Kanker Serviks
0lehKel 7:
Devi,DiahFauri,
Dyah Ayu,Rika,
Rinaldi,Rini,Zulhairu,Seri
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor
ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan
yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya .
etiologi
Manifestasi klinik dari karsinoma servik meliputi:
Pemeriksaan
Diagnostik
PEMBAHASAN
KASUS
Klien Ny. B 43 tahun, status cerai. Masuk RS sejak 3 Juli 2013. Pengkajian
dilakukan tanggal 4 Juli 2013. Dx. Medis carsinoma epidermoid serviks
stadium III B serta dengan komplikasi kardiomegali dan dekubitus. Keluhan
utama saat ini nyeri pada perut kiri bawah. Dari keluarga klien tidak ada
yang menderita penyakit seperti ini sebelumnya selain ambeien. Klien
mengeluh takut terhadap penyakit yang menimpanya karena telah
dilakukan pengobatan di Malaysian dan promedika pontianak. Klien
tampak lemah tidak bergairah. TD 98/55 x/mnt, N 94x/mnt, RR 28 x/mnt,
suhu 24,7oC, dan SPO2 99 . Klien cenderung tidur dan jarang
berkomunikasi. Ny B menyatakan skala nyeri 4-5, seperti tertindih beban,
muncul setiap 5 jam-an sekali durasi 1 menit dan nyeri daerah anus
dengan skla 4-5 seperti tertusuk saat terlalu lama baring, . Terapi PCT 3x1,
cefriaxone 2x 1 gram, dexametason 3x1 gram, RL dan tramadol 20tpm.
Klien terpasang Nasal canul, kateter urine, EKG dan oksimetri nadi. Klien
juga merasa malu dengan penyakitnya,
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama: Ny. B
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Budha
Suku / Bangsa : Cina / WNI
Bahasa : Indonesia dan Cina
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Status : Menikah
Alamat : Jl. Gusti Situt Mahmud Gg. Selat Madura
No. 30
b. Identitas Penanggungjawab
Nama
: Sisilia Eunarti
Pekerjaan
: Swasta
Dirujuk Oleh
: RS Promedica
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri, lemah, dan pusing.
Pola Fungsi
Kesehatan
Makan / minum
Mandi
Berpakaian
Berpindah / ambulasi
ROM
Toileting
Keterangan :
0: mandiri
1: alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain dan alat
4: tergantung total
Klien terpasang O2 nasal 1-2 liter
Pola Eliminasi
Buang Air Kecil
Anak klien mengatakan klien lancar buang air
kecil. Warna urine kuning, tidak ada darah. Saat
dikaji klien terpasang kateter. urin yang keluar 24
jam sebanyak 1000 cc.
Buang Air Besar
Anak klien mengatakan setiap habis makan klien
selalu buang air besar, dengan konsistensi lunak,
warna pekat dan ada darah.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Jumlah GCS : 12 Apatis
Eye
:4
Verbal : 3
Motorik : 5
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 91/43 mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 33.7o C
Berat Badan
BB Sebelum Sakit
: 70 kg
BB Saat Ini
: 120 kg
Perkembangan BB : BB klien meningkat
drastis
Status Gizi
: Tercukupi
Intake
Makanan :500 cc
Minuman :200 cc
Air metabolisme : 600 cc
Infus :1000 cc
Tranfusi :Total intake :2300
Output
Urine : 400 cc
Feses :
Muntah :
Drainage :
NGT :
Perdarahan :
Diare :
Total output:400 cc
= 100 cc
= 4800 1050
= 3750cc/kg
Leher
Ada pembesaran limfe, distensi vena jugularis, tidak ada
kaku kuduk.
Dada
Inspeksi : simetris kanan-kiri, tidak terdapat lesi
Palpasi : Perkusi : Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Abdomen
Inspeksi : simetris, asites, striae
Palpasi : teraba banyak cairan
Perkusi : Auskultasi :
Ektremitas
Kekuatan Otot
Lemah, tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri.
Perabaan Akral
Akral klien dingin.
Perubahan Bentuk Tulang
Tidak ada menggalami perubahan bentuk tulang.
CRT
Saat dikaji CRT > 2 detik.
Piting Edema
+ 4 = 6 mm
Anus Genetalia
Terpasang selang kateter.
pemeriksaan Diagnostik
Interpretasi EKG
HR
: 106 BPM
Minnesota Code
P Durasi
: 104 ms
8-73
PR interval : 150 ms
4-5-0 (V3)
QRS Durasi : 73 ms
9-1-1 (I, II, III)
QT / QTC Interval : 355 / 477
9-4-1 (V3)
P / QRS / T Axis : 48 / 17 / 21
RV5 / SV1 amp : 0,444 / 0,508 mV
RV5 / SV1 amp : 0,952 mV
RV6 / SV2 amp : 0,364 / 0,249
Diagnosa Information :
812: Sinus Tachycardia
131: Low voltage (Limb leads)
Terapi
2. Tramadol
Komposisi : Mengandung Tramadol Hidroklorid 50 mg
Indikasi : Pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat,
nyeri pasca pembedahan.
Dosis dan cara pemberian :
Dewasa dan anak > 16 thn
Dosis umum : dosis tunggal 50 mg, dosis tersebut
biasanya cukup untuk meredakan nyeri, apabila masih
terasa nyeri dapat ditambah 50 mg setelah selang waktu
30-60 menit.
Dosis maksimum : 400 mg sehari, dosis sangat
tergantungpada intenstas rasa nyeri yang diderita
Dosis:
1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui
pembuluh darah (intra vascular), lakukan setiap 24
jam, atau dibagi menjadi setiap 12 jam.
Dosis maksimum: 4 gr/hari
4. Dexamethasone
Komposisi :
Tiap tablet dexamethasone mengandung:
Dexametason 0,5 mg
Dexametason 0,75 mg
Tiap ml injeksi Deksamethasone Harsen mengandung
Deksametason Natrium Fosfat 5 mg
Uraian dan Penggunaan:
Deksamethasone adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.
Sebagai perbandinganDeksamethasone 0,75 mg setara dengan obat sbb :
25 mg cortisone, 25 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Deksamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral corticoid
dari Cortisone dan Hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan
adrenocortical tidak berguna.
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya; untuk anti inflamasi,
pengobatan rheumatik arthritis dan penyakit collagen lainnya, alergi
dermatitis dll. penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain
dimana terapi glucocorticoid berguna lebih menguntungkan sebagai penyakit
leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak dan
anemia hemolytica.
5. ANTRAINI Injeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam diharapkan klien tahu cara mengatasi nyeri.
Kriteria Hasil :
Klien mampu melakukan teknik / cara-cara mengatasi
nyerinya.
Intensitas nyeri berkurang
Ekspresi muka dan tubuh rileks.
Tujuan (NOC) :
Setelah diberikan perawatan selama 1 X 24 jam
diharapkan perfusi jaringan membaik
Kriteria Hasil :
Menunujukkan keseimbangan cairan
Menunjukkan integritas jaringan : Kulit Dan Membran
Mukosa bebas dari lesi
Menunjukkan perfusi jaringan perifer suhu ekstremitas
hangat.
Intervensi (NIC) :
Perawatan Sirkulasi : Peningkatan sirkulasi
arteri dan vena
Pemantauan TIK : Pengukuran dan interpretasi
data pasien untuk mengatur TIK
Penatalaksanaan Sensasi Perifer :
Pencegahan, meminimalkan cedera atau rasa
tidak nyaman pada pasien dengan perubahan
sensasi.
3.Pola nafas tidak efektif b/d gangguan
pengembangan paru.
Tujuan (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam diharapkan klien
Kriteria Hasil :
Klien tidak mngeluh sulit bernafas
Pernafasan klien efektif
Intervensi (NIC) dan Rasional :
Rasional :
4.Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 x 24 jam diharapkan klien mampu
menunjukkan penghematan energi.
Kriteria Hasil :
Menyadari ketebatasan energi
Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat.
Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas.
Intervensi (NIC) dan Rasional :
Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, misalnya perubahan tekanan
darah dan frekuensi jantung serta pernafasan.
Rasional : Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses
penyakit, status nutrisi, keseimbangan cairan, serta oksigenasi.
Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral
kiri/miring, dan penurunan aktivitas.
Rasional : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari
serviks dan meningkatkan perfusi uterus.Tirah baring dapat menurunkan
peka rangsang uterus.
Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan
posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan.
Rasional : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan
rasa nyaman.
5.Kelebihan volume cairan b/d asupan cairan yang
berlebihan.
Tujuan (NOC) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 x 24 jam diharapkan klien
Kriteria Hasil :
klien akan menyatakan pemahaman tentang
pembatasan cairan dan dietnya secara verbal
Klien tidak mengalami pernapasan dangkal
hematocrit dalam batas normal
Intervensi (NIC) :
Pengelolaan cairan : Meningkatkan
keseimbangan cairan dan pencegahan
komplikasi akibat dari kadar cairan yang tidak
normal atau tidak diinginkan.
Pemantauan Cairan : Pengumpulan dan analisis
data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan.
;