Anda di halaman 1dari 88

Adopsi Rekam Kesehatan

Elektronik (RKE)
Adopsi adalah ….
Definisi: EMR, EHR and PHR
Rekam medis elektronik Rekam kesehatan elektronik Rekam kesehatan personal
(Electronic Medical Record) (Electronic Health Record) (Personal Health Record)
Rekaman/catatan elektronik
Rekaman/catatan elektronik informasi terkait kesehatan Rekaman/catatan elektronik
tentang informasi terkait (health-related information) informasi terkait kesehatan
kesehatan (health-related seseorang yang mengikuti
information) seseorang yang standar interoperabilitas (health-related information)
yang dibuat, dikumpulkan, nasional dan dapat dibuat, yang mengikuti standar
interoperabilitas nasional dan
dikelola, digunakan dan dirujuk dikumpulkan, dikelola, dapat ditarik dari berbagai
oleh dokter atau tenaga digunakan dan dirujuk oleh sumber namun dikelola, dibagi
kesehatan yang berhak dokter atau tenaga kesehatan serta dikendalikan oleh
(authorized) di satu organisasi yang berhak (authorized) pada
pelayanan kesehatan lebih dari satu organisasi individu.
pelayanan kesehatan
Fungsi
Fungsi utama Fungsi lainnya
Komunikasi dan konektivitas elektronik:
memungkinkan siapa saja yang terlibat dalam
Data dan informasi kesehatan: diagnosis medik dan
keperawatan, daftar pengobatan, alergi, demografi, perawatan pasien berkomunikasi satu sama lain dan
dengan pasien, teknologi untuk komunikasi serta
informasi klinis yang bersifat naratif, hasil laboratorium
konektivitas melalui email, Web, perpesanan dan
telemedicine
Manajemen hasil (result management): mengelola
Pendukung pasien: meliputi materi pendidikan pasien
seluruh hasil (misal laboratorium dan radiologi) secara
sampai dengan pemantauan rumah atau telehealth
elektronik
Pemasukkan perintah (order entry): penerapan Administratif: memudahkan proses penjadwalan,
pemasukan perintah oleh petugas secara elektronik
otorisasi, verifikasi asuransi, program manajemen
(computerized provider order entry) khususnya dalam penyakit kronik, sampai dengan uji klinik
memasukkan pengobatan
Pendukung keputusan (decision support): fasilitas
pendukung keputusan berbasis komputer, misalnya Pelaporan dan kesehatan masyarakat: mengikuti
pengingat, alert, maupun diagnosis berbantuan standar terminologi dan format data untuk pelaporan
komputer
Perkembangan EMR pada layanan primer di beberapa negara
(Schoen et al, 2012)
Menggunakan rekam medis fungsi rekam Bertukar data
Negara elektronik (%) kesehatan kesehatan
elektronik (%) elektronik dengan
nakes lain(%)
2009 2012
Australia 95 92 60 27
Canada 37 56 10 14
Perancis 68 67 6 39
Jerman 72 82 7 22
Belanda 99 98 33 49
Selandia Baru 97 97 59 55
Inggris 96 97 68 38
Amerika Serikat 46 69 27 31
Norwegia 97 98 4 45
ONC Data Brief No. 23 April 2015
https://www.healthit.gov/sites/default/files/data-brief/2014HospitalAdoptionDataBrief.pdf
ONC Data Brief No. 23 April 2015
https://www.healthit.gov/sites/default/files/data-brief/2014HospitalAdoptionDataBrief.pdf
Health IT dashboard ONC

http://dashboard.healthit.gov/quickstats/quickstats.php
definition of "meaningful use"
• The EHR software must be certified.
• It must exchange certain clinical data electronically.
• It must report quality measures.
• The clinician must prescribe electronically.
Menu Set MU
Perpaduan antara evolusi teknologi dan
peradaban manusia
Perilaku
manusia dalam
Teknologi berinteraksi
Informasi secara sosial dan
bekerja

Menggunakan, menerima,
Adaptasi dan mengembangkan
Peran Puskesmas

KIA, kunjungan masyarakat


SP2TP, Simpus, administratif

9600+ Puskemas di Indonesia

Kuratif, Kesling, sanitasi, surveilans


One patient, multiple records, with multiple reports

Pasien

Puskesmas

BPJS Dinkes Pemkab/Pem


Kesehatan Kab/kota kot

BUK P2PL Sekjen Binfar GIKIA

Kemkes
Essential requirements of Information Technology for
Primary Care (Peterson, 2012)
Supporting
the personal
relationship

Integrating
Continuity of
standard
care
TIK di workflow
pelayanan
kesehatan
dasar

Capturing
Care the
coordination diagnostic
process
Essential requirements of Information Technology for
Primary Care (Peterson, 2012)
-mencatat pasien sebagai “person” bukan
TIK di pelayanan hanya diagnosis
kesehatan dasar -memelihara relasi dokter-pasien
-kontekstual
Continuit -sepanjang hayat

-rujukan y of care
berjenjang -standar pelayanan
-open data primer
standard -alur kerja
dokter/nakes

Supporting the
Care
personal
coordination relationship

-data elemen:
-mampu bertukar keluhan utama
informasi antar Capturing the Integrating riwayat penyakit
nakes diagnostic standard riwayat keluarga
process workflow
sosial
-standar kode utk
layanan primer
Fitur TIK Kesehatan di Pelayanan Primer (Audet et al, 2014)

Fitur TIK Kes


di Layanan
Primer
Keterlibat
an pasien

Pertukaran Menghasilkan
informasi secara informasi
elektronik pasien

Sistem Menyediakan
pendukung register dan
keputusan laporan
Fasilitas
pemasukan
perintah (order
entry)
Fitur TIK Kesehatan di Pelayanan Primer (Audet et al, 2014)
-rekam medis pasien elektronik
Fitur TIK Kes -daftar obat setiap pasien
di Layanan -daftar hasil lab
Primer -ringkasan kunjungan
pasien dapat : Keterlibat
-daftar pasien menurut
-meminta rujukan online an pasien diagnosis
-konsul lewat email -daftar pasien yg harus
-peresepan online skrining
-melihat hasil lab secara -daftar pasien dg obat
online tertentu
-daftar pasien dengan hasil
Menghasilkan
Pertukaran
informasi secara lab tertentu
informasi
elektronik pasien
-bertukar ringkasan klinik -memasukan resep
dengan faskes lain -memasukkan daftar
-bertukar hasil pemeriksaan lab
lab/diagnostik dengan -mengirim resep ke
faskes lain farmasi
Sistem Menyediakan
-menerima ringkasan -melihat daftar lab yg
kepulangan pasien yang
pendukung register dan masih dalam proses
dirujuk dari faskes vertikal keputusan laporan
Fasilitas
pemasukan
-alert interaksi/dosis obat
perintah (order -alert hasil lab
entry) -alert skrining
-mengirim reminder ke pasien
TIK pada pelayanan kesehatan dasar di negara
berkembang (Oluch et al, 2012)
• Kepatuhan terhadap penggunaan pedoman klinis meningkat jika
sistem reminder diterapkan
• Menurunnya kesalahan: data, penjadwalan, hasil lab, waktu tunggu
pasien
• Meningkatnya waktu yang dialokasikan oleh klinisi terhadap pasien
• Tantangan:
• Infrastruktur, listrik
• Ketrampilan menggunakan komputer
• Kepatuhan terhadap pedoman meski sudah mendapatkan reminder
Kondisi TIK di Puskesmas*
Parameter Prosentase(%)
Geografis
-Urban 2321 (25.8)
-Rural 6660 (74.2)
Jenis puskesmas
-Rawat jalan 5929 (66.1)
-Rawat inap 3052 (33.9)
Listrik 24 jam 87.4 %
Telepon 43.1 %
Internet 17.1 %
Komputer 78.4 % *Risfaskes, 2011
Puskesmas dengan Simpus dan LAN 15% data tersebut belum
Puskesmas dengan Simpus tanpa LAN 31% memperhitungkan
Menggunakan software KIA 22% penggunaan Pcare
Menggunakan ICD 10 untuk klasifikasi diagnosis 53% semenjak era BPJS
Alur pelayanan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama(FKTP)

Pola pembayaran berdasarkan kapitasi


Disertai bukti : softcopy Pcare atau manual
Termasuk untuk skrining, program rujuk balik, layanan di luar kapitasi,
SIHA: Sistem Informasi HIV
AIDS
MENU ENTRY DATA
MENU REPORT
Gambaran dasar Puskesmas (Risfaskes
2011)
Parameter Number(%)
Geografis
-Urban 2321 (25.8)
-Rural 6660 (74.2)
Layanan
-non perawatan 5929 (66.1)
-perawatan 3052 (33.9)
Listrik 24 jam 87.4 %
Telephone 43.1 %
Internet 17.1 %
Komputer 78.4 %
Simpus dengan LAN 15%
Simpus tanpa LAN 31%
Menggunakan software KIA 22%
Menggunakan ICD 10 53%
Memberikan layanan HIV 41%
What you fill in today may not be
useful tomorrow
Data vital sign
tidak terisi

41
Fase perkembangan Sistem Informasi Puskesmas
• Fase 1. Serba manual
• Laporan morbiditas bulanan(rawat jalan)
• Laporan penggunaan logistik
• Laporan mingguan (wabah)
• Laporan bulanan program kesehatan (KIA, Gizi, Kesling, UKS, program pengendalian
penyakit)
• Laporan triwulanan administrasi/manajemen
• Stage 2. Hibrid, kombinasi kertas dan komputer
• Sebagian besar berasal dari inisiatif pemerintah daerah
• Program ujicoba (pilot) dari Pusat/Donor
• Stage 3. Kompleks, bertambahnya inisiatif pengembangan aplikasi di
direktorat
• Program ATM
• KIA
• Obat
• SIKDA Generik
• BPJS
GDS
survei
tahun
2006
Kasus di DIY: perkembangan Sistem Informasi
Kesehatan di DIY

2017
•Model maturitas SIMPUS
•Kelengkapan dalam/luar
2013
•Multi user (web-based)
gedung

•Monev dinkes prov(lappus)


•Dinkes kab
2007
•Belum terkomputerisasi
•Pendanaan puskesmas
•Kelengkapan
•Single user •Akurasi
•Multi user (web-based) •Luar gedung
•IHIS (provinsi WB) & Ehealth •SDM (+/-)
•Dinkes kab •listrik
•Human & org behav
Ketersediaan modul di aplikasi SIMPUS per
kabupaten/kota (%) di DIY*
Kab/kota Pendaftaran Rekam KIA Obat Lab/Gigi
medis/
diagnosis
Bantul (25)
96 64 48 8 0
Kota(18)
100 100 44 39 44
Sleman(16)

100 100 81 62 0
Kulonprogo
(21)
100 100 86 0 86
Gunungkidul
(30)
100 100 47 97 47
Survei tahun 2011
Usulan model maturitas SI Puskesmas di DIY
Taha Deskripsi 2007 (%) 2012 (%) 2017 (%)
p
5 SI Puskesmas menjadi sumber bukti ??? ??? ???
untuk pengawasan , penilaian kinerja
dan kinerja sistem kesehatan
4 Puskesmas menggunakan data SI ??? ??? ???
Puskesmas untuk membuat laporan
rutin puskesmas maupun program
lainnya
3 SI Puskesmas 100% dalam gedung ??? ??? ???
dan luar gedung, bagi yang rawat inap
SI rawat inap terintegrasi
2 SI Puskesmas memasukkan data ??? ??? ???
100% utk setiap kunjungan dan
minimal 50% utk luar gedung
1 SI Puskesmas multiuser terinstal dan ??? ??? ???
berfungsi minimal 50% untuk
pendaftaran, BP, farmasi
0 Tidak memiliki SI multi user, tidak ada ??? ??? ???
listrik, tidak ada telpon
Bagaimana langkah menuju sistem yang
terintegrasi di Puskesmas?

1. Kesepakatan kriteria pengertian integrasi


• One patient one single record one single reporting?
• Sistem yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan
kepada pasien dalam konteks rujukan dan jaminan
kesehatan
One patient, multiple records, in single documents that
meets multiple stakeholders needs for reporting?
Pasien

Puskesmas

BPJS Dinkes Pemkab/Pem


Kesehatan Kab/kota kot

BUK P2PL Sekjen Binfar GIKIA

Kemkes
2. Pendekatan
• Pendekatan integrasi secara top down atau bottom up?
• Top down dengan memulai integrasi pada aspek kebijakan pengembangan
sistem informasi di tingkat pusat.
• Pencatatan dan pelaporan di tiap penyakit sudah sangat terstruktur. Adakah
aturan yang memadukan berbagai kebijakan tersebut menjadi model
pencatatan pelaporan terpadu untuk Puskesmas?
• Pendekatan bottom up lebih ke arah problem solving di daerah, khususnya di
unit pelayanan (puskesmas) dengan keragaman yang berbeda
3. Keberadaan standar
• Adakah standar yang diacu untuk integrasi sistem informasi di
Puskesmas
• Terminologi, klasifikasi, kode (kamus data kesehatan), termasuk Unique
identifier (eKTP)
• Indikator khususnya untuk analisis lebih lanjut (baik di tingkat puskesmas,
kab/kota, prov, pusat)
4. Pendekatan implementasi
• Bagaimana peran pemerintah, daerah dan mitra pengembang?
• Apakah pemerintah pusat yang akan mengembangkan sistem sendiri atau
menyusun kerangka sistem yang terbuka agar dapat digunakan oleh berbagai
pihak?
• Apakah memerlukan model sertifikasi bagi SIMPUS yang sudah banyak
beredar?
• Bagaimana mendorong keragaman sistem menjadi terpadu?
5. Insentif
• Adakah insentif untuk integrasi sistem?
• Kalau tidak ada, sistem yang manakah yang berpeluang untuk menjadi
kendaraan insentif bagi Puskesmas?
• Apakah mutu data yang terkumpul dapat menjadi bagian insentif?
Langkah penguatan TI untuk fasilitas
kesehatan di Indonesia
• Baseline data
• Diperlukan baseline data mengenai kondisi TI di fasilitas kesehatan (RS, puskesmas, laboratorium, apotek, praktek
mandiri)
• Alat ukur perlu dibuat, pengukuran data dilakukan rutin
• Penetapan indikator
• Menetapkan tahapan maturitas TI di fasilitas kesehatan spesifik untuk jenis faskes
• Menetapkan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan sebagai model
• Mendorong fasilitas lain untuk belajar
• Memfasilitasi sebagai sumber belajar
• Pendorong: insentif, penghargaan, kebijakan (contoh meaningful use), penguatan SDM, fasilitasi
infrastruktur, standar, sertifikasi
• Kerjasama dan jejaring
• Public private mix
• Berbasis komunitas
• Forum pertemuan
Alur pelayanan di fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjut

Pola pembayaran menggunakan aplikasi INA CBG


Disertai bukti : softcopy INA CBG
Kondisi TI di rumah sakit
• 740 RS melaporkan memiliki SIM RS(RS Online BUK)
• 1227 telah menerapkan INA CBG
• 82% RS pemerintah memiliki Internet(Risfaskes)
Satu operator dengan 2 workstation
Dengan 2 aplikasi berbeda

Ada aplikasi billing system tetapi


Tidak memenuhi kebutuhan rumah sakit
Entry dg software
Entry dg software Askes
Billing system
Contoh penerapan “paperless medical record”

http://www.jagatreview.com/2014/06/pr-rumah-sakit-pondok-indah-group-terapkan-
sistem-informasi-rumah-sakit-digital/
Status asuhan
keperawatan tercetak
dengan rapi di RSUD
Banyumas
RSCM sudah menerapkan rekam medis
elektronik, e-prescribing, PACS

Proses Approval oleh Apoteker


Contoh penerapan “paperless medical record”

http://www.jagatreview.com/2014/06/pr-rumah-sakit-pondok-indah-group-terapkan-
sistem-informasi-rumah-sakit-digital/
Workflow pelayanan di National University
Hospital (NUH) Singapore
Rekam medis elektronik terintegrasi dengan
layanan farmasi
Karakteristik rekam pasien
elektronik (electronic patient record)
• The Collector - simple systems that provide a
site-specific solution for the need to access
clinical data which is imported through scanning
or other forms of aggregation
• The Documentor - basic systems that clinicians
use at the point of care to adequately document
rather than merely access clinical data
• The Helper - Systems that include episodic and
encounter data and use decision support tools
to assist clinicians, functional in at the minimum
both ambulatory and inpatient settings
• The Colleague/Partner - Advanced systems that
provide more decision support capabilities and
that are operational and accessible across the
continuum of care, and providing sufficient
credibility as to become the patient's legal
medical record
• The Mentor - Complex and fully integrated
systems that include all previous capabilities and
that are a main source of decision support in
guiding patient care for both clinicians and
consumers
Paperless atau Paper-light?
Tantangan dalam menerapkan paperless
medical record
Aspek keselamatan pasien terkait dengan
rekam medis elektronik
Persistent Paper
• Alasan klasik
• Psychological factors: paper is familiar and comforting
• Paper is part of some social systems in care delivery
• Clinician or institutional “inertia.”
• Penggunaan kertas dalam lingkungan elektronik
• Technology Factors: Paper Fills Gaps
• Numerous other reasons why paper was needed
• Human and Ergonomic Factors: Paper is versatile and useful
• Hybrid computer-paper instruments
• Regulatory Factors: Paper use may be required, at least for now
• Downtime Procedures

Dykstra et al AMIA Annu Symp Proc. 2009; 2009: 158–162.


Ke mana arah pendulum bergerak?
• Karakteristik inovasi dan penggunanya
• Karakteristik organisasi

Paper-based Paperless

Paper-light
Faktor penentu arah
perkembangan
paperless medical
record

Greiver et al. Can Fam Physician. 2011 Oct;


57(10): e390–e397.
EMRAM (EMR Adoption Model)
model pemeringkatan rumah
sakit berdasarkan tingkat
maturitas penerapan rekam
medis elektronik.

Model pemeringkatan ini


dikembangkan oleh
HIMSS(Healthcare Information
Management Systems Society),
yaitu perhimpunan
pengembang sistem informasi
rumah sakit/kesehatan yang
sebagian bersar beranggotakan
para vendor. HIMSS berpusat
di US. Di wilayah Asia Pasifik,
EMRAM dimodifikasi seperti
ini.
Daftar rumah sakit yang mencapai stage
tertinggi EMRAM di Asia Pasifik
• Stage 7
• Seoul National University Bundang Hospital (910 TT)
• Stage 6
• India (3 RS)
• P.R.China (3 RS)
• Malaysia (1 RS)
• Singapore (4 RS)
• KK Women's & Children's Hospital (832 TT)
• National University Hospital (991 TT)
• Singapore General Hospital (1,590 TT)
• Tan Tock Seng Hospital (1,200 TT)
• Bagaimana dengan Indonesia?
Workflow pelayanan di National University
Hospital (NUH) Singapore
Rekam medis elektronik terintegrasi dengan
layanan farmasi
Persistent Paper
• Alasan klasik
• Psychological factors: paper is familiar and comforting
• Paper is part of some social systems in care delivery
• Clinician or institutional “inertia.”
• Penggunaan kertas dalam lingkungan elektronik
• Technology Factors: Paper Fills Gaps
• Numerous other reasons why paper was needed
• Human and Ergonomic Factors: Paper is versatile and useful
• Hybrid computer-paper instruments
• Regulatory Factors: Paper use may be required, at least for now
• Downtime Procedures

Dykstra et al AMIA Annu Symp Proc. 2009; 2009: 158–162.


Ke mana arah pendulum bergerak?
• Karakteristik inovasi dan penggunanya
• Karakteristik organisasi

Paper-based Paperless

Paper-light
Faktor penentu arah
perkembangan
paperless medical
record

Greiver et al. Can Fam Physician. 2011 Oct;


57(10): e390–e397.
Bagaimana mendorong adopsi dan
memperbaiki RKE?
• Insentif finansial
• Reimbursement , pay for performance
• Capital availability (dana kapitasi dapat untuk sistem
informasi)
• Sertifikasi dan akreditasi RKE
• Standar teknologi informasi kesehatan
• Standar RKE (data, pertukaran data, arsitektur)
• Data set minimal (dataset SIRS vs INA CBG, dataset SIKDA vs
Pcare)
• Data faktor risiko di database peserta
• Kebijakan pendukung
• Kebijakan tentang keamanan dan kerahasiaan data
elektronik
• Kebijakan tentang keterbukaan informasi
• Pendidikan, Pemasaran dan Pendukung
• Riset mutu berbasis data klaim di faskes
• Sosial marketing Middleton B et al. JAMIA Oct 2004
Penarik: Insentif, Kebijakan
Leadership,
Rem: Regulasi, Audit Kebersamaan,

E-health
Indonesia
ea lth
n Eh
ku pa
ca
an
it asd
t ur
Ma

Standarisasi data,
Prosedur, teknis, kompetensi

Anda mungkin juga menyukai