Anda di halaman 1dari 3

Nama : Widiya Perwita Sari

NIM : FAB 117 021

STRATEGI UNTUK MENJADI DOKTER YANG BERKUALITAS

Dalam dunia profesi kedokteran menjadi dokter yang unggul dan berkualitas itu
merupakan hal yang wajib dimiliki setiap individu, karena hal tersebut akan berdampak pada
cara seorang dokter dalam mengobati dan berkomunikasi dengan pasiennya maupun bekerja
sama dengan petugas kesehatan lainnya. Menjadi dokter yang menguasai ilmu neurologi
secara unggul membutuhkan tiga strategi, yaitu usaha yang gigih, kedisiplinan, dan doa.
Selain itu seorang dokter juga harus memiliki empati dan komunikasi yang baik di
masyarakat. Usaha yang dapat dilakukan, yaitu belajar. Belajar dilakukan mulai dari kuliah
(pre klinik) sampai sudah bekerja. Saat di pre klinik kita dapat belajar dengan cara
mencicilnya per hari. Hal tersebut bertujuan agar memudahkan dalam menyerap semua ilmu
yang ada. Lalu juga dapat membentuk kelompok-kelompok belajar, bertujuan untuk sharing
ilmu yang ada. Setelah itu membuat ringkasan pelajaran yang dapat digunakan setiap saat dan
dapat diwariskan kepada adek-adek tingkat. Di kampus ada kuliah praktikum, dimana saat itu
diajarkan cara-cara melakukan tindakan-tindakan yang benar, saat inilah hal penting untuk
diperhatikan oleh mahasiswa. Mahasiswa dapat melakukan event-event di masyarakat setiap
hari minggu atau setiap memperihati hari besar dalam dunia kesehatan. Walaupun biasanya
mahasiswa hanya boleh memeriksa tekenan darah saya tetapi disitulah mahasiswa kedokteran
dapat langsung mempraktekan bagaimana cara mengukur tensi dan cara berkomunikasi yang
baik dalam masyarakat. Mengikuti kegiatan ilmiah seperti mengikuti lomba membuat
karangan ilmiah tentang kesehatan juga merupakan salah satu cara kita menerapkan ilmu-lmu
yang sudah dipelajari. Saat ujian tulis berlangsung, disitulah kita dapat menilai secara
kualitatif tingkatan soal yang ada dengan ilmu yang sudah kita pelajari, dan kita diniliai secara
kuantitatif seberapa banyakkah ilmu yang sudah kita serap. Saat ujian praktek OSCE
bertujuan agar kita menerapkan ilmu praktek sebelum terjun langsung ke masyarakat.
Berorganisasi juga penting dilakukan, karena mahasiswa kedokteran dapat bertemu
mahasiswa lain selain dari dunia kedokteran. Saat Co-Ass usaha yang dapat dilakukan, yaitu
tetap dengan belajar dengan tekun, memiliki kedisiplinan, memiliki hati untuk melayani
pasien, selalu taat dalam agamanya. Pertama belajar dengan membuka buku atau membaca
jurnal-jurnal ilmiah dari internet merupakan hal yang penting dilakukan. Saat Co-Ass belajar
setiap saat dan dimanapun dan kapanpun harus dilakukan. Setiap orang mungkin memiliki
cara yang berbeda-beda dalam belajar agar ilmu yang dipelajari dipahami dan dimengerti
bukan hanya dihapalkan saja. Karena ilmu tersebut akan sangat berguna saat mengobati
pasien. Saat di rumah sakit, kita belajar melalui visite dan bimbingan para guru kita, yaitu
dokter-dokter spesialis. Saat Co-Ass melakukan follow up terhadap pasien disitulah kita
belajar dan menerapkan bagaimana melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik
yang baik. Kita harus mendengarkan keluhan pasien dengan seksama lalu melakukan
pemeriksaan fisik yang tepat. Menulis status pasien di lembar khusus mahasiswa harus secara
sistematik karena disitulah kita belajar menerapkan ilmu yang sudah ada agar nantinya tidak
salah. Mengikuti, mendengarkan, mencotoh dokter spesialis merupakan salah satu strategi jitu
dan penting untuk menjadi dokter yang berkualitas dan unggul dalam masyarakat, karena saat
itulah para guru kita memberikan ilmunya secara langsung kepada muridnya. Hal tersebut
sangat berguna apalagi saat kita nanti terjun ke masyarakat. Mahasiswa Co-Ass harus
memiliki buku catatan saku yang berisi ringkasan-ringkasan pelajaran. Saat menjadi
mahasiswa Co-Ass kita harus mempunyai target minimal empat sampai lima penyakit yang
harus kita kuasai dan pelajari dalam satu hari. Sehingga apabila diakumulasikan dalam tujuh
hari akan dapat dua puluh delapan sampai tiga puluh penyakit yang dikuasai. Sehingga saat
ujian di rumah sakit maupun ujian UKMPPD, seorang mahasiswa koass tidak keteteran dalam
belajar. Saat jaga, juga merupakan hal penting untuk menjadi dokter yang berkualitas, karena
saat itu kita dapat melihat perkembangan pasien-pasien kita secara langsung. Bersama teman
sekelompok kita harus melakukan diskusi-diskusi ilmiah untuk bertukar informasi. Selain
belajar dengan guru-guru kita, yaitu dokter spesialis dan pasien, seorang Co-ass juga harus
bisa belajar dari perawat-perawat di ruangan bangsal maupun poli. Dari mereka kita belajar
bagaimana merawat pasien yang memiliki kelaianan neurologi. Dalam menuntut ilmu saya
juga tidak boleh melupakan kewajiban saya sebagai seorang muslim, yaitu sholat dan
membaca Al-Qur’an atau mengaji. Orang tua saya pernah memberikan nasihat kepada saya
“nak, amun kam jauh kena lawan kam sudah kada beisi apa-apa, tetap jangan kada ingat
mengaji lah” dalam bahasa indonesianya “nak apabila kamu jauh nanti dan sudah tidak punya
apa-apa, tetap jangan lupa mengaji lah”. Hal itulah yang selalu saya ingat sampai sekarang
dari sebelum saya merantau mencari ilmu ke Palangka Raya. Saat akan bekerja dalam
masyarakat seorang dokter harus berkualitas dan unggul. Strategi yang dapat dilakukan,
dokter tersebut harus memiliki kedisiplinan dalam dirinya, dedikasi yang tinggi terhadap
profesinya, kuat prinsip hidupnya, kejujuran, pantang menyerah, memiliki rasa peduli dan
selalu berdoa. Profesi dokter itu long life study, sehingga sepanjang hidup kita harus selalu
belajar dan memperbarui ilmu yang ada. Selain belajar melalui buku maka kita bisa juga
belajar melalui jurnal-jurnal ilmiah yang ada di internet. Apabila saat dulu menjadi mahasiswa
kita masih memiliki guru-guru yang dapat memperbaiki kesalahan kita, namun saat menjadi
dokter, kita memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien, sehingga seorang dokter
tidak boleh salah dalam mendiagnosa maupun memberikan terapinya. Seorang dokter harus
memiliki rasa disiplin dalam dirinya karena suatu saat apabila kita ditempatkan disuatu
puskesmas pembatu (pustu) di daerah terpencil, seorang dokter merupakan pemimpin yang
dicontoh oleh anggota pustunya dan masyarakatnya. Apabila datang ke pustu tidak boleh
terlambat karena di daerah terpencil, apabila ada undangan masyarakat ke balai desa seorang
dokter harus datang tepat waktu sesuai jam undangan tersebut. Seorang dokter harus memiliki
dedikasi yang tinggi terhadap profesinya, misalkan apabila suatu saat nanti saya dan teman-
teman kembali ke kabupaten daerah masing-masing kemudian kami adalah satu-satunya
dokter di wilayah terpencil tersebut, kemudian ada panggilan untuk mengobati pasien saat
malam hari, maka kita harus siap dan mau. Jika di kabupaten nanti tidak ada ada spesialis
syaraf, maka sebagai seorang dokter umum kita harus bisa menerapkan ilmu neurologi yang
pernah kita dapat selama pendidikan saat mengobati pasien dalam kriteria 4A dan kita bisa
mendiagnosis pasien-pasien dalam kriteria 3A dan 3B sebelum kita merujuknya ke tenaga
yang lebih ahli. Agar kita bisa menjadi dokter yang unggu, berkualitas, dan dapat menerapkan
ilmu neurolgi dalam masyarakat maka kita harus peduli dan dikenal oleh mereka. Suatu saat
nanti saya ingin memberikan tausyiah agama agar lebih dekat kepada masyarakat dan
kemudian melakukan penyuluhan. Melalui tausyaih agama merupakan cara yang tidak
monoton untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Kunci semua usaha itu adalah
doa yang tulus kepada ALLAH SWT.

Anda mungkin juga menyukai