oleh terjadinya perubahan pada kertas saring yang menjadi transparan setelah diiusapkanpada kertas
dan diamatai dengan cahaya matahari. Sedangkan pada akuades memberikan uji negatife setelah dilakukan
pengamatan. Kertas saring terbuat dari serat selulosa dimana ketikaselulosa berikatan dengan partikel
lemak, pori-pori kertas menjadi lebih mudah ditembus cahaya dan tampak transparan.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka akuades tidak
mengandung lipid, pada biji wijen mengandung lipid yang sedikit,
sedangkan pada gajih,mentega, dan biji bunga matahari
mengandung lipid. Semakin tinggi kandungan lipid maka semakin
transparan kertas.

Diskusi
1. Apa yang menyebabkan kertas menjadi transparan?
2. Apa beda lemak dan minyak?
Jawaban
1. Yang menyebabkan kertas menjadi transparan yakni
selulosa berikatan dengan partikel lemak, pori-
pori kertas menjadi lebih mudahditembus cahaya
dan tampak transparan
2. lemak biasanya berwujud padat pada suhu ruang,
sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang.
Gliserida pada hewan berupa lemak (lemak hewani)
dan gliserida pada tumbuhan berupa minyak (minyak
nabati). Pada lemak, asam lemaknya memiliki sedikit
ikatan rangkap (asam lemak jenuh), sedangkan pada
minyak, asam lemaknya memiliki banyak ikatan
rangkap (asam lemak tak jenuh). Lemak memiliki titik
leleh tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh
rendah. Lemak umumnya berasal dari hewan,
sedangkan minyak umumnya dari tumbuhan.
Komponen lemak memiliki asam lemak jenuh yang
lebih banyak, sedangkan komponen minyak terdiri dari
gliserrida yang memiliki asam lemak tak jenuh lebih
banyak. Lemak biasanya kurang reaktif sehingga tidak
mudah berbau tengik, sedangkan minyak lebih reaktif
dan menyebabkan mudah berbau tengik.

Daftar pustaka
1. · Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka utama
2. · Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik.
Jakarta : Erlangga
3. Sediaoetama, A.D. (2006). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa
Dan Profesi Jilid II. Dian .Rakyat. Jakarta.

Mengetahui Yogyakarta, 21 Oktober 2020


Asisten Pembimbing, Praktikan,

Widakdo
______________________
______________________
NIM.
NIM. 20308141014
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Widakdo
NIM : 20308141014
Program Studi & Kelas : Biologi E
Asisten Pembimbing :
Kelompok :
Unit Percobaan : Lipid
Percobaan yang dikerjakan : Penyabunan Lemak

Tujuan Percobaan
Untuk menunjukkan proses hidrolisis lemak oleh alkali yang menghasilkan gliserol dan garam alkali
dari asam lemak (sabun).

Cara Kerja Pengamatan


No Kegiatan Hasil
1 Hidrolisis lemak o (+) Larut
leh basa alkali
Berwarna kuning pekat
2 Zat padat + air (+) Menghasilkan busa
Bertekstur licin

Pembahasan
Teori :
Hasil reaksi berupa campuran sabun dan gliserol yang mudah larut dalam air dan alkohol. Setelah tercampur
larutan dipanaskan hingga air dan alkohol menguap. Hasil yang diperoleh adalah hasil hidrolisis karena
pengaruh suatu basa kuat berupa NaOH.

Kemudian menambahkan sabun yang memadat dengan NaCl sehingga akan terjadi pemisahan sabun dari
gliserol kedalam campuran tersebut. Sabun dalam air membentuk larutan koloid. Pada saat penambahan
NaCl, gliserol dan alcohol akan berada dalam larutan NaCl sedangkan sabun akan mengendap, sehingga
sabun akan terpisah.
Hasil:
Pada percobaan tersebut dihasilkan sabun. Hal ini sesuai dengan teori Apabila lemak ditambah dengan NaOH
dan etanol maka akan menghasilkan zat padat (sabun) setelah dipanaskan dan apabila zat padat itu dilarutkan
dalam air maka akan menghasilkan buih/busa. Hal ini disebabkan karena lemak dapat dihidrolisa dengan
dipanaskan pada temperature dan tekanan yang tinggi. Hidrolisa ini dilakukan dengan adanya penambahan
basa kuat yaitu NaOH. Sehingga dihasilkan sabun yang terdiri dari gliserol dan garam. Sabun ini dapat larut
dalam air sehingga dapat menghasilkan buih.
Kesimpulan
Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH)
maka senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun
atau garam asam lemak. Dan dikenal dengan saponifikasi.
Hidrolisis lemak oleh alkali KOH akan menghasilkan gliserol
dan garam alkali dari aam lemak (sabun) proses tersebut
disebut dengan penyabunan (saponifikasi). Dan reaksi positif
uji penyabunan ini ditandai dengan larutan yang terasa licin
dikulit.

Diskusi
1. Basa alkali apa saja yang dapat digunakan dalam pros
es penyabunan
2. Apa yang dimaksud dengan air sadah dan apa dampakny
a pada pemakaian sabun.
Jawaban
1. Dalam pencampuran nya dengan lemak atau minyak,
biasanya menggunakan larutan alkali jenisNaOH, KOH, dan
NH4OH (Nigam, 2007).
2. Air sadah merupakan air yang mengandung kation-
kation alkali tanah seperti Mg2+, Ca2+, Sr 2+.Kesadahan
juga disebabkan kation-kation bermuatan 2+ misalnya Fe2+
dan Mn2+. Air yangbersifat sadah akan meningkatkan
konsumsi sabun yang kita gunakan. Hal ini karena adanya
interaksi kimiawi ion-ion penyebab kesadahan tersebut
dengan molekul-molekulsabun yang menyebabkan busa
sabun dan daya cucinya menurun (Kent, 2013).
Daftar pustaka
1. · Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka utama
2. · Fessenden dan Fessenden. 1999. Kimia Organik.
3. Jakarta : Erlangga.Anshory, I. 2003. Kimia SMU
untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga
4. https://rumushitung.com/2014/09/03/kesadahan-air-
dan-akibat-buruknya/ diakses pada 19/10/2020 08.12
WIB

Mengetahui Yogyakarta, 21 Oktober 2020


Asisten Pembimbing, Praktikan,

______________________
NIM. Widakdo
______________________
NIM. 20308141014
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Nama : Widakdo
Nim : 20308141014
Program Studi & Kelas : Biologi E
Asisten Pembimbing :
Kelompok :
Unit Percobaan : Lipid
Percobaan Yang Dikerjakan : Pemisahan Kolesterol Dan Pengamatan Kristal Kolesterol

Tujuan Percobaan
untuk memperoleh kolesterol dengan cara ekstraksi bertingkat serta mengamat bentuk kristal kolesterol.

Cara Kerja Pengamatan


No Kegiatan Hasil
1 (+) Berwarna kuning
Ekstraksi bertingkat dari lipid kecoklatan
Tidak terdapat endapan
2 Pengamatan kristal kolesterol (+)Mengendap
Terbentuk kristal

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Pembahasan
Menurut teori kadar kolestrol yang tinggi akan mengendap dan membentuk kristal. Kolestrol dapat larut dalam
pelarut lemak misalnya eter, kloroform, benzene dan alcohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi,
kolestrol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak dapat berwarna,tidak berasa, dan tidak berbau. Kristal
kolesterol akan terbentuk saat kolesterol berada dalam konsentrasi yang tinggi. Krissal kolesterol yang
terbentuk dapat dilararutkan dalam alkohol yang telah dipanaskan. Kristal alkohol bersifat tidak berbau, tidak
berwarna, dan memiliki titik lebur pada suhu 150 sampai 180 C. Pada percobaan ini dapat teramati kristal
kolesterol yang tidak berwarna, memiliki bentuk yang bertumpuk tumpuk/bertingkat tingkat dan sekilas terlihat
bentuk tidak beraturan.

Kesimpulan

Kolesterol akan mengendap jika diberi air panas dan jika dalam kadar yang
tinggi akan membentuk kristal. Kolesterol dengan konsentrasi yang tinggi akan
membentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dengan
titik lebur 150-151 derajat celcius. memiliki bentuk yang bertumpuk
tumpuk/bertingkat tingkat dan sekilas terlihat bentuk tidak beraturan.

Diskusi

1. Jelaskan fungsi penggunaan air suling (aquades) pada pemisahan koleste


rol
2. Bagaimana bentuk kristal kolesterol.

Jawab
1. Untuk memisahkan larutan ke dalam beberapa komponennya atau suatu
metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap
2. Pada percobaan ini dapat teramati kristal kolesterol yang tidak berwarna,
memiliki bentuk yang bertumpuk tumpuk/bertingkat tingkat dan bersegi(
kebanyakan terlihat tidak beraturan.

Daftar pustaka

1. Day,Jr.R.A.danUnderwood,A.L.1990.Analisa Kimia
Kuantitatif.Jakarta:Erlangga
2. Lehninger, Albert L, 1982. “Dasar-Dasar Biokimia Jilid I”. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
3. Poedjadi, Anna. 1994. ”Dasar-Dasar Biokimia”. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia Press.

Mengetahui Yogyakarta, 21 Oktober 2020


Asisten Pembimbing, Praktikan,

______________________
Widakdo
NIM.
______________________
NIM. 20308141014
Resume

Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan minyak yang umumnya dikenal dalam
makanan, malam, fosfolipida, sterol, dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh
manusia. Lipida mempunyai sifat yang sama yaitu larut dalam pelarut nonpolar seperti etanol, eter, kloroform,
dan benzena. (Sunita, Almatsier. 2005)

Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan hidrogen,


yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
(Hartono, 2006). Menurut Madja (2007), lemak adalah
suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak
yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan didalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi.

Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan turunannya, lemak netral
(trigliserida), fosfolipid serta sterol ( Ganong ,2008). Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar
biomolekul dengan gugus fungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut
dalam air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan lain
sebagainya (Baraas, 2006).

Senyawa organik lipid adalah senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutan lipida adalah
dalam pelarut lemak, misalnya eter. Pada komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan
kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak adalah suatu senyawa atau molekul yang
terbentuk dari asam lemak atau gliserol. Lemak dapat dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan
menggunakna larutan alkali. (Fessenden, Fessenden. 1997)

Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Bloor membagi lipid dalam
tiga golongan besar, yakni:

1. Lipid Sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida dan
lilin (waxes).

2. Lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya: fosfolipid,
serebrosida.

3. Derivat Lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam lemak, gliserol,
dan sterol. (Poedjiadi, Anna; 1994)

Lemak adalah suatu estertrigliseraldehida dari gliserol dengan 3 asamlemak terikat pada rantai utamanya.
Asamlemak yang berikatan dengantrigliseraldehida pada dasarnya merupakanrantai karbon (C) dengan gugus
karboksil(COOH) pada salah satu ujungnya yangdapat bereaksi atau berikatan dengan molekullain (Tuminah,
2009, p.513)
1. Penyabunan Lemak

Saponifikasi adalah hidrolisa lemak/minyak


dengan suatu basa kuat. Hasilnya adalah gliserol
dan garam daria sam lemak itu sendiri yang
dikenal sebagai sabun. Bilangan penyabunan
suatu lemak/minyak adalah banyaknya mg
KOH atau NaOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan 1 gram lemak atau minyak. Alkohol yang ada dalam KOH berfungsi untuk
melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar supaya mempermudah reaksi dengan basa sehingga
terbentuk sabun. Hidrolisis lemak oleh alkali (NaOH atau KOH) akan menghasilkan gliserol dan garam
alkali dari asam lemak (sabun) proses tersebut disebut dengan penyabunan (saponifikasi)
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti
NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk
menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak
atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya
dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak.
Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi. Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang
pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak / minyak.

Sabun memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air yang
menyebabkan larutan sabun dalam air bersifat basa.

Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada
air sadah. Sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.

Sabun mempunyai sifat membersihkan yang disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium
dari asam lemak), digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena
sabun mempunyai gugus polar dan non polar

Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin
sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan
garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih
mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam
air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH,
dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun,
merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak
digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak
dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Asam lemak jika bergabunng dengan alkali (NaOH) akan membentuk sabun, dimana NaOH dalam hal
ini berfungsi sebagai emulgator. Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka
senyawa lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak. Proses ini lebih dikenal
dengan nama saponifikasi. Perbandingan jumlah busa (indikasi terbentuknya sabun) pada penambahan
NaOH adalah sama. Sedangkan untuk jumlah busa paling tinggi terdapat pada minyak. Setelah itu
ditambah alkohol agar busa larut.

2. Pada uji kristal kolesterol, Kolesterol terdapat pada hampir semua sel hewan dan manusia. Pada tubuh
manusia, kolesterol terdapat dalam darah, empedu,
kelenjar adrenalin bagian luar (adrenal cortex), dan
jaringan syaraf. Jika kadar kolesterol dalam darah
terlalu tinggi, maka akan mengendap membentuk
kristal. Endapan membentuk kristal. Endapan
kolesterol dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah (arteriosclerosis) karena
dindingnya menjadi tebal. Akibatnya, elastisitas
pembuluh darah menjadi berkurang, sehingga aliran darah terganggu. Kolesterol dalam serum tidak
terdapat bebas, melainkan berkonjugasi sebagai lipoproteida, yaitu pembentuk protein yang terdiri atas
25% kolesterol dan 75% ester asam lemak tidak jenuh (Yazid, 2006).

Berdasarkan literatur kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap lalu membentuk kristal. Kolesterol
dapat larut dalam pelarut lemak, misalnyaeter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat
dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidakdapat berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau.

3. Uji spot lipid

Uji greese spot ini untuk membuktikan adanya kandungan


lipid pada suatu bahan atau larutan dan untuk mengetahui
tingkat kejenuhannya. Prinsip percobaan ini adalah larutan
uji ditambah eter kemudian digojok lalu ambil setetes
larutan tadi kamudian teteskan dalam kertas buram.

Percobaan Grease spot test merupakan tes sederhana untuk lipid. Dimana akan diberikan hasil positif
dengan adanya gliserol (Millio, 2009). Dari tes ini baik minyak baru maupun minyak bekas
memberikan uji positif yang ditandai oleh terjadinya perubahan pada kertas saring yang menjadi
transparan setelah diiusapkan pada minyak goreng yang ditambahkan dengan eter. Hal ini berarti dalam
kedua jenis minyak tersebut, terdapat gliserol yang merupakan hasil hidrolisa dari minyak. Pada minyak
goreng bekas terjadi hidrolisa akibat proses penggorengan (pemanasan) sehingga trigliseridanya akan
berkurang dimana kadar gliserol dan asam lemaknya akan bertambah. Hal ini dapat menurunkan
kualitas minyak. Pada minyak goreng baru juga terdapat gliserol yang disebabkan oleh masih adanya
kandungan air dalam minyak yang walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat menghidolisis minyak
menjadi gliserol dan asam lemak. Sehingga kandungan air juga dapat menurunkan kualitas minyak. Air
yang ada dalam minyak dapat dijadikan media pertumbuhan mikroorganisme yang dapat
menghidrolisis minyak ( Suasti, 2009).

Suatu Lipid didefinisikan sebgai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta taklarut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non polar sperti suatu hidrokarbon atau dietileter( Fessenden&
Fessenden,1982).

Fungsi Reagen
1. Eter

Digunakan untuk melarutkan zat zat selain lemak yang terkandung dalam zat yang akan diselidiki pada
praktikum. Zat selain lemak tersebut akan menguap secara cepat bersama eter. Zat-zat tersebut perlu
dihilangkan agar tidak mengganggu jalannya reaksi.

2. Pengusapan menggunakan kertas biasa

Kertas terbuat dari serat selulosa membentuk pori-pori yang sangat kecil sehingga cukup sukar
ditembus cahaya. Bila selulosa berikatan dengan partikel lemak, pori-pori tersebut akan meregang
sehingga kertas menjadi lebih mudah ditembus cahaya dan tampak transparan.
Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2005. Prinsip Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anshory, I. 2003. Kimia SMU untuk kelas XII. Jakarta : Erlangga

Fessenden, Fessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta : Binarupa Aksara

https://laporanpraktikum.id/laporan-praktikum-pengujian-lipid/ diakses pada 20/10/2020 05.00 WIB

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Serumpaet roy david, dkk (2016). Pengaruh Asap Rokok Terhadap Kualitas Hidup Total Penderita Rinitis
Alergi Persisten. Jurnal Skolastik Keperawatan 2(1), p. 4

Tuminah, Sulistyowati. (2009). Efek AsamLemak Jenuh Dan Asam Lemak Tak Jenuh “Trans”
TerhadapKesehatan. Media Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. Vol.XIX, 513-520

Anda mungkin juga menyukai