Anda di halaman 1dari 4

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Ada pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak
kenal maka tak sayang dan jangan bilang sayang kalau belum kenal”. Izinkanlah sejenak diri
ini menceritakan sebuah kisah seorang anak muda yang terlahir di desa dengan membawa
sejuta mimpi dan harapan sebagai penerang bagi kedua orang tua yang telah memberikan
kehidupan kepada saya. Bumi Aceh merupakan tanah kelahiran saya, Bakongan pada tanggal
06 Maret 1999 pada hari kamis dengan rahmat serta kasih sayang Allah SWT telah lahir
seorang putri yang bernama Umratul Mondricha atau yang sering dipanggil dengan sebutan
Icha. Allah SWT telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melihat dan menikmati
betapa indah dan menakjubnya semua kekuasaan Allah SWT. Terlahir sebagai anak sulung
dari tiga bersaudara yang merupakan seorang putri serta permata hati dari kedua orang tua
sehingga membuat saya memiliki tanggung jawab yang besar terhadap keluarga.
Pendidikan dasar, saya awali di SD Negeri 3 Bakongan, kemudian saya melanjutkan
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bakongan, setelah itu saya melanjutkan ditingkat
sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bakongan. Alhamdulillah semua kerja keras dan
pencapaian saya setelah menempuh pendidikan selama 12 tahun dapat menghantarkan saya ke
tingkat pendidikan yang lebih tinggi sehingga saya dapat mengenakan seragam kebanggaan
mahasiswa pendidikan biologi (FKIP) di Universitas Syiah Kuala. Begitulah singkat
perkenalan dan cerita saya, kemudian izinkanlah saya untuk menuliskan dan mencurahkan ide
dan pemikiran saya didalam sebuah karya tulis essay dengan tema “Mimpi seorang generasi
muda kebanggaan Indonesia terhadap kemajuan Pendidikan Indonesia”.

Dunia pendidikan merupakan hal yang sangat menarik untuk kita kaji bersama apalagi
mengenai pendidikan di Indonesia. Bapak Ki Hajar Dewantara selaku bapak pendidikan
nasional Indonesia pernah mengatakan “Pendidikan merupakan tuntutan dalam kehidupan
tumbuhnya anak-anak”, artinya pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak, agar mereka mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan mengkehendaki agar setiap manusia memiliki kualitas hidup yang baik.

Di dalam falsafah bangsa Indonesia yaitu UUD negara Republik Indonesia didalam
alenia ke 4 mengatakan salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia maka dibutuhkan kualitas
pendidikan yang baik. Pendidikan mempunyai andil besar dalam memajukan suatu bangsa dan
bahkan peradaban Indonesia. Pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban namun merupakan
sebuah kebutuhan. Dimana manusia akan lebih berkembang dengan ditompang oleh
pendidikan. Pada hakikatnya kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas
pendidikannya. Semakin bagus kualitas pendidikan suatu bangsa maka semakin maju bangsa
tersebut.

Para pendiri bangsa Indonesia telah memperjuangkan bangsa ini dengan segenap tumpah
darah mereka, kemudian mereka menitipkan bangsa ini kepada generasi penerus bangsa. Untuk
mewujudkan cita-cita luhur bangsa mereka yakin dan percaya bahwa salah satu roda penggerak
bangsa adalah pendidikan, namun sayang seribu kali sayang cita-cita dan falsafah bangsa yang
mulia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa ternyata masih menyimpan sejuta problematika
yang tak henti-hentinya selalu diperdebatkan. Persoalan demi persoalan yang melanda
pendidikan bangsa seolah-olah menjadi cambuk bahwa masih belum meratanya pendidikan
bagi penerus bangsa. Inilah pengajaran yang perlu memanusiakan manusia bukan hanya
pendidikan yang mengkerdilkan penerus bangsa. Sehingga tinggal menunggu waktu lahirnya
generasi pencipta, mereka yang akan mengharumkan Indonesia dengan segenap karya nya.
Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan bangsa. Tanpa pendidikan, bangsa
ini tidak mungkin bisa bertahan melawan arus dunia.
Saya ingin menuangkan beberapa persoalan problematika terkait pendidikan bangsa,
diantaranya:
1. belum meratanya penyebaran pendidikan diseluruh pelosok negeri.
2. masih mahalnya taraf pendidikan bagi penerus bangsa.
3. masih minimnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan dibelahan pelosok
negeri.
4. masih kurangnya tenaga pendidikan di bangsa ini.
5. masih kurangnya sistem pendidikan yang menarik bagi para siswa.

Menurut Asisten Direktur Jendral UNESCO pada tahun 2016 mengatakan bahwa “
jumlah partisipan pendidikan di Indonesia terus meningkat, misalnya jumlah partisipan
pendidikan dasar hingga menengah yang mencapai 100% namun kualitas pendidikannya masih
tidak memadai”. Dan berdasarkan data yang dilansir oleh Deutsche Welle peringkat pendidikan
Indonesia masih berada di posisi ke lima di negara ASEAN.

Semua persoalan dan problematika pendidikan bangsa merupakan suatu cambuk untuk
kita renungkan bersama. Bukan hanya pemerintah saja yang harus bertanggung jawab didalam
hal ini namun seluruh lapisan masyarakat harus ikut menggali ide dan pemikiran untuk
memajukan dan meningkatkan basis kekuatan pendidikan bangsa, sehingga terlahirlah
generasi-generasi unggulan kebanggaan Indonesia yang akan membawa bangsa Indonesia
berada dipuncak kejayaannya.

Sebagai anak muda yang terlahir di bumi serambi ini tepat nya di kota naga Kabupaten
Aceh Selatan, saya mempunyai begitu banyak impian dan cita-cita masa depan pendidikan
yang gemilang. Saya ingin menjadi permata pendidikan sekaligus roda penggerak untuk
mewujudkan cahaya pendidikan cita-cita luhur bangsa. Inilah yang memotivasi saya untuk
menjajaki dunia perkuliahan di Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Biologi
Universitas Syiah Kuala yang nantinya akan mengarahkan saya menjadi tenaga kependidikan
dan sekaligus menjadi roda penggerak pendidikan bagi generasi-generasi unggulan bangsa
Indonesia.

Semenjak kecil ayah saya menjadi panutan bagi saya, beliau selalu mengajarkan untuk
selalu jujur dan menjadi panutan bagi orang lain. Lelah dan keringat beliau merupakan sebuah
jalan kebahagian bagi saya. Setitik harapan beliau dan bangsa ini menitipkan diatas pundak
saya agar bisa membawa masa-masa keemasan bagi pendidikan bangsa tercinta ini.

Selaku seorang mahasiswa saya bertekad dan yakin untuk mengarahkan segenap daya
pikiran dan bahkan tenaga untuk mewujudkan suatu pendidikan yang lebih baik di masa yang
akan datang. Saya yakin bangsa Indonesia mampu menjadi panutan dunia dan bahkan memiliki
kualitas pendidikan yang terbaik didunia. Di kampung saya, sering mengadakan forum bersama
guru-guru untuk membicarakan tentang perkembangan pendidikan didaerah. Saya sering
mengikuti olimpiade kimia tingkat SMA, ketika menduduki kelas 2 SMA saya dilantik sebagai
sekretaris OSIS. Dengan masa jabatan selama satu tahun memberikan banyak kesempatan bagi
saya untuk berbagi dan mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan. Saya juga aktif mengikuti
berbagai macam kegiatan disekolah maupun diluar sekolah. Dari kecil saya memiliki bakat
seni seperti menari tarian tradisional Aceh yang diturunkan dari ibu saya. Saya juga menjadi
tentor dalam bidang kepramukaan sehingga bisa mengajarkan ilmu yang saya dapatkan ketika
saya mewakili kabupaten Aceh selatan dalam acara kepramukaan diprovinsi Aceh.

Insya Allah jika masih diberikan umur yang panjang, setelah selesai menjajaki dunia
perkuliahan di FKIP Biologi Unversitas Syiah Kuala nantinya akan mengarahkan saya untuk
terus berjuang didunia pendidikan dan mengadakan forum-forum pertemuan dalam rangka
mengembangkan dunia pendidikan yang lebih baik. Rawe-rawe rantas malang-malang putung
kita bikin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang agung. Jayalah selalu Indonesia ku.
Itulah beberapa impian dan gagasan singkat dari seorang anak desa yang kiranya dapat
saya tuangkan dan saya ukirkan dengan sebuah pena dan harapan dimasa yang akan datang.
Sebagai seorang mahasiswa tentunya masih ada kekurangan yang perlu saya perbaiki dan saya
tingkatkan. Semoga bisa menjadi pertimbangan bagi pihak KEMENDIKBUD RI dalam
penerimaan Beasiswa Unggulan ini, saya senang telah menuangkan gagasan dan pemikiran
saya untuk memajukan bangsa ini. Saya ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai