Anda di halaman 1dari 3

Rencana Studi Spesialis Beasiswa LPDP

RENCANA STUDI PELAMAR BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA DOKTER SPESIALIS

1. Latar Belakang dan Rencana Studi


Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian terbesar di dunia saat ini
disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada tahun 2002, sepertiga kematian di
dunia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler bisa disebabkan oleh
kelainan bawaan, infeksi, kelainan anatomik, metabolik dan proses degeneratif. Di Indonesia
penyakit Kardiovaskuler menempati urutan pertama penyakit terbanyak dan juga menjadi penyakit
pembunuh nomor satu.

Sebagai salah satu provinsi di Indonesia, Sumatera Barat juga merepresentasikan angka yang
sama akan tingginya kasus penyakit Kardiovaskuler. Dalam bidang bedah thorak kardiovaskuler,
kelainan kardiovaskuler yang sering ditemukan di Sumatera Barat diantaranya adalah kelainan
jantung bawaan pada anak, penyakit jantung rematik dan penyakit katub jantung. Sampai saat ini,
banyak pasien dari Sumatera Barat yang pelayanan bedah thorak kardiovaskulernya masih belum
bisa dilakukan di Padang, RSUP DR. M . Djamil. Sehingga pasien yang idealnya mendapatkan layanan
tersebut, harus dirujuk ke layanan yang lebih memadai seperti RS. Harapan Kita ataupun
RSCM  Jakarta. Keterbatasan sumber daya manusia menjadi salah satu alasan utama banyaknya
pasien dari Sumatera Barat yang harus dirujuk ke luar.

Saat ini di Sumatera Barat hanya ada satu orang dokter spesialis bedah thorak kardiovaskuler.
Banyaknya pasien yang harus dirujuk keluar, secara tidak langsung berdampak besar pada
permasalahan ekonomi. Terutama ekonomi pasien yang bersangkutan dan keluarga. Disamping itu
rumah sakit seperti Harapan Kita tidak hanya menampung pasien dari Sumatera Barat saja, akan
tetapi dari seluruh Indonesia. Sehingga tidak jarang jika pasien yang dirujuk harus menunggu antrian
layanan terlebih dahulu, yang bahkan terkadang dalam hitungan waktu tunggu yang relatif lama.

Berdasarkan fakta tersebut, saya berkemauan kuat untuk terlibat aktif dalam bedah thorak
kardiovaskuler. Saya berharap bisa menjadi salah satu bagian untuk menyelesaikan permasalahan
kronis ini, sehingga pasien tidak lagi harus dirujuk ke luar Sumatera Barat untuk mendapatkan
layanan yang ideal.

Disamping itu, kurangnya dokter spesialis tersebut di Sumatera Barat juga berdampak kepada
dunia pendidikan kedokteran, yaitu kurangnya tenaga pengajar dalam bidang ini yang berakibat
pada minimnya transfer ilmu. Universitas Andalas sebagai satu-satunya institusi pendidikan
kedokteran negeri di Sumatera Barat, merasakan dampak tersebut. Oleh karena itu, saya juga
berharap bisa ikut terlibat aktif menyelesaikan permasalah ini dengan berusaha menjadi salah satu
akademisi/staff pengajar yang akan melakukan transfer ilmu kepada generasi selanjutnya.
2. Program Studi
Program studi yang saya ajukan adalah Spesialis Bedah Thorak Kardiovaskuler, dengan rincian
program studi berupa :

Institusi penyelenggara Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Lokasi Jakarta
Lama  pendidikan 11 Semester
Gelar Sp.BTKV

3. Waktu Pelaksanaan Studi


Waktu pelaksanaan studi direncanakan mulai Januari 2017 (semester genap). Dengan
pendaftaran program spesialis Bedah Thorak Kardiovaskuler FK UI bulan Oktober 2016.

4. Kegiatan Pembelajaran
Proses pendidikan terdiri atas 3 tahapan:
 Tahap pertama (program magister) selama 1 semester. Kegiatan berupa studi literatur,
tutorial, journal reading dan kuliah umum.
 Tahap kedua (Bedah Umum dan Thorak Kardiovaskuler dasar) selama 2 semester. Kegiatan
berupa jaga IGD, ruang rawatan, poliklinik, case report dan journal reading
 Tahap ketiga (Bedah Thorak Kardiovaskuler lanjut) selama 8 semester, dibagi atas 4 tahapan,
yaitu:
1. Bedah Thorak Kardiovaskuler Dewasa I
2. Bedah Thorak Kardiovaskuler Anak I
3. Bedah Thorak Kardiovaskuler Dewasa II
4. Bedah Thorak Kardiovaskuler Anak II

Proses pembelajaran dilakukan dalam bentuk kegiatan ilmiah, bimbingan langsung


pengelolaan pasien (Kamar operasi, ruangan ICU, poliklinik dan ruang rawatan) serta  kegiatan
dokter jaga IGD maupun ruang rawatan.

5. Rencana Anggaran Biaya


Program Studi :
1) Admission fee : Rp. 16.000.000
2) SPP : Rp.   7.000.000
3) Surgicial Telescope : Rp. 18.000.000
4) Ujian Kognitif : Rp.   5.000.000
5) Ujian Board : Rp. 10.000.000
6) Tesis : at cost
7) Seminar : at cost

Tambahan :
1) Buku/semester : Rp   6.000.000
2) Living expenses/semester : Rp 24.000.000
6. Rencana Pasca Studi
Setelah menyelesaikan studi saya berencana mengabdikan ilmu tidak hanya sebatas praktisi
kesehatan khususnya bedah thorak kardiovaskuler saja, melainkan juga bisa menjadi akademisi yang
bisa mewariskan ilmu kepada generasi selanjutnya. Saya berusaha agar bisa terlibat di salah satu
institusi pendidikan kedokteran Indonesia sebagai staff pengajar. Karena menurut saya, salah satu
investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk kemajuan bangsa adalah melalui pendidikan. Dengan
menjadi akademisi saya berpikir, saya bisa semakin mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki
untuk kemajuan bangsa. Untuk kemajuan tanah yang telah mengizinkan saya lahir dan bertumbuh
kembang diatasnya, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai