Anda di halaman 1dari 5

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN BANGSA INDONESIA

Pada saat ini Indonesia telah memasuki perkembangan dunia yang semakin
kompetitif. Teknologi terus berkembang semakin maju dengan kecepatan tinggi. Tahapan
evolusi peradaban manusia ditandai dengan meluasnya jaringan yang secara fisik
didukung oleh beragam kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan masyarakat termasuk
di bidang kesehatan.

Konvergensi antara revolusi digital, ilmu kesehatan, dan pelayanan kesehatan,


mulai muncul dalam kehidupan masyarakat modern. Menurut data Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, presentase penggunaan internet meningkat dari
54,68% pada tahun 2017 menjadi 64,8% pada tahun 2018. Melalui pemanfaatan internet,
tidak menutup kemungkinan apabila masyarakat dapat mengakses berbagai data tentang
kesehatan yang berpotensi mentransformasi kesehatan individual dan keperluan
medisnya. Lalu, apakah tenaga kesehatan di Indonesia masih dibutuhkan ?

Indonesia tidak sepenuhnya dapat mengikuti kemajuan teknologi di bidang


kesehatan. Kondisi ekonomi dan sumber daya manusia yang masih rendah, mendasari
masyarakat di daerah terpencil untuk tetap memanfaatkan keterbatasan tenaga kesehatan.
Jumlah sumber daya manusia kesehatan di Indonesia yaitu 406.012 (Kemenkes,2017) dan
jumlah penduduk Indonesia mendekati 270 juta jiwa menunjukkan ketidakseimbangan
antara beban pelayanan kesehatan dengan tenaga kesehatan. Sebenarnya apabila
Indonesia sepenuhnya memanfaatkan teknologi kesehatan seperti telemedicine,
pelayanan kesehatan dapat diakses dengan mudah serta tidak dibatasi oleh jarak dan
waktu. Akan tetapi kembali lagi pada keadaan masyarakat yang lebih mengutamakan
konsultasi kesehatan secara face-to-face.

Upaya pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan di seluruh wilayah


Indonesia perlu dilakukan. Menciptakan tenaga kesehatan berkualitas di masa depan
dapat melalui pembentukan generasi penerus yang unggul dalam arti berwawasan luas
dan mampu berkontribusi bagi masyarakat. Generasi penerus yang didominasi oleh para
pemuda, berpotensi dapat memahami teknologi di zaman modern. Sehingga dapat
bersumbangsih di bidang kesehatan dengan memanfaatkan kemudahan teknologi.
Kursi antrean di puskesmas yang selalu penuh dengan masyarakat beserta
kebutuhan kesehatannya, menandakan bahwa sumber daya manusia kesehatan belum
dapat tergantikan, sebagaimana di desa tempat tinggal saya yaitu Desa Sukamakmur,
Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Desa yang berpenduduk 10.328 jiwa (Badan Pusat
Statistik,2010) masih menjadikan bidan, mantri, dan puskesmas sebagai rujukan
masyarakatnya. Puskesmas Kecamatan Ajung yang terletak di Desa Klompangan selalu
dipenuhi pasien dari desa lain termasuk Desa Sukamakmur. Berdasarkan pengalaman
saya ketika meminta Surat Keterangan Sehat, saya harus mengantri hingga 2 jam, seorang
pria paruh baya di sebelah saya dengan keluhan batuk berat harus mengantri hingga 3
jam. Persoalannya dikarenakan kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang melayani
sehingga memengaruhi tingkat kualitas pelayanan kesehatan.

Desa Sukamakmur termasuk desa yang jarang diketahui oleh masyarakat di


Kabupaten Jember. Letaknya yang tidak dekat dengan pusat kota, jalan raya, serta akses
jalan yang rusak, hingga saat ini tidak ada dokter umum yang membuka praktik.
Mayoritas dokter umum dari berbagai daerah lebih memilih mendaftarkan diri sebagai
CPNS dan kurang peduli untuk bekerja di daerah-darerah terpencil di kabupaten/kota di
Jawa Timur (antarajatim.net,2015). Tenaga kesehatan di Desa Sukamakmur masih sangat
dibutuhkan. Melihat kehidupan masyarakat yang tidak mencerminkan hidup sehat, seperti
penggunaan sungai untuk pembuangan air, tempat cuci, dan mandi dapat mengakibatkan
mudah terjangkitnya penyakit. Kondisi tersebut menunjukkan perlu adanya peningkatan
pendayagunakan tenaga kesehatan dengan memperhatikan jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan, jumlah sarana pelayanan kesehatan, dan jumlah tenaga kesehatan sesuai
dengan beban kerja pelayanan kesehatan yang ada (Notoadmojo,2010).

Memahami kondisi tenaga kesehatan di Desa Sukamakmur yang kurang


memadai, sebagai generasi muda saya ingin berperan membantu masyarakat dengan
menjadi salah satu tenaga kesehatan di masa mendatang. Kontribusi yang akan saya
lakukan yaitu membuka praktik di Desa Sukamakmur setelah memiliki izin praktik,
melakukan penyuluhan kepada masyarakat secara berkala untuk memperbaiki pola pikir
masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan, memperkenalkan media online untuk
memeriksa kesehatan, mengadakan penggalangan dana melalui aplikasi untuk membantu
masyarakat yang membutuhkan, melakukan relasi dengan para pemuda dari berbagai
bidang dengan memanfaatkan teknologi untuk kegiatan riset sehingga menumbuhkan
inovasi penyelasaian masalah kesehatan, pengadaan tes kesehatan gratis sekaligus
menumbuhkan interaksi sosial positif secara terbuka dengan masyarakat mengenai
masalah kesehatan sebagai bentuk upaya preventif. Melalui berbagai kontribusi yang
akan saya laksanakan, saya berharap dapat merubah kualitas hidup masyarakat menjadi
lebih sehat sehingga tidak menghambat produktivitas.

Dalam mewujudkan diri sebagai generasi yang akan bersumbangsih kepada


bangsa, tidak hanya dibutuhkan kepandaian tetapi juga harus menjadi generasi yang
unggul. Generasi unggul merupakan generasi yang cerdas, memiliki jati diri,
kemandirian, ketangguhan, dan cinta kasih sayang yang menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan nilai-nilai kemanusiaan (Koemolo,2017). Menjadi generasi unggul bangsa
perlu perjuangan dalam meningkatkan mutu pendidikan, memiliki jati diri yang baik, dan
menjadi unggul berdasarkan kemampuan yang dimiliki sebagai bentuk syukur terhadap
anugerah Tuhan.
Sejak sekolah dasar, saya berkomitmen untuk bersungguh-sungguh dalam
menempuh pendidikan. Saya berasal dari keluarga seorang pedagang. Bapak saya bekerja
sebagai pedagang telur dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Melihat keseharian
pekerjaan bapak, mengajarkan saya untuk selalu bekerja keras. Saya juga memiliki
pengalaman berjualan di kelas ketika SMA. Hikmah dari berjualan bagi saya yaitu
melatih mental percaya diri sekaligus mencerminkan sebagai makhluk sosial dengan cara
membantu mendistribusikan produk milik tetangga saya.

Pada tahun 2007, saya mulai bersekolah di SDN Sukamakmur 01. Saya dipercaya
menjadi ketua kelas ketika kelas 2,3,4, dan 6. Pengalaman tidak mendapat rezeki untuk
menang dalam Lomba Tari Tradisional oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Jember, dan Olimpiade Matematika se-Kecamatan, tidak mengecilkan
semangat saya. Alhamdulillah saya diberi rezeki mendapatkan juara 1 selama 6 tahun dan
mendapat nilai Ujian Akhir tertinggi di SDN Sukamakmur 01.

Pada tahun 2013, saya melanjutkan pendidikan di SMPN 6 Jember. Pencapaian


saya di SMP yaitu mendapat juara 15 besar Olimpiade Ilmu Pengetahuan Sosial
Kabupaten Jember dan juara 2 Lomba Cipta Cerpen FLS2N Kabupaten Jember. Saya
sering tidak mendapat rezeki untuk menang pada lomba lain, tetapi saya selalu mengambil
hikmah berupa mendapat pengalaman dan wawasan baru. Pencapaian saya di SMP yaitu
Alhamdulillah saya mendapatkan juara 1 dari kelas 7 hingga kelas 9, dan diberi rezeki
dengan meraih nilai Ujian Akhir tertinggi di SMPN 6 Jember.

Pada tahun 2016, Alhamdulillah saya diterima di SMAN 1 Jember melalui jalur
prestasi. Pencapaian saya di kelas yaitu menjadi sekretaris 1 selama 5 semester, mendapat
peringkat 2 pada semester 1, peringkat 2 pada semester 2, peringkat 7 pada semester 3,
peringkat 4 pada semester 4, dan peringkat 5 pada semester 5. Saya mengikuti
ekstrakulikuler Paduan Suara dan terpilih menjadi sekretaris 2, selama mengemban
amanah ini, mengajarkan saya untuk bertanggung jawab dalam segala tugas.

Saya sangat antusias untuk mengikuti lomba-lomba guna mengasah kemampuan


dan mendorong agar memiliki jiwa yang pantang menyerah. Alhamdulillah saya diberi
kesempatan untuk menjadi perwakilan sekolah dalam Olimpiade Sains Biologi
Kabupaten Jember dan menjadi salah satu anggota tim Lomba Cerdas Cermat 4 Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Alhamdulillah tim kami diberi rezeki untuk
menerima juara 1 se-Kabupaten Jember. Lomba lain yang saya ikuti yaitu Dentristy
Intellectual Challenge (DENTINE), Olimpiade Biologi Kedokteran dan Esai Ilmiah
(SINAPS), International Medical Science and Application Competition (MEDSPIN).
Alhamdulillah saya mendapat peringkat 5 dari 614 peserta pada Try Out USM sekolah
kedinasan oleh Ikatan Mahasiswa Jember PKN STAN. Ketika kelas 12, Alhamdulillah
saya masuk dalam peringkat 10 besar nilai Ujian Nasional di SMAN 1 Jember.

Sedikit bercerita, saya memiliki keinginan kuat untuk kuliah di bidang kesehatan.
Saya berusaha dengan giat belajar dan berdoa agar bisa diterima di fakultas yang
berkaitan dengan kesehatan. Ketika itu kondisi ekonomi orang tua kurang baik, hingga
saya pernah memendam terlebih dahulu keinginan tersebut. Tetapi orang tua saya terus
mendukung agar saya mengejar cita-cita menjadi dokter. Saya berpikir kembali dengan
tujuan saya ingin kuliah di bidang kesehatan yaitu karena saya ingin berperan membantu
masyarakat. Bagi saya cita-cita ini bukan untuk dipendam, melainkan harus dikejar dan
diraih. Saya juga mendapat motivasi dari kutipan istri mantan Presiden Amerika Serikat
yaitu Michelle Obama.

“Kesuksesan bukan tentang seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, tapi seberapa
besar kamu bisa membawa perubahan untuk hidup orang.” (Michelle Obama)
Dengan tekad yang kuat, saya memutuskan untuk mendaftar SNMPTN.
Alhamdulillah atas kehendak Allah dan restu orang tua, saya diterima di Program Studi
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember. Segala rezeki yang kita
terima merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut untuk disyukuri dan
diupayakan kemanfaatannya. Saya semakin terpacu untuk menjadi salah satu generasi
unggulan bangsa dalam menyumbangkan segala wawasan dan ilmu yang saya miliki
untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia termasuk di bidang kesehatan.

Dari berbagai uraian mengenai kondisi Indonesia terutama kesehatan dapat


disimpulkan bahwa teknologi saat ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan, tetapi Indonesia tetap membutuhkan kecakapan tenaga kesehatan. Tentu saja
juga membutuhkan generasi unggul berpendidikan, berwawasan, bermoral, memiliki
jasmani dan rohani sehat guna menjadikan tenaga kesehatan yang mampu berkontribusi
di masyarakat dengan tidak memandang perbedaan sosial dan letak wilayah.
Harapan saya di masa mendatang adalah menjadi salah satu tenaga kesehatan
yaitu dokter. Sebagai generasi muda saya akan menjadi penggerak pemuda lain agar
memiliki prinsip mau bekerja keras sehingga mampu mengatasi tantangan dengan tetap
menjalin hubungan baik dengan Tuhan. Saya akan bersumbangsih kepada bangsa
dimulai dari menjadi masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat lainnya terutama di
desa tempat tinggal saya. Oleh karena itu, saya yakin bahwa saya adalah salah satu
generasi unggul bangsa Indonesia yang mampu berjuang demi kemajuan bangsa
Indonesia.

REFERENSI

1. Fuad, A. 2019. Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi Digital Bidang Kesehatan.


Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
2. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cita
3. R.Tjandrawinata, R. 2016. Industri 4.0 : Revolusi Industri Abad Ini dan
Pengaruhnya pada Bidang Kesehatan dan Bioteknologi. Vol.29, No. 1. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai