Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PRAKTEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA SARANA


PELAYANAN KESEHATAN
SIMRS DAN SIRS

Disusun oleh :

Aqilah Faza Aulia (18/426131/SV/15273)


Marisa Arideo Krismara (18/426146/SV/15288)
Nur Apsari H.W. (18/426150/SV/15273)
Novia Ani Susilowati (18/431848/SV/15819)
Tama (18/431854/SV/15825)
Yumna Rohmah (18/431856/SV/15827)

PROGRAM STUDI DIPLOMA REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
2018
Daftar Isi

Halaman Judul

Daftar Isi

I. Pendahuluan

A. Pengertian SIMRS dan SIRS

B. Perkembangan SIMRS dan SIRS

II. Fitur pada SIRS dan SIMRS

A. Fitur pada SIRS

B. Fitur pada SIMRS

III. Keunggulan SIRS dan SIMRS

IV. Faktor Penghambat dan Penyebab Kegagalan SIMRS

V. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

A. Pengertian SIMRS dan SIRS

Menurut Boy S. Sabarguna, SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) adalah suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah
sakit.

SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) hadir sebagai solusi software sistem
informasi manajemen rumah sakit / klinik yang dapat membantu tata laksana / pengelolaan
manajemen rumah sakit mulai dari proses pendaftaran pasien / admisi, pengelolaan rekam medis
pasien, penataan ruang perawatan, jadwal dokter, pencatatan tagihan / billing, pengelolaan data
farmasi, pengelolaan data penjualan di unit apotik, pengelolaan data penerimaan pembayaran di
unit pembayaran (kasir), pengelolaan inventory, pengelolaan sdm / payroll, hingga ke sisi
akuntansi - keuangan rumah sakit dan fungsi pelaporan managerial / executive information
system. (Adrianto, 2014)

B. Perkembangan SIMRS dan SIRS

Penerapan Hospital Information System, atau Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
termasuk SIMRS , diawali pada tahun 1952 dan dilakukan perubahan/revisi pertama kali pada
bulan Januari 1973. SIRS ini dberlakukan pada semua Rumah Sakit baik milik pemerintah
(Depkes RI), Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri dan Departemen
lainnya termasuk Badan Usaha Milik Negara serta Rumah Sakit milik Swasta, seperti Yayasan
Sosial, Organisasi Keagamaan, Badan Usaha swasta dan lain sebagainya.

Kemudian berdasarkan UU No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, dimana setiap RS


wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan RS dalam
bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), setiap RS wajib menjalankan
SIMRS dengan menggunakan open source seperti yang telah diatur dalam Permenkes No 82
Tahun 2013 tentang SIMRS.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT,
M.Epid, MH.Kes menginstruksikan mulai tahun 2018, seluruh rumah sakit di Indonesia telah
memiliki SIMRS yang terintegrasi dengan Dashboard Kemenkes.
Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan
sistem informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih
untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang
pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di


bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan memandang perlunya membangun
kerangka acuan kerja (framework) dan perangkat lunak (software) aplikasi sistem informasi
Rumah Sakit yang bersifat sumber terbuka umum (open source generic) untuk Rumah Sakit di
Indonesia. Dengan adanya software aplikasi open source generik ini diharapkan Rumah Sakit
di Indonesia dapat menggunakan, mengembangkan, mengimplementasi dan memelihara
sendiri. Sehingga akan terdapat keseragaman data yang dikirim kepada Kementerian
Kesehatan.

Strategi

Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan
strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957),
memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik
dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).

Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan
bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat
kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional
(termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.

Keberhasilan implementasi sistem informasi bukan hanya ditentukan oleh teknologi


informasi tetapi juga oleh faktor lain, seperti proses bisnis, perubahan manajemen, tata kelola
IT dan lain-lainnya. Karena itu bukan hanya teknologi tetapi juga kerangka kerja secara
komprehensif sistem informasi Rumah Sakit.
Pengembangan sistem informasi berarti menyususn sistem informasi baru untuk
menggantikan sistem informasi yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
telah ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:

1. Adanya permasalahan yang timbul pada sistem lama


2. Untuk memperoleh peluang
3. Adanya instruksi

II. FITUR PADA SIRS DAN SIMRS

A. Fitur SIRS

1. Tampilan SIRS
2. Profil RS
Berisi data Rumah Sakit.

3. Tempat tidur
Berisi jumlah tempat tidur pasien di setiap ruang perawatan.

4. Pelayanan
Berisi pelayanan kesehatan di RS yang diberikan tenaga medis dan atau tenaga
kesehatan lain sesuai kompetensinya, yaitu:
 Pelayanan medik umum
 Pelayanan medik spesialis
 Pelayanan medik spesialis dasar
 Pelayanan medik spesialis lain
 Pelayanan medik subspesialis
 Pelayanan keperawatan
 Pelayanan penunjang

5. Tenaga kesehatan
Berisi setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan untuk melakukan upaya kesehatan.
6. Sarana, prasarana, dan alat kesehatan
 Sarana adalah bangunan yang digunakan untuk penyelenggaraan atau
penunjang pelayanan.
 Prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu sarana dapat
berfungsi.
 Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, dan atau implant yang
digunakan mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan merawat orang sakit.

B. Fitur pada SIMRS

1. REGISTRASI
o REGISTRASI RAWAT JALAN
Fitur :
 Registrasi berdasarkan perjanjian / jadwal.
 Registrasi berdasarkan pencarian identitas/no RM/nama/alamat/identitas pelengkap
lain.
 Registrasi dapat dikembangkan berdasarkan barcode.

o ADMISI RAWAT INAP


Fitur :
 Registrasi berdasarkan perjanjian / jadwal.
 Registrasi berdasarkan pencarian identitas/no RM/nama/alamat/identitas pelengkap
lain.
 Registrasi dapat dikembangkan berdasarkan barcode.

o SUB MODUL REGISTRASI UNIT/INSTALASI GAWAT DARURAT


Fitur :
 Registrasi pasien
 Registrasi berdasarkan pencarian identitas/no RM/nama/alamat/identitas pelengkap
lain
 Registrasi dapat dikembangkan berdasarkan barcode

2. BILLING
Fitur :
 Pencatatan Jasa Tindakan dokter, perawat, asisten selama Pasien di-Rawat Jalan secara

otomatis sesuai dengan golongan kategori Pasien


 Cetak Karcis Pelayanan Rawat Jalan secara otomatis pada form Registrasi Pasien

 Master Kontrak Kerjasama Perusahaan atau Asuransi (Askes, Jamsostek, Askin)

maupun BPJS
 Breakdown Billing Pasien Perusahaan atau Asuransi

o BILLING PASIEN RAWAT JALAN


Fitur :
 Pencetakan Tagihan Layanan Pemeriksaan.
 Status Pasien, secara otomatis menyesuaikan dengan tarip pada tiap-tiap ruang rawat
(poli) dengan masing-masing kategori pasien.
 Cetak Laporan Pendapatan pada masing-masing Departemen.
 Cetak Laporan Verifikasi Jasmkesmas, Jamkesda, Askes.
 Cetak SJP (Surat Jaminan Pelayanan) Rawat Jalan (tergantung perjanjian sebelumnya)
 Breakdown Tarip Jasa Pelayanan dan Jasa Sarana.
o BILLING PASIEN RAWAT DARURAT
Fitur :
 Labeling berdasarkan status kedaruratan penderita (Triage)
 Pencetakan Retribusi Layanan Pemeriksaan Rawat Darurat, Status Pasien, secara
otomatis menyesuaikan dengan tarip masing-masing kategori pasien.
 Pencatatan Jasa Tindakan dokter, perawat, asisten selama Pasien di-UGD/IGD
 Cetak Karcis Pelayanan Rawat Darurat secara otomatis pada form Registrasi Pasien
UGD/IGD

o BILLING PASIEN RAWAT INAP


Fitur :
 Mencetak tanda bukti Pembayaran Pasien Pulang (Rawat Inap)
 Pembagian Pendapatan dapat dialokasi sampai sub yang lebih detail seperti jasa
sarana, jasa pelayanan dan lain-lain
 Mendukung multi kategori pasien, sehingga pembiayaan dapat diorganisir pada
golongan tunai maupun piutang untuk pasien kerjasama
 Mendukung penentuan tarip tindakan berdasar kelas perawatan pasien
 Mendukung sistem penanganan multi petugas medis, seperti tindakan operasi yang
bisanya dilakukan lebih dari satu petugas
 Mendukung sistem pelaporan pendapatan petugas medik secara periodic
 Pencatatan jasa tindakan dokter, perawat, asisten selama pasien di rawat inap
 Layanan billing pasien pindah kelas layanan rawat inap
 Informasi bed / kamar kosong untuk layanan rawat inap
 Informasi lokasi pasien di rawat untuk layanan rawat inap
 Informasi billing pasien yang sedang dirawat baik berupa bill terbayar, terhutang
ataupun klaim pasien asuransi untuk layanan rawat inap
 Informasi billing pasien yang sedang dirawat baik berupa jasa medis maupun
pemakaian obat apotik.
 Cetak billing pasien pulang untuk layanan rawat inap
 Laporan statistik rujukan
3. REKAM MEDIK
Fitur :
 Pencatatan data sosial pasien, data morbiditas dengan pedoman sistem informasi

rumah sakit
 Master ICD yang bisa disesuaikan dengan ICD yang berlaku saat itu ICD 10 atau ICD

11
 Pencatatan Master ICD sampai batas level tak terhingga

 Pengisian diagnose (ICD dan DTD) pasien dapat dengan mudah dilakukan pada

kolom pencarian dengan otomatis sesuai dengan diagnose masing-masing ruang rawat
 Penyesuaian ICD dan DTD pada tiap-tiap ruang rawat dapat dilakukan sendiri oleh

petugas dengan mudah


 Pencatatan No Rekam Medis Pasien Rawat Jalan secara otomatis

 Pencatatan Rekam Medis Pasien Rawat Jalan sesuai dengan asuhan keperawatan

SOAP (Subjective Objective Assesment Planning) untuk mencatat Therapy Pasien


 Pencatatan data sosial pasien, data morbiditas dengan pedoman sistem informasi

rumah sakit
 Pencarian Riwayat Kunjungan Pasien yang pernah dilakukan Pasien pada masing-

masing Poli Rawat Jalan


 Pengolahan Data Statistik Pasien hingga level RT, RW (Data Sensus Pasien)

 Tracking System Status Rekam Medik Pasien

 Layanan pelaporan standart Departemen Kesehatan

 Menghasilkan pelaporan manajemen seperti BOR, LOS, BTO, TOI dll.

 Layanan Laporan RL2a, RL2b, Register Pelayanan Pasien Rawat Jalan, Analisa

Wabah
 Layanan Laporan-laporan (RL2.1, RL2.2, RL2.3) untuk Rawat Inap

4. FARMASI

o PENJUALAN
Fitur :
 Mendukung transaksi penjualan obat, mutasi obat antar gudang, retur penjualan resep
 Mendukung transaksi obat resep maupun transaksi obat bebas
 Mendukung transaksi internal rumah sakit meliputi pemakaian barang, mutasi barang,
laporan stok per gudang
 Dukungan penyimpanan stok obat multi gudang
 Dukungan penyesuai stok akibat penambahan obat baru, obat rusak atau hilang, semua
tercatat dan terlaporkan
 Retur penjualan resep dengan pengembalian stok berdasarkan masing-masing gudang
UPT/ outlet (multi gudang)
 Terintegrasi dengan billing sistem rawat inap, hal ini memungkinkan pembayaran
piutang obat bagi pasien rawat inap sehingga total penggunaan obat selama pasien
dirawat bisa ditagihkan pada saat pasien pulang

o PEMBELIAN
Fitur :
 Mendukung input pembelian obat dari rekanan distributor/PBF mulai Order
pembelian, Pembelian barang COD, Penerimaan barang, Retur pembelian Obat.
 Pencatatan Hutang Distributor bisa disesuaikan dengan Jatuh Tempo Pembayaran dari
Distributor/PBF
 Pelunasan Hutang Distributor berdasar Jatuh Tempo Pembayaran dari
Distributor/PBF, sehingga pembayaran hutang bisa dipantau.
o INVENTORY CONTROL
Fitur :
 Menggunakan multi gudang dengan sistem ini memungkinkan penyimpanan lebih
dari satu gudang, sehingga distribusi obat dapat lebih mudah dipantau
 Dukungan Informasi Analisa Stock dan Kontrol Stock oleh pihak manajemen
 Terdapat metode Transfer barang/obat antar gudang yang memungkinkan terjadi serah
terima barang/obat

5. SARANA PENUNJANG LABORATORIUM


Berfungsi untuk menampung dan mencatat hasil dari pemeriksaan Laboratorium dengan
hasil yang bisa secara otomatis membandingkan langsung dengan nilai normal parameter
tiap-tiap pemeriksaan laboratorium, sehingga hasil pemeriksaan Laboratorium sudah siap
cetak.

6. SARANA PENUNJANG RADIOLOGI


Fitur :
 Aplikasi input hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi

 Master Parameter Pemeriksaan Lab dibuat sangat sederhana sehingga petugas dapat

dengan mudah menambah atau menyesuaikan nilai normal parameter pemeriksa


laboratorium dan radiologi
 Master Template Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi, menu ini gunanya untuk

membuat format cetak hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi


 Terdapat Input Tindakan Jasa Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi dengan tarif

yang bisa ditambah maupun disesuaikan oleh petugas tanpa harus mengubah program

FITUR SIMRS PAKET TAMBAHAN

7. SISTEM KEUANGAN
Fitur :
 Terintegrasi secara penuh dengan sistem akuntansi standar

 Mendukung pencatatan transaksi Kas Masuk dan Kas Keluar dengan laporan

pendukungnya
 Mendukung pencatatan Hutang dan Piutang dengan laporan pendukungnya seperti

Hutang Piutang Jatuh Tempo, Histori Pelunasan Hutang Piutang, Saldo Hutang
Piutang
 Dukungan Jurnal Otomatis dan Manual

 Sistem pelaporan Real time sehingga laporan dapat diproses dan dicetak sewaktu-

waktu tanpa menunggu proses tutup buku


 Laporan Jurnal Harian, GL, Neraca Saldo, Laba Rugi, Neraca dan Analisa Keuangan

III. KEUNGGULAN SIRS DAN SIMRS

A. Keunggulan

Keunggulan SIRS:

1. SIRS ini dilengkapi banyak laporan, baik yang bersifat detail, rekap, dan analisis
data guna memudahkan level staf dan top management dalam mengambil keputusan
secara tepat dan cepat .
2. Multi Tarif
Tarif bisa disetting berdasarkan penjamin ( Asuransi / Perusahaan ) , kelas perawatan ,
department ataupun dokter pemeriksa .
3. Multi User
Dioperasikan secara on-line dan integrated di setiap departemen .
4. Security Level
Setiap user memiliki password dan hak untuk membuka menu sesuai dengan apa yang
telah disetting oleh pihak administrator rumah sakit.
5. Warning Sign
Fasilitas ini dapat memberikan informasi kepada petugas farmasi / apotek terhadap
obat atau alkes yang dicover atau yang tidak oleh penjamin , sehingga dapat
mengurangi terjadinya penolakan klaim baik rawat jalan atau rawat inap.
6. Multi Administrasi
Administrasi dapat disetting berdasarkan penjamin disesuaikan dengan kontrak antara
penjamin dan rumah sakit
7. Integrated System
Dengan system terintegrasi, semua kegiatan akan terekam otomatis ke Jurnal
Akutansi dan langsung dapat dilihat laporan-laporan keuangannya (Laporan Buku
Besar, Neraca Lajur, Neraca dan Rugi Laba), baik yang bersifat medis dan non medis.
8. Simple Design
Design yang simple dan menarik, dengan bahasa yang mudah dipahami dan user
friendly.
9. Effiesiensi
Tidak hanya effisiensi waktu tetapi SDM dan cost operasional pun dapat ditekan.

Keunggulan SIMRS:

1. Friendly
 Sangat mudah untuk digunakan.
 Telah diimplementasikan selama lebih dari 4 tahun di lebih dari 10 Rumah
Sakit (swasta dan pemerintah).
 Menu yang sesuai dengan masing-masing peran user sehingga lebih
memudahkan penggunaan.
2. Secure
 Masing-masing pengguna mempunyai user dan password.
 Standar keamanan tinggi dengan enkripsi searah.
 MD5 checksum pada setiap data untuk memeriksa integritas.
 Pencatatan setiap pengakses.
 Replikasi database / database terdistribusi, menghindari kegagalan atas
resiko 1 server yang bisa rusak atau dalam masa perawatan.
3. Complete
 Mengikuti kaidah standard bisnis proses Rumah Sakit.
 Proses registrasi pasien berbasis sentralisasi maupun desentralisasi /
distribusi.
 Diagnosa pasien Berbasis ICD 9, ICD 10, menyesuaikan pada kebutuhan
pengguna.
 Laporan RL 1 – 6.
 Laboratorium disertai bantuan sistem cerdas.
 Laporan tindakan pemeriksaan.
 Identifikasi alamat pasien dapat ditelusuri dengan bantuan aplikasi Google
Map.
 Keuangan dan Akuntansi : Hutang – Piutang, GL, Cash Flow, Rugi Laba,
Neraca (RS Swasta) dan RBS, RBA (RS Pemerintah).
 Dapat di diperluas ke subsistem lain seperti Kepegawaian, Penggajian dan
Asset.
 Multi Platform : Aplikasi berjalan baik pada Sistem Operasi Windows,
Linux, Apple Machintosh, including Tablet PC maupun Mobile Phone.
4. Flexible
 Sebuah organisasi senantiasa berkembang. Misal pada 5 tahun yang lalu
jumlah poli 10, saat ini 15 poli, sangat mungkin 5 tahun mendatang menjadi
20 atau 25 poli. Maka dari itu dibutuhkan aplikasi komputer yang mampu
mengikuti perkembangan organisasi.
 Demikian pula jumlah, komputer, jenis peralatan akan senantiasa
berkembang di masa mendatang. Aplikasi selayaknya mampu mengikuti
dinamika.
 SIMRS telah teruji di sejumlah Rumah Sakit, dari jumlah poli yang awalnya
beberapa belas sampai beberapa puluh, dari Rumah Sakit awalnya tipe C
menjadi tipe B.
IV. FAKTOR PENGHAMBAT SERTA PENYEBAB KEGAGALAN
IMPLEMENTASI SIMRS
Faktor – faktor penghambat penerapan SIMRS :

1. SDM (Sumber Daya Manusia) yang tidak mengerti teknologi.

2. Kurangnya dukungan dana dan anggaran.

3. Kurangnya kemauan dan inisiatif untuk belajar teknologi informasi.

4. Ketidaktahuan mamfaat dan keefektifan SIMRS yang berbasis teknologi informasi.

Beberapa penyebab kegagalan Aplikasi SIMRS.


1. Rumah Sakit tidak mempunyai blue print yang akurat (keseimbangan antara Brainware,
Software, Hardware dan infrastruktur)
2. Sistem Analis kurang jeli melihat/menterjemahkan kebutuhan RS
3. Developer dan Konsultan kurang menghayati visi, misi, strategi dan kebijakan RS
(manajemen/Pemilik) dan kurang mengantisipasi perubahan – perubahan subsistem
(pelayanan klinik dan non klinik)
Beberapa permasalahan lainnya yang timbul dalam pengaplikasian SIMRS:
1. Penerimaan pengeluaran Biaya
2. Penerimaan pengeluaran BAKHP, Op RS, dll
3. Kinerja Karyawan termasuk pendidikan/penjenjangan
4. Medical Records
5. Pelayanan Medis termasuk obat
6. Pelayanan Non medis termasuk registrasi
7. Keluhan eksternal dan internal
8. Monitoring indikator kesehatan, KPI, Indikator Operasional
9. Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
10. Pemasaran/Informasi
11. Aplikasi Pihak ketiga.
Kegagalan Modul – Modul pada Aplikasi :
A. REGISTRASI
Kegagalan registrasi terutama disebabkan oleh ketidak patuhan pengunjung
maupun petugas
B. E-MEDICAL RECORD
Kegagalan eMR terutam disebabkan methode pengumpulan data yang tidak
efisien dan optimal
C. BILLING SYSTEM
Kegagalan Billing System disebabkan aplikasi tidak mempunyai mekanisme
kendali
D. MONITORING DAN EVALUASI
Kegagalan monev terutama disebabkan proses pengumpulan maupun format data
yang tidak akurat
E. PELAPORAN
Ketidakakuratan laporan disebabkan banyaknya data tidak teridentifikasi dan
terverifikasi
Suatu kendala utama sampai saat ini yang dialami oleh unit pelayanan/rumah sakit yang
mempunyai kontrak kerja dengan pihak ketiga/penanggung/pemasok alat adalah
ketidaksepahaman nomenklatur (Anita Widiastuti, 2017)

V. KESIMPULAN DAN SARAN


KESIMPULAN

SIRS adalah pelaporan data rumah sakit yang berbasis online, sehingga lebih cepat,
mudah, dan transparan serta informasi yang diperoleh lebih faktual, SIRS adalah sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sehingga
dapat meningkatkan nilai kepuasan pasien saat berobat di rumah sakit. Aplikasinya disebut
SIMRS. SIMRS adalah sub bagian paling penting dari SIRS, sehingga SIMRS bisa juga
disebut aplikasi Sistem Infromasi Rumah Sakit. Aplikasi SIRS berbasis online, untuk itu setiap
rumah sakit harus terlebih dahulu melakukan registrasi di situs resmi Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

SARAN

Zaman sudah semakin maju, teknologi semakin canggih untuk mengatasi semua
permasalahan manusia. Rumah sakit pun tidak lepas dari masalah – masalah baik itu dari pada
pendaftaran pasien, pelaporan, pengumpulan data, dan sebagainya, maka penulis memberi
saran sebaiknya semua Rumah Sakit bahkan puskesmas di Indonesia menerapkan sistem SIRS
dan SIMRS untuk mempermudah semua kegiatan yang di lakukan di rumah sakit serta semua
sumber daya manusia juga harus mampu beradaptasi dengan kemmajuan teknologi di era
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, B. (2014, Januai 14). Diambil kembali dari SCRIBD:


https://id.scribd.com/doc/199562936/Draft-Proposal-Simrs-Klinik

Anita Widiastuti, 2017, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Kendala dan Alternatif
Solusi, http://anitawidiastuti.my.id/2017/06/03/sistem-informasi-manajemen-rumah-
sakit-kendala-dan-alternatif-solusi/, 2017, .

Chandra, Ibrahim. 2014. “Sistem Informasi Rumah Sakit”. Dalam


https://www.academia.edu/31023316/SISTEM_INFORMASI_RUMAH_SAKIT.
Diakses pada 13 Maret 2019 pukul 22.06

Ditjen yankes, Kemenkes. 2018. “Petunjuk Pengisian RS Online Versi 2”. Dalam
https://www.persi.or.id/images/regulasi/edaran-kemenkes/kmk47762018.pdf. Diakses
pada 13 Maret 2019 pukul 22.20

Ners, M., 2010, Faktor Penghambat Penerapan SIMRS di Rumah Sakit,


https://medianers.blogspot.com/2010/12/faktor-penghambat-penerapan-simrs-di.html,
2010, .

Oktarinimochi, 2015, Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS,


https://oktarianimochi.wordpress.com/2015/07/11/sistem-informasi-rumah-sakit-sirs/,
2015, .

SIMRS. (2014, Mei 22). Retrieved from Rumah Sakit Pro:


http://www.rumahsakitpro.com/2014/05/keunggulan-sistem-informasi-manajemen-
rumah-sakit

Primasari, Lusiana, (2015, Desember 21). Alur Pengembangan SIMRS,


https://www.slideshare.net/primaanna/alur-pengembangan-simrs

Anda mungkin juga menyukai