Anda di halaman 1dari 17

Tugas MK : Issue Kontemporer Dalam Keperawatan

Fasilitator : Moh. Syafar, S.Kep., Ns., MANP

TUGAS ESSAY ANALISIS


ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR)

OLEH
DAN TANDI
CO12171051

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena kasih dan
penyertaan serta hidayah-Nya sehingga makalah dengan topic“Aspek
Electronic Medical Record dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik demi hasil yang lebih baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada fasilitator/dosen yang
memberikan masukan dan petunjuk dalam penyelesaian makalah ini, tak
lupa pula penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
yang membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian
makalah ini.

Makassar, 09 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………... . 1
B. SIGNIFIKANSI, DAMPAK ATAU ANALISIS MENGAPA ISSUE
TERSEBUT PENTING.................................................................... 8
C. FENOMENA NYATA TERKAIT ISSUE........................................... 9
D. LITERATUR REVEUW FAKTOR PENDUKUNG, PENGHAMBAT
ISSU YANG DIANGKAT................................................................. 11
E. ALTERNATIF SOLUSI UNTUK PENYELESAIAN ISSUE YANG
DIANGKAT...................................................................................... 12
F. KESIMPULAN……………………………………………………......... 13
DAFTAR PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
(Cherry & R. Jacob, 2014) mengemukakan bahwa seiring

dengan perkembangan teknologi secara cepat, maka teknologi

informasi kesehatan (HIT), merupakan salah satu teknologi yang

berkembang di mana teknologi informasi kesehatan ini digunakan

untuk meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan pasien dan

masyarakat. Dengan adanya kemajuan teknologi ini maka seseorang

dapat membagikan informasi-informasi kepada orang lain sehingga

informasi-informasi tersebut dapat diperolah dengan mudah oleh

orang lain. Kemajuan teknologi mempengaruhi semua sektor

kehidupan termasuk di dalamnya adalah perawatan kesehatan.

Electronic Health Record (EHR) merupakan salah satu dari

perkembangan teknologi informasi kesehatan. (Santoso, 2010)

mengatakan bahwa EHR merupakan kumpulan dari Electronic

Medical Record (EMR) atau Rekam Medik Elektronik (RME) di

masing-masing pelayanan kesehatan yang telah memberikan

pelayanan kepada pasien. EHR dapat diakses dan dimilki oleh pasien

serta datanya bisa digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan lain

pada saat pasien membutuhkan perawatan berikutnya. EHR baru bisa

diwujudkan jika sudah ada format standar data RME pada masing-

masing fasilitas pelayanan kesehatan sehingga data-data tersebut

bisa diintegrasikan. Untuk mewujudkan EHR ini dibutuhkan suatu

sistem yang terintegrasi dan disepakati bersama oleh masing-masing

fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu.


(Handiwidjojo, 2009) mengemukakan bahwa di tengah lajunya

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, informasi yang cepat

dan akurat semakin menjadi kebutuhan utama para pengambil

keputusan (decision maker) dengan kata lain informasi merupakan

kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap manajemen untuk

melakukan pengambilan keputusan. Rumah Sakitpun sebagai

sebuah institusi yang menyimpan begitu banyak data juga

memerlukan pengolahan data yang benar dan akurat yang dapat

disajikan sedemikian rupa dalam bentuk laporan. Penyajian laporan

dalam bentuk informasi tersebut harus sesuai dengan nilai kegunaan

dan fungsi masingmasing bagian. Misalnya Seorang direktur

keuangan membutuhkan informasi dalam bentuk Laporan statistik

tentang tingkat okupansi (jumlah pasien yang mondok dibagi jumlah

tempat tidur yang tersedia ) dari masing-masing bangsal. Laporan

tersebut akan menolong direktur dalam pengambilan keputusan

apakah perlu penambahan tempat tidur atau tidak. Informasi sangat

penting karena merupakan data yang diolah secara benar dengan

efektif dan efisien sehingga menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi

manajemen dan operasional.

Komputerisasi rekam medis di era ini bukan lagi sesuatu yang

baru, ada beberapa rumah sakit modern dan beberapa klinik,

dokternya tidak lagi menggunakan status rekam medis kertas. Mouse

dan keyboard sudah menggantikan pena untuk mencatat gejala, hasil

observasi, diagnosis sampai dengan pengobatan. Tidak jarang karena


semakin majunya teknologi jaringan komputer, maka rekam medis itu

langsung terhubung dengan apotik dan kasir, sehingga apotik

langsung dapat melayani pemberian obat dan kasir sudah mendapat

data biaya perawatan ditambah harga obat yang harus dibayar oleh

pasien.

Idealnya sebuah rekam medis berisi data riwayat kesehatan

pasien dari mulai ia lahir hingga saat ini. Namun karena sistem yang

ada di Indonesia sekarang ini terkait informasi kesehatan belum

terintegrasi dan belum didukung sepenuhnya oleh Teknologi

Informasi, maka data-data pasien tersebut terpisah-pisah dan terbagi

tergantung pada tempat dimana ia mendapatkan pelayanan

kesehatan pertama kali. Jadi seandainya seorang pasien jatuh sakit di

kota lain, maka dia akan dibuatkan rekam medis baru oleh rumah

sakit dimana ia berobat dan riwayat kesehatannya akan diulang

ditanyakan oleh dokter, syukurlah jika ia masih mampu diajak

berbicara, tetapi seandainya tidak?. Melihat pentingnya sebuah rekam

medis, maka sudah saatnya semua rumah sakit di Indonesia

membangun RME dan akan lebih berdaya guna jika semua rekam

medis itu terkoneksi didalam jaringan komputer seluruh rumah sakit di

Indonesia.

Sebenarnya Rekam Medis Elektronik (RME) bukan

merupakan wacana baru bagi penyelenggara pelayanan kesehatan

seperti rumah sakit. Beberapa rumah sakit bahkan berani menyatakan

telah mengimplementasikan RME di dalam manajemennya. Bagi


rumah sakit yang belum memiliki RME umumnya berargumentasi

sudah berkeinginan untuk memiliki RME tetapi masih terbentur

beberapa kendala organisasi seperti: biaya, budaya kerja, teknis dan

sumber daya.

Pada dasarnya RME adalah penggunaan perangkat teknologi

informasi untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta peng-

aksesan data yang tersimpan pada rekam medis pasien di rumah

sakit dalam suatu sistem manajemen basis data yang menghimpun

berbagai sumber data medis. Bahkan beberapa rumah sakit modern

telah menggabungkan RME dengan aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang merupakan aplikasi induk

yang tidak hanya berisi RME tetapi sudah ditambah dengan fitur-fitur

seperti administrasi, billing, dokumentasi keperawatan, pelaporan dan

dashboard score card. RME juga dapat diartikan sebagai lingkungan

aplikasi yang tersusun atas penyimpanan data klinis, sistem

pendukung keputusan klinis, standarisasi istilah medis, entry data

terkomputerisasi, serta dokumentasi medis dan farmasi. RME juga

bermanfaat bagi paramedis untuk mendokumentasikan, memonitor,

dan mengelola pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien di

rumah sakit. Secara hukum data dalam RME merupakan rekaman

legal dari pelayanan yang telah diberikan pada pasien dan rumah

sakit memiliki hak untuk menyimpan data tersebut. Menjadi tidak legal,

bila oknum di rumah sakit menyalah gunakan data tersebut untuk


kepentingan tertentu yang tidak berhubungan dengan pelayanan

kesehatan pasien.

Perawat merupakan tenaga kesehatan terbanyak dalam

sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu perawat wajib untuk

mengetahui setiap perubahan dan perkembangan teknologi yang ada

sehingga jika ada perkembangan teknologi yang memudahkan

perawat untuk bekerja maka harus diikuti. Salah satu pekerjaan yang

menyita waktunya perawat adalah melakukan dokumentasi asuhan

keperawatan. Jika RME sudah ada dan bias diaplikasikan maka waktu

yang digunakan perawat untuk melakukan pendokumentasian asuhan

sangat singkat sehingga lebih banyak waktu digunakan untuk

bersama-sama dengan pasien atau dalam rangka memenuhi

kebutuhan pasien.

Dengan cepatnya perkembangan teknologi canggih di

Amerika Serikat sehingga hanya dengan mendekatkan a l a t H E R

k e tubuh pasien, alat tersebut akan menscan biomedik tubuh

pasien maka data-data yang dibutuhkan dapat diketahu secara cepat.

Dengan demikian seorang perawat tidak perlu menghabiskan

waktu yang banyak untuk melakukan proses pengkajian untuk

mendapatkan data-data tentang pasien (Boulus, 2015)

B. SIGNIFIKANSI, DAMPAK ATAU ANALISIS EMR


Informasi keperawatan dapat meningkatkan visibilitas seorang

perawat professional melaui pelaksanaan rencana keperawatan

dengan menggunakan RME.


Menurut American Nurses Association (ANA), ada enam

langkah dalam proses keperawatan yang perlu diketahui oleh

perawat, yang kemudian disesuaikan dengan rencana keperawatan

yang terstruktur. Aplikasi konsep asuhan keperawatan ditingkatkan

memlui pendokumentasian masalah yang dihadapi pasien yang

merupakan hasil penilaian perawat, misalnya masalah psikologis,

masalah fisiologis, bahkan kebutuhan-kebutuhan pasien lainnya yang

mungkin tidak berhubungan dengan diagnose medis maupun

keperawatan.

C. FENOMENA NYATA TERKAIT ISSU YANG DIANGKAT.


Sistem EMR sedang dilaksanakan di beberapa negara dalam

rangka mendukung layanan kesehatan. Tetapi tingkat adopsi masih

rendah, utamanya pada negara-negara berkembang. Hal tersebut

disebabkan oleh faktor teknologi, keuangan , dan organisasi. Bekerja

sambil mempersiapkan adopsi EMR itu artinya tenaga keperawatan

professional dianggap memiliki kesiapan secara keseluruhan jika ia

memiliki dua hal yaitu kesiapan keterlibatan dan kesiapan inti.

Contohnya dalam fenomena pendokumentasian ini dokumentasi

yang tidak efisien, kelengkapan dan keakuratan data, kesulitan dalam

pencatatan pasien. Maka sangat penting untuk dilakukan penelitian

tentang pengetahuan mereka saat ini, dan pemanfaatan system EMR

tersebut (Biruk, et al, 2014).

Ferris et al (2009) dalam hasil penelitiannya tentang

Penggunaan Catatan Kesehatan Elektronik di Rumah Sakit AS


mengatakan bahwa meskipun tingkat adopsi elektronik

kesehatan catatan yang masih rendah, banyak fungsi yang mendasari

elektronik  dan membukukan sistem telah banyak dilaksanakan.

Proporsi rumah sakit yang cukup besar melaporkan bahwa laporan

laboratorium dan radiologis, gambar radiologi, daftar obat, dan

beberapa fungsi pendukung keputusan tersedia dalam 

format elektronik . Lainnya melaporkan bahwa mereka berencana

untuk meng-upgrade sistem informasi mereka ke EMR dengan

menambahkan fungsionalitas, seperti entri order-order

terkomputerisasi, catatan dokter, dan penilaian keperawatan. Namun,

fungsi ini biasanya lebih sulit diimplementasikan daripada yang lain,

dan masih belum jelas apakah rumah sakit dapat melakukannya

dengan sukses. Hasil penelitiannya juga diperoleh bahwa tingkat

dukungan keputusan yang tinggi tanpa adanya prevalensi yang

sebanding dengan pesanan penyedia layanan terkomputerisasi. Ada

kemungkinan bahwa responden yang melaporkan bahwa rumah sakit

mereka telah menerapkan dukungan keputusan elektronik termasuk

dalam kategori kemampuan pendukung keputusan yang hanya

tersedia untuk sistem apotek elektronik , sehingga melebih-lebihkan

kesiapan rumah sakit untuk memberi para dokter keputusan

pendukung elektronikuntuk perawatan pasien.

Fenomena lain yang nyata adalah sebagai hasil dari

perawatan terjangkau yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat

pada tahun 2010. The Marshfield adalah salah satu lembaga


perawatan kesehatan pertama yang mengembangkan dan

menerapkan sistem EMR, dan lembaga-lembaga lainnyapun ikut

mengembangkan. Klinik Marshfield di Winconsin telah lama

mengembangkan EMR secara internal dalam praktek klinis

yaitu sejak tahun 1984.

D. LITERATURE REVIEW TERKAIT ISSUE, FACTOR PENDUKUNG


DAN FACTOR PENGHAMBAT DARI ISSU YANG DIANGKAT.
Lim and Shahid, (2017) mengemukakan bahwa dasawarsa

terakhir EMR telah meresapi praktik kedokteran di Inggris. EMR juga

memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan perubahan demografi

populasi yang terus meningkat dimana jumlah pasien

dengan pengobatan kondisi kronis telah berkembang secara dramatis

di beberapa lokasi yang masing-masing membutuhkan informasi pada

saat perawatan. EMR dapat memfasilitasi penyimpanan, pengiriman

dan pengambilan data pasien dengan cepat, sehingga meningkatkan

penyampaian perawatan terpadu kepada pasien. Selain itu, EMR

sangat penting untuk mengumpulkan data untuk penelitian dan audit,

yang mendukung praktik kedokteran modern. Contohnya adalah Audit

Database Ophthalmology Nasional (NOD) yang dikelola oleh The

Royal College of Ophthalmologists mengumpulkan data

pseudoanonymised dari EMRs dan rincian yang diambil dari lebih dari

480000 episode klinis termasuk operasi katarak, perawatan diabetes

di rumah sakit, perawatan degenerasi makula (AMD) terkait usia dan

operasi glaukoma. Ada tiga kemampuan berharga untuk


menggabungkan sejumlah besar data di seluruh situs belum

ditunjukkan oleh EMR lain sampai saat ini dan memungkinkan

penilaian, revalidasi, audit dan penelitian.

Deutscher et al (2008) dalam penelitiannya tentang

Penerapan Hasil Rekaman Elektronik Terpadu dan Proses Rekaman

Kesehatan Elektronik menyimpulkan bahwa penerapan sistem

pengumpulan data hasil elektronik ke dalam sistem klinik rawat jalan

di Israel dan integrasi hasilnya menjadi sebuah EHR. Hasilnya

dirancang untuk digunakan secara rutin selama manajemen terapis

fisik rawat jalan. Database terpadu dirancang untuk digunakan dalam

studi CPI di masa depan. Data tersebut menetapkan bahwa sistem

hasil dapat diimplementasikan dengan sukses dan  database 

elektronik  yang komprehensif dapat dibangun dalam layanan terapi

fisik rawat jalan.

E. ALTERNATIF SOLUSI APLIKATIF UNTUK PENYELESAIAN ISSU


YANG DIANGKAT.
Solusi aplikatif yang dapat dilakukan sehubungan dengan

masalah atau issu yang diangkat yaitu kurangnya kesadaran akan

kegunaan dan kemampuan sebagian besar tenaga kesehatan maka

dapat dilakukan upaya pelatihan terkait dengan EMR guna

mengatasi masalah hambatan dalam mengadopsi EMR di dalam

perawatan primer dan rumah sakit. Pelatihan terkait ketidaktahuan

tentang alat tersebut, keamanan dan biaya serta kurangnya SDM

yang ahli pada bidang tersebut. Oleh karena itu hambatan tersebut
dapat ditangani melalui program-program seperti Ontario MD ESDM

program adopsi, maka dengan program ini akan mendapatkan

dukungan keuangan dan pembinaan bagi tenaga kesehatan untuk

mendapatkan bantuan mengkonversi gravik kertas ke catatan

EMR. Namun konversi ke sistem ini membutuhkan kerja nonclinical

tambahan untuk dokter keluarga dan staffnya ( H e , et al,

2015).

F. KESIMPULAN.
Informasi begitu mudah untuk diakses dan catatan elektronik

kesehatan menyediakan layanan kesehatan namun pergerakan oleh

suatu instansi dalam mengadopsi teknologi tersebut sangat lambat

hal tersebut dikarenakan kurangnya kesiapan dalam biaya,

dan kesadaran subjeknya dalam hal ini manusia yaitu kesadaran

akan pengaplikasian. Singkatnya, ini adalah sebuah inisiatif yang

melibatkan penggunaan teknologi untuk standarisasi dokumentasi

dan untuk memaksimalkan efisiensi alur kerja. Kecenderungan

alami adalah untuk fokus terutama pada merancang dan

membangun sistem dokumentasi klinis elektronik. Staf umpan balik

diidentifikasi fungsi dan kegunaan tantangan dari kedua sistem dan

perangkat. Meski demikian mayoritas perawat masih menyatakan

bahwa mereka tidak akan ingin kembali ke grafik kertas bekas.

Tantangan yang dihadapi keperawatan untuk masa depan adalah,

dalam kemitraan dengan teknologi, bagaimana kita mengubah

alur kerja klinis sehingga kami memastikan teknologi informasi


kesehatan menghilangkan limbah, meningkatkan akses informasi dan

akhirnya meningkatkan kualitas dan keamanan perawatan pasien?

Fokus dari setiap inovasi teknologi harus mendukung

desain proses negara masa depan yang menggabungkan teknologi

sebagai alat untuk mendapatkan efisiensi alur kerja.

Catatan  kesehatan  elektronik berpotensi memperbaiki

penyampaian layanan perawatan kesehatan. Namun, di Amerika

Serikat, dokter lambat menerapkan sistem semacam itu. Penelitian ini

menilai adopsi dokter rawat jalan catatan kesehatan elektronik,

kepuasan mereka dengan sistem seperti ini, efek yang dirasakan dari

sistem pada kualitas perawatan, dan hambatan yang dirasakan untuk

adopsi (DesRoches et al., 2014).

Rumah Sakit di Indonesia sendiri belum menggunakan EMR

dengan maksimal yang disebabkan karena beberapa hal di antaranya

adalah mahalanya alat tersebut, penguasaan teknolgi informasi bagi

tenaga kesehatan yang masih kurang dan belum adanya dukungan

dari lembaga serta masih dianggap bahwa EMR belum terlalu

bermanfaat bagi pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Biruk, S., Yilma, T., Andualem, M., & Tilahun, B. (2014). Health
Professionals’ readiness to implement electronic medical record
system at three hospitals in Ethiopia: a cross sectional study. BMC
Medical Informatics and Decision Making, 14(1), 115.
http://doi.org/10.1186/s12911-014- 0115-5.
Boulus, N. (2015). Information About the electronic medical record (EMR).
Action for health, 881.
Cherry, B., & R. Jacob, S. (2014). Contemporary Nursing Issues, Trends &
Management. Ecosystems and Human Well-being: A Framework for
Assessment (Vol. 6). https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
DesRoches, C., Campbell, E., Kaushal, R., Levy, D. E., Ph, D.,
Rosenbaum, S., … Blumenthal, D. (2014). Electronic Health Records
in Ambulatory Care — A National Survey of Physicians.
Deutscher, D., Hart, D. L., Dickstein, R., Horn, S. D., & Gutvirtz, M. (2008).
Implementing an Integrated Health Record Process to Create a
Foundation for Clinical Practice Improvement, 88(2).
Ferris, T. G., Shields, A., Ph, D., Rosenbaum, S., & Blumenthal, D. (2009).
Use of Electronic Health Records in U.S. Hospitals.
Handiwidjojo, W. (2009). Rekam medis elektronik. Eksis, 2, 36–41.
He, Q., Johnston, J., Zeitlinger, J., City, K., & City, K. (2015). HHS Public.
Access, 33(4), 395–401. http://doi.org/10.1038/nbt.3121.ChIP-Nexus.
Lim, S. Bin, & Shahid, H. (2017). Distribution and extent of electronic
medical record utilisation in eye units across the United Kingdom : a
cross- sectional study of the current landscape, 1–7.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2016-012682
Santoso, D. B. (2010). Electronic medical Records Vs Electronic Health
Records. http://dianbudisantoso.net/2010/07/11/electronic-Health-
Records-vs-Electronic-Health-Records/.
DAFTAR PENILAIAN ESSAY ANALISIS
ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR)

Nama Mahasiswa : DAN TANDI


NIM : CO12171051
Sistem Penilaian pada Essay Analisis

Item Penilaian Poin Capaian


A. Mengeksplorasi issue dari list yang tersedia di 20
silabus
Memperkenalkan topic yang akan dianalisis
dan dampak yang dapat ditimbulkan bagi
profesi keperawatan. (Termasuk background
issue, fenomena dan tujuan dari penulisan
makalah essay)
B. Literature review yang menggunakan berbagai 30
jurnal publikasi terbaru dan ilmiah, baik cetak
maupun online (minimal 10 referensi)
Catatan: Blogspot, Wordpress, Wikipedia,
Kompasiana tidak diperbolehkan untuk
digunakan.
C. Analysis& Diskusi 30
Pembahasan topik dan permasalahan ditinjau
dari segi teori dan aplikasi dalam kondisi nyata.
Ada solusi konkrit dan langkah-langkah yang
ditawarkan penulis.
D. Kesimpulan 15
Bagian ini memuat bagaimana padangan
mahasiswa terkait solusi dari issue/tantangan
yang dihadapi dan bagaimana solusi tersebut
dapat berkontribusi dalam pengembangan
profesi keperawatan kedepannya.
E. Penampilan secara umum Makalah 5
Pengurangan nilai dilakukan apabila makalah
tidak sesuai aturan yang telah ditetapkan,
kesalahan pengetikan, penggunaan tanda baca
yang tidak sesuai, tidak menggunakan format
APA.
TOTAL 100

Anda mungkin juga menyukai