Anda di halaman 1dari 15

Tugas Individu

Mata Kuliah : Contemporary Nursing Issue

TUGAS ESSAY ANALISIS

Oleh :

IMA MUSTIKA TRI LESTARI

C012171027

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa,penulis bersyukur


dan berterima kasih atas berkat dan rahmat yang melimpah,sehingga
penulis bisa menyelesai kan tugas essay analisis dengan tepat waktu
Tugas essay analisis merupakan salah satu persyaratan untuk bias
mendapatkan nilai dari mata contemporary nursing issue .Dalam
menyelesaikan tugas ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai buku, sumber jurnal dan bantuan dari berbagai pihak,untuk itu
saya mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kata sempurnaan baik
dari segi kalimat maupun dari tata bahasanya,karena itu kritikan dan saran
sangat di harapkan untuk kesempurnaan tugas ini
Akhir kata saya berharap semoga tugas essay analisis ini dapat
bermanfaat untuk saya dan pembaca lainnya.

Makassar, 09 Desember 2017

Ima Mustika Tri Lestari


A. Pengantar Isu Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan Perawat
Puskesmas
Profesi keperawatan merupakan pprofesi yang penting dalam
bidang kesehatan, karena perawat mengetahui kondisi pasien selama
24 jam penuh. Tugas perawat juga langsung bersentuhan dengan
klien, seperti memenuhi kebutuhan dasar berubah kebersihan diri,
makan, istirahat,dll. Jam kerja perawat yang terbagi tiga shift per hari
membuat perawat dirumah sakit lebih mengetahui kondisi klien
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain. Asuhan keperawatan
yang diberikan perawat pun bersifat holistik (utuh) meliputi biologis,
psikologis, sosial, dan spritual klien (Cherry, B & Jacob, 2015).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah
perawat terbanyak dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Lahan
kerja perawat Indonesia sangat luas, tidak hanya didalam negeri, tetapi
sampai di luar Indonesia. Perawat dapat bekerja di berbagai wilayah
dan insttansi, baik instansi pemerintahan maupun swasta. Rumah sakit
dan pusat kesehatan masayarakat (Puskesmas) adalah area kerja
perawat yang paling sering dijumpai sehari-hari. Khususnya
puskesmas yang dapat dijumpai masyarakat diberbagai wilayah mulai
tingkat kelurahan.
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan garda
terdepan pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena
puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi yang dibentuk
pemerintahan di tingkat terendah yaitu kelurahan. Penempatan wilayah
puskesmmas tersebut membuat setiap masyarakt dapat dengan
mudah menggunakan fasilitas kesehatan ini. Pembagian wilayah
puskesmas dimulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas induk,
sampai puskesmas keliling.
Fenomena yang terjadi mengenai penerapan peran perawat
puskesmas yaitu menonjolkan peran sebagai care provider dan
pendidikan kesehatan, sedangkan peran lainnya masih belum terlihat
oleh masayarakat. Penerapan peran ini secara langsung maupun tidak
langsung akan membentuk persepsi masyarakat yang berkunjung di
puskesmas. Oleh karena itu, salah satu cara mengetahui baik atau
buruknya pelayanan keperawatan dipuskesmas dapat diketahui
melalui masyaarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan.
Salah satu faktor yang mendorong masayarakat berobat ke
pusat kesehatan masyarakat adalah pandanagan atau pendapat positif
terhadap pelayanan puskesmas secara keseluruhan. Pandangan
terhadap kesehatan akan mempengaruhi masyarakat dalam memilih
pengobatan yang akan dilakukan. Pandanagan atau persepsi
masyarakat yang positif terhadap puskesmas akan meningkatkan
jumlah pengunjung yang datang. Persepsi tersebut meliputi persepsi
baik mengenai perawat puskesmas yang telah menjalankan perannya
selama pengunjung menerima pelayanan keperawatan.
Persepsi masyarakat dapat berbeda-beda di setiap wilayah.
Persepsi positif masayarakat sebagai pengguna puskesmas terhadap
penerapan peran perawat dapat menigkatkan minat masyarakat untuk
berkunjung ke puskesmas. Hal ini sekaligus menciptakan citra perawat
yang baik di mata masyarakat, sehingga dapat menunjukkan kualitas
pelayanan keperawatan. Sementara persepsi negatif menunjukkan
peran yang dilakukan selama ini masih kurang optimal dan perlu
ditingkatkan. Dengan demikian, baik masyarakat maupun puskesmas
dapat saling membantu dalam mewujudkan masyarakat yang sehat.

B. Signifikansi Dampak atau Analisis Mengapa Isu Persepsi


Masyarakat Terhadap Peranan Perawat Puskesmas Penting di
Angkat
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada di masayarakat
yaitu puskesmas merupakan pintu gerbang pelayanan kesehatan yang
lansung berhubungan dengan masyarakat. Penerapan ke enm peran
perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, penemu kasus,
pendidikan kesehatan, koordinator dan kolaborator, konselor, dan
panutan akan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di
puskesmas. Penerapan peran yang optimal akan menciptakan
persepsi positif masyarakat pengguna pusat pelayanan kesehatan.
Persepsi yang positif tentang peran perawat akan memberikan
gambaran mengenai kinerja perawat berdasarkan perannya serta
meningkatkan minat masyarakat berkunjung ke puskesamas,
sedangkan persepsi negatif menunjukkan penerapan peran perawat
perlu ditingkatkan, sehingga tercapai tujuan pelayanan kesehatan.

C. Skenario Fenomena Nyata Terkai Isu Persepsi Masyarakat


Terhadap Peranan Perawat Puskesmas
Masalah atau fenomena yang terjadi di puskesmas terkait Isu
persepsi masyarakat terhadap peranan perawat di puskesmas yaitu
masalah dugaan malpraktik disalah saru puskesmas di Lampun Utara
kronologi kejadian: seorang ayah inisal E, membawa anaknya yang
sedang demam ke rumah salah satu perawat puskesmas, untuk
berobat. Karena perawat IW dikenal oleh masyarakat setempat dan
masyarakat sering berobat kepada perawat IW. Perawat IW
memberikan tiga jenis obat kepada E untuk diminumkan ke anaknya,
demam anaknya belum juga turun sehingga keseokan harinya ibu dari
anak tersebut kembali ke perawat IW, sesampai disana, anaknya
disuntik dan diberikan satu jenis obat sebagai pengganti salah satu
obat yang telah dahulu diberikan. Dari minum obat sekitar 15 menit
pada tubuh anak tersebut muncul bintik-bintik merah dan wajah dan
bibirnya membengkak. Singkat cerita anaknya dibawa ke puskesmas,
namun pihak puskesmas tidak sanggup dan menyerankan anaknya
untuk dibawa ke rumah sakit. Setelah itu anaknya dirujuk ke rumah
sakit lampung dan dirawat selama kurang lebih 15 hari. Selama dalam
perawatn kondisi anaknya kian memburuk denga kulit sekujur
tubuhnya melepuh hingga anaknya menghembuskan nafas terakhir.
Melihat kasus yang terjadi di atas, saya menarik kesimpulan bahwa
kita sebagai perawat tidak bisa memberikan obat langsung kepada
pasien, tanpa mengikuti prosedur yang ada dimana kita sebagai
perawat hanayakan melakukan asuhan keperawatan, adapun tindakan
medis yang akan kita lakukan tetap harus mengikuti SOP baik di area
puskesmas atau di rumah sakit. bagi masyarakat upayakan untuk
mendatangi puskesmas terdekat untuk pertolongan pertama atau
penanganan yang darurat. Dan dipuskesmas tentunya sudah banyak
tenaga medis lainnya.

D. Literatur Review Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan Perawat


Puskesmas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk masyarakat
ditingkat dasar di Indonesia adalah melalui Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan unit organisasi fungsional.
Peningkatan kualitas layanan kesehatan di Puskesmas dirasa semakin
penting, hal ini dikarenakan masyarakat semakin selektif untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mereka sebagai
pengguna jasa tidak hanya membayar namun menuntut pelayanan
yang baik dan berkualitas mulai di awal hingga akhir. Oleh karena itu,
dituntut peran tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara
profesional sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Dimana seluruh
sarana dan prasarana kesehatan tidak akan dapat berdaya guna
apabila tidak didukung oleh tenaga medis yang baik dan profesional.
Tanpa tenaga medis yang handal maka pelayanan kesehatan
masyarakat tidak dapat berjalan dengan optimal (Miles & Huberman,
2016)
Kepuasan merupakan perasaan senang yang dirasakan
seseorang setelah membandingkan antara hasil suatu produk dengan
harapannya. Kepuasan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu kepuasan pasien. Salah
satu yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah layanan, khususnya
layanan keperawatan. Jumlah tenaga perawat merupakan tenaga
paling banyak bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya,
sehingga perannya menjadi penentu dalam pelayanan kesehatan baik
di Puskesmas maupun di rumah sakit. Hasil studi pendahuluan
diketahui bahwa pasien rawat inap belum puas pada layanan
keperawatan di Puskesmas (Fill Hendra Hasbi, 2012)
Profesi keperawatan merupakan profesi yang penting dalam
bidang kesehatan, karena perawat mengetahui kondisi pasien selama
24 jam penuh. Tugas perawat juga langsung bersentuhan dengan
klien, seperti memenuhi kebutuhan dasar berubah kebersihan diri,
makan, istirahat,dll. Jam kerja perawat yang terbagi tiga shift per hari
membuat perawat dirumah sakit lebih mengetahui kondisi klien
dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain. Asuhan keperawatan
yang diberikan perawat pun bersifat holistik (utuh) meliputi biologis,
psikologis, sosial, dan spritual klien (Kusumaningrum, Winarni, &
Ratnawati, 2013).
Perkesmas merupakan upaya program pengembangan
puskesmas yang kegiatannya terintegritas dalam upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Dan pelaksanaan
perkesmas melalui pelatihan dan merekomendasikan ditugasi, ataupun
kerjasama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa
kebijakan untuk penghargaan dan sanksi seperti jenjang karir perawat.
(Tafwidhah, Nurachmah, & Hariyati, 2012).
Kepuasan merupakan perasaan senang yang dirasakan
seseorang setelah membandingkan antara hasil suatu produk dengan
harapannya. Kepuasan merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu kepuasan pasien. Salah
satu yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah layanan, khususnya
layanan keperawatan. Jumlah tenaga perawat merupakan tenaga
paling banyak bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya,
sehingga perannya menjadi penentu dalam pelayanan kesehatan baik
di Puskesmas maupun di rumah sakit. Hasil studi pendahuluan
diketahui bahwa pasien rawat inap belum puas pada layanan
keperawatan di Puskesmas (Desimawati, 2013)
Pelayanan asuhan keperawatan di Puskesmas rawat inap pada
dasarnya sama dengan asuhan keperawatan yang dilaksanakan di
rumah sakit, Dalam memberikan asuhan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan proses perawatan yang dimulai dari tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi,
evaluasi dan pendokumentasian (Eni Radiani, 2009)
Kebijakan penempatan tenaga dokter, bidan dan perawat di
puskesmas sangat terpencil didukung oleh sarana penunjang yakni
rumah dinas dan kendaraan dinas. Kebijakan penempatan terkendala
faktor geografis dan intervensi stakeholders didaerah. Tenaga dokter,
bidan dan perawat yang ditempatkan tidak retensi tinggal dan bekerja
di puskesmas sangat terpencil. Kecilnya penghasilan karena tidak
tersedia insentif, pola pengembangan karir yang tidak jelas dan tidak
adanya penghargaan bagi mereka yang bekerja di puskesmas sangat
terpencil merupakan alasan penting untuk pindah. Perpindahan
dilakukan baik antar puskesmas maupun lintas wilayah. Kebijakan
penyediaan sarana penunjang belum mampu membuat tenaga retensi
tinggal dan bekerja di puskesmas sangat terpencil (Hasanbasri &
Herman, 2008).
Dalam peran sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di
Puskesmas, tenaga kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi
berdasarkan organisasi Puskesmas. Sesuai Kepmenkes No.128 tahun
2004 susunan organisasi Puskesmas terdiri dari unsur pimpinan yaitu
kepala puskesmas, unsur pembantu pimpinan yaitu urusan tata usaha
dan unsur pelaksana berupa unit-unit yang terdiri dari petugas dalam
jabatan fungsional. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga
dan fasilitas sehingga bila jumlah tenaga terbatas sedangkan tugas
harus dibagi habis, maka akan menimbulkan tugas tambahan yang
terintegrasi ke dalam tupoksi masing-masing petugas (Handayani,
Ma’ruf, & Sopacua, 2009)
Kunjungan pasien di Puskesmas mengalami penurunan yang
mempengaruhi pendapatan puskesmas. Salah satu pelayanan
merupakan tugas paramedis paling berperan. Untuk itulah jumlah
kunjungan pasien di Puskesmas dipengaruhi oleh kinerja perawat.
Yang statusnya terdiri dari perawat pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai daerah. Pada kenyataannya kinerja perawat pegawai daerah
lebih rendah ditunjukkan pada perawat PNS. Rendahnya kinerja
perawat pegawai Daerah ditunjukkan dengan rendahnya disiplin dan
rendahnya tingkat kepatuhan perawat terhadap standar pelayanan
puskesmas (Nugroho, 2004).
Puskesmas mempunyai peranan yang penting dalam
implementasi BPJS. Peranan organisasi Puskesmas untuk melakukan
upaya promotif preventif dalam implementasi BPJS belum optimal
dalam waktu yang bersamaan kinerja perawat Puskesmas untuk
upaya promotif preventif dalam implementasi BPJS juga belum ada
peningkatan yang signifikan (Rahayu, 2015).

1. Faktor Penghambat Terkait Persepsi Masyarakat Terhadap


Peranan Perawat
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup efektif
membantu masyarkat dalam memberikan pertolongan pertama
dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat
pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada
kenyataannya banyak masayarakat lebih memilih pelayanan
keehatan pada dokter praktek swasta. Kondissi didasari oleh
persepsi awal yang negatif dari masyaarakat terhadap pelayanan
masayarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarannya maupun
tenaga medis. Sehingga banyak sekali pelayanan yang diberikan
kepada masayarakat itu tidak sesuai dengan Standar Operating
Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya : sikap tidak
disiplin petugas medis pada uit pelayanan puskesmas yang
dikeluhkan masyarakat, mereka selalu diperlakukan kurang baik
oleh para petugas medis yang dinilai cenderung arogan,
terbatasnya persedian obat-obatan pada puskesmas telah
menyebabkan banyak diantara pasien terpaksa membeli obat di
Apotik. Hal tersebut tentu akan merusak citra Puskesmas sebagai
pemberi layanan kesehatan kepada masayarakat .

2. Faktor Pendukung Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan


Perawat Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masayarakat yang juga membina serta memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan juga meningkatkan status
masyarakat. Pelayanan keperawatan memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu, kegiatan penyuluhan kesehatan
kepada masayarakat tentang berbagai masalah kesehatan dan
juga pencegahan penyakit.
Dengan mendekati masyarakat dan memahami latar
belakang kebudayaan, dokter dan perawat sebagai tenaga
kesehatan di puskesmas harus bisa menyakinkan masayarakat
akan pentingnya kesehatan, dan jika perlu mendorong agar
mengubah segala kebiasaan dan perilaku yang dapat menggangu
kesehatan, dan sebagai perawat harus memotivasi masyarakat
dalam bermacam kegiatan kesehatan. Sebagai perawat tidak
membeda-bedakan golongan tinggi maupun golongan rendah pada
saat memberikan pelayanan kesehatan.
E. Solusi Aplikatif Penyelesaian Isu yang di Angkat
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Perawat profesional baik dalam lingkungan
perawatan kesehatan institusional maupun komunitas mengemban tiga
peran yaitu peran pelaksana, kepemimpinan, dan peran peran peneliti.
Walaupun tiap peran memiliki tanggung jawab khusus, peran-peran ini
saling berhubungan satu dengan yang lain dan dapat ditemui pada
semua posis keperawatan.
Peran utama dari perawat puskesmas adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masayarakat
bauk yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan apakah dirumah, sekolah, panti dan
sebagainya sesuai kebutuhan (Depertemen Kesehatan RI, 2004).
Peran perawat juga disertai kompetensi yang harus dimiliki setiap
perawat puskesmas.

F. Kesimpulan
Semakin baik mutu pelayanan yang diterapkan di puskemas maka
persepsi masyarakat terhadap peranan perawat puskesmas akan
positif sehingga minat masyarakat yang berobat ke puskesmas akan
meningkat dan tidak membeda-beda status sosial seseorang. Apabila
pencitraan masyarakat buruk terhadap puskesmas maka akan
berdampak kepedaa tenaga kesehatan yang ada dipuskesmas
tersebut. Perawat perlu terus mengoptimalkan penerapan enam peran
utama perawat agar tercapai tujuan pelayanan keperawaatan.
DAFTAR PUSTAKA

Cherry, B & Jacob, S. . (2015). Conremporary Nursing : Issue, Trends, and


Management. St. Lous : Mosby Elsevier.
Depertemen Kesehatan RI. (2004). Rancangan Pedoman Kegiatan
Perawat kesehatan Masyarakat di Puskesmas. Jakarta: Direktorat
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.
Desimawati. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan Dengan Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap. Online, (http://www.repository-ac.id/).
Eni Radiani. (2009). Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ( Askep ) Di
Puskesmas Rawat Inap Artikel Tesis Program Pascasarjana ( Askep )
Di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Ciamis Tahun 2009.
Fill Hendra Hasbi. (2012). Analaisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang
Mutu Pelayanan Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan
Puskesmas Poncol Kota Semarang, 1.
Handayani, L., Ma’ruf, N. A., & Sopacua, E. (2009). Peran Tenaga
Kesehatan sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan Puskesmas.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13, 12–20.
https://doi.org/10.22435/bpsk.v13i1 Jan.2752
Hasanbasri, M., & Herman. (2008). Evaluasi Kebijakan Penempatan
Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sangat Terpencil Di Kabupaten
Buton. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 11(3), 103–111.
Kusumaningrum, B. R., Winarni, I., & Ratnawati, R. (2013). Pengalaman
Perawat Unit Gawat Darurat ( Ugd ) Puskesmas Dalam Merawat
Korban Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(2), 83–
90.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2016). Peran Tenaga Medis Dalam
Pelayanan Kesehatan Kabupaten Kutai Barat, 4(1), 2127–2140.
Nugroho, M. . (2004). Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Perawat Pegawai Daerah di Puskesmas Kabupaten kudus.
Rahayu, S. P. (2015). Peran Organisasi Dalam Implementasi BPJS dan
Kinerja Perawat di Puskesmas.
Tafwidhah, Y., Nurachmah, E., & Hariyati, R. T. sri. (2012). Dan Tingkat
Keterlaksanaan Kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat
( Perkesmas ). Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(2003), 21–28.
Sistem Penilaian pada Essay Analisis

Item Penilaian Poin Hasil


A. Mengeksplorasi issue dari list yang tersedia di
silabus Memperkenalkan topic yang akan dianalisis
dan dampak yang dapat ditimbulkan bagi profesi
20
keperawatan. (Termasuk background issue,
fenomena dan tujuan dari penulisan makalah
essay)
B. Literature review yang menggunakan berbagai
jurnal publikasi terbaru dan ilmiah, baik cetak
maupun online (minimal 10 referensi) 30
Catatan: Blogspot, Wordpress, Wikipedia,
Kompasiana tidak diperbolehkan untuk digunakan.
C. Analysis & Diskusi
Pembahasan topik dan permasalahan ditinjau dari
segi teori dan aplikasi dalam kondisi nyata. Ada 30
solusi konkrit dan langkah-langkah yang ditawarkan
penulis.
D. Kesimpulan
Bagian ini memuat bagaimana padangan
mahasiswa terkait solusi dari issue/tantangan yang
15
dihadapi dan bagaimana solusi tersebut dapat
berkontribusi dalam pengembangan profesi
keperawatan kedepannya.
E. Penampilan secara umum Makalah
Pengurangan nilai dilakukan apabila makalah tidak
sesuai aturan yang telah ditetapkan, kesalahan 5
pengetikan, penggunaan tanda baca yang tidak
sesuai, tidak menggunakan format APA.
TOTAL 100

Anda mungkin juga menyukai