Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan

Dosen pengampuh: Achmad Husni, SKM, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. AI DIDAH 7. LAOJA LUTHFILAH G.


2. DIAN KINANTI 8. NELY ERLY YANTI
3. IDA LESTARI 9. PUTRI AYU AMALIA
4. IIS INTAN LESTARI 10. VALENTINO FEBRYANDY
5. KHAIRANI 11. WULAN NURHALIMAH
6. LABIBAH MAHMUDA 12. YUDI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI NERS BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan tugas makalah Electronic Medical Record.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya. Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Bandung, November
2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1

C. Tujuan Penulisan........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

A. Pengertian Elektronik Rekam Medik.........................................................3

B. Komponen Fungsional EMR.....................................................................4

C. Transisi Medical Records Menuju Electronic Medical Records...............5

D. Isi dari rekaman medik..............................................................................6

E. Manfaat EMR di pelayanan kesehatan......................................................8

F. Kelemahan EMR di Sarana Pelayanan Kesehatan....................................9

G. Penghalang EMR ( Electronic Medical Record ) Pada Rumah Sakit........9

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................12

B. Saran........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Electronic Medical Record (EMR) bukan sistem baru dalam dokumentasi
catatan medik pasien. Electronic Medical Record adalah sebuah sistem yang
berisi riwayat kesehatan dan penyakit pasien, hasil tes diagnostik, data-data
medis yang lain dan informasi biaya perawatan. EMR akan meningkatkan
pelayanan kesehatan oleh pemberi pelayanan dalam perawatan pasien, tetapi
pengelola pelayanan kesehatan harus mengeluarkan biaya yang cukup tinggi
untuk menyediakan sistem teknologi informasi untuk menggunakan EMR.
Implementasi tidak dapat terjadi dengan tiba-tiba tetapi membutuhkan waktu
yang cukup lama. Implementasi EMR merupakan sebuah proses dan proyek
besar dari sisitem teknologi informasi karena penuh dengan tantangan.
Pengelola tidak selalu dapat menerima tantangan dan mengatur dengan efektif
dan kritis agar dapat melakukan perubahan sistem informasi dan teknologi
yang baru. Pada akhirnya teknologi informasi elektronik yang baru
diharapkan dapat meningkatkan privacy dan confidentiality. EMR sudah
digunakan di berbagai rumah sakit di dunia sebagai pengganti atau pelengkap
rekam kesehatan berbentuk kertas. Di Indonesia dikenal dengan Rekam
Medis Elektronik (RME). Sejak berkembangnya e-Health, EMR menjadi
pusat informasi dalam sistem informasi rumah sakit. EMR sudah mulai
digunakan di beberapa rumah sakit di Indonesia khususnya rumah sakit
dengan penanam modal asing (PMA), namun demikian para tenaga kesehatan
dan pengelola sarana pelayanan kesehatan masih ragu untuk
menggunakannya karena belum ada peraturan perundangan yang secara
khusus mengatur penggunaannya. Sejak dikeluarkannya Undang-undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah
memberikan jawaban atas keraguan yang ada. UU ITE telah memberikan
peluang untuk implemetasi EMR.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Elektronik Rekam Medik?
2. Apa komponen Fungsinal EMR?

1
3. Bagaimana transisi dari MR menuru EMR?
4. Apa isi dari rekaman medik?
5. Apa manfaat EMR di pelayanan kesehatan?
6. Apa kelemahan EMR di pelayanan kesehatan?
7. Apa Penghalang EMR?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Elektronik Rekam Medik.
2. Untuk mengetahui komponen Fungsinal EMR.
3. Untuk mengetahui transisi dari MR menuru EMR
4. Untuk mengetahui isi dari rekaman medik.
5. Untuk mengetahui manfaat EMR di pelayanan kesehatan.
6. Untuk mengetahui kelemahan EMR di pelayanan kesehatan.
7. Untuk mengetahui penghalang EMR.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Elektronik Rekam Medik


EMR (Electronic Medical Records) Merupakan Sistem Informasi
Berbasiskan Komputer Yang Mengintegrasikan Informasi Spesifik Pasien
Dari Berbagai Sumber, Serta Memberikan Fasilitas Tracking Information
Dari Waktu Ke Waktu Untuk Keperluan Analisa Dan Pelaporan, Sedangkan
Menurut Para Peneliti EMR Merupakan Catatan Rekam Medis Yang Berasal
Dari Beberapa Sumber, Terkait Dengan Perawatan Pasien, Diagnosa, Uji
Laboratorium, Riwayat Penyakit, Dan Resep, Yang Dapat Diakses Dari
Beberapa Tempat Yang Berbeda Didalam Suatu Organisasi Dengan
Memperhatikan Keamanan Serta Privasi Dan Kerahasiaan. EMR Yang Pada
Dasarnya Dikembangkan Untuk Mempercepat Proses Pengambilan
Keputusan Seorang Dokter Dalam Pengambilan Keputusan Tindakan Medis,
Tetapi Juga Memberikan Kemudahan Dan Kenyamanan Pasien Karena
Dengan Sistem Informasi Yang Terintegrasi Dan Identitas Unik, Pasien Tidak
Perlu Direpotkan Dengan Berbagai Macam Berkas.

Berdasarkan Medical Record Institute (MRI), Tingkatan Sistem


Informasi Perawatan Kesehatan Terbagi Menjadi Lima Tahap. Tahapan Yang
Pertama Adalah Automated Medical Records (AMR), Merupakan Sebuah
Rekaman Atau Catatan Yang Masih Berbasiskan Kertas Namun Dengan
Beberapa Dokumen Yang Sudah Dihasilkan Oleh Komputer. Tahap Yang
Kedua Adalah Computerized Medical Records (CMR), CMR Membuat
Dokumen-Dokumen Pada Tingkatan AMR Menjadi Tersedia Secara
Elektronik. Tingkat Ketiga Adalah Electronic Medical Records (EMR) Yang
Melakukan Restrukturisasi Dan Optimasi Dari Dokumendokumen Pada
Tingkatan Sebelumnya Dengan Memastikan Kemampuan Interoperasi
(Interoperability) Dari Semua Sistem Dokumentasi. Tingkat Keempat Yakni
Electronic Patient Record (EPR) Yakni Rekaman Atau Catatan Yang
Berorientasi Pada Pasien Dengan Informasi Dari Berbagai Institusi. Dan
Yang Terakhir Adalah Electronic Health Record (EHR), Yang Merupakan

3
Catatan Informasi-Informasi Kesehatan Umum Yang Tidak Terkait Secara
Langsung Dengan Penyakit. Informasi Yang Terdapat Didalamnya Adalah
Demografi Pasien, Catatan Kemajuan, Permasalahan Kesehatan Pasien, Obat,
Riwayat Medis Masa Lalu, Imunisasi, Data Laboratorium, Dan Laporan
Radiologi. EHR Mengotomatisasi Alur Kerja Klinisi Dan Memiliki
Kemampuan Untuk Menghasilkan Catatan Lengkap Klinis Pasien, Serta
Mendukung Kegiatan Lain Yang Terkait Dengan Perawatan Baik Langsung
Atau Tidak Langsung Melalui Antarmuka Termasuk Pendukung Keputusan,
Manajemen Mutu, Dan Hasil Pelaporan.

D. Komponen Fungsional EMR


Menurut Johan Harlan, komponen fungsional EMR, meliputi:
1. Data pasien terintegrasi
Repository (gudang data) yang memusatkan data dari berbagai komponen
lain atau cara lain untuk mengintegrasikan data.
2. Dukungan keputusan klinik
Rules engine, yang menyediakan program logic yang dapat dipakai untuk
menunjang keputusan seperti: kewaspadaan dan pernyataan, daftar
permintaan (order set) dan protokol klinis.
3. Pemasukan perintah klinikus
Human interface, memperoleh data dalam waktu yang tepat bagi
pelayanan (at the point of care) dan kemampuan untuk mengakses data,
aturan dan proses data (mined data) melalui data agregat dan analisis data.
4. Akses terhadap sumber pengetahuan
Sumber pengetahuan, yakni membuat informasi yang selalu tersedia bagi
kepentingan sumber-sumber luar.
5. Dukungan komunikasi terpadu
Gudang data (data warehouse) data spesifik yang dapat diproses (yakni
data agregat dan data yang akan dianalisis) yang menghasilkan informasi
yang amat berguna. Pengambilan keputusan untuk menunjang pelayanan
kesehatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara apapun termasuk
memasukkan dan mengeluarkan data melalui: terminal komputer,

4
komputer pribadi, PC, Notebook, PDA, sistem pengenalan suara, tanda
tangan dll.
E. Transisi Medical Records Menuju Electronic Medical Records
Transisi MR Menuju EMR Konversi dari berbasis kertas ke sistem EMR
yang kompleks dan sulit karena merupakan pergeseran paradigma untuk
pekerjaan dokter dan staf lainnya. Transisi membutuhkan kegiatan yang
sistematis dan harus dikelola dari berbagai aspek klinis, administratif, budaya,
dan organisasi. Transisi harus mencakup tidak hanya perubahan proses yang
melekat dalam penggunaan alat baru, tetapi juga pelatihan teknis dan
prosedural, dan perubahan yang dihasilkan untuk dokter dan staf peran dalam
office. Selanjutnya, memerlukan komitmen manajemen yang kuat dan
motivation. Kedua, keterlibatan semua pihaki yang berkepentingan, penyedia
layanan dan pengguna lain dari sistem yang tepat dari awal diperlukan untuk
kelangsungan hidup dan kelangsungan proyek. Melibatkan para pihak
yangberkepentingan akan membantu mereka untuk memiliki pemahaman
yang jelaskan mengapa organisasi membuat perubahan. Keterlibatan dan
pemahaman juga membantu pengguna (penyedia layanan) untuk
mengidentifikasi diri mereka dengan kegiatan yang akan membuat transisi
yang sangat halus untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selama proses ini,
perawatan harus diambil untuk tidak mempengaruhi hubungan pasien-dokter
atau integritasdari proses klinis tertutup.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan selama proses meliputi:

1. Biaya pelatihan, perangkat keras dan perangkat lunak


2. Jenis hardware dan software
3. Keamanan informasi pasien.
4. Pemeliharaan privasi pasien dan kerahasiaan
5. Pemeliharaan dan integritas konten rekam medis.
6. Kontinuitas dan kualitas pelayanan harus dipertahankan melalui period

5
F. Isi dari rekaman medik
Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan di atas dapat dikatakan
rekam medis bila :
1. Berisi keterangan dan catatan serta rekaman tentang pasien secara lengkap
meliputi identitas pribadi, sosial dan semua keterangan lainnya yang
menjelaskan tentang pasien tersebut.
2. Isi keterangan dan catatan tersebut meliputi :
a. Identitas siapa yang melayani dan siapa yang dilayani.
b. Pelayanan apa saja yang dilakukan atau diberikan kepada pasien.
c. Alasan mengapa pelayanan tersebut diberikan atau serng disebut
dengan indikasi medis
d. Bilamana pelayanan tersebut diberikan yang menunjukan waktu
(tanggal, jam dan menit)
e. Bagaimana proses pelayanan tersebut diberikan kepada pasien
3. Memuat informasi yang cukup untuk menemukan kembali
(mengidentifikasi) pasien, berarti informasi yang terkandung dalam
rekam medis harus dapat ditemukan kembali ketika pasien tersebut datang
untuk berobat pada kunjungan-kunjungan berikutnya.
4. Membenarkan diagnosa dan pengobatan, berarti data dan informasi dalm
rekam medis dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil pelayanan
klinis guna memperoleh kebenaran ilmiah dan hukum
5. Merekam hasilnya, berarti rekam medis harus dapat didokumentasikan
sedemikian rupa sehingga hasil rekamannya dapat digunakan untuk
berbagai keperluan pelayanan dan pengelolaan pasien.
6. Data-data yang harus dimasukkan dalam Medical Record dibedakan
untuk pasien yang diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap dan gawat
darurat.
Setiap pelayanan apakah itu di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat
dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut:
1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record
sekurang-kurangnya antara lain:

6
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan
j. Persetujuan tindakan bila perlu.
2. Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurang-
kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan / TP (treatment planning)
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, perawat atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu
dan
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

3. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat


Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam medical
record sekurang-kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien

7
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
j. Nama dan tanda tangan dokter, perawat atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka ditambahkan
a. jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;
b. kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan
c. identitas orang yang menemukan pasien;
Ringkasan Pulang (discharge summary) atau resume medis.Harus
dibuat oleh dokter atau perawat yang melakukan perawatan pasien. Isi
ringkasan pulang sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat;
c. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut; dan
d. nama dan tanda tangan dokter atau perawat yang memberikan
pelayanan kesehatan.
G. Manfaat EMR di pelayanan kesehatan
1. Penelusuran dan pengiriman informasi mudah.
2. Bisa dikaitkan dengan informasi diluar rumah sakit/ puskesmas.
3. Penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai
kebutuhan.

8
4. Pelaporan lebih mudah dan otomatis.
5. Kualitas data dan standar dapat dikendalikan.
6. Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan.

H. Kelemahan EMR di Sarana Pelayanan Kesehatan


1. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medis
kertas, untuk perangkat keras, perangkat lunak dan biaya penunjang.
2. Waktu yang diperlukan oleh key person dan dokter untuk mempelajari
sistem dan merancang ulang alur kerja.
3. Konversi rekam medis kertas ke EMR membutuhkan waktu, sumber
daya, tekad dan kepemimpinan.
4. Risiko kegagalan sistem komputer.
5. Masalah pemasukan data oleh dokter.
6. Analisis data agregat
I. Penghalang EMR ( Electronic Medical Record ) Pada Rumah Sakit
Meskipun EMR sangat penting, namun ada beberapa tantangan yang
harus dipertimbangkan ketika merancang dan menerapkan sistem EMR. Salah
satu keterbatasan adalah kurangnya hardware dan software standardisasi.

1. Faktor Finansial
Penerapan EMR membutuhkan investasi dana yang besar, tidak hanya itu
biaya operasional yang tinggi dan ketidakjelasan pencapaian ROI menjadi
pertimbangan tersendiri untuk menerapkan EMR.
2. Faktor Teknis, beberapa alasan teknis yang menjadi penghalang adalah :
a. Secara umum, kemampuan penggunaan komputer dari dokter dan
staffmasih rendah.
b. Belum adanya pelatihan khusus bagi calon pengguna EMR.
c. Adanya kesan yang mengatakan bahwa EMR merupakan sesuatu yang
sulit dan complex.
d. Adanya keterbatasan EMR dalam menunjang kebutuhan dokter yang
sesungguhnya.
e. Sulit dilakukan custom jika ada hal-hal baru yang harus segera
diterapkan didalam EMR.

9
f. Keandaran EMR masih diragukan oleh para dokter.
g. Permasalahan hardware yang kurang mendukung EMR tersebut
3. Faktor Waktu
a. Banyak waktu yang dibutuhkan mulai dari proses pemilihan,
pembelian sampai ke implementasi.
b. Diperlukan banyak waktu untuk memahami sistem EMR agar sesuai
dengan tujuan utamanya.
c. Pencatatan status pasien dengan EMR dianggap memakan waktu
dibandingkan secara manual dengan kertas.
d. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan konversi data
dari paper based ke elektonic based yang siap digunakan.
4. Faktor Psikologis
Masih rendahnya tingkat kepercayaan para dokter terhadap EMR.
5. Faktor Sosial
a. Sebagian dokter berpendapat bahwa EMR menyebabkan penurunan
hubungan psikologis antara dokter dan pasien, karena dokter menjadi
terpaku pada komputer.
b. Rendahnya dukungan dari perawat dan staff lainnya, dikarenakan
kemampuan dan pemahaman komputer umumnya dan EMR
khususnya masih sangat minim.
6. Faktor legal
EMR rentan terhadap jaminan keamanan dan kerahasiaan data pasien
karena dengan EMR transfer data dan informasi menjadi sangat cepat dan
mudah, karena semua department pelayanan kesehatan terintegrasi.
7. Faktor Organisasi
8. Faktor Proses
Menuju perubahan terdiri dari :
a. Rendahnya dukungan dari organisasi secara keseluruhan khususnya
yang berkaitan langsung dengan budaya organisasi.
b. Masih rendahnya penghargaan untuk dokter yang sudah berperan aktif
dalam implementasi EMR.

10
c. Masih rendahnya partisipasi dari dokter senior yang sudah merasa
nyaman dengan prosedur pelayanan kesehatan yang lama (manual)
d. Rendahnya dukungan dari pimpinan untuk memberikan pengaruh
akan pentingnya manfaat dari EMR. Terdapat beberapa aspek yang
mengindentifikasi beberapa barrier yang mempengaruhi pada dokter
untuk menggunakan EMR antara lain tingginya biaya, keuntungan
finansial yang tidak menentu, tingginya waktu yang dibutuhkan pada
tahap inisialisasi.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Implementasi EMR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi setiap
sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Untuk itu diperlukan pemahaman bersama dalam strategi
imlementasi EMR. Kunci sukses implementasi EMR di sarana pelayanan
kesehatan tidak terlepas dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan
kebijakan terkait dengan implementasi EMR antara lain: Standarisasi model
EMR yang sesuai di sarana pelayanan kesehatan Indonesia, Peraturan
Pemerintah sebagai penjabaran dari UU ITE No. 11 tahun 2008 dan Pedoman
pelaksanaan EMR di sarana pelayanan kesehatan termasuk standarisasi
istilah-istilah data dasar yang diperlukan dalam EMR.

J. Saran
Diharapakan kepada pembaca atau mahasiswa dapat memahami lebih luas
tentang penerapan Elektronik Medical Records (EMR) karena banyak sekali
manfaat yang didapatkan dalam penerapan EMR DI di sarana pelayanan
kesehatan. Hal ini merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi setiap sarana
pelayanan kesehatan untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Allan,J & Engllebright,J. (2000) Patient-Centered Documentation: An Effective


and Efficient Use of Clinical Information System. Journal of Nursing
Administration 30 (2)90-95
Anonymous (1999) Computeriszed Records Reduce Paperwork, Improve
Productivity. Health Management Technology 20 (2)14-15
Bates,D.W.,Gawande,A.A (2003) Improving Safety With Information
Technology. The New England Journal of Medicine 348:25
Documentation System. Association of Operating Room Nurses AORN Journal,
87 (3). 585.

Hidayah, AN. 2015. Electronic Medical Record (IMR). https:// aepnurulhidayat.


wordpress.com /2015/11/22/electronic-medical-record-emr-created-by- aep –
nurul – hidayah – rekam -medis-infokes/. Di akses tanggal 4 November 2020.

Krummen, M.S. (2010). The Impact of the Electronic Medical Record on Patient

Larabee,J.,Boldregini,S.,Elder-Sorrells,K.,Turner,Z.,Wender,R.,Hart,J.,Lenzi,p.
(2001) Evaluation of Documentation Before and After Implementation of a
Nursing Information System in An Acute Care Hospital. Computers in
Nursing 19 (2):55-65
Mahler, C., et al (2006). Effect of a Computer based Nursing Documentation
system

Marasovic,C.,Kenney, C.,Elliot,D.,Sindhusake,D.(1997) Attitudes of Australian


Nurses Toward The Implementation of A Clinical Information System.
Computers in Nursing (15)2: 91-98
of Operating Room Nurses AORN Journal, 89 (24), 677.

on The Quality of Nursing Documentation. Bussines Media, 31, 274

13
Roeder, J. (2009). The Elektronic Medical Record in the Surgical Setting.
Association

Safety and care. . Kentukcy : College of Health Professions Highland Heights.

Saletnik, L. (2008 ) Nursing Resource Considerations for Implementing an


electronic

Stricklin,M.,Beirer,S.B.,Struk,C.(2003) Home Care Nurses’Attitudes Toward


Computers: A Confimrmatory Factor Analysis of The Stronge and Brodt
Instrument.CIN: Computers Informatics Nursing 21(2)103-111
Vassar,J.,Binshan,L., norran,P.(1999) Nursing Information Systems: A Survey of
Current Practices. Health Information Management 20(1)58-62

14

Anda mungkin juga menyukai