Anda di halaman 1dari 3

Surat Motivasi

Menjadi Dokter Anestesi Sub Spesialis Terapi Intensif merupakan impian saya
sejak kecil. Saya berasal dari keluarga militer, Bapak saya seorang Polisi dan Ibu seorang
apoteker berakhir menjadi Ibu rumah tangga karena tuntutan pekerjaan Bapak yang hampir
setiap tahun pindah kota atau provinsi sesuai dengan surat tugas Bapak. Ketika saya berusia
3 tahun Bapak dipindahkan ke Serpong, Tangerang, disana saya terjatuh dari kantor Bapak
dan koma selama 3 hari. Ketika saya siuman saya melihat Ibu saya menangis kemudian saya
bertanya siapa yang menyelamatkan saya lalu Ibu saya menjawab bahwa Dokter Anestesi di
Intensive Care Unit (ICU) yang menyelamatkan saya. Saat itu saya beranggapan jika
dengan menjadi Dokter Anestesi ICU saya bisa menolong banyak orang. Utamanya saya
bisa membuat Ibu, istri, dan anak dari pasien tidak menangis dan bersedih lagi. Ketika saya
SMP saya mengira cita-cita saya tidak akan tercapai karena kendala biaya, kala itu
kehidupan keluarga kami sangat pas-pasan. Saya menjadi tidak semangat belajar dan
prestasi saya menurun. Namun ketika SMA kehidupan kami berubah setelah Bapak naik
pangkat. Segala sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin menjadi mungkin. Saya
beranggapan jika Bapak mampu menyekolahkan saya ke Universitas bahkan saat itu Bapak
menyanggupi untuk menyekolahkan saya ke Fakultas Kedokteran. Mulai saat itu saya
menjadi semangat belajar dan menyadari bahwa semangat saya timbul karena saya benar-
benar ingin menjadi seorang Dokter ICU. Setelah lulus SMA Bapak sangat mengusahakan
biaya masuk ke Fakultas Kedokteran yang tidak murah. Saat itu saya sadar pengorbanan
beliau untuk menyekolahkan saya tidak mudah. Saya berniat untuk belajar dan bekerja
secara maksimal. Bapak pernah menasihati saya “balaslah bapak dengan menjadi anak yang
berguna bagi bangsa, negara dan agama, berguna itu tidak harus selalu punya pangkat di
pundak tapi menyelamatkan jiwa dan menolong sesama”. Nasihat beliau kala itu telah
memotivasi saya sampai saat ini. Setelah saya mendapatkan gelar dokter pada tahun 2013,
saya bekerja kurang lebih 2 tahun di IGD salah satu Rumah Sakit di Semarang kemudian
saya mendaftarkan diri untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi di
Universitas Diponegoro. Setelah saya lulus tahun 2019 saya ditempatkan di Rumah Sakit
Islam Muhammadiyah Kendal dan Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Kaliwungu. Di
Kabupaten Kendal kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit degeneratif
mengakibatkan pasien yang dibawa ke Rumah Sakit dalam kondisi terminal ataupun
kegawatan yang harus segera ditangani. Kondisi masyarakat tersebut yang menjadikan
motivasi saya mengembangkan diri menjadi Dokter Subspesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif.

Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif


Departemen Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Umum Pusat
Nasional DR Cipto Mangunkusumo merupakan pusat Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi
pertama di Indonesia. Beberapa kelebihan yang saya ketahui tentang Program Sub Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif adalah telah dilengkapi dengan sarana diagnostik &
tindakan berbasis ultrasonografi, alat monitor perfusi organ dalam bentuk invasif atau
noninvasif terkini, serta layanan Continuous Renal Replacement Theraphy (CRRT). ICU
merupakan Unit pelayanan multidisiplin terintegrasi di bidang terapi intensif yang
dikoordinir Dokter Spesialis Anestesiologi Konsultan Intensive Care (KIC), sehingga
menjamin penatalaksanaan pasien penyakit kritis secara menyeluruh. Acute Pain Service
(APS) merupakan Pelayanan yang menjamin pasien bebas rasa nyeri pasca pembedahan dan
untuk pasien dengan nyeri akut lainnya.

Adapun kelebihan saya adalah saya orang yang sangat bertanggung jawab, bersikap
tidak menghakimi, fleksibel, jujur, dapat bekerja dengan tim, berkemauan keras dan pantang
menyerah. Kekurangan saya adalah saya orang yang terlalu rapi dalam bekerja sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan. Saya juga terkadang
sering melupakan sesuatu sehingga saya selalu membuat catatan kecil apa saja yang harus
saya kerjakan dengan demikian tidak ada yang terlewat. Dengan memahami kelebihan dan
kelemahan saya justru menjadikan kekuatan saya dan pijakan dalam setiap pekerjaan,
tantangan dan tindakan yang akan saya lakukan.

Rencana jangka pendek saya dalam kurun waktu 5 tahun adalah mengembangkan
pelayanan Terapi Intensif di Kendal yang masih minim. Dimana saat ini belum ada
Konsultan Intensive Care di Kendal. Saya bekerja di Rumah Sakit Perserikatan
Muhammadiyah, dimana saya bertanggung jawab terhadap RS Islam Muhammadiyah
Kendal dan RS Islam Muhammadiyah Kaliwungu. Saat ini total bed ICU di RS Islam
Muhammadiyah Kendal adalah 4 bed nonisolasi dan 4 bed isolasi. Sudah dibangun gedung
baru 9 lantai dengan penambahan bed ICU menjadi total 20 bed. Saya berharap bisa
melayani masyarakat Kendal dengan hadirnya saya sebagai Konsultan Intensive Care dan
meningkatkan pelayanan ICU. Rencana jangka Panjang saya dalam kurun waktu 10 tahun
adalah mengajar mahasiswa penata anestesi dan dokter internship tentang perawatan terapi
intensif dan tindakan-tindakan invasif dan noninvasif baik di ruang operasi, IGD dan ICU.

Demikian surat motivasi ini saya tulis dengan tulus dan sebenar-benarnya. Besar
harapan saya untuk dapat masuk dan menjadi bagian dari program pendidikan Sub Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Indonesia. Terima kasih atas
perhatiannya.

Semarang, 28 Maret 2021

(Aditia Pria Laksana)

Anda mungkin juga menyukai