Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2018
Daftar Isi
Halaman Judul
Daftar Isi
I. Pendahuluan
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
Menurut Boy S. Sabarguna, SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) adalah suatu tatanan yang
berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan
penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah
sakit.
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) hadir sebagai solusi software sistem
informasi manajemen rumah sakit / klinik yang dapat membantu tata laksana / pengelolaan
manajemen rumah sakit mulai dari proses pendaftaran pasien / admisi, pengelolaan rekam medis
pasien, penataan ruang perawatan, jadwal dokter, pencatatan tagihan / billing, pengelolaan data
farmasi, pengelolaan data penjualan di unit apotik, pengelolaan data penerimaan pembayaran di
unit pembayaran (kasir), pengelolaan inventory, pengelolaan sdm / payroll, hingga ke sisi
akuntansi - keuangan rumah sakit dan fungsi pelaporan managerial / executive information
system. (Adrianto, 2014)
Penerapan Hospital Information System, atau Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
termasuk SIMRS , diawali pada tahun 1952 dan dilakukan perubahan/revisi pertama kali pada
bulan Januari 1973. SIRS ini dberlakukan pada semua Rumah Sakit baik milik pemerintah
(Depkes RI), Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI, Polri dan Departemen
lainnya termasuk Badan Usaha Milik Negara serta Rumah Sakit milik Swasta, seperti Yayasan
Sosial, Organisasi Keagamaan, Badan Usaha swasta dan lain sebagainya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT,
M.Epid, MH.Kes menginstruksikan mulai tahun 2018, seluruh rumah sakit di Indonesia telah
memiliki SIMRS yang terintegrasi dengan Dashboard Kemenkes.
Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan
sistem informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih
untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang
pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien/masyarakat.
Strategi
Tata kelola sistem informasi yang baik harus selaras dengan fungsi, visi, misi dan
strategi organisasi. Secara generik fungsi Rumah Sakit (menurut WHO tahun 1957),
memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,
Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Rumah sakit juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spsialistik dan sub spesialistik
dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitasi pasien).
Dengan demikian secara umum sistem informasi Rumah Sakit harus selaras dengan
bisnis utama (core bussines) dari Rumah Sakit itu sendiri, terutama untuk informasi riwayat
kesehatan pasien atau rekam medis (tentang indentitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien), informasi kegiatan operasional
(termasuk informasi sumber daya manusia, material, alat kesehatan, penelitian serta bank data.
A. Fitur SIRS
1. Tampilan SIRS
2. Profil RS
Berisi data Rumah Sakit.
3. Tempat tidur
Berisi jumlah tempat tidur pasien di setiap ruang perawatan.
4. Pelayanan
Berisi pelayanan kesehatan di RS yang diberikan tenaga medis dan atau tenaga
kesehatan lain sesuai kompetensinya, yaitu:
Pelayanan medik umum
Pelayanan medik spesialis
Pelayanan medik spesialis dasar
Pelayanan medik spesialis lain
Pelayanan medik subspesialis
Pelayanan keperawatan
Pelayanan penunjang
5. Tenaga kesehatan
Berisi setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan untuk melakukan upaya kesehatan.
6. Sarana, prasarana, dan alat kesehatan
Sarana adalah bangunan yang digunakan untuk penyelenggaraan atau
penunjang pelayanan.
Prasarana adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat suatu sarana dapat
berfungsi.
Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, dan atau implant yang
digunakan mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan merawat orang sakit.
1. REGISTRASI
o REGISTRASI RAWAT JALAN
Fitur :
Registrasi berdasarkan perjanjian / jadwal.
Registrasi berdasarkan pencarian identitas/no RM/nama/alamat/identitas pelengkap
lain.
Registrasi dapat dikembangkan berdasarkan barcode.
2. BILLING
Fitur :
Pencatatan Jasa Tindakan dokter, perawat, asisten selama Pasien di-Rawat Jalan secara
maupun BPJS
Breakdown Billing Pasien Perusahaan atau Asuransi
rumah sakit
Master ICD yang bisa disesuaikan dengan ICD yang berlaku saat itu ICD 10 atau ICD
11
Pencatatan Master ICD sampai batas level tak terhingga
Pengisian diagnose (ICD dan DTD) pasien dapat dengan mudah dilakukan pada
kolom pencarian dengan otomatis sesuai dengan diagnose masing-masing ruang rawat
Penyesuaian ICD dan DTD pada tiap-tiap ruang rawat dapat dilakukan sendiri oleh
Pencatatan Rekam Medis Pasien Rawat Jalan sesuai dengan asuhan keperawatan
rumah sakit
Pencarian Riwayat Kunjungan Pasien yang pernah dilakukan Pasien pada masing-
Layanan Laporan RL2a, RL2b, Register Pelayanan Pasien Rawat Jalan, Analisa
Wabah
Layanan Laporan-laporan (RL2.1, RL2.2, RL2.3) untuk Rawat Inap
4. FARMASI
o PENJUALAN
Fitur :
Mendukung transaksi penjualan obat, mutasi obat antar gudang, retur penjualan resep
Mendukung transaksi obat resep maupun transaksi obat bebas
Mendukung transaksi internal rumah sakit meliputi pemakaian barang, mutasi barang,
laporan stok per gudang
Dukungan penyimpanan stok obat multi gudang
Dukungan penyesuai stok akibat penambahan obat baru, obat rusak atau hilang, semua
tercatat dan terlaporkan
Retur penjualan resep dengan pengembalian stok berdasarkan masing-masing gudang
UPT/ outlet (multi gudang)
Terintegrasi dengan billing sistem rawat inap, hal ini memungkinkan pembayaran
piutang obat bagi pasien rawat inap sehingga total penggunaan obat selama pasien
dirawat bisa ditagihkan pada saat pasien pulang
o PEMBELIAN
Fitur :
Mendukung input pembelian obat dari rekanan distributor/PBF mulai Order
pembelian, Pembelian barang COD, Penerimaan barang, Retur pembelian Obat.
Pencatatan Hutang Distributor bisa disesuaikan dengan Jatuh Tempo Pembayaran dari
Distributor/PBF
Pelunasan Hutang Distributor berdasar Jatuh Tempo Pembayaran dari
Distributor/PBF, sehingga pembayaran hutang bisa dipantau.
o INVENTORY CONTROL
Fitur :
Menggunakan multi gudang dengan sistem ini memungkinkan penyimpanan lebih
dari satu gudang, sehingga distribusi obat dapat lebih mudah dipantau
Dukungan Informasi Analisa Stock dan Kontrol Stock oleh pihak manajemen
Terdapat metode Transfer barang/obat antar gudang yang memungkinkan terjadi serah
terima barang/obat
Master Parameter Pemeriksaan Lab dibuat sangat sederhana sehingga petugas dapat
yang bisa ditambah maupun disesuaikan oleh petugas tanpa harus mengubah program
7. SISTEM KEUANGAN
Fitur :
Terintegrasi secara penuh dengan sistem akuntansi standar
Mendukung pencatatan transaksi Kas Masuk dan Kas Keluar dengan laporan
pendukungnya
Mendukung pencatatan Hutang dan Piutang dengan laporan pendukungnya seperti
Hutang Piutang Jatuh Tempo, Histori Pelunasan Hutang Piutang, Saldo Hutang
Piutang
Dukungan Jurnal Otomatis dan Manual
Sistem pelaporan Real time sehingga laporan dapat diproses dan dicetak sewaktu-
A. Keunggulan
Keunggulan SIRS:
1. SIRS ini dilengkapi banyak laporan, baik yang bersifat detail, rekap, dan analisis
data guna memudahkan level staf dan top management dalam mengambil keputusan
secara tepat dan cepat .
2. Multi Tarif
Tarif bisa disetting berdasarkan penjamin ( Asuransi / Perusahaan ) , kelas perawatan ,
department ataupun dokter pemeriksa .
3. Multi User
Dioperasikan secara on-line dan integrated di setiap departemen .
4. Security Level
Setiap user memiliki password dan hak untuk membuka menu sesuai dengan apa yang
telah disetting oleh pihak administrator rumah sakit.
5. Warning Sign
Fasilitas ini dapat memberikan informasi kepada petugas farmasi / apotek terhadap
obat atau alkes yang dicover atau yang tidak oleh penjamin , sehingga dapat
mengurangi terjadinya penolakan klaim baik rawat jalan atau rawat inap.
6. Multi Administrasi
Administrasi dapat disetting berdasarkan penjamin disesuaikan dengan kontrak antara
penjamin dan rumah sakit
7. Integrated System
Dengan system terintegrasi, semua kegiatan akan terekam otomatis ke Jurnal
Akutansi dan langsung dapat dilihat laporan-laporan keuangannya (Laporan Buku
Besar, Neraca Lajur, Neraca dan Rugi Laba), baik yang bersifat medis dan non medis.
8. Simple Design
Design yang simple dan menarik, dengan bahasa yang mudah dipahami dan user
friendly.
9. Effiesiensi
Tidak hanya effisiensi waktu tetapi SDM dan cost operasional pun dapat ditekan.
Keunggulan SIMRS:
1. Friendly
Sangat mudah untuk digunakan.
Telah diimplementasikan selama lebih dari 4 tahun di lebih dari 10 Rumah
Sakit (swasta dan pemerintah).
Menu yang sesuai dengan masing-masing peran user sehingga lebih
memudahkan penggunaan.
2. Secure
Masing-masing pengguna mempunyai user dan password.
Standar keamanan tinggi dengan enkripsi searah.
MD5 checksum pada setiap data untuk memeriksa integritas.
Pencatatan setiap pengakses.
Replikasi database / database terdistribusi, menghindari kegagalan atas
resiko 1 server yang bisa rusak atau dalam masa perawatan.
3. Complete
Mengikuti kaidah standard bisnis proses Rumah Sakit.
Proses registrasi pasien berbasis sentralisasi maupun desentralisasi /
distribusi.
Diagnosa pasien Berbasis ICD 9, ICD 10, menyesuaikan pada kebutuhan
pengguna.
Laporan RL 1 – 6.
Laboratorium disertai bantuan sistem cerdas.
Laporan tindakan pemeriksaan.
Identifikasi alamat pasien dapat ditelusuri dengan bantuan aplikasi Google
Map.
Keuangan dan Akuntansi : Hutang – Piutang, GL, Cash Flow, Rugi Laba,
Neraca (RS Swasta) dan RBS, RBA (RS Pemerintah).
Dapat di diperluas ke subsistem lain seperti Kepegawaian, Penggajian dan
Asset.
Multi Platform : Aplikasi berjalan baik pada Sistem Operasi Windows,
Linux, Apple Machintosh, including Tablet PC maupun Mobile Phone.
4. Flexible
Sebuah organisasi senantiasa berkembang. Misal pada 5 tahun yang lalu
jumlah poli 10, saat ini 15 poli, sangat mungkin 5 tahun mendatang menjadi
20 atau 25 poli. Maka dari itu dibutuhkan aplikasi komputer yang mampu
mengikuti perkembangan organisasi.
Demikian pula jumlah, komputer, jenis peralatan akan senantiasa
berkembang di masa mendatang. Aplikasi selayaknya mampu mengikuti
dinamika.
SIMRS telah teruji di sejumlah Rumah Sakit, dari jumlah poli yang awalnya
beberapa belas sampai beberapa puluh, dari Rumah Sakit awalnya tipe C
menjadi tipe B.
IV. FAKTOR PENGHAMBAT SERTA PENYEBAB KEGAGALAN
IMPLEMENTASI SIMRS
Faktor – faktor penghambat penerapan SIMRS :
SIRS adalah pelaporan data rumah sakit yang berbasis online, sehingga lebih cepat,
mudah, dan transparan serta informasi yang diperoleh lebih faktual, SIRS adalah sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sehingga
dapat meningkatkan nilai kepuasan pasien saat berobat di rumah sakit. Aplikasinya disebut
SIMRS. SIMRS adalah sub bagian paling penting dari SIRS, sehingga SIMRS bisa juga
disebut aplikasi Sistem Infromasi Rumah Sakit. Aplikasi SIRS berbasis online, untuk itu setiap
rumah sakit harus terlebih dahulu melakukan registrasi di situs resmi Direktorat Jendral Bina
Upaya Kesehatan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
SARAN
Zaman sudah semakin maju, teknologi semakin canggih untuk mengatasi semua
permasalahan manusia. Rumah sakit pun tidak lepas dari masalah – masalah baik itu dari pada
pendaftaran pasien, pelaporan, pengumpulan data, dan sebagainya, maka penulis memberi
saran sebaiknya semua Rumah Sakit bahkan puskesmas di Indonesia menerapkan sistem SIRS
dan SIMRS untuk mempermudah semua kegiatan yang di lakukan di rumah sakit serta semua
sumber daya manusia juga harus mampu beradaptasi dengan kemmajuan teknologi di era
sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Widiastuti, 2017, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Kendala dan Alternatif
Solusi, http://anitawidiastuti.my.id/2017/06/03/sistem-informasi-manajemen-rumah-
sakit-kendala-dan-alternatif-solusi/, 2017, .
Ditjen yankes, Kemenkes. 2018. “Petunjuk Pengisian RS Online Versi 2”. Dalam
https://www.persi.or.id/images/regulasi/edaran-kemenkes/kmk47762018.pdf. Diakses
pada 13 Maret 2019 pukul 22.20