PENDAHULUAN
Lichen merupakan suatu organisme hasil asosiasi simbiosis antara jamur dan algae
dalam bentuk simbiosis mutualistik dan helotisme yang dapat membentuk kesatuan
morfologi yang berbeda dengan spesies lain pada komponen-komponennya. Dua jenis
organisme ini hidup saling berhubungan, alga menyediakan energi melalui proses
fotosintesis dan jamur menyediakan tempat perlindungan bagi alga. Lichen sekilas setipe
dengan tumbuhan lumut. Tapi jika diperhatikan dengan seksama maka lichen merupakan
suatu bentuk life form yang unik atau khas (Roziaty, 2016, p. 55).
Liken, atau disebut juga lumut kerak, adalah organisme yang berasal dari hasil
simbiosis mutualistik dua organisme berbeda, yaitu fungi dan alga. Alga berperan sebagai
fungi mengambil air dan mineral lainnya dari lingkungan, sekaligus berperan sebagai
penyedia struktur dan massa serta perlindungan. Keberadaan liken di alam sangat
5
BAB 2
LANDASARAN TEORITIS
antara alga dan cendawan (jamur). Lichen adalah simbiosis antara ganggang dengan
jamur, ganggangnya berasal dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal
perintis karena mampu hidup di tempat-tempat yang ekstrim. Kerja sama ini
Lumut kerak sangat peka terhadap kualitas udara. Oleh karena itu, lumut kerak
dapat digunakan sebagai penunjuk adanya polusi udara. Di kota-kota besar atau kawasan
industri tingkat polusi udaranya sabgat tinggi. Ditempat-tempat ini sedikit sekali lumut
kerak yang dapat tumbuh. Semakin jauh dari sumber polusi, keragaman lumut kerak
semakin bertambah dan spesies-spesies yang ditemukan akan berubah. Ditempat dengan
mutu udara baik, biasanya tumbuh lumut kerak yang berbentuk mirip pohon. Lumut kerak
menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem,
seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah
beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi.
Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan
pengobatan.
6
Dalam periode yang lama para ahli botani berpikir lichen adalah tanaman otonom.
Baru (kurang lebih) 100 tahun lalu diketahui bahwa lichen trerdiri dari dua jenis
sebagai spesies. Dalam kode nomeklatur botani internasional, lichen termasuk dalam
Menurut Yurnaliza (2002) dalam Roziaty (2016), tubuh lichen yang disebut dengan
thallus berwarna mulai dari putih, keabuan, coklat bahkan hitam. Bagian tubuh lichen
yang memanjang disebut dengan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau
miselium yang biasanya tidak didapatkan pada fungi yang bukan lichen. Pada jenis lichen
foliose, terdapat 4 bagian tubuh yang jelas yaitu 1) korteks atas, berupa jalinan yang
disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material
yang berupa gelatin. Bagian ini tebal berguna untuk perlindungan; 2) daerah alga,
merupakan lapisan yang berwarna biru hijau yang terletak di bawah korteks atas. Bagian
ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa tersebut terdapat sel-sel yang
berwarna hijau yaitu berguna untuk fotosintesis; 3) medulla, terdiri dari hifa yang terjalin
satu dengan lainnya yang membentuk untaian pembuluh; dan 4) korteks bawah, lapisan
ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap
permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah berupa rhizines.
Beberapa lichen ada yang tidak memiliki korteks bawah. Bagian tersebut digantikan oleh
2.2.1 Morfologi
7
2. 2. 1. 1 Morfologi Luar
kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu
kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah
dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler
dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang
biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes. Alga selalu berada pada
empat bentuk :
a. Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu
melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk
Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh
yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut
leprose.
b. Foliose
Lichen foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus.
Lichen ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan
8
atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan
rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan.
c. Fruticose
Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti
pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau
cabang pohon. Tidak terdapat perbedaan antara permukaan atas dan bawah.
d. Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang
biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini
mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu:
Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa
jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin. Bagian
Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di bawah
korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa
itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc, Rivularia dan Chrorella.
9
Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut lapisan gonidial sebagai organ
reproduksi.
Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke segala
arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian yang lebih
dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian atas dan tipis
Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar (rhizines). Ada
beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah. Dan bagian ini
digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus yang fungsinya
sebagai proteksi.
2.2.2. Klasifikasi
Lichenes sangat sulit untuk diklasifikasikan karena merupakan gabungan dari alga
dan fungi serta sejarah perkembangan yang berbeda. Para ahli seperti Bessey (1950),
Martin (1950) dan Alexopoulus (1956), berpendapat bahwa lichenes dikelompokkan dan
dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah yang berbeda dari alga dan fungi.
10
Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar dasar klasifikasinya secara
1. Kelas Ascolichens.
Verrucaria.
dan Parmelia.
Dalam Klas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
2. Kelas Basidiolichenes
yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan
1. Homoimerus
11
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga mendominasi
Collema.
2. Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit pohon.
Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit kayu. Mereka
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu Ramalina.
Secara umum Taksonomi lichenes menurut Misra dan Agrawal (1978) adalah
sebagai berikut :
Kelas : Ascolichens
Ordo : Lecanorales
12
Famili : Lichinaceae, Collemataceae, Heppiaceae, Pannariaceae, Coccocarpiaceae,
Ordo : Sphariales
Ordo : Myrangiales
Ordo : Pleosporales
Famili : Arthopyreniaceae
Ordo : Hysteriales
Kelas : Basidiolichens
Lichen dapat hidup pada habitat yang sangat ekstrem, misalnya pada lahan bekas
aliran lahar gunung berapi, di gurun, di hutan bekas terbakar, batu-batuan, menempel
13
Beberapa lichen dapat menghasilkan zat kimia dan zat asam yang dapat
organisme perintis. Lichen memungkinkan tumbuhan lain, seperti lumut dan paku,
tumbuh di lahan baru. Lichen mengawali terjadinya suksesi, yaitu proses perubahan
Beberapa jenis lichen sangat peka terhadap polusi udara, misalnya Usnea sp.
(lumut janggut). Lumut ini dapat digunakan sebagai indikator polusi udara di suatu
daerah. Bila di suatu daerah masih ditemukan lichen yang hidup, berarti udara di daerah
Lichenes (liken) dikenal dengan lumut kerak karena bentuknya menyerupai kerak yang
menempel (epifit) di pohon-pohon, tebing, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub
utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi (Hasanuddin dan
Mulyadi, 2018).
tempat/habitat dan kondisi cuaca di seluruh dunia bahkan di lingkungan yang ekstrim. Di
wilayah yang kodisi lingkungan seragam masing-masing substrat cenderung lichen yang
tumbuh juga relatif seragam. Mereka tumbuh di lingkungan dengan kondisi iklim yang
berbeda dan dengan substrat yang berbeda. Mereka mampu dengan cepat menyerap dan
menyiapkan air dari banyak sumber maka memungkinkan bagi lichen untuk hidup di
lingkungan yang “keras” seperti gurun dan kutub dan terpapar pada suatu permukaan
yang datar, dinding, atap, dahan/ranting pohon dan material buatan manusia lainnya
seperti gelas, logam, dan lain sebagainya. Lichen ini merupakan vegetasi perintis bagi
14
habitat terestrial dari kutub utara hingga di banyak gurun (Bhat, Dudani, & Subhash,
2011).
2. 3. 2. Manfaat Lichen
Thallus dari lichen belum digunakan sebagai sumber makanan secara luas, karena
lichen memiliki suatu asam yang rasanya pahit dan dapat menimbulkan gatal-
dahulu dengan merebusnya dalam soda. Pada saat makanan sulit didapat, orang-
dengan tepung. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose
Lichen juga dimakan oleh hewan rendah maupun tingkat tinggi seperti siput,
serangga, rusa dan lain-lain. Rusa karibu menjadikan sejumlah jenis lichen
sebagai sumber makanan pada musim dingin, yang paling banyak dimakan adalah
Cladina stellaris. Kambing gunung di Tenggara Alaska memakan lichen dari jenis
Lobaria linita.
menunjukkan beban polusi yang terjadi dalam waktu yang lama. Untuk melihat
apakah udara pada suatu daerah telah tercemar atau tidak, dapat di lihat dari
kerak yang berada pada suatu daerah yang telah tercemar akan menunjukkan
15
respon pertumbuhan yang kurang baik dibandingkan dengan lumut kerak yang
tumbuh subur di daerah yang tidak tercemar. Pertumbuhan dan kesuburan lumut
kerak kurang baik bila daerahnya telah mengalami perubahan kondisi lingkungan
akibat pencemaran udara yang secara langsung atau tidak langsung dapat
senyawa asam yang terdapat di dalamnya. Asam usnat adalah antibiotik spektrum
luas dan merupakan kandungan yang paling umum diketahui dari lichen. Selain
asam usnat masih banyak lagi jenis asam dalam lichen yang memiliki aktivitas
antibiotik terutama sebagai antibakteri. Ekstrak aseton, dietil eter dan etanol dari
protolikesterinat menunjukkan hasil yang lebih luas baik pada bakteri gram
Pada abad pertengahan lichen banyak digunakan oleh ahli pengobatan. Lobaria
dapat membentuk lapisan tipis pada paru-paru. Selain itu lichen juga digunakan
16
sebagai ekspektoran dan obat liver. Sampai sekarang penggunaan lichen sebagai
Dahulu di Timur Jauh, Usnea filipendula yang dihaluskan digunakan sebagai obat
luka dan terbukti bersifat antibakteri. Senyawa asam usnat (yang terdapat dalam
ekstrak spesis Usnea) saat ini telah digunakan pada salep antibiotik, deodoran,
dan herbal tincture. Spesies Usnea juga digunakan dalam pengobatan Cina,
lain benua selain Australia. Banyak jenis lichen telah digunakan sebagai obat-
obatan, diperkirakan sekitar 50% dari semua spesies lichen memiliki sifat
Jepang.
secara vegetatif, dengan fragmentasi induk lichen dan pembentukan soredia. Fragmentasi
terjadi bila ada pemutusan dan pemisahan sebagian tubuh induk, kemudian bagian tubuh
tersebut tumbuh menjadi lichen baru. Sementara soredia merupakan kumpulan hifa yang
mengandung sel ganggang di dalamnya. Soredia terdapat di permukaan lichen dan terlihat
berwarna putih seperti tepung. Bila soredia ini jatuh di tempat yang cocok, maka akan
Reproduksi lichen sangat berbeda dengan reproduksi alga dan fungi. Reproduksi
lichen terjadi dalam dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi
ketika lichen membentuk suatu badan yang disebut dengan soredia atau isidia (bagian
yang lebih tipis) pada permukaan kulit pohon atau benda buatan lainnya. Beberapa lichen
17
menghasilkan tubuh jamur yang disebut denganapotheca atau peritheca, badan ini yang
1. Fragmentasi
yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu
beberapa fruticose lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke
batang kayu dan berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif
dengan cara ini merupakan cara yang paling produktif untuk peningkatan jumlah
individu.
2. Isidia
mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya
sesuai.
3. Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu yang
tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki
18
2.4.2. Reproduksi secara generatif (seksual)
Perkembangbiakan seksual pada lichen ini harus dengan unsur jamur yang
terdapat pada tubuh lichen. Bila kelompok jamur mengalami pertumbuhan hal tersebut
juga akan diikuti dengan perkembangan seksual lichen. Reproduksi secara aseksual
(potongan hifa/miselium), membelah diri (ini terjadi pada jamur uniseluler), spora
kembara (terjadi pada jamur lender, dengan cara bertunas (terjadi pada jamur (kelompok
khamir) dan kandiospora (ujung hifa tertentu yang membagi-bagi diri membentuk bulat-
19
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019 dari pukul 10.00 s.d.
15.00 WIB, bertempat di kawasan wisata air terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala,
Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar. Peta lokasi penelitian kawasan wisata air
terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar.
dinilain memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri atau karakteristik dari populasi yang akan
diteliti. Karakteristik ini sudah diketahui oleh peneliti, sehingga hanya perlu
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
penelitian.
dan nama ilmiah yang disajikan dalam bentuk gambar yang dipotret dengan handphone
morfologinya.
19
BAB 4
1. Pertusaria lactea
Pertusariaceae. Lumut ini berwarna putih sampai krem atau abu-abu pucat. Bentang
lebar hingga 15 cm, agak tebal, sedikit rugose, lipit dan rimosa, terisoloasi dan
sedikit verrucose.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Ascomycota
20
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Pertusariales
Familia : Pertusariacea
Genus : Pertusaria
2. Phlyctis argena
dan lebar sekitar 1- 4 cm, apothecia tenggelam, terdapat pada kulit pohon
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Ascomycota
21
Kelas : Lecanoromycetes
Ordo : Lecanorales
Famili : Phlyctidaceae
Genus : Phlyctis
crustose, berwarna putih dan memiliki apothecia (tubuh buah) berwarna hitam. Jenis
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
22
Class : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Familia : Hymeneliaceae
Genus : Aspicilia
5. Pertusaria hemisphaerica
hemisphaerica
thallus berbentuk crustose. Jenis ini memiliki thallus yang sedikit tebal dan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
23
Divisi : Thallophyta
Class : Ascolichenes
Ordo : Pertusariales
Family : Pertusariaceae
Genus : Pertusaria
1. Dirinaria picta
berbentuk foliose dan berwarna hijau keputihan. Jenis ini memiliki apothecia yang
berwarna putih kehijauan dan terdapat pada bagian tengah thallus. Jenis ini
Klasifikasi
24
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Lecanorales
Famili : Physciaceae
Genus : Dirinaria
Pembahasan
Pada praktikum ini kami menemukan 5 spesies Lichen yang mana 4 di antaranya
adalah tipe thallus krustose dan 1 di antaranya adalah tipe thallus foliose. Menurut Sudjino
(2009), Lichenes merupakan tumbuhan yang sering disebut sebagai lumut kerak, karena
tumbuhan ini merupakan simbiosis antara fungi dan alga. Alga berperan sebagai penyedia
mengambil air dan mineral lainnya dari lingkungan sekaligus berperan sebagai penyedia
struktur dan massa serta perlindungan. Lichenes mempunyai banyak manfaat bagi
kehidupan, salah satunya adalah sebagai indikator pencemaran udara. Zat-zat berbahaya
seperti logam berat, flourida, pestisida, radioaktif, dan zat berbahaya lainnya dapat
Menurut Pandey dan Trivendi (1977) dalam Pratiwi (2008), habitat lichen dapat
dibagi menjadi tiga katagori, yaitu: 1) Saxicolous adalah jenis lichen yang hidup di batu.
Menempel pada substrat yang padat dan di daerah dingin. 2) Corticolous adalah jenis
25
lichen yang hidup pada kulit pohon. Jenis ini sangat terbatas pada daerah tropis dan
subtropics, dan sebagian besar kondisi lingkungannya lembab. 3) Terricolous adalah jenis
yang ditemukan hidup sebagai epifit pada substrat kulit batang. Corticolous lichen
biomassa dalam ekosistem tersebut serta peka terhadap perubahan lingkungan akibat
pencemaran udara dari perubahan iklim. Keberadaan jenis lichen sangat tergantung pada
pohon inangnya karena beberapa jenis lichen memilih jenis pohon tertentu sebagai
inangnya.
Secara umum tipe talus lumut kerak yang ditemukan adalah Crustose. Sifat dari
lumut kerak Crustose diantaranya adalah menempel erat pada substrat, talus berwarna
hijau muda sampai hijau keabuan dan soredia tersebar di permukaan talus. Amin (2012)
menyatakan bahwa tipe talus Crustose merupakan tipe talus yang paling resisten
dibandingkan dengan tipe talus lainnya. Hal itu karena lumut kerak dengan tipe Crustose
terlindung dari potensi kehilangan air dengan bertahan pada substratnya, karena memiliki
sifat melekat erat pada substratnya sehingga tetap bisa hidup pada lokasi yang terpapar
polusi. Damar (2011) menyatakan bahwa fruticosa merupakan lumut kerak yang paling
sensitif terhadap pencemaran udara dan merupakan jenis lumut kerak yang akan pertama
kali hilang ketika terpapar pada udara tercemar. Sedangkan tipe crustuse merupakan lumut
kerak yang paling resisten terhadap pencemaran udara. Karena tidak ditemukan species
26
dengan tipe morfologi fruticosa, maka dapat dikatakan bahwa udara dan lingkungan di
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tipe morfologi
thallus yang paling banyak ditemukan di kawasan wisata wisata air terjun Seuhom, Desa
Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar adalah tipe morfologi
thallus crustace.
5.2 Saran
penelitian lebih lanjut tentang lichens yang ada di kawasan wisata wisata air terjun
Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar atau
daerah lainnya.
27
Daftar Pustaka
Bhat, S. P., Dudani, S. N., & Chandran, M. S. 2011. Lichens: General Characteristics.
Bangalore, India: Indian Institute of Science.
Marianingsih, Pipit, dkk. 2017. Keanekaragaman Liken Pulau Tunda Banten sebagai
Konten Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Berbasis Potensi Lokal.
Biodidaktika. 12:1, 17-22.
Roziaty, Efri. (2016). Kajian Lichen: Morfologi, Habitat, dan Bioindikator Kualitas Udara
Ambien Akibat Polusi Kendaraan Bermotor. Jurnal Bioeksperimen, 2:1, 55-66.
Roziaty, Efri. 2016. Identifikasi Lumut Kerak (Lichen) Di Area Kampus Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Proceeding Biology Education Conference.
13:1, 44-53.