Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI

CHRONIC SORROW PADA KLIEN TN. S DENGAN CRC


(COLORECTAL CANCER) DI RUANG PERAWATAN
LONTARA 2 ATAS DEPAN (PERAWATAN DIGESTIV)
Kamis-Sabtu 12-14 September 2019

Disusun oleh:
ANDI SULFIKAR
R012181001

Preseptor Utama : Syahrul Said, S. Kep. Ns., M. Kes., Phd


Preseptor Pendamping : Titi Iswanti A, S. Kep. Ns., M. Kep., sp. Kep.MB

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Latar Belakang
Neoplasma atau kanker atau neoplasia malignan, adalah sebuah
kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 jenis penyakit berbeda yang ditandai
oleh kerusakan DNA (asam deoksiribonukleat) sehingga tumbuh-kembang sel
tidak berlangsung normal. Sel yang malignan memiliki dua buah ciri khas
yaitu; pertama sel-sel malignan tidak mampu lagi membelah serta melakukan
diferensiasi dengan cara yang normal, dan kedua sel-sel malignan memiliki
kemampuan menginvasi jaringan sekitarnya serta bermetastasis ke tempat
yang jauh (Kowalak, Wels, & Mayer, 2015).
Kanker kolorektal adalah penyakit onkologis yang heterogen
berkembang melalui beberapa jalur molekuler. Setiap jalur dikaitkan dengan
lesi prekursor neoplastik spesifik. Klasifikasi polip kolorektal dan fitur
molekul terkait kanker kolorektal telah mengalami perubahan signifikan
(Gibson & Odze, 2016).
Kanker kolorektal (CRC) merupakan kanker paling umum ketiga di
dunia. CRC telah dipikirkan menjadi kurang umum di Asia dibandingkan
dengan negara-negara Barat. Namun, angka kejadian CRC di Asia tinggi dan
ada tren peningkatan dalam populasi Asia. Selanjutnya,kanker kolorektal
merupakan jumlah terbesar dari semua insiden CRC di Asia (Deng, 2017).
Salah satu konsekuensi terpenting dari kolitis ulserativa aktif kronis (UC) atau
penyakit Crohn (CD) - dua bentuk utama penyakit radang usus (IBD) - adalah
perkembangan kanker kolorektal (CRC) (Rogler, 2013).
chronic sorrow adalah reaksi yang berhubungan dengan kehilangan
yang berulang yang saat ini telah digambarkan memiliki hubungan dengan
penyakit kronis (Ahlström, 2007). Berdasarkan jurnal forum keperawatan
onkologi (Oncology Nursing Forum) menuliskan bahwa perawat harus
menyadari bahwa individu yang hidup dengan kanker dapat mengalami
chronic Sorrow dan mereka harus disiapkan untuk diintervensi dengan cara
yang dipertimbangkan dapat menolong. Penelitian ini menggunakan
Burke/NCRCS Chronic Sorrow Questionnaire (versi untuk yang dialami
individu), di interview 10 individu dengan kanker yang telah didiagnosa
sekurang-kurangnya satu tahun post diagnosa. Penelitian kualitatif ini
menunjukkan 9 dari subjek penelitian mengalami kronik sorrow (Eakes,
1993).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahlstrom (2007) dengan judul
pengalaman kehilangan dan kronik sorrow pada pasien dengan penyakit
kronis berat, dikatakan bahwa semua orang yang mengalami kehilangan
berulang secara fisik, emosi, dan sosial. Hal ini paling sering disebutkan
sebagai “Loss of lives”, “loss of relationship”, “lost autonomous life” dan
“loss of life imagine”. Identitas kehilangan termasuk kehilangan kepantasan
sebagai manusia, kehilangan martabat dan perubahan citra diri. Sebagai
tambahan, temuan deduktif ini menyatakan bahwa kronik sorrow ada pada
populasi yang penelitian. 16 dari 30 subjek yang berpartisipasi di kaji oleh
kedua asessor berada pada kondisi kronik sorrow dan disepakati secara
bermakna yang lain mengalami satu dari kriteria kronik sorrow yaitu
"pengalaman kehilangan" baik kejadian yang sedang berlangsung atau satu
kejadian (28 dari 30 subjek).
Asuhan keperawatan ini menggunakan teori dari Georgene Gaskil
Eates yaitu teori chronic sorrow. Teori ini merupakan salah satu middle-range
teori yang dalam teori ini membahas tentang fenomena yang spesifik tentang
masalah- masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka,
kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Karena kespesifikan
teori tersebut, maka teori ini mudah diaplikasikan dalam praktik keperawatan
(ME, 2011). Hal inilah yang melatarbelakangi penggunaan teori ini pada
pasien dengan CRC (colorectal cancer) . Sebab pasien telah menderita
penyakit ini selama 2 tahun. Selain itu, telah ada tanda-tanda kesedihan yang
mendalam pada pasien sehingga teori inilah yang lebih tepat diaplikasikan.
B. Gambaran Kasus Kelolaan
Pasien merupakan seorang laki-laki berumur 17 Tahun. Masuk di
Rumah Sakit RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan diare yang
dialami sejak kurang lebih 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
berasal dari rujukan rumah sakit di kab. Kolaka Utara. Awalnya sejak 1 tahun
sebelum masuk rumah sakit mengeluh mengalami sulit buang air besar. Klien
melakukan operasi laparotomi di rumah sakit kolaka sebelum akhirnya di
rujuk. Klien mengatakan sulit buang air besar dan bercampur darah pada saat
BAB. Pasien mengeluh adanya rasa nyeri pada saat ingin BAB. Pasien
lemas ,tidak ada nafsu makan, terjadi penurunan berat badan, dan nampak
pasien terpasang kantong stoma.
Setelah dilakukan pengkajian fisik di dapatkan TTV pasien TD : 120/70
mmHg, N : 88 x/i, S : 36,5 C, P : 22 x/i. Pengkajian tingkat kesadaran yaitu
composmentis dengan GCS : 15 E4 M6 V5. Skala nyeri 4 seperti tertusuk-
tusuk yang kadang hilang timbul dan ketika akan merubah posisi di tempat
tidur. Skala morse pasien 25 (risiko sedang), Barthel Index : 8
(ketergantungan sedang), dan skala decubitus 5 (Tidak beresiko).
Aktivitas klien saat ini hanya terbaring di tenpat tidur. Klien nampak
gelisah dan hanya berfokus pada diri sendiri. Klien menunduk dan kelihatan
murung. Hasil pemeriksaan laboratorium Tn “R” yaitu GDS : 121 mg/dl ,
Ureum : 38 mg/dl , Kreatinin : 0.62 mg/dl , SGOT : 23 µ/l, SGPT : 37 µ/l,
Albumin : 2,9 g/dL, Natrium : 141 mmol/l, Kalium : 4.0 mmol/l, dan klorida :
103 mmol/l
C. Asuhan keperawatan
1. Anamnese
a. Identitas
1) Nama : Tn. R
2) TTL/Umur : Kolaka, 18-11-2002/ 17 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Pendidikan : SLTA
5) Pekerjaan : Pelajar
6) Alamat : Desa batu ganda permai
7) No. RM : 893988
8) Diagnosa Mds : Colorectal Cancer (CRC)
9) Penanggung : Ibu
10) Tgl. Masuk : 31/08/2019
b. Keluhan utama
Lemas. Dialami sejak 6 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Klien mengeluh nafsu makan menurun, juga terjadi penurunan
berat badan. Ada riwayat Diare yang dirasakan kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Pasien memiliki benjolan pada anusnya sejak 12 tahun yang
lalu. Awalnya, benjolan ini dikiranya adalah ambeyen hingga
terdiagnosis sampai sekarang ini adalah cancer.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Lemas dialami sejak 6 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit
klien mengeluh nafsu makan menurun juga terjadi penurunan berat
badan riwayat Diare yang dirasakan kurang lebih 3 minggu yang lalu
pasien memiliki benjolan pada anusnya sejak 12 tahun yang lalu.
Awalnya benjolan ini disangkakan adalah ambeyen kemudian benjolan
tersebut dibiopsi pada tahun 2019 dengan hasil Colorectal Cancer.
Setelah itu pasien dilakukan operasi laparatomi namun tumor belum
dilakukan pengankatan karena keterbatasan alat medis, kemudian
pasien juga mengalami kesulitan BAB hingga dibuatkan stoma sebelum
akhirnya di rujuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada saat ini.
Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi. klien awalnya
diam saja pada saat ditanya-tanyai, tetapi kemudian perlahan pasien
mulai menceritakan kesedihanya. Klien mengatakan "apakah saya bisa
sembuh, saya ingin skali sembuh dan melanjutkan kuliah di universitas
pilihan saya". klien berbaring kearah kanan, mata sedu, klien
menunduk. Klien nampak tidak mau melihat ke arah saya. Pemeriksaan
fisik tekanan darah 120/70 mmhg nadi 88 x/menit nafas 22 x/ menit
suhu 36,5° C.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Tuan R masuk ke Unit Gawat Darurat / UGD Rumah Sakit Dr
Wahidin Sudirohusodo dengan keluhan lemas, tidak ada nafsu makan,
terjadi penurunan berat badan, Diare yang dirasakan kurang lebih 3
minggu yang lalu dan klien memiliki benjolan pada anusnya sebesar
kurang lebih 15 cm. Benjolan ini sudah mulai dirasakan sejak sekitar 12
tahun yang lalu. Awalnya benjolan ini disangkakan adalah ambeyen
kemudian benjolan tersebut dibiopsi pada tahun 2019 dengan hasil
Colorectal Cancer. Setelah itu pasien dilakukan operasi laparatomi
namun tumor belum dilakukan pengangkatan karena keterbatasan alat
medis, kemudian pasien juga mengalami kesulitan BAB hingga
dibuatkan stoma sebelum akhirnya di rujuk ke RS. Wahidin
Sudirohusodo Makassar pada saat ini.
Pengkajian tanggal 12 september 2019, klien dalam keadaan
lemas terpasang IVFD NaCl 0,9% maintenance 20 tetes per menit
nampak perban sebesar sekitar 20 cm di bagian perut pemeriksaan
tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/70 mmhg nadi nadi
64 kali per menit frekuensi nafas 23 kali per menit suhu badan 36
derajat celcius kalian sadar penuh compos mentis dengan GCS score
E4 M 6 V5 . Klien terpasang kantong stoma karena kesulitan BAB.
Klien nampak gelisah dan berfokus pada diri sendiri juga nampak
murung
Klien sudah pernah di operasi, dan baru 2 kali masuk RS, yaitu
saat operasi pertama kali di RS.Djafar Kolaka Utara dan saat ini di
RSWS. Klien sementara menunggu operasi ke-2 sampai KU membaik.
Tdak ada pegobatan hormonal, alkilasi, maupun terapi radiasi.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Klien merupakan anak 3 dari 3 bersaudara. Tn. R memiliki
seorang ibu yang menemaninya dirumah sakit. Pasien memiliki 2 orang
kakak, yang pertama berusia 28 tahun yang kedua berusia 22 tahun.
Ayah klien sudah meninggal dunia
D. Pemeriksaan fisik
1. Sistem respirasi
Sistem respirasi bersih, normal, teratur, tidak ada penggunaan otot bantu
napas, tidak ada retraksi dada. Pola napas normal. Tidak ada keluhan
pernapasan.
2. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada sianosis, tidak pucat. Irama Jantung teratur, Akral teraba dingin
tidak ada distensi vena jugularis
3. Gastrointestinal/Nutrisi
Mulut bersih, pembatasan makanan dengan bubur saring, tidak ada mual
muntah, tidak ada gigi palsu, tida ada asites, LILA : 24,3 cm TP/PB : 157
cm. Skor pengkjian gizi : 2 (resiko menengah).
4. Sensoris/pengindraan
Pendengaran dan penglihatan normal, pupil isokor. terdapat nyeri .
Onsetnya kronik, Pencetus luka bekas operasi. Gambaran nyeri seperti
tertusuk dan tertekan, Lokasi Nyeri pada bagian perut, Durasi 5 menit,
Skala Nyeri 5-6, Frekuensi terus menerus.
5. Eliminasi
Klien terpasang kantong stoma terdapat diare ada edema palpebra mata
tidak cekung tidak terpasang kateter urin.
6. Aktivitas dan istirahat
Gerakan terbatas, ada nyeri otot, ada lemah otot, ada deformitas yaitu
kelainan bentuk ekstremitas dengn adanya benjolan berdiameter kurang
lebih 20 cm pada anus. Tidak ada paralisis. Tidur malam 6 jam, siang 2
jam tanpa bantuan obat. Respon klien terhadap aktivitas yang teramati
client dibantu ADL. Tidak ada Tremor, ROM dan kekuatan otot.
4 4
2 1

7. Integritas kulit
Kulit berwarna putih, elastis, tidak ada gatal. Ada resiko dekubitus karena
pasien tirah baring. Terdapat luka, lokasi luka yaitu pada bagian perut
bekas luka operasi.
8. Cairan dan elektrolit
Kebiasaan minum 1000 cc per hari. Jenisnya air putih. Turgor kulit kering
Punggung kuku cembung berwarna pink pucat. CRT kurang dari 2 detik.
Mata tidak cekung. Membran mukosa kering konjungtiva anemis sclera
putih. Edema di kaki sebelah kiri. Asites tidak ada. Terpasang IVFD 16
tetes per menit jenis NaCl 0,9%.
9. Neurologis
Kesadaran compos mentis dengan GCS 15, E4 M6 V5. Tidak ada
disorientasi waktu tempat dan orang. Psychologis takut dan sedih.
Pengkajian spiritual, klien beragama Islam dan jenis keagamaan yang
diikuti biasanya shalat namun selama di rumah sakit dilakukan di tempat
tidur. Komunikasi non verbal, klien nampak tidak mau melihat ke arah
perawat pada saat diberikan pertanyaan. Perasaan sedih. Pengkajian
psikososial, peran sebelum sakit sebagai pelajar, peran saat ini pasien.
peran dalam struktur keluarga mengalami konflik.
E. . Konsep Pengkajian Chronic Sorrow
1. Chronic sorrow
Ketidakseimbangan yang berkelanjutan karena kehilangan yang
dikarakteristik dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang
secara periodik dan biasanya gejala ini terus berkembang. Klien merasakan
kehilangan akibat penyakit keganasan yang dideritanya beberapa tahun
terakhir ini. Klien menderita Colorectal Cancer (CC). Klien merasa tidak
berdaya dan menderita.
2. Loss Experience
Kehilangan muncul karena adanya ketidakseimbangan/ perbedaan
antara ideal dan situasi atau pengalaman yang nyata. Pengalaman
kehilangan yang dirasakan adalah kehilangan/ perubahan bentuk tubuh
sebagai seorang laki-laki dan seorang pelajar, peran sebagai seorang anak
dan pelajar, Kehilangan/kerusakan anggota tubuh yang sudah lama
berlangsung sekitar 12 tahun, juga rasa nyeri yang menyertai penyakitnya.
3. Disparity
Sebuah kesenjangan antara realitas saat ini dan yang diinginkan
sebagai hasil dari pengalaman yang nyata. Pada klien, klien merasa tidak
berguna lagi sebab tidak lagi dapat melanjutkan pendidikannya sebagai
sorang mahasiswa.
4. Trigger Events
Kejadian pencetus adalah situasi, keadaan dan kondisi yang
menyebabkan perbedaan atau kehilangan berulang dan memulai atau
memperburuk perasaan berduka. Pencetus kehilangan klien dimulai dari
bentuk tubuhnya yang terdapt benjolan sebesar telur puyu didaerah anus
yang berangsur-angsur membesar seperti sekarang.
5. Management method
Diartikan bahwa individu menerima keadaan chronic sorrow. Hal
tersebut dapat secara internal (strategi koping personal) atau eksternal
(praktisi pelayanan kesehatan atau intervensi orang lain). Klien mengatakan
ia sangat menderita karena penyakitnya. Klien merasa lebih nyaman jika
keluarganya melakukan apa yang diinginkannya. Hal tersebut adalah
dengan ibu klien menyuapi pada saat makan.
a. Inefektif management merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan
ketidaknyamanan atau mempertinggi perasaan chronic sorrow.
b. Effective management merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan
kenyamanan individual.
F. Burke/Eakes Chronic Sorrow Assessment Tool
Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah tentang dampak dari
peristiwa kehidupan tertentu atau situasi pada orang-orang selama periode
waktu tertentu sehingga membantu profesional yang lebih baik dapat
memenuhi kebutuhan mereka. Dalam menjawab pertanyaan ini, silakan fokus
pada dampak bahwa peristiwa kehidupan ini atau situasi terus mengikuti
kehidupan anda.
Tidak ada benar atau jawaban yang salah. Anda tidak perlu menjawab
setiap atau semua pertanyaan dan dapat menghentikan tanpa jenis hukuman
apapun .
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini.
1. Manakah menggambarkan situasi anda?
a. Anak yatim dengan kondisi cacat (Sebutkan cacat)
b. Seseorang dengan kondisi kronis
Menderita Colorectal Cancer.
c. Pelajar yang gagal dengan penyakit kronis atau mengancam jiwa
(Sebutkan kondisi )
d. Orang yang ditinggalkan (Sebutkan hubungan almarhum dengan anda)
2. Saya telah mengalami situasi/keadaan ini 12 bulan/tahun. Namun paling
parah 5 tahun terakhir ini.
3. Berikan informasi berikut tentang diri anda :
a. Sex: laki-laki perempuan
b. Umur : 17 tahun
c. Status perkawinan: belum menikah √ janda/duda ______ bercerai
______
d. Agama : islam
e. Suku : Bugis
f. Tingkat pendidikan tertinggi : SLTA
g. Jumlah pendapatan keluarga/bulan : > Rp. 5.000.000,-
4. Setelah beberapa waktu berlalu sejak anda mengalami situasi/kehilangan.
Mungkin anda masih mengatasi beberapa masalah yang masih
berlangsung.
Silakan baca pernyataan berikut, yang sesuai dengan situasi anda (tidak
ada jawaban benar atau salah).
a. Saya menerima situasi ini/kehilangan diciptakan untuk hidup saya.
B/S
b. Saya pikir perbedaan situasi/kehilangan dibuat untuk hidup saya.
B/S
c. Saya mengalami perubahan dalam hidup saya sebagai akibat dari
situasi/ kehilangan. B/S
d. Saya merasakan akibat/dampaknya sedikit demi sedikit. B/S.
5. Berikut ini adalah perasaan yang mungkin anda alami sebagai akibat dari
situasi/ kehilangan.
Pada waktu itu, ketika mengalami perasaan yang berhubungan dengan
situasi/ kehilangan, silakan menunjukkan bagaimana hal ini mengacaukan
anda. (Tidak ada jawaban benar atau salah).
Punya Punya Punya
Tidak
pengalaman pengalaman pengalaman
memiliki
tapi tidak agak sangat
pengalaman
menjengkelkan menjengkelkan menjengkelkan
Sedih √
Cemas √
Marah √
Kewalahan √
Perasaan lain √
(sebutkan)
menderita
Tidak √
berdaya

6. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah tentang perasaan yang


mungkin anda alami berkaitan dengan situasi/ kehilangan.
Harap menandai sejauh mana setiap pernyataan di bawah ini benar untuk
anda.
Dalam menggambarkan perasaan saya tentang situasi/kehilangan, saya :
a. Perasaan ini naik turun B / S.
b. Merasakan efeknya pada bagian lain hidup saya. B / S.
c. Perasaan ini lebih kuat sekarang daripada saat pertama. B / S.
d. Percaya hal ini akan berdampak seumur hidup saya. B / S.
7. Mungkin ada saat tertentu ketika anda cenderung mengalami perasaan
yang berhubungan dengan situasi/kehilangan. Silakan baca pernyataan
berikut dan menunjukkan mana yang benar untuk anda.
Perasaan saya ketika situasi/kehilangan datang, maka saya :
b. Harus mencari perawatan medis? B / S.
c. Mewujudkan semua tanggung jawab saya miliki. B / S.
d. Membandingkan keaadaan saya dengan kehidupan orang. B / S.
e. Memikirkan semua yang saya harus lakukan sekarang. B / S.
f. Bertemu orang lain dalam situasi yang sama. B / S.
g. Mengingatkan ketika pengalaman/kejadian ini dimulai. B / S.
h. Memiliki “hari khusus” (sebutkan). B / S.
i. Lainnya (sebutkan)
8. Pernyataan di bawah ini adalah hal-hal yang mungkin anda temukan yang
membantu anda dalam mengelola perasaan terkait dengan
situasi/kehilangan. Silakan tunjukkan yang sesuai dengan anda.
Ini membantu saya mengatasi perasaan saya ketika saya :
Sudah Sudah Sudah
Tidak
mencoba, mencoba, mencoba,
pernah
tapi tidak agak sangat
berusaha
membantu membantu membantu
Menyibukkan diri √
Meluangkan satu hari pada √
satu waktu
Berbicara dengan seseorang √
yang dekat dengan saya
Berdo’a √
Berolahraga √
Menghitung karunia_Nya √
Mengerjakan hobi saya √
Pergi ke tempat ibadah √
Bicara dengan orang lain √
dengan situasi yang sama.
Bersikap “bisa melakukan” √
Bicara dengan pendeta, rabi, √
atau imam
Berbicara dengan profesional √
kesehatan
Berfokus positif √
Lainnya (sebutkan)

9. Pertanyaan berikut untuk mengetahui bagaimana bantuan para profesional


dapat membantu orang-orang yang berurusan dengan situasi /kehilangan
seperti anda.
Silakan menunjukkan/jawab yang sesuai untuk anda. Ingat, tidak ada
benar atau salah jawaban.
Ini membantu saya mengatasi perasaan saya ketika para profesional
membantu :
Sudah Sudah Sudah
Tidak
mencoba, mencoba, mencoba,
pernah
tapi tidak agak sangat
berusaha
membantu membantu membantu
Mendengarkan saya √
Mengakui perasaan saya √
Menjawab pertanyaan √
saya dengan jujur
Mengizinkan saya untuk √
mengajukan pertanyaan
Meluangkan waktu √
mereka dengan saya
Memberikan perawatan √
yang baik
Lainnya (sebutkan)
10. Teman-teman dan keluarga mungkin dapat membantu untuk menangani
perasaan yang berhubungan dengan situasi /kehilangan anda.
Silahkan baca yang menunjukkan yang sesuai untuk anda.
Ini membantu saya menghadapi perasaan ketika keluarga dan teman-
teman saya :
Sudah Sudah Sudah
Tidak
mencoba, mencoba, mencoba,
pernah
tapi tidak agak sangat
berusaha
membantu membantu membantu
Mendengarkan saya √
Memiliki pandangan √
positif
Menerima perasaan saya √
Memberikan dukungan √
emosional
Menawarkan bantuan √
Mengakui √
situasi/kehilangan saya
Lainnya (sebutkan)

Terima kasih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.Harap


kembalikan kuesioner pada saat selesai.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Keganasan
a. Pemeriksaan Laboratorium (W. Aru, 2009), (Sutedjo, 2009) :
Hematologi rutin Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-kompenennya.

Infeksi merupakan faktor penyebab kematian pada keganasan,


pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan sel darah lengkap
untuk memantau tanda-tanda dari infeksi.

Pada pasien keganasan sering terjadi penurunan sel darah putih


yang bersirkulasi (Leukopenia) dan terjadi perusakan sel darah
putih. Infeksi dapat meningkat akibat terjadinya penurunan
jumlah netrofil yang menetap.

Nilai normalnya : dewasa : 4.8 – 10.8 (103/uL), anak-anak : 6.0 –


17.5 (103/uL)

Faal hemostatik Tes ini bertujuan untuk mengetahui faal hemostatik serta untuk
mencari riwayat pendarahan yang abnormal.

Tes fungsi hati Pemeriksaan fungsi hati dilakukan untuk mengidentifikasi


adanya gangguan pada fungsi hati

Alkali fosfatase Nilai normal 30 – 130 U/L


Peningkatan ALP terjadi pada kondisi penyakit limfoma dan
beberapa penyakit malignancy dan penyakit inflamasi/infeksi.

Gula darah Gangguan yang terjadi pada kelenjar pangkreas antara lain pada
kasus keganasan (kanker)

Asam urat Hiperurisemia dapat terjadi pada leukimia, limfoma akibat dari
penurunan ekskresi atau peningkatan produksi asam urat.

Urinalisis Pemeriksaan urinalisis ini dilakukan untuk mendeteksi suatu


keganasan yang terjadi di saluran perkemihan (ginjal, pelvis
renalis, ureter, kandung kemih dan organ lain yang berdekatan

Fases Feses bercampur darah merupakan salah satu gejala umum


keganasan pada kasus-kasus seperti Ca colon
Pemeriksaan laboratorium klien

PEMERIKSAAN TANGGAL NILAI SATUAN


31/08/2019 RUJUKAN
Kimia darah
GDS 130 140 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum 38 10-50 mg/dl
Kreatinin 0.62 L : <1.3 P : <1.1 mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 23 < 38 U/L
SGPT 37 < 41 U/L
Albumin 2.9 3.5-5.1 Gr/dl
Elektrolit
Natrium 141 136-145 mmol/l
Kalium 4.0 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 103 97-111 mmol/l
b. Evaluasi Diagnostik Dalam Mengidentifikasi Tahap dan Derajat

Dengan cara Sistem TNM yang direkomendasuikan oleh UICC


(International Union Again-Cencer)/ AJCC (American Join Comitte
on cencer)
T : Tumor size (ukuran)
N : Kelenjar getah bening regional
M : metastasis / penyebaran
a) Berdasarkan T (Tumor size)
T0 Tidak ditemukan tumor primer
T1 Ukuran tumor diameter 2cm/ kurang
T2 Ukuran tumor diameter 2-5
T3 Ukuran tumor diameter >5 cm
T4 Ukuran berapa saja, sudah ada penyebaran
kekulit/kedinding dada/dapat berupa
borok/edema/bengkak.

b) Berdasarkan N (Kelenjar getah bening regional)


N0 Tidak terdapat metastase pada kelenjar getah bening di
aksila
N1 Ada metastasis kelenjar getah bening yang masih dapat
digerakkan
N2 Ada metastasis kelenjar getah bening yang sulit digerakkan
N3 Ada metastasis kelenjar getah bening diatas tulang

c) Berdasarkan M (Metastasis)
Mx Metastase belum dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastase
M1 Terdapat metastase

d) Berdasarkan penderajatan. Ketika pertumbuhan neoplasma telah


didiagnosis,harus digolongkan dalam derajat keganasan (kelas) dan
luasnya (stadium)
Stadium T0,N0, M0
0
Stadium T1,N0,M0
I
Stadium T0,N1,M0/T1,N1,M0/T2,No,M0
IIA
Stadium T2,N1,M0/T3,N0,M0
IIB
Stadium T0,N2,M0/T1,N2,M0/T2,N2,M0/T3,N1,M0/T2,N2,M0
IIIA
Stadium T4,N),M0/T4,N1,M0/T4,N2,M0
IIIB
Stadium Tiap T,N3,M0
IIIC
Stadium Tiap T-tiap N-Mi
IV
H. Klasifikasi dan Analisis Data
DS DO Penyebab Diagnosa
 Klien mengatakan  Klien nampak gelisah Penyakit kronis Kepedihan
"apakah saya bisa  Klien fokus pada diri sendiri kronis
sembuh, saya ingin
 Nampak murung
skali sembuh dan
 Klien berbaring kearah kanan, mata sedu, klien
melanjutkan kuliah di
menunduk.
universitas pilihan
saya".  Klien nampak tidak mau melihat perawat pada saat
diberikan pertanyaan.
 Ada perasaan takut,
tidak berdaya dan
perasaan sedih.

 Klien mengeluh nyeri  Klien Nampak Lelah Tindakan Nyeri Akut


 Otot kaki nampak atropi Pembedahan
 Skor pengkajian gizi = 2 resiko menengah
 TTV :
- BP : 90/60
- HR : 64 x/i
- RR : 23 x/i
- Temp : 37°C
 Ada nyeri, pencetus : luka insisi pada bagian perut,
dengan gambaran nyeri seperti tertusuk dan tertekan,
menjalar ke kaki dengan durasi sekitar 5 menit dengan
skala 5-6 dirasakan hilang timbul
 Aktivitas klien terbatas karena nyeri otot, lemah otot,
dan deformitas.

Faktor-faktor risiko : Post Tindakan Resiko infeksi


Pembedahan
 Tampak luka insisi pada bagian perut
 Tampak benjolan pada bagian anus
 Tidak adekuat pertahanan sekunder ditandai adanya penyakit kronik CC
 Nampak turgor kulit kering konjungtiva anemis
 Terpasang infus NACL0.9%
 Kekuatan otot 4 4
2 1

I. Diagnosa Keperawatan
Dari uraian pengkajian diatas dapat dianalisis masalah keperawatan dan penegakkan diagnosis:
1. Kepedihan kronis berhubungan dengan penyakit kronis
2. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan pembedahan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan post tindakan pembedahan
J. Intervensi keperawatan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tujuan
Diagnosa Keperawatan Intervensi (NIC)
& Kriteria Hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan Dukungan spiritual
Kepedihan kronis berhubungan dengan penyakit kronis. keperawatan selama 3x24 jam, klien 1. Gunakan komunikasi terapiotik
Ditandai dengan : menunjukkan resolusi kepedihan dalam membina hubungan saling
DS : kronik seperti : percaya.
 Klien mengatakan "apakah saya bisa sembuh, saya ingin  Mengungkapkan penerimaan dan 2. Perlakukan individu dengan
sekali sembuh dan melanjutkan kuliah di universitas kesedihn hormat dan penuh martabat
pilihan saya".  Berpartisipasi dalam perawatan Peningkatan koping
 Ada perasaan takut, tidak berdaya dan perasaan sedih. 3. Gunakan pendekatan yang
tenang dan memberikan jaminan
DO : 4. Evaluasi kemampuan pasien
 Klien nampak gelisah dalam membuat keputusan
 Klien fokus pada diri sendiri (khususnya terkait perawatan)
 Nampak murung 5. Kenali latar belakang budaya
 Klien berbaring kearah kanan, mata sedu, klien pasien
menunduk. 6. Sediakan informasi aktual
 Klien nampak tidak mau melihat perawat pada saat mengenai diagnosis Penanganan
diberikan pertanyaan. dan prognosis
7. Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi
sesuai dengan kebutuhan
Nyeri akut b/d tindakan pembedahan ditandai dengan :DS : NOC Manajemen nyeri
 Klien mengeluh nyeri 1. Nyeri terkontrol 1. Kaji keluhan nyeri, lokasi,
DO : 2. Tingkat nyeri karekteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas dan beratnya
 Klien Nampak Lelah 3. Tingkat kenyamanan nyeri
 Otot kaki nampak atropi Setelah dilakukan asuhan 2. Observasi respon ketidaknyaman
 Skor pengkajian gizi = 2 resiko menengah keperawatan selama 3× 24 jam, klien secara verbal dan non verbal
 TTV : dapat: 3. Evaluasi keefetifan penggunaan
- BP : 90/60 control nyeri
1. Mampu mengontrol nyeri 4. Monitoring perubahan nyeri baik
- HR : 64 x/i
2. Skala nyeri 0 actual maupun potensial
- RR : 23 x/i
3. Mengenal faktor penyebab 5. Sediakan lingkungan yang
- Temp : 37°C
4. Mengenal onset nyeri nyaman
 Ada nyeri, pencetus : luka insisi pada bagian perut,
dengan gambaran nyeri seperti tertusuk dan tertekan, 6. Ajarkan penggunaan teknik
 Tindakan pertolongan non
menjalar ke kaki dengan durasi sekitar 5 menit dengan relaksasi sebelum atau sesudah
farmakologi
skala 5-6 dirasakan hilang timbul nyeri berlangsung
 Menggunakan analgetik
 Aktivitas klien terbatas karena nyeri otot, lemah otot, dan 7. Kolaborasi dengan tim kesehatan
 Melaporkan gejala-gejala
deformitas. lain
nyeri kepada tim kesehatan
8. Tingkatkan istrahat yang adekuat
Resiko infeksi area pembedahan b/d post tindakan NOC Outcome : NIC : kontrol infeksi
pembedahan, ditandai dengan : 1. Status imunologi 1. Pertahankan kebersihan
2. Control infeksi lingkungan
Faktor-faktor risiko : 3. Control resiko 2. Anjurkan dan ajarkan pada
keluarga untuk cuci tangan
 Tampak luka insisi pada bagian perut
Klien Outcome : sebelum dan sesudah kontak
 Tampak benjolan pada bagian anus 1. Bebas dari tanda-tanda infeksi dengan klien
 Tidak adekuat pertahanan sekunder ditandai adanya 2. Angka leukosit dalam batas 3. Gunakan teknik septik dan
penyakit kronik CC normal aseptic dan perawatan klien
 Nampak turgor kulit kering konjungtiva anemis 3. Vital sign dalam batas normal 4. Pertahankan intake nutrisi yg
 Terpasang infus NACL0.9% adekuat
 Kekuatan otot 5. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
4 4
6. Monitor vital sign
2 1
7. Kelola terapi antibiotik
NIC : pencegahan infeksi
1. Monitor vital sign
2. Monitor tanda-tanda infeksi
3. Monitor hasil laboratorium
4. Manajemen lingkungan
5. Manajeman pengobatan

A. Implementasi keperawatan
No
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX

1 Dukungan spiritual S:-


1. Gunakan komunikasi terapiutik dalam membina hubungan saling O:
percaya. 1. Klien msih nampak murung
H : Klien mulai menerima perawat 2. Klien berbaring kearah kanan dan menutup
2. Perlakukan individu dengan hormat dan penuh martabat mata meringis
H : Klien nampak berbaring ke arah kanan dan tidak mau melihat A : Kepedihan kronis masih terjadi
perawat saat dilakukan pertanyaan P : Intervensi peningkatan koping dilanjutkan
Peningkatan koping 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
3. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan memberikan jaminan
H : Klien mengatakan "apakah saya bisa sembuh, saya ingin
2. Evaluasi kemampuan pasien dalam
sekali sembuh dan melanjutkan kuliah di universitas pilihan
saya". membuat keputusan
4. Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan 3. Kenali latar belakang budaya pasien
H : Klien awalnya nampak menunduk ketika diberikan 4. Sediakan informasi aktual mengenai
pertanyaan diagnosis Penanganan dan prognosis
5. Kenali latar belakang budaya pasien 5. Instruksikan pasien untuk menggunakan
H : Klien merupakan suku Bugis teknik relaksasi sesuai dengan kebutuhan
6. Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis Penanganan dan
prognosis
H : Klien dan keluarga dijelaskan dan mengerti
7. Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi sesuai
dengan kebutuhan
H : Klien menerima yang dikatakan perawat
2 Manajemen nyeri S:
1. Pasien mengatakan masih nyeri berkurang
1. Mengkaji : 2. Pasien mengatakan sudah dapat istirahat
keluhan nyeri pada area post operasi laparatomi hilang timbul
atau adanya nyeri tekan kualitas nyeri sedang (skala 3 NRS) O:
2. Pasien merasa nyeri secara non verbal dengan ekspresi wajah 1. Wajah meringis berkurang
meringis berkurang 2. Nyeri pada benjolan berkurang
H: Nyeri verbal dan nonverbal berkurang 3. Skala nyeri 3 (NRS)
3. Batasi pengunjung dan kurangi pencahayaan serta memakai 4. Pasien sudah tampak istirahat yang cukup
sampiran 5. Tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg, N : 90
H: Membatasi pengunjung serta mengurangi pencahayaan x/i, R : 24 x/i, SB : 36.7oC
4. Ajarakan penggunaan teknik relaksasi sebelum atau sesudah
nyeri berlangsung A: Masalah mulai teratasi
H: Mengajarkan tehnik relaksasi P: Lanjutkan intervensi
5. Pemberian analgesik
H: Asam mefenamat 500 mg /8 jam oral
No IMPLEMENTASI EVALUASI
DX

3 Kontol infeksi S:-


1. Pertahankan kebersihan lingkungan O:
H: lingkungan pasien tetap bersih 1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Keluarga cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan 2. TTV dalam batas normal
pasien Masih nampak ada luka pada perut
H: keluarga cuci tangan sebelum kontak dengan pasien 3. Masih nampak terpasang infus
3. Gunakan teknik septik dan aseptik dan perawatan luka A : Resiko infeksi masih terjadi
H: lakukan perawatan luka perhari
P : Lanjutkan intervensi
4. Pertahankan intake nutrisi yg adekuat dengan pemberian
makanan 1. Pertahankan teknik aseptif
H: intake belum adekuat
Pencegahan infeksi 2. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
1. Monitor vital sign TD: 110/70 mmHg, N : 92 x/i, R : 24 x/i, tindakan keperawatan
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
SB : 3,67oC dan lokal
2. Ganti drainase perhari 3. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
3. Perawatan luka gejala infeksi
4. Pemberian antibiotik
H: ceftriaxone 1 g/12 jam/intravena dan metronidazole drip/8
jam/intravena
I. Pembahasan
Pada proses pelayanan keperawatan khususnya pada penyakit-penyakit dengan
kasus cancer ,perhatian yang lebih khusus dan lebih spesifik harus diberikan perawat
terutama dalam hal psikologis dari kliennya . Ini dilakukan karena pasien dengan
penyakit terminal ataupun cancer lebih beresiko untuk mengalami kesedihan atau berduka
kronis yang berkelanjutan. Sehingga untuk mencegah terjadinya hal ini maka perawat
harus melakukan pendekatan yang lebih dalam agar pasien lebih nyaman dalam menjalani
pengobatannya.
Berdasarkan Teori Eakes, Burke & Hainsworth yaitu Theory of Chronic Sorrow
menekankan pada fenomena yang holistik pada manusia dan keperawatan yaitu tentang
masalah- masalah yang timbul dari penyakit kronis yang mencakup proses berduka,
kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Peran utama perawat dalam
aplikasi teori ini antara lain memberikan empati, caring, educator, dan kompetensi dalam
perawatan. Sehingga perawat mampu memberikan pedoman untuk mencegah kejadian
kepedihan kronis. Hal ini akan berdampak bagi proses keperawatan selanjutnya, dimana
apabila pasien bisa menerima penyakitnya dengan benar, maka partisipasinya dalam
perawatan akan lebih terlaksana. Hal ini akan berefek kepada pasien sehingga proses
penyembuhan yang diharapkan akan menjadi lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahlström, G. (2007). Experiences of loss and chronic sorrow in persons with severe chronic
illness. Journal of Clinical Nursing, 16(3a), 76–83. https://doi.org/10.1111/j.1365-
2702.2006.01580.x
Deng, Y. (2017). Rectal Cancer in Asian vs . Western Countries : Why the Variation in
Incidence ? https://doi.org/10.1007/s11864-017-0500-2
Eakes, G. G. (1993). Chronic sorrow: a response to living with cancer. Oncology Nursing
Forum, 20(9), 1327–1334.
Gibson, J. A., & Odze, R. D. (2016). Pathology of premalignant colorectal neoplasia. 312–
323. https://doi.org/10.1111/den.12633
Kowalak, J. P., Wels, W., & Mayer, B. (2015). Buku Ajar Patofisiologi (A. Hartono, ed.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
ME, M. M. &Wills. (2011). Theoretical Basic for nursing.
Rogler, G. (2013). Chronic ulcerative colitis and colorectal cancer. CANCER LETTERS,
(August). https://doi.org/10.1016/j.canlet.2013.07.032

Anda mungkin juga menyukai