Anda di halaman 1dari 2

Statement of Purpose

Saya adalah seorang dokter umum yang bekerja di Rumah Sakit Swasta di Sumedang,
tepatnya di Rumah Sakit Umum Pakuwon Sumedang. Sudah kurang lebih selama tiga tahun
saya bekerja di rumah sakit ini, setelah saya selesai masa internsip saya langsung orientasi
untuk bekerja di RS Pakuwon ini selama tiga bulan. Selama bekerja saya mendapat
kesempatan untuk menjadi kepala Instalasi Gawat Darurat dan setelah satu tahun menjabat,
saya diangkat menjadi pegawai tetap dan kepala Instalasi Bedah Sentral, sementara dari
organisasi IDI Sumedang saya dipercaya untuk menjadi salah satu Korwil Rumah Sakit
Pakuwon. Selama disini saya mendapatkan pengalaman baik dari segi fungsional maupun
struktural, terutama menjelang Akreditasi Rumah Sakit pada saat itu saya mendapatkan
Program Kerja Pelayanan Anestesi dan Bedah (Pokja PAB), pada saat itu saya harus
membagi konsentrasi karena di bagian Kepala IGD saya harus memastikan berbagai elemen
penilaian yang berada di pelayanan IGD agar terpenuhi, sementara menjadi kepala IGD
ternyata harus merangkap menjadi kepala tim Code Blue dan Code Red bahkan harus
memberikan pelatihan BLS kepada semua karyawan. Alhamdullilah akreditasi berjalan lancar
dan Rumah Sakit mendapat nilai Paripurna. Dengan adanya saran dan penilaian dari para
surveyor kami mendapatkan banyak sekali perbaikan. Terlebih di pelayanan anestesi dan
bedah ternyata banyak sekali perbaikan, dari mulai kurangnya SDM, fasilitas yang belum
sesuai standar, dan pencapaian mutu terutama di poin waktu tunggu operasi. Disini pun saya
ingin sekali memperbaiki pelayanan bedah dan anestesi dan disini pula saya menjadi
mengenal kembali tindakan operasi karena saya diberi kesempatan menjadi asisten operasi
dokter bedah di rumah sakit. Sumedang merupakan kota kecil, bahkan sering kali disebut
kota pensiun karena mayoritas dihuni oleh lansia, kebanyakan pasien bedah hadir dengan
keluhan benjolan, limfoma, tumor payudara, hernia, dan sebagainya. Saya cukup nyaman
tinggal dan bekerja di Kota Sumedang, kesadaran berobat dan kepercayaan terhadap dokter
cukup baik di kota ini, mungkin karena para dokter-dokter senior pendahulu dapat berbaur
dan memberikan edukasi yang baik kepada para masyarakat Sumedang. Saya merupakan
anak pertama dari dua bersaudara, hanya saya yang menjadi dokter, saya ingin sekali
membanggakan keluarga dan menjadi contoh yang baik bagi adik saya.
Saya terlahir dan besar di Bandung, semasa taman kanak-kanak sampai kuliah saya
menempuh semua pendidikan tersebut di Bandung. Berawal dari pendidikan sekolah dasar di
SDN SOKA 34 selama enam tahun, lalu jenjang sekolah menengah pertama di SMPN 5
Bandung, dan berlanjut ke SMAN 5 Bandung. Setelah lulus di Tahun 2009 saya melanjutkan
pendidikan di Universitas Islam Bandung, pada saat itu saya merupakan angkatan 2009
Fakultas Kedokteran UNISBA, dan saya pun berharap dapat melangsungkan pendidikan
selanjutnya sebagai PPDS di UNPAD Bandung. Selama saya menempuh jenjang perkuliahan
saya mendapatkan pola belajar yang cukup padat dimana disiplin akan waktu dan tanggung
jawab tugas yang banyak sudah menjadi asupan rutin pada jenjang perkuliahan tersebut.
Setelah jenjang sarjana diselesaikan, saya melanjutkan jenjang pendidikan profesi dokter.
Disini saya mendapatkan stase pertama di bagian bedah, sejak dahulu saya sangat
mengagumi dokter bedah. Karena tentunya operasi besar seperti laparotomi yang dilakukan
dokter bedah itu sangat luar biasa, saya belum pernah melihat asli hanya melalui video-video
selama pendidikan di S.ked. Saat itu saya mendapatkan stase bedah di tiga tempat yaitu RS.
Bunut Sukabumi, RS. Al Ihsan, dan RS. Al Islam Bandung. Selama stase tersebut saya
mendapatkan pengalaman terutama keahlian menjahit pasien, karena di IGD pasien
kecelakaan dengan luka sobek merupakan pasien pegangan koas bedah. Sementara di
ruangan operasi saya terkadang mendapatkan kesempatan sebagai asisten operasi. Saya pun
pernah mengikuti suatu yayasan yang mengadakan khitanan masal, dan meminta saya
menjadi tim dokter khitan. Pada saat itu saya bersama rekan sejawat lainya dipercaya menjadi
operator, kami bergantian melaksanakan prosedur sirkumsisi yang pada saat itu
menggunakan cauter, Alhamdullilah kegiatan tersebut berjalan lancar.
Selama saya bekerja di RS ini selama tiga tahun saya mulai memahami bahwa saya
menyukai tindakan dalam pekerjaan saya. Pada saat saya berjaga pun saya pernah melakukan
tindakan hecting pada seorang anak yang mengalami luka sobek di wajah karena terkena
gigitan hewan, pada saat itu di klinik dengan minor set yang sudah beberapa kali digunakan
bahkan jarumnya pun sudah tumpul, tapi saya berhasil menjahitnya, dan suatu ketika pasien
tersebut kontrol kembali dan saya melihat lukanya pulih dengan baik, siap untuk dilakukan
aff hecting, para keluarga merasa senang dan berterimakasih, saya pun sangat menikmati
momen tersebut dan ritual tersebut, dimana saya melakukan sesuatu, tidak hanya memberi
saran tapi melakukan intervensi, dan hasilnya pun dapat terlihat secara langsung, hasilnya
pun dapat diasah sesuai dengan kemampuan masing-masing, pengalaman yang lebih banyak
dapat membuat hasil dari tindakan tersebut menjadi lebih baik lagi. Saya juga bersyukur
mendapatkan dukungan dari RS tempat saya bekerja, dari sisi pembiayaan dan bantuan hidup
selama pendidikan akan diberikan bantuan dari RS. Adapun pihak rumah sakit mengharapkan
timbal balik dari saya untuk kembali bekerja selepas lulus pendidikan nanti, yang saya pun
sama sekali tidak keberatan akan hal tersebut.
Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara, saya ingin sekali membanggakan
keluarga saya dengan menjadi dokter spesialis bedah, karena di keluarga saya belum ada
yang berprofesi menjadi dokter spesialis bedah. Selain itu saya pun ingin mengembangkan
rumah sakit tempat saya bekerja, terutama di bidang pelayanan anestesi dan bedah,
setidaknya dengan saya sebagai SDM yang berperan di pelayanan tersebut saya dapat, lebih
memahami dan mengembangkan pelayanan tersebut sesuai harapan. Karena dirumah sakit
tempat saya bekerja hanya ada dua dokter bedah dan salah satunya sudah mencapai usia
pensiun, sehingga saya dianjurkan untuk melanjutkan pendidikan dan kembali bekerja di RS
tempat saya sekarang. Saya pun berharap dengan menempuh pendidikan di UNPAD RSHS
saya dapat mendapatkan pendidikan dari para ahli nya, karena saya sering kali melihat para
staff bedah RSHS selalu menjadi pembicara, di beberapa pelatihan dan seminar yang saya
ikuti. Semoga UNPAD dan para Staff Pengajar Prodi Bedah Umum RSHS dapat berkenan
mewujudkan impian saya untuk menjadi seorang dokter bedah.

Sumedang, 22 Juni 2020

R. Rezky Muhammad Nur Ismail, dr.

Anda mungkin juga menyukai