Anda di halaman 1dari 83

KESIAPAN IMPLEMENTASI REKAM MEDIS

ELEKTRONIK DI PUSKESMAS SORAWOLIO


KOTA BAUBAU

Darman
PBB180037

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA REKAM MEDIS DAN


INFORMASI KESEHATAN JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
BAUBAU
2021
ii

KESIAPAN IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK


DI PUSKESMAS SORAWOLIO
KOTA BAUBAU

Darman

Karya Tulis Ilmiah


Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Pada
Program Studi Diploma Tiga
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
iii

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Kesiapan Implementasi Rekam Medis Elektronik


Di Puskesmas Sorawolio Kota Baubau
Tahun 2021

Oleh:
Darman
PBB180037

Telah Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji pada


Hari/Tanggal : ………..
Waktu : ………..
Tempat : ………..

Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pembimbing

1. Dian Budi Santoso, M.P.H. Pembimbing I. ( )

2. Wa Ode Sitti Budiaty, SKM.,MM. Pembimbing II. ( )

Penguji

1. Nuryati, M.P.H…………………………………( )

Mengetahui,
Program Studi Diploma Tiga Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
PoliteknikBaubau
Direktur,
iv

SAPRIL, SKM.,M.Sc
NIP. 197704012000121003

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH DAN SUMBER


INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Diploma


Tiga Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan Jurusan Kesehatan Politeknik Baubau.

Nama : Darman
NIM : PBB180037
Alamat : Kecamatan Sorawolio Kelurahan Bugi Lingkungan Ampera

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah berjudul " Kesiapan
Implementasi Rekam Medis Elekronik Di Puskesmas Sorawolio Tahun 2021" adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan penguji belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Karya Tulis Ilmiah ini. Apabila dikemudian hari ternyata terbukti bahwa sebagian atau
seluruh dari KTI ini tidak asli/plagiat, maka Karya Tulis Ilmiah ini akan dinyatakan
batal dan gelar yang telah saya sandang bersedia untuk dicabut.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Politeknik
Baubau.

Baubau, Agustus 2021

Darman
PBB180037
v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KTI yang berjudul

“KESIAPAN IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI

PUSKESMAS SORAWOLIO KOTA BAUBAU TAHUN 2021”

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Dian Budi

Santoso, S.KM.,MPH. Selaku pembimbing I yang telah membantu dan membimbing

dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, Wa Ode Sitti Budiaty, SKM.M.M. Selaku

pembimbing II yang telah membantu dan membimbing dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah, Nuryati, M.P.H. Selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan

saran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Bapak Muhammad Risal Tawil, SKM., M. Kes selaku ketua yayasan Politeknik

Baubau yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Asriadi, S.KM., M.Kes selaku ketua Jurusan Kesehatan Politeknik Baubau

yang telah membarkan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan penelitian ini.
vi

3. Bapak Asriadi, S.KM., M.Kes selaku ketua Jurusan Kesehatan Politeknik Baubau

yang telah membarkan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. Ibu Niska Salsiani Sinta, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi Diploma Tiga

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Politeknik Baubau.

5. Ibu Nuryati, M.P.H, selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan

kritikan yang membangun dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak Ismail, SKM sebagai kepala Puskesmas Sorawolio yang saya hormati telah

memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Sorawolio.

7. Ibu Ade Herawati Nisaid, SKM sebagai kepala tata usaha yang saya hormati yang

memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Sorawolio.

8. Ibu Wa Ode Gusti Marwan, AMK selaku responden A yang saya hormati dengan

suka rela meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai

penelitian saya.

9. Ibu Sriyuni Rahayu selaku responden B yang saya hormati mengenai suka rela

meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai penelitian

saya.

10. Orang tua beserta keluarga yang telah memberikan dorongan berupa material dan

motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

semaksimal mungkin.

11. Para sahabat dan teman-teman terdekat saya yang telah mendengarkan keluh kesah

dan memberikan masukan, saran, hiburan, serta dukungan sehingga saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


vii

12. Teman-teman seperjuangan yang melakukan penelitian di Puskesmas Sorawolio

yang telah memberikan dukungan, masukan, sehingga saya dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

13. Teman-teman seperjuangan Program Studi Diploma Tiga Rekam Medis dan

Informasi Kesehatan Tahun 2018 yang saling memberikan dukungan dan masukan

sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

14. Pihak lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu atas keterlibatannya secara

langsung maupun tidak langsung sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Akhir kata saya ucapkan, semoga Allah Subhanallahu Wata’ala membalas

kebaikan semua pihak yang telah membuat saya baik secara langsung maupun tidak

langsung. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca dan peneliti

selanjutnya. Amin.

Baubau, 1 Agustus 2021

Darman
viii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan....................................................................................................i

Halaman Judul ..................................................................................................………... ii

Halaman Pengesahan ...................................................................................................... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Penelitian ........................................................…….......

iv

Kata Pengantar ................................................................................................................ v

Halaman Daftar Isi ........................................................................................................

viii

Halaman Daftar Tabel ................................................................................................... xi

Halaman Daftar Gambar ............................................................................................... xii

Halaman Daftar Istilah/Singkatan …………………………………………………… xiii

Halaman Daftar Lampiran ............................................................................................ xiv

Abstrak .......................................................................................................................... xv

Abstract ........................................................................................................................

xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 4


ix

E. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis ................................................................................................ 6

B. Kerangka Konsep ...............................................................................................

15

C. Pertanyaan Penelitian .........................................................................................

15

D. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian ..................................................................

15

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .........................................................

17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 21

C. Subjek dan Objek .............................................................................................. 22

D. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 22

E. Pengumpulan Data ............................................................................................ 23

F. Uji Keabsahan Penelitian .................................................................................. 24

G. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................... 25

H. Rencana Penelitian ............................................................................................ 26

I. Penyajian Data ................................................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


x

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 27

B. Hasil Penelitian .................................................................................................. 28

C. Pembahasan ........................................................................................................

39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................................ 46

B. Saran ...................................................................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA

JADWAL PENELITIAN

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keaslian Penelitian ................................................................5

Tabel 2. Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Sorawolio .....................27


xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ..............................................................................

15
xiii

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

SOP : Standar Operasional Prosedur

SPO : Standar Prosedur Operasional

TTPRJ : Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

PMK : Peraturan Menteri Keuangan


xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01 Lembar Pernyataan Persetujuan Karya Tulis Ilmiah ...............

Lampiran 02 Lembar Pembimbingan Hasil Penelitian .................................

Lampiran 03 Lembar Pedoman Wawancara .................................................

Lampiran 04 Lembar Pedoman Check List Observasi ..................................

Lampiran 06 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ……………….


xv

ABSTRAK

DARMAN, Kesiapan Implementasi Rekam Medis Elekronik di Puskesmas Sorawolio

Kota Baubau Tahun 2021 dengan jenis penelitian deskripstif kualitatif. Dibimbing oleh

Dian Budi Santoso, S.KM., MPH dan Wa Ode Sitti Budiaty, SKM., M.M.

Puskesmas Sorawolio masih menggunakan rekam medis berbasis kertas dan belum

menggunakan rekam medis berbasis elektronik sehingga perlu dilakukan kesiapan untuk

implementasi terkait rekam medis elektronik. penelitian ini bertujuan Mengetahui

kesiapan implementasi rekam medis elektronik di Puskesmas Sorawolio kota Baubau.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskripstif

kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah satu kepala ruang unit rekam medis dan

satu petugas rekam medis bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) .
xvi

Objek pada penelitian ini adalah sistem penyimpanan family folder pada berkas rekam

medis pasien rawat jalan di Puskesmas Sorawolio. Hasil penelitian ini yaitu unsur

manusia (Man), sebagian petugas kesehatan yang bertugas di rekam medis bukan yang

melatarbelakangi pendidikan RMIK dan petugas tersebut belum pernah mengikuti

pelatihan terkait penggunaan komputer atau tekonologi informasi dan di dapatkan beban

kerja yang diperoleh saat menggunakan sistem berbasis kertas sangat tidak efisien karna

masih menggunakan yang manual harus dicari yang mana nomor dan buku bantunya,

serta Kesiapan seadanya basic rekam medis pelatihan yang gunakan sebatas

kemampuan dari petugas, Metode (Methode), bahwa saat ini alur pelayanan rekam

medis di puskesmas sorawolio masih menggunakan sistem manual tetapi telah memiliki

standar prosedur dalam pelayanan kesehatan, Mesin (Machine) merupakan alat yang

memberikan kemudahan bagi seseorang melakukan pekerjaan. Rekam medis

elektronik membutuhkan komputer dan perangkat pendukung lainnya dalam

prosesnya, Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.

manajemen telah siap menyediakan semua bahan yang dibutuhkan untuk mendukung

pelaksanaan rekam medis elektronik nantinya berupa aplikasi dan perangkat

komputer. Uang (Money) merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena

segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Salah satu dari penggunaan

money yaittu anggaran dana berperan untuk mencapai suatu sistem di fasilitas

kesehatan agar tercapai pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan yang diharapkan

pasien
xvii

Kata Kunci: Implementasi Persiapan Rekam Medis Elektronik

ABSTRACT

DARMAN, Readiness of Electronic Medical Record Implementation at Sorawolio

Health Center Baubau City in 2021 with qualitative descriptive research. Supervised by

Dian Budi Santoso, S.KM., MPH and Wa Ode Sitti Budiaty, SKM., M.M.

Sorawolio Health Center still uses paper-based medical records and has not used

electronic-based medical records, so it is necessary to prepare for implementation

related to electronic medical records. This study aims to determine the readiness of the

implementation of electronic medical records at the Sorawolio Health Center, Baubau

City. The type of research used in this research is descriptive qualitative research. The

subjects in this study were the head of the medical record unit and one medical record
xviii

officer at the Outpatient Registration Place (TPPRJ). The object of this research is the

family folder storage system in the outpatient medical record file at the Sorawolio

Health Center. The results of this study are the human element (Man), some health

workers on duty in medical records are not the background for RMIK education and

these officers have never attended training related to the use of computers or

information technology and the workload obtained when using a paper-based system is

very inconsistent. efficient because it is still using the manual one, which must be

looked for which is the number and the help book, as well as the readiness of basic

medical record training that is used to the extent of the ability of the officer, Method

(Method), that currently the flow of medical record services at the Sorawolio Public

Health Center is still using a manual system but has have standard procedures in health

services, Machine (Machine) is a tool that makes it easy for someone to do work.

Electronic medical records require computers and other supporting devices in the

process. Materials consist of semi-finished materials (raw materials) and finished

materials. management is ready to provide all the materials needed to support the

implementation of electronic medical records in the form of applications and computer

equipment. Money is an important tool to achieve goals because everything must be

calculated rationally. One of the uses of money is that the budget plays a role in

achieving a system in health facilities in order to achieve good and fast service as

expected by patients.

Keywords: Implementation of Electronic Medical Record Preparation


xix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009, salah satu sarana

kesehatan dan tempat penyelenggaraan upaya kesehatan serta suatu

organisasi dengan sistem terbuka dan selalu berinteraksi dengan

lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang dinamis dan

mempunyai fungsi utama melayani masyarakat yang membutuhkan

pelayanan kesehatan ialah rumah sakit. Setiap kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

diselenggarakan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi

masyarakat, maka pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi

maupun upaya penyembuhan semakin baik. Masyarakat akan menuntut

penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan

nonmedis.

Menurut PMK 44 Tahun 2016, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya

kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya


2

promotif dan prefentif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Rekam medis terdiri dari beberapa macam formulir, salah satu formulir

rekam medis yang sangat penting keberadaannya adalah lembar 3 resume

medis. Resume medis merupakan ringkasan dari seluruh masa perawatan dan

pengobatan pasien sebagaimana yang telah diupayakan oleh para tenaga

kesehatan dan pihak terkait. Lembar ini harus ditandatangani oleh dokter

yang merawat pasien (Hatta, 2013).

Penggunaan sistem informasi kesehatan berbasis elektronik

membutuhkan dasar hukum pengaturan yang lebih konkrit dan nyata,

sehingga membuat penggunaan UU ITE dianggap kurang relevan lagi.

Pemerintah menyikapi hal ini dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem

dan Transaksi Elektronik yang selanjutnya disebut PP No.82 tahun 2012.

Peraturan Pemerintah ini memang tidak mengatur khusus tentang rekam

medis, namun didalamnya berisi aturan-aturan yang harus dimiliki dalam

suatu RME. Hal ini mengingat di dalam RME terdapat informasi dan

dokumen elektronik, sehingga PP No.82 tahun 2012 ini dapat menjadi dasar

hukum pelaksanaannya.

Dasar hukum lain yang menjadi acuan dalam rekam medis elektronik

adalah Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis yang

selanjutnya disebut UU No.44 tahun 2009, dan Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


3

Peneliti memilih lokasi penelitian di puskesmas Sorawolio, karena pada

puskesmas Sorawolio masih menggunakan rekam medis berbasis kertas dan

belum menggunakan rekam medis berbasis elektronik sehingga perlu

dilakukan kesiapan untuk implementasi terkait rekam medis elektronik agar

kesiapan dalam hal penggunaan rekam medis elektronik dapat ditinjau

terlebih dahulu sebelum digunakan pada puskesmas tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk

mengambil judul “Kesiapan Implementasi Rekam Medis Elektronik di

Puskesmas Sorawolio Tahun 2021”.

B. Identifikasi Dan Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah latar belakang di atas maka penulis bagaimana

kesiapan implementasi rekam medis elektronik di Puskesmas Sorawolio kota

Baubau?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui kesiapan implementasi rekam medis elektronik di Puskesmas

Sorawolio kota Baubau

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kesiapan implementasi Rekam Medis Elektonik di

Puskesmas Sorawolio Kota BauBau berdasarkan aspek manusia (Man)

2. Mengetahui kesiapan implementasi Rekam Medis Elektonik di

Puskesmas Sorawolio Kota BauBau berdasarkan aspek metode

(method)
4

3. Mengetahui kesiapan implementasi Rekam Medis Elektonik di

Puskesmas Sorawolio Kota BauBau berdasarkan aspek bahan baku

(materials)

4. Mengetahui kesiapan implementasi Rekam Medis Elektonik di

Puskesmas Sorawolio Kota BauBau berdasarkan aspek mesin

(machine)

5. Mengetahui kesiapan implementasi Rekam Medis Elektonik di

Puskesmas Sorawolio Kota BauBau berdasarkan aspek uang (money)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

a. Menjadi acuan dalam dunia kerja agar dapat menerapkan hal-hal

positif yang didapatkan selama penelitian di puskesmas

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam upaya

mengembangkan ilmu pengetahuan rekam medis dan informasi

kesehatan.

2. Bagi institusi

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan dan bisa jadi bahan

pertimbangan pembelajaran dan penelitian bagi adik-adik mahasiswa

lainnya terkhusus adik-adik mahasiswa rekam medis dan informasi

kesehatan.

3. Bagi Puskesmas
5

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi

pihak puskesmas terkhusus bagian rekam medis.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti Deskripsi Penelitian


No Persamaan dan Perbedaan
Sebelumnya Sebelumnya
1. Rika Andriani Analisis kesuksesan Persamaan dengan penelitian
implementasi rekam ini yaitu sama-sama meneliti
medis elektronik di tentang pelaksanaan rekam
RS Gadjah Mada medis elektronik.
Perbedaannya yaitu jenis
penelitian yang digunakan
pada peneliti sebelumnya
yaitu kuantitatif dengan
rancangan cross sectional
serta tempat penelitian yang
berbeda yaitu pada RS
Gadjah Mada sedangkan pada
peneliti saat ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif
serta tempat penelitian pada
Puskesmas Sorawolio.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes No. 269, 2008).

Rekam medis bertujuan untuk menunjang tertib administrasi dalam upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Setiap pasien dan

pelayanan yang diberikan di rumah sakit harus dicatat dalam berkas rekam

medis.

Kegunaan rekam medis terbagi dalam 2 kelompok besar. Pertama

berhubung langsung dengan pelayanan pasien (primer). Kedua berkaitan

dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak berhubungan

langsung secara spesifik (sekunder) (Hatta, 2010).

a. Tujuan utama (primer) rekam medis terbagi dalam 5 kepentingan

yaitu untuk :

1) Pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang mampu

membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan 11

telah mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana

pelayanan kesehatan dengan segala hasil dan konsekuensi biaya.

2) Pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan pelayan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain


7

yang bekerja dalam berbagai fasilitas kesehatan, selain itu membantu

dalam pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, dan

penentuan diagnosis pasien.

3) Manajemen pelayanan, rekam medis yang rinci akan mampu

menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-

sumber yang ada pada organisasi pelayanan di rumah sakit,

menganalisis kecenderungan yang terjadi dan mengkomunikasikan

informasi diantara klinik yang berbeda.

4) Pembiayaan, rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian

pelayanan kesehatan yang diterima pasien.

b. Tujuan sekunder rekam medis ditujukan kepada hal yang berkaitan

dengan lingkungan seputar pelayanan pasien yaitu untuk kepentingan

edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan (Hatta, 2010).

2. Tinjauan Umum Tentang Rekam Medis Elektronik

a. Pengertian Rekam Medis Elektronik

Rekam medis kesehatan elektronik adalah kegiatan komputerisasi

isi rekam kesehatan dan proses elektronisasi yang berhubungan

dengannya. Elektronisasi ini menghasilkan sistem yang secara khusus

dirancang untuk mendukung pengguna dengan berbagai kemudahan

fasilitas bagi kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda

waspada, sebagai peringatan, tanda sistem pendukung keputusan klinik

dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu

lainnya. Seperti yang tertuang dalam permenkes 269 tahun 2008 pada
8

pasal 2 yaitu : Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan

jelas atau secara elektronik, Penyelengaraan rekam medis dengan

menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan

peraturan sendiri. Johan harlan menyebutkan bahwa rekam kesehatan

elektronik adalah rekam medis seumur hidup (tergantung penyedia

layanannya) pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan

komputer dari suatu jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau

meningkatkan perawatan serta pelayanan kesehatan yang efisien dan

terpadu.

Rekam Medis Elektronik (RME) Idealnya sebuah rekam medis

berisi data riwayat kesehatan pasien dari mulai ia lahir hingga saat ini.

Namun karena sistem yang ada di Indonesia sekarang ini terkait

informasi kesehatan belum terintegrasi dan belum didukung

sepenuhnya oleh Teknologi Informasi, maka data-data pasien tersebut

terpisah-pisah dan terbagi tergantung pada tempat dimana ia

mendapatkan pelayanan kesehatan pertama kali. Melihat pentingnya

sebuah rekam medis, maka sudah saatnya semua rumah sakit di

Indonesia membangun Rekam Medis Elektronik (RME) dan akan lebih

berdaya guna jika semua rekam medis itu terkoneksi didalam jaringan

komputer seluruh rumah sakit di Indonesia.

b. Sistem Data Klinis Rekam Medis Elektronik

Rekam medik masing-masing pasien. Isi rekam medik individual

hendaknya mencerminkan sejarah perjalanan kondisi kesehatan pasien


9

mulai dari lahir sampai berlangsungnya interaksi mutakhir antara pasien

dengan rumah sakit. Pada umumnya struktur rekam medik individual

ini terdiri dari daftar masalah sekarang dan masa lalu serta catatan-

catatan SOAP (Subjective, Objective, Assessment, dan Plan) untuk

masalah-masalah yang masih aktif.

1) Rangkuman data klinis untuk konsumsi manajer rumah sakit, Pihak

asuransi (data claim), kepala unit klinis, dan institusi terkait sebagai

pelaporan. Suatu rangkuman data klinis yang penting misalnya

mengandung jumlah pasien rawat inap menurut cirri-ciri demografis,

cara membayar, diagnosis dan prosedur operatif.

2) Registrasi penyakit merupakan sistem informasi yang berbasis pada

suatu komunitas atau wilayah administratif, mencakup semua

kejadian penyakit tertentu (misalnya segala jenis kanker) di antara

penduduk yang hidup d wilayah yang bersangkutan.

3) Data Unit Spesifik Suatu sistem informasi mungkin diperlukan untuk

mengelola unit tertentu di rumah sakit. Sebagai contoh, unit-unit

farmasi, laboratorium, radiologi dan perawatan memerlukan data

inventory bahan-bahan habis pakai dan utilisasi jenis-jenis pelayanan

untuk merencanakan dan mengefisienkan penggunaan sumber daya.

4) Sistem kepustakaan medik dan pendukung pengambilan keputusan

klinis. Untuk menunjang keberhasilan pelayanan klinis kepada

pasien diperlukan sistem untuk mengarahkan klinisi pada masalah


10

spesifik, merekomendasikan keputusan klinis berbasis pada

probabilitas kejadian tertentu.

5) Paspor kesehatan (patient-carried records) Rangkuman medik yang

dibawa pasien memungkinkan pelayanan kesehatan darurat di

tempat-tempat yang jauh dari rumahnya. Rekam medik ini mungkin

dalam bentuk kertas, microfiche atau smartcard format.(Sabarguna,

2005)

c. Manfaat Rekam Medis Elektronik

Menurut jurnal dengan judul “Rekam Medis Elektronik: Manfaat

Dalam Konteks Pelayanan Kesehatan Dasar” oleh Feby Erawantini,

Eko Nugroho, Guardian Yoki Sanjaya, Sunandar Hariyanto Politeknik

Negeri Jember, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Simkes

Prodi S2 IKM Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Manfaat

penggunaan rekam medis elektronik tidak hanya manfaat administratif.

Manfaat yang dirasakan dokter dan petugas kesehatan adalah

kemudahan dalam mengakses informasi pasien yang pada akhirnya

membantu dalam pengambilan keputusan klinis. Penggunaan rekam

medis elektronik berpotensi memberikan manfaat besar bagi pelayanan

kesehatan seperti fasilitas pelayanan dasar (puskesmas) maupun rujukan

(rumah sakit).

Hal ini juga bermanfaat bagi pasien karena meningkatkan efisiensi

dalam proses pelayanan kesehatan. Selain itu bagi tenaga administratif,

penggunaan rekam medis elektronik dapat mempermudah retrieval


11

informasi pasien sehingga petugas kesehatan mudah dalam mengakses

informasi pasien.

Dokter dan petugas kesehatan juga diuntungkan dalam melakukan

pelayanan kesehatan atas kemudahannya dalam mengakses informasi

pasien yang pada akhirnya membantu dalam pengambilan keputusan

klinis seperti penegakan diagnosa, pemberian terapi, menghindari

terjadinya reaksi alergi dan duplikasi obat. Dari aspek efisiensi,

penggunaan rekam medis elektronik memberikan dampak penurunan

biaya operasional dan peningkatan pendapatan di fasilitas pelayanan

kesehatan terutama bagi rumah sakit.

d. Komponen Rekam Medis Elektronik

Komponen penting yang mengacu pada kebutuhan:

1) Record Format : bentuk yang sesuai contoh berbagai pelayanan sesuai

kebutuhan.

2) Sistem performance : seperti pemanggilan kembali, serta mudah dalam

pengubahan data.

3) Reporting capabilities : kelengkapan dokumen, mudah untuk

dimengerti dan standar laporan.

4) Training and implementation : pelatihan yang minimal untuk

menggunakan dengan benar.

5) Control and acces : untuk mengakses bagi yang berwenang tapi

terlindung dari penyalahgunaan.


12

6) Intelegence : seperti sistem bantu keputusan, sistem tanda baca yang

sesuai.

7) Linkages : terkait dengan berbagai pelayanan lain, perpustakaan,

database pasien dan keuangan.

8) Record content : meliputi standarisasi formulir dan isi, sesuai dengan

kode penyakit dan tujuan layanan.

e. Kelebihan dan Kekurangan Rekam Medis Elektronik

1) Kelebihan

a) Dapat meminimalkan human eror , karena rekam medik elektronik

dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik.

b) Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang

keputusan layanan kesehatan.

c) Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal

biologis secara otomatis.

d) Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien dan

memperoleh saran utuk penanganan pasien.

e) Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung diperoleh

(dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik. Sedangkan

data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu pemeriksaan pasien

dan dimasukkan dalam rekam medik.(Thede, 2008; Moody, 2004).


13

2) Kekurangan.

a) Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam

medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya

penunjang.

b) Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat

dalam mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja

memerlukan waktu yang lama.

c) Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik

memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan.

d) Resiko kegagalan pada sistem komputer.

e) Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan. (Thede,

2008; Moody, 2004)

f. Implementasi Rekam medis Elektronik

Dalam implementasinya, penggunaan teknologi ini memerlukan

kesiapan petugas kesehatan termasuk perawat dan juga kesiapan pasien

ketika berhadapan dengan teknologi sistem informasi ini (Heinzer, 2010).

Di Indonesia, perubahan rekam medik kertas ke RME belum banyak

dilakukan, tertinggal jauh dari Amerika yang telah memulai sejak tahun

1999 (Campbell, dkk., 2006), Inggris sejak tahun 2000 (Fawdry, 2007),

dan New Zealand sejak tahun 2002 (Hendry, 2008).

Implementasi RME tidak dapat terjadi dengan tiba-tiba tetapi

membutuhkan waktu yang cukup lama, selain memerlukan waktu saat

pengembangan, juga membutuhkan waktu dalam penyesuaian


14

implementasi sistem terhadap user. Isu utama yang harus diatasi dalam

implementasi RME (Berg, 2004), yaitu: kebutuhan terhadap standar data

di bidang terminologi klinik; aspek privacy, kerahasiaan dan keamanan

data; pelaksanaan entri data oleh dokter dan tenaga medis lainnya;

kesulitan integrasi sistem rekam medis dengan sumber informasi lain

dalam pelayanan kesehatan. Sebuah studi tentang seleksi dan

implementasi RME yang sukses pada pasien rawat jalan di Amerika

Serikat menunjukkan bahwa implementasi RME bergantung pada

beberapa faktor diantaranya teknologi, pendidikan, kepemimpinan,

perubahan manajemen dan pengaturan rawat jalan (Lorenzi, dkk., 2009).

Beberapa hambatan yang sering dialami berhubungan dengan

implementasi RME (Ajami dan BagheriTadi, 2013) yaitu: gangguan alur

kerja, khawatir tentang keamanan dan privacy data, komunikasi antar

pengguna, interaksi dokter dan pasien, kompleksitas (kerumitan),

dukungan teknis, interoperabilitas, dan dukungan ahli.


15

B. Kerangka Konsep

Man

methode

Kesiapan implementasi
Materials rekam medis elektronik

Machine

Money

Gambar 2.1 kerangka konsep

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan dalam penelitian ini yaitu bagaimana proses

pelaksanaan kesiapan implementasi rekam medis elektronik di Puskesmas

Sorawolio Kota Baubau.

D. Dasar Pemikiran Variabel penelitian

Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksa, pengobatan, tindakan, dan pelayanan yang telah

diberikan kepada pasien selama menjalani suatu sarana pelayanan kesehatan.

Di setiap sarana pelayanan kesehatan, rekam medis harus ada untuk

mempertahankan kualitas pelayanan profesional yang tinggi, untuk melengkapi

/ kebutuhan informasi mengenai "kelengkapan dan pengisian rekam medis",


16

untuk kepentingan dokter pengganti yang meneruskan perawatan pasien, untuk

referensi masa yang akan datang, serta diperlukan karena adanya hak untuk

melihat dari pasien.

Penggunaan sistem informasi kesehatan dalam bentuk dokumen elektronik

dapat menjadi suatu solusi atas permasalahan tersebut. Sistem informasi

berbbasis elektronik mempunyai keuntungan dalam penggunaanya yaitu,

pengumpulan informasi menjadi lebih baik, penyusunan informasi lebih

terstruktur, pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan akurat, serta dapat

meningkatkan kualitas layanan publik.

Dalam implementasinya, penggunaan teknologi ini memerlukan kesiapan

petugas kesehatan termasuk perawat dan juga kesiapan pasien ketika

berhadapan dengan teknologi sistem informasi ini (Heinzer, 2010). Di

Indonesia, perubahan rekam medik kertas ke RME belum banyak dilakukan,

tertinggal jauh dari Amerika yang telah memulai sejak tahun 1999 (Campbell,

dkk., 2006), Inggris sejak tahun 2000 (Fawdry, 2007), dan New Zealand sejak

tahun 2002 (Hendry, 2008).

Landasan teori pertama yang digunakan dalam penelitian “Faktor Penyebab

Belum digunakannya rekam medis elektronik”, ialah berdasarkan dalam

peraturan Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis yang

selanjutnya disebut Permenkes No.269 tahun 2008, Undang-Undang Nomor

44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang selanjutnya disebut UU No.44 tahun

2009, dan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


17

Landasan teori kedua yang digunakan dalam penelitian “Faktor Penyebab

Belum digunakannya rekam medis elektronik”, berdasarkan permenkes 269

tahun 2008 pada pasal 2 yaitu : Rekam medis harus dibuat secara lengkap

tertulis dan jelas atau secara elektronik, Penyelengaraan rekam medis dengan

menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan

peraturan sendiri.

E. Definisi Operasional Variabel Yang Diteliti dan Kriteria Objektif

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang

diteliti/diamati, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi batasan atau

definisi operasional (Notoatmodjo, 2012). Variabel-variabel dalam penelitian

ini antara lain:

1. Rekam medik elektronik merupakan catatan rekam medis pasien seumur

hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi kesehatan

seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara

terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien.

2. Penggunaan rekam medis elektronik berpotensi memberikan manfaat besar

bagi pelayanan kesehatan seperti fasilitas pelayanan dasar maupun rujukan

(rumah sakit). Salah satu manfaat yang dirasakan setelah penggunaan

rekam medis elektronik adalah meningkatkan ketersediaan catatan

elektronik pasien di rumah sakit.

3. Komponen penting yang mengacu pada kebutuhan:

a. Record Format : bentuk yang sesuai contoh berbagai pelayanan sesuai

kebutuhan.
18

b. Sistem performance : seperti pemanggilan kembali, serta mudah dalam

pengubahan data.

c. Reporting capabilities : kelengkapan dokumen, mudah untuk

dimengerti dan standar laporan.

d. Training and implementation : pelatihan yang minimal untuk

menggunakan dengan benar.

e. Control and acces : untuk mengakses bagi yang berwenang tapi

terlindung dari penyalahgunaan.

f. Intelegence : seperti sistem bantu keputusan, sistem tanda baca yang

sesuai.

g. Linkages : terkait dengan berbagai pelayanan lain, perpustakaan,

database pasien dan keuangan.

h. Record content : meliputi standarisasi formulir dan isi, sesuai dengan

kode penyakit dan tujuan layanan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Rekam Medis Elektronik

a. Kelebihan

1) Dapat meminimalkan human eror , karena rekam medik elektronik

dapat menghasilkan peringatan dan kewaspadaan klinik.

2) Dapat berhubungan dengan sumber pengetahuan untuk penunjang

keputusan layanan kesehatan.

3) Rekam medik elektronik dapat melakukan pengambilan data sinyal

biologis secara otomatis.


19

4) Dengan rekam medik elektronik dapat memasukkan data pasien

dan memperoleh saran utuk penanganan pasien.

5) Dengan rekam medik elektronik data rutin dapat langsung

diperoleh (dalam bentuk siap olah ) dari basis data rekam medik.

Sedangkan data non rutin dapat dikumpulkan pada waktu

pemeriksaan pasien dan dimasukkan dalam rekam medik.(Thede,

2008; Moody, 2004).

Selain hal-hal tersebut diatas, rekam medik elektronik juga

memiliki kelebihan lainnya antara lain:

1) Ketepatan waktu dalam pengambilan keputusan medik,

sehingga mutu pelayanan atau asuhan akan semakin baik.

2) Kemudahan penyajian data sehingga penyampaian informasi

akan lebih efektif.

3) Pembentukan database yang memungkinkan penelitian,

simulasi dan pendidikan tenaga medik maupun paramedik,

berdasarkan data yang nyata.

4) Efisiensi pemanfaatan sumber daya dan biaya dengan sistem

penyediaan bahan (inventory) yang dapat menekan biaya

penyimpanan, pemesanan barang maupun biaya stockout,

manajemen utilisasi menyangkut tindakan atau prosedur yang

tidak perlu, dan lain-lain. (Sabarguna, 2005).


20

b. Kekurangan.

1) Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam

medik kertas untuk pengadaan perangkat keras, lunak, dan biaya

penunjang.

2) Waktu yang harus disediakan oleh key person dan perawat dalam

mempelajari sistem dan merancang ulang alur kerja memerlukan

waktu yang lama.

3) Konversi Rekam medik kertas ke rekam medik elektronik

memerlukan waktu, sumber daya, tekad dan kepemimpinan.

4) Resiko kegagalan pada sistem komputer.

5) Problem dalam pemasukan data oleh petugas kesehatan. (Thede,

2008; Moody, 2004)


21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskripstif kualitatif. Dekriptif kualitatif

merupakan salah satu dari jenis penelitian kualitatif. Deskriptif kualitatif dari

penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan,

fenomena, variable dan keadaan yang terjadi pada saat pnelitian yang

berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.

Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah

konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,

interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh

setiap individu. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis

dan dapat ditemukan hanya melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka

(Danik, 2002).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan

lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan

tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis dalam melakukan

penelitian.

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di unit-unit terkait dengan rekam

medis yaitu pada puskesmas Sorawolio pada tanggal 17-22 Mei 2021.
22

C. Subjek dan Objek

1. Subjek

Menurut Tatang M. Amirin (1995), subjek penelitian adalah sumber

tempat memperoleh keterangan penelitian atau lebih tepat dimaknai

sebagai seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh

keterangan. Subjek dalam penelitian ini yaitu satu kepala ruang unit rekam

medis dan satu petugas rekam medis bagian Tempat Pendaftaran Pasien

Rawat Jalan (TPPRJ).

2. Objek

Menurut Suharsimi Arikunto (1998), variabel adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Secara sederhana

variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian, fenomena atau

konsep yang memiliki variasi atau ragam nilai baik dari segi bentuk,

kualitas, kuantitas, mutu standar dan lainnya. Objek dalam penelitian ini

yaitu sistem penyimpanan family folder pada berkas rekam medis pasien

rawat jalan di Puskesmas Sorawolio.

D. Instrumen Penelitian

1. Alat dokumentasi

Alat dokumentasi yaitu alat yang digunakan untuk mengambil gambar

hasil observasi atau pengamatan di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat


23

Jalan (TTPRJ) dan ruang penyimpanan rekam medis di Puskesmas

Sorawolio.

2. Alat tulis

Alat tulis yaitu alat yang digunakan untuk menulis hasil wawancara dari

satu kepala ruang unit rekam medis dan satu petugas rekam medis bagian

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TTPRJ) dan hasil observasi.

3. Pedoman observasi

Pedoman observasi yaitu lembaran hasil objek penelitian yang diamati.

4. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

kepada satu kepala ruang unit rekam medis dan satu petugas rekam medis

bagian Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TTPRJ)

5. Perekam suara

Perekam suara yaitu alat yang digunakan untuk merekam suara dari

satu kepala ruang unit rekam medis dan satu petugas rekam medis bagian

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TTPRJ) saat melakukan

wawancara.

E. Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data

a. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumbernya yaitu observasi dan wawancara kepada petugas rekam medis

dan kepala rekam medis terkait dengan belum digunakannya rekam


24

medis elektronik pada puskesmas Sorawolio.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang yang diperoleh dari rekam

medis pada puskesmas Sorawolio.

2. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah dengan observasi yaitu

pengumpula data dengan mengetahui obyek secara langsung yang

akan diteliti berkaitan dengan belum digunakannya rekam medik

elektronik. selain itu cara wawancara dengan kepala unit rekam medis

dan petugas di bagian rekam medik dan membuat daftar pertanyaan

untuk mendapatkan jawaban dari petugas tentang belum digunakannya

rekam medik elektronik.

F. Uji Keabsahan Data

Teknik yang digunakan oleh metode kualitatif untuk menjamin akurasi

dan kredibilitas hasil penelitian yaitu triangulasi. Triangulasi data berarti

menggunakan bermacam-macam data, menggunakan lebih dari satu teori,

beberapa teknik analisa, dan melibatkan banyak peneliti.

Alasan menggunakan triangulasi adalah bahwa tidak ada metode

pengumpulan data tunggal yang sangat cocok dan dapat benar-benar sempurna.

Penggunaan triangulasi sangat membantu, tetapi sekaligus juga sangat mahal.

Dalam banyak penelitian, peneliti umumnya menggunakan teknik triangulasi

dalam arti menggunakan interview dan observasi.


25

G. Pengolahan Dan Analisa Data.

1. Pengolahan data

Data yang sudah terkumpul di dalam tahap pengumpulan data,

kemudian perlu diolah kembali. Pengolahan data tersebut memiliki tujuan

agar data lebih sederhana, sehingga semua data yang telah terkumpul dan

menyajikannya sudah tersusun dengan baik dan rapi kemudian baru

dianalisis. Tahap-tahap dalam pengolahan data

a. Penyuntingan (editing) merupakan kegiatan memeriksa seluruh daftar

pertanyaan yang dikembalikan responden.

b. Pengkodean (coding) adalah kegiatan Setelah diakukannya

penyuntingan data, kegiatan berikutnya yaitu Pengkodean yang

dilakukan dengan menggunakan cara memberikan simbol atau tanda

yang berupa angka terhadap jawaban responden yang diterima.

c. Tabulasi (tabulating) merupakan kegiatan menyusun dan juga

menghitung data dari hasil pengkodean, kemudian akan

disajikandalam wujud tabel.

2. Penganalisisan Data Apabila

Proses pengolahan data telah selesai, maka proses selanjutnya yaitu

analisis data. kemudian tujuan analisis data adalah untuk

menyederhanakan dan juga memudahkan data untuk ditafsirkan. Setelah

datanya sudah terkumpul, maka diklasifikasikan menjadi dua kelompok,


26

yakni data kuantitatif dengan bentuk angka-angka dan data kualitatif yang

lebih dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol.

H. Rencana Penelitian

Adapun rencana penelitian ini menggunakan pedoman wawancara

dimana subjek/responden A yaitu kepala ruang unit rekam medis dan

subjek/responden B yaitu petugas rekam medis bagian Tempat Pendaftaran

Pasien Rawat Jalan (TPPRJ). Dan observasi dalam penelitian ini terletak di

Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) dan ruang penyimpanan

rekam medis di Puskesmas Sorawolio. Serta studi dokumentasi dalam

penelitian ini berupa gambar dokumen rekam medis, profil Puskesmas

Sorawolio, SOP mengenai sistem penyimpanan rekam medis Puskesmas

Sorawolio, sistem penomoran rekam medis Puskesmas Sorawolio, sistem

pengambilan rekam medis Puskesmas Sorawolio, dan sistem pengembalian

rekam medis Puskesmas Sorawolio.

I. Penyajian Data

Data yang disajikan adalah hasil penelitian di Puskesmas Sorawolio, yang

diproses dengan teknik pengumpulan data seperti, wawancara (interview),

observasi, dan studi dokumentasi. Data-data ini bertujuan untuk menemukan

kesimpulan dari penelitian ini serta mengambil tindakan.


27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1) Letak geografi

Puskesmas Sorawolio terletak kurang lebih 15 km kearah timur dari

Pusat Kota Baubau tepatnya di kelurahan bugi kecamatan sorawolio dengan

luas wilayah kerja puskesmas perawatan sorawolio adalah 83,25 km2

dengan batas – batas administrasi sebagai berikut :

 Sebelah utara : Berbatasan dengan kecamatan bungi

 Sebelah timur : Berbatasan dengan kecamatan pasarwajo

 Sebelah selatan : Berbatasan dengan kecamatan sampolawa

 Sebelah barat : Berbatasan dengan kecamatan wolio

2) Tenaga Kesehatan

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Dokter Umum 2 orang, (1 orang PTT, 1
orang ASN)
2 Dokter Gigi 1 Orang (Mengikuti
Pendidikan
3 Kesmas 5 orang (1 orang merangkap
Kapus, 1 orang merangkap
KTU
4 Apoteker 2 orang
5 Perawat 10 orang
6 Bidan 3 orang
7 Sanitarian 2 orang
28

8 Perawat Gigi 1 orang


9 Gizi 1 orang
10 Ahli Laboratorium Medik 1 orang

B. Hasil Penelitian

1. Manusia (Man)

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pengelolaan rekam medis

membutuhkan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam

medis dan informasi kesehatan. Seorang profesi rekam medis merupakan

lulusan dari program diploma hingga sarjana rekam medis dan informasi

kesehatan (Permenkes No. 55 Tahun 2013).

Menurut Budi (2011) untuk menjalankan pekerjaan di rekam medis

diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam

medis. Seorang profesi perekam medis merupakan lulusan dari program

diploma 3 pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan. Profesi

perekam medis harus menguasai kompetensinya sebagai seorang perekam

medis. Kompetensi pokok meliputi 5 hal, yaitu klasifikasi dan

kodifikasi penyakit/ tindakan, aspek hukum rekan medis dan etika

profesi, manajemen rekam medis dan informasi kesehatan, menjaga dan

meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan, statistik


29

kesehatan. Kompetensi pendukung meliputi 2 hal, yaitu kemitraan

kesehatan dan manajemen unit kerja rekam medis.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa sebagian petugas

kesehatan yang bertugas di rekam medis bukan yang melatarbelakangi

pendidikan RMIK dan petugas tersebut belum pernah mengikuti pelatihan

terkait penggunaan komputer atau tekonologi informasi dan di dapatkan

beban kerja yang diperoleh saat menggunakan sistem berbasis kertas sangat

tidak efisien karna masih menggunakan yang manual harus dicari yang

mana nomor dan buku bantunya, serta Kesiapan seadanya basic rekam

medis pelatihan yang gunakan sebatas kemampuan dari petugas.

Hasil ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan petugas.

“untuk saat ini pendidikan RMIK Belum ada dan petugas sekarang
belum mengikuti pelatihan, pernah ada ikut pelatihan tapi sudah
pindah
“lebih ringan computer, waktu lebih efektif saat menggunakan
“oh iya kalau
computer memangkertassaat ini masih
manual belumdicari
adamana
pendidikan
nomornyayang
dan
melatarbelakangi
buku bantunya RMIK dan belum ada kemampuan yang
menjalankan yang mengikuti pelatihan, Kesiapan seadanya
(Responden A) basic
rekam medis pelatihanx gunakan sebatas kemampuan saja
“beban kerja yang diperoleh saat menggunakan sistem berbasis
kertas sangat tidak efisien

(Responden B)

Hal yang sama juga diucapkan oleh informan selanjutnya :

Hal tersebut di perkuat dengan hasil triangulasi. Berdasarkan

pernyatan trianguasi, Puskesmas Sorawolio untuk semua pegawai belum

mampu mengoperasikan komputer serta belum mendapatkan pelatihan


30

kecuali pegawai tertentu yang ditunjuk oleh atasan. Berikut hasil

triangulasiya :

“ Tidak semua pegawai mampu mengoperasikan komputer


“ Tidak semua pegawai mendapatkan pelatihan komputer karena
pegawai tertentu yang ditunjuk oleh atasan

Informan triangulasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di ruangan pcare rekam medis

di Puskesmas Sorawolio bahwa tidak adanya petugas berlatar belakang

pendidikan RMIK (Rekam Medis dan Informasi Kesehatan). Namun tetap ada

petugas yang bekerja bagian pcare rekam medis dilakukan oleh tiga petugas

rekam yang berlatar belakang jurusan SKM, Bidan dan Perawat.

Tabel 4.

Hasil observasi aspek man

No Aspek yang di amati Ya Tidak Keterangan


1. Terdapat petugas  Tidak terdapatkan
rekam medis di petugas rekam medis
Puskesmas Soawolio / / tidak semua
Tidak Semua Pegawai pegawai yang
yang mampu mampu
mengoperasikan mengoperasikan
komputer komputer
2. Terdapat Pelatihan  Tidak semua
komputer / Teknologi pegawai mengikuti
informasi pelatihan komputer /
teknologi informasi

2. Metode (Methode)
31

Metode (methode) adalah tata cara kerja yang memperlancar

pekerjaan dan ditetapkan melalui standar prosedur. Sebuah metode dapat

dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan

memberikan berbagai pertimbangan- pertimbangan kepada sasaran,

fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan

kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang

melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka

hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam

manajemen tetap manusianya sendiri.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa saat ini alur pelayanan

rekam medis di puskesmas sorawolio masih menggunakan sistem manual

dimana pelayananan yang manual itu dimulai dari awal petugas rekam

medis menunggu pemberitahuan petugas loket, jika ada pasien petugas loket

sampaikan ke pasien berapa nomor map sesudah itu disampaikan ke petugas

rekam medis untuk mengambilkan map tersebut, selanjutnya periksakan

riwayat sebelumnya pasien saat dia berkunjung sebelumnya, setelah itu

berikan ke petugas loket daftar dibuku register pendaftaran, sesudah itu

berikan map itu ke poli tujuan pasien ingin berobat, dan untuk aplikasi

pcare BPJS Kesehatan sudah dilaksanakan dan belum terdapat SOP dan

terdapat jaringan sendiri wifi tetapi tidak dapat menunjang persiapan

implementasi penggunaaan rekam medis elektronik.

Hasil ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan petugas.


“untuk saat ini yang digunakan masih sistem manual, jika
menggunakan sistem komputer alur dibantu lebih efektif secara
waktunya pun lebih mudah dan lebih cepat
“Sudah pake aplikasi pcare BPJS Kesehatan hanya soape belum ada
“Ia ada jaringan sendiri wifi, tetapi disini belum dapat menunjang
persiapan implementasi penggunaan rekam medis elektronik

(Responden A)
32

Hal yang sama juga diucapkan oleh informan selanjutnya :

“kami di puskesmas ini masih menggunakan sistem manual sehingga


alur menjadi tidak lebih efisien dan disini juga belum ada soape

“ ia ada jaringan tetapi terkadang kami menggunakan wifi sendiri


dan jaringan wifi ini belum dapat menunjang persiapan
implementasi penggunaan rekam medis elektronik

(Responden B)

Hal tersebut di perkuat dengan hasil triangulasi. Berdasarkan pernyatan

trianguasi, Puskesmas Sorawolio sudah ada SOP penggunaan pcare dan belum

ada gambaran mengenai rencana pengimplementasian rekam medis elektronik, hal

ini dikarenakan masih menggunakan sistem manual dan hanya penggunaan pcare

saja yang menggunakan komputer. Berikut hasil triangulasiya :

“ kalau soal SOP itu sudah ada tapi disini khusus penggunaan pcare
saja dan mengenai rencnana pengimplementasi rekam medis
elektronik itu belum ada sop sebab kami belum mempunyai SOP

Informan triangulasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, belum terdapat SOP

yang mengatur tentang alur penyimpanan dan pengambilan berkas rekam

medis dan Kegiatan tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP, hal ini

dikarenakan belum ada persiapan mengenai implementasi penggunaan

rekam medis elektronik. Berikut hasil observasinya.

Tabel 5
33

Observasi aspek methode


No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
1. Ada SOP kegiatan  Terdapat SOP
berbasis komputerisasi kegiatan berbasis
komputerisasi yang
berhubungan dengan
pcare BPJS
2. Kegiatan dilaksanakan  Kegiatan tidak
sesuai dengan SOP sesuai dengan SOP,
hal ini dikarenakan
masih menggunakan
sistem manual

Observasi flow chart Aspek Methode SOP pcare BPJS

Membuka Internet Mozilla


Pendaftaran Firefox / Google Chrome

Pasien
Http//pcare.bpjs-
kesehatan.go.id
Petugas
Menu Log in

Username Dan Password

Menu Awal Pcare


34

Entry Data

Klik pendaftaran pasien

Isi Nomor Askes/BPJS

Jenis kunjungan Sakit / Sehat Perawatan di Isi Rawat jalan / Inap

Poli yang dituju (Umum, Gigi, KB/ lainnya dan dilengkapi dengan keluhan pasien Simpan
9

1. Mesin (machine)

Mesin merupakan alat yang memberikan kemudahan bagi seseorang

melakukan pekerjaan sehingga memberikan keuntungan dan efisiensi kerja.

Rekam medis elektronik membutuhkan komputer dan perangkat

pendukung lainnya dalam prosesnya. Rekam medis elektronik

memberikan banyak kemudahan dan efisiensi waktu dalam proses

pelayanan kesehatan. Rekam medis elektronik yang terintegrasi

memudahkan penyimpanan riwayat pasien hingga penyusunan laporan.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa saat ini komputer

yang digunakan di puskesmas sorawolio terdapat 3 komputer dan komputer

tersebut dibeli tahun 2012, spesifikasi komputer belum ditahu bagaimana

cara penggunaannya dan belum memiliki server tersendiri, untuk proses

perawatan komputer di puskesmas saat mengalami masalah dibawah ke


35

tukang service komputer, komputer di puskesmas mampu menyediakan data

yang dibutuhkan dan bisa di akses untuk menunjang persiapan penggunaan

rekam medis elektronik, masih belum ada tenaga pengelola dalam

penggunaan persiapan rekam medis elektronik. Hasil ini sesuai dengan

kutipan wawancara dengan petugas.

“ Sisa 3 jumlah komputer dan komputer ini kami dibeli tahun 2012, selanjutnya untuk
mengenai spesifikasi komputer kami belum mengetahuinya, belum ada server. Kalau
untuk perawatan komputer
ketika ada masalah saja dan dilaporkan bahwa sudah rusak usulkan kembali penggadaan
barang dan ia komputer ini mampu menyediadakan data yang dibutuhkan dan soal
persiapannya tenaga belum ada, persiapkan komputer ada hanya pengelola yang tidak
ada

(Responden A)

Hal yang sama juga diucapkan oleh informan selanjutnya

“kami menggunakan 3 buah komputer dan dibeli tahun 2012,kalau soal mengenai
spesifikasi komputer ini pun kami belum mengetahuinya soalnya belum ada sever yang
menunjang persiapan implementasi penggunaan rekam medis elektoronik.
“ kami melakukan perawatan komputer ketika ada masalah saja ee selanjutnya
komputer ini juga dapat menyediakan data yang dibutuhkan, kalau soal persiapan
tenaga belum ada, yang ada hanya hanya persiapan komputer saja

(Responden B)

Hal tersebut di perkuat dengan hasil triangulasi. Berdasarkan

pernyatan trianguasi, Puskesmas Sorawolio mempunyai 5 buah komputer

tetapi yang bisa digunakan hanya 3 buah dan 2 buahnya dalam keadaan

rusak dan untuk processor yang digunakan yaitu I5-64000 T dengan

jumlah RAM 4 GB. Berikut hasil triangulasiya :

“ Disini kami hanya menggunakan 3 buah komputer saja yang


masih dalam keadaan baik dan untuk processor I5-6400T dan untuk
ramnya 4 GB

Informan triangulasi
36

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Puskesmas Sorawolio,

yaitu komputer dalam keadaan baik dan mampu menyediakan data yang

dibutuhkan dan kapanpun bisa di akses tetapi komputer tersebut belum dapat

menunjang proses kerja persiapan implementasi rekam medis elektronik, belum

ada kemampuan untuk mengoperasikan komputer dalam mengaplikasian

penggunaan rekam medis elektronik Berikut hasil observasinya :

Tabel 6.

Observasi aspek machine

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


1. Komputer dalam keadaan baik  Terdapat komputer

2. Software komputer mampu  Terdapat software


menyediakan data yang komputer yang
dibutuhkan dan kapanpun bisa mampu menyediakan
di akses data yang dibutuhkan
3. Kemampuan mengoperasikan  Tidak terdapat
komputer yang ia mampuni kemampuan dalam
dalam mengaplikan mengoperasikan
penggunaan rekam medis penggunaan rekam
elektronik medis elekronik, hal
ini dikarenakan masih
sistem manual rekam
medisnya dan yang
menggunakan rekam
medis elektronik
hanya BPJS pcare
4. Adanya hardware (komputer,  Terdapat hardware
printer, scanner) tetapi tidak (komputer, printer,
dapat menunjang proses kerja scanner) tetapi tidak
persiapan implementasi rekam dapat menunjang
medis elektronik proses kerja
persiapan
implementasi rekam
37

medis elektronik

2. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan

bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain

manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan

bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia

tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki. Rekam medis berisi data yang bersifat rahasia sehingga

harus dilindungi. Oleh karena itu rekam medis elektronik menyediakan fitur

yang memastikan kerahasiaan setiap data yang tersimpan di dalamnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan manajemen klinik diperoleh informasi

bahwa manajemen telah siap menyediakan semua bahan yang dibutuhkan

untuk mendukung pelaksanaan rekam medis elektronik nantinya berupa

aplikasi dan perangkat komputer.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa untuk saat ini

dipuskesmas belum ada roadmap pengembangan atau rencana implementasi

rekam medis elektronik, dan terdapat jaringan wifi dipuskesmas serta

memiliki kapasitas bandwidth rata-rata 2Mbps, kondisi koneksi internet di

puskesmas cukup baik dan cukup kencang, koneksi internet lambat atau

putus saat mati lampu menggunakan wifi sendiri, kendala yang ditemukan

pada saat persiapan penggunaan rekam medis elektronik yaitu petugas yang

bisa komputer.
38

Hasil ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan petugas.

Belum ada roadmap pengembangan atau rencana implementasi


rekam medis elektronik dan saat ini ada jaringan internet di
puskesmas sehingga tidak terbatas penggunaan wifinya bahkan
cukup kenjang juga saat merujuk kecuali saat mati lampu saja dan
mati lampu juga ini kita biasa pake wifi sendiri, selanjutnya
mengenai kendalanya disini yang tahu saja dalam menggunakan
komputer

(Responden A)

Hal yang sama juga diucapkan oleh informan selanjutnya

Menurut yang saya tahu disini belum ada roadmap dalam


penggunaan implementasi rekam medis elektronik dan kalau untuk
jaringan internet disini cukup kencang bahkan terkadang itu tidak
terbatas penggunaan wifinya

(Responden B)

Hal tersebut di perkuat dengan hasil triangulasi. Berdasarkan pernyatan

trianguasi, Puskesmas Sorawolio mempunyai 1 buah provider jaringan internet

dengan jumlah badwithnya sebesar 300 Mbps. Berikut hasil triangulasiya :

“ Disini kami hanya menggunakan 1 buah provider jaringan internet


dengan jumlah kapasitas internet badwithnya sebesar 300 Mbps

Informan triangulasi

Berdasarkan hasil observasi terdapat akses jaringan internet dan tidak

terdapat unit kerja rekam medis untuk melakukan perencanaan alur kerja rekam

medis elektronik.

Tabel 7.

Hasil observasi aspek material

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


39

1. Terdapat akses internet  Terdapat akses


internet
2. Unit kerja rekam medis  Tidak terdapat
melakukan perencanaan Unit kerja rekam
persiapan alur kerja rekam medis melakukan
medis elektronik perencanaan
persiapan alur
kerja rekam
medis elektronik

3. Uang (money)

Menurut Rusdarti (2008), uang (money) merupakan satu unsur yang

tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai

besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar

dalam perusahaan.

Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat

diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya

hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam

perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk

mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.

Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli

serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena

segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini berhubungan

dengan anggaran yang digunakan dalam pengelolaan rekam medis untuk

meningkatkan kualiatas pelayanan pada pasien. Dana adalah salah satu hal

yang paling berperan untuk mencapai suatu sistem di fasilitas kesehatan agar
40

tercapai pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan yang diharapkan

pasien. Apabila dana tidak memenuhi dalam pengadaan peralatan

pendukung maka kinerja pelayanan akan berkurang.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa untuk saat ini

dipuskesmas masih menggunakan sistem rekam medis manual sehingga

membutuhkan dana khusus untuk pengadaan kertas atau formulir rekam

medis. Manajemen membuat perencaan biaya setiap tahun untuk pengadaan

dan penyimpanan rekam medis.

Hasil ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan petugas.

“ Anggaran di cairkan setiap bulannya, pada pertengahan bulan


“ Iya sudah untuk perawatan komputer saja, untuk pengadaan di
kondisikan dengan kebutuhan puskesmas setiap tahunnya karna
anggaran pertengahan berbeda - beda sesuai usulan anggaran.
“ Akan di lakukan pengusulan anggaran pada tahun berikutnya
“ Untuk tahun ini belum di usulkan lagi.
“ belum ada nilai yang dianggarkan untuk pengadaan sistem rekam
medis elektronik
“ Iya, jika memang di butuhkan.

(Responden A)

Hal yang sama juga diucapkan oleh informan selanjutnya

Menurut yang saya tahu saja ini anggaran ini di cairkan setiap
bulannya dan sudah ada pengadaan serta perawatan komputer
tetapi khusus perawatan komputer saja bukan untuk persiapan
implementasi rekam medis elektoronik
(Responden B)

Hal tersebut di perkuat dengan hasil triangulasi. Berdasarkan pernyatan

trianguasi, Puskesmas Sorawolio belum mempunyai anggaran terkait penggunaan

sistem RME. Berikut hasil triangulasiya :


41

“ Untuk anggaran sistem RMR untuk saat ini beum ada


amggarannya dan untuk selanjutnya anggaran untuk RME kami Be
belum atau kapan di anggarkan
rda “ proses penggarannya belum diketahui dari puskesmas atau dari sar
dinas
ka n
Informan triangulasi
hasil observasi yaitu terdapat proses penganggaran dana di puskesmas/RS tetapi

khusus anggaran yang sistem manual bukan yang berbasis rekam medis

elektronik.

Tabel 7.

Hasil observasi aspek money

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan


1 Tersedia anggaran untuk  Tidak Tersedia
pengembangan sistem RME anggaran untuk
pengembangan
sistem RME

C. Pembahasan

Identifikasi dibutuhkan dalam perencanaan implementasi rekam

medis di unit rekam medis. Unsur-unsur yang diidentifikasi antara lain man

(sumber daya manusia), money (uang yang diperlukan), methode

(metode), machine (mesin) dan material (bahan – bahan yang diperlukan dalam

kegiatan).

1. Manusia (Man)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa

petugas kesehatan melakukan uraian tugas sesuai dengan standar prosedur

yang sudah ditetapkan. Namun terdapat petugas yang mengerjakan di


42

bagian rekam medis bukan yang melatarbelakangi pendidikan RMIK

sehingga deskripsi kerja tidak sesuai dengan kompetensinya karena belum

berkualifikasi perekam medis. Pihak puskesmas sorawolio merencanakan

untuk memiliki sumber daya manusia dengan latar belakang perekam medis

dan informasi kesehatan sehingga nantinya pengelolaan rekam medis

sesuai dengan kompetensinya mulai dari pendaftaran, assembling,

indexing, koding, analising, filing dan koding.

Puskesmas Sorawolio merupakan salah satu fasilitas kesehatan

tingkat I yang melayani pasien BPJS. Oleh karena itu pihak manajemen

klinik menginginkan implementasi rekam medis elektronik melancarkan

dan mempercepat proses pelayanan pasien hingga klaim.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dikemukakan oleh Winda Wahyu Ningtyas dan Sudalhar (2020) dengan

judul persiapan penerapan rekam medis elektronik di puskesmas

pungpungan kecamatan kalitidu kabupaten bojonegoro terdapat hasil

wawancara di dapatkan bahwa Puskesmas Pungpungan belum memberikan

pelatihan dengan menggunakan aplikasi rekam medis elektronik. Pelatihan

pernah dilakukan pada tahun 2014 akan tetapi itu adalah pelatihan dalam

menggunakan SIMPUS. Aplikasi SIMPUS dengan rekam medis elektronik

memang tidak jauh berbeda, akan tetapi sebaiknya tetap harus diberikan

pelatihan untuk penggunaan rekam medis elektronik. Berdasarkan hal

tersebut, maka persiapan terkait SDM belum sesuai dengan WHO karena

puskesmas belum memberikan pelatihan mengenai rekam medis elektronik


43

kepada seluruh karyawan dan karyawan baru. Jadi sejauh ini persiapan

yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Pungpungan dalam penerapan rekam

medis elektronik yang berhubungan dengan SDM adalah memberikan

sosialisasi kepada seluruh karyawan puskesmas tentang rekam medis

elektronik dan memberikan pengarahan kepada seluruh karyawan untuk

selalu membiasakan diri mengoperasikan komputer khususnya

menggunakan sistem informasi manajemen Puskesmas. Sedangkan

persiapan yang belum dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada

seluruh karyawan dan karyawan baru. Semakin tinggi pendidikan makin

cepat responden mendapatkan pemahaman tentang pentingnya persiapan

rekam medis. Sebaliknya kurangnya pendidikan/pendidikan rendah yang

dimiliki sebagian besar responden menyebabkan rata-rata dari mereka sulit

menyerap pemahaman tentang persiapan rekam medis.

2. Metode (Methode)

Pengelolaan puskesmas sorawolio telah memiliki standar prosedur

dalam pelayanan kesehatan, khususnya pengelolaan rekam medis.

Meskipun beberapa kali tidak terlaksana dengan baik, khususnya

dalam pengambilan rekam medis pasien yang berkunjung ulang. Kesiapan

implementasi rekam medis elektronik memudahkan setiap proses sub unit

rekam medis seperti pendaftaran, assembling, filing, pelaporan dan koding.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dikemukakan oleh Winda Wahyu Ningtyas dan Sudalhar (2020) dengan

judul persiapan penerapan rekam medis elektronik di puskesmas


44

pungpungan kecamatan kalitidu kabupaten bojonegoro terdapat hasil

wawancara di dapatkan bahwa Keamanan data di Puskesmas Pungpungan

menggunakan username dan password. Selain kemanan data, proses back

up data juga telah dipersiapkan oleh Puskesmas Pungpungan. Back up data

juga merupakan sebuah kemanan data yang harus dipersiapkan oleh sebuah

institusi kesehatan yang akan menerapkan rekam medis elektronik. Di

Puskesmas Pungpungan proses back up data dilakukan setiap selesai

pelayanan pagi dan sore. Proses back up data ini masih dilakukan secara

manual, jadi puskesmas belum melakukan back up data secara otomatis.

3. Mesin (Machine)

Mesin merupakan alat yang memberikan kemudahan bagi seseorang

melakukan pekerjaan sehingga memberikan keuntungan dan efisiensi

kerja. Rekam medis elektronik membutuhkan komputer dan perangkat

pendukung lainnya dalam prosesnya. Rekam medis elektronik

memberikan banyak kemudahan dan efisiensi waktu dalam proses

pelayanan kesehatan. Rekam medis elektronik yang terintegrasi

memudahkan penyimpanan riwayat pasien hingga penyusunan laporan

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa saat ini komputer

yang digunakan di puskesmas sorawolio terdapat 3 komputer dan komputer

tersebut dibeli tahun 2012, spesifikasi komputer belum ditahu bagaimana

cara penggunaannya dan belum memiliki server tersendiri, untuk proses

perawatan komputer di puskesmas saat mengalami masalah dibawah ke

tukang service komputer, komputer di puskesmas mampu menyediakan


45

data yang dibutuhkan dan bisa di akses untuk menunjang persiapan

penggunaan rekam medis elektronik, masih belum ada tenaga pengelola

dalam penggunaan persiapan rekam medis elektronik

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dikemukakan oleh tomy syahputra (2018) dengan judul faktor penghambat

penerapan rekam medis elektronik di RSUD Kota Yogyakarta terdapat

hasil wawancara di dapatkan bahwa Dari segi machines maih terkedala

pada server. SIMRS belum sepenuhnya mendukung. masih sering terjadi

hang, restart ulang. Terganjal penanggaran untuk pengadaan server. Tidak

ada dukungan manajemen yang jelas untuk pengembangan rekam medis

elektronik. Sudah adanya usulan pengadaan server terkait rekam medis

elektronik tetapi belum ada kejelasan. manajemen sudah mendukung tapi

langkah konkret sampai saat ini belum ada.

4. Material

Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan

jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain

manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan

bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia

tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

Rekam medis berisi data yang bersifat rahasia sehingga harus

dilindungi. Oleh karena itu rekam medis elektronik menyediakan fitur yang

memastikan kerahasiaan setiap data yang tersimpan di dalamnya.


46

Berdasarkan hasil wawancara dengan puskesmas sorawolio informasi

bahwa manajemen telah siap menyediakan semua bahan yang dibutuhkan

untuk mendukung pelaksanaan rekam medis elektronik nantinya berupa

aplikasi dan perangkat komputer.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dikemukakan oleh Winda Wahyu Ningtyas dan Sudalhar (2020) dengan

judul persiapan penerapan rekam medis elektronik di puskesmas

pungpungan kecamatan kalitidu kabupaten bojonegoro terdapat hasil

wawancara di dapatkan bahwa dokumen yang sudah dipersiapkan oleh

Puskesmas Pungpungan dalam penerapan rekam medis elektronik yaitu

berupa dokumen rencana kegiatan tahunan (roadmap) yang berisi kegiatan -

kegiatan yang harus dilakukan sejak tahun 2014 untuk menerapkan rekam

medis elektronik di tahun 2018, selain dokumen tersebut juga terdapat

dokumen teknis rangka kegiatan yang telah dipersiapkan oleh puskesmas,

dokumen ini berisi tentang tata cara pengimplementasian rekam medis

elektronik. Jadi persiapan yang sudah dilakukan oleh Puskesmas

Pungpungan dalam penerapan rekam medis elektronik yang ditinjau dari

unsur manajemen materials adalah puskesmas telah menyiapkan dokumen

rencana kegiatan tahunan (roadmap), dokumen teknis rangka kegiatan,

dokumen prosedur manajemen RME, dasar hukum penyelenggaraan rekam

medis elektronik serta menganalisis item yang ada pada aplikasi rekam

medis elektronik. Sedangkan untuk persiapan yang belum dilakukan adalah

pembuatan surat keputusan yang dikeluarkan oleh kepala puskesmas


47

tentang penerapan rekam medis elektronik dan pembuatan prosedur ketika

terjadi kejadian terburuk

5. Uang (Money)

Uang merupakan alat yang penting untuk mencapai tujuan karena

segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini

berhubungan dengan anggaran yang digunakan dalam pengelolaan rekam

medis untuk meningkatkan kualiatas pelayanan pada pasien. Dana adalah

salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai suatu sistem di fasilitas

kesehatan agar tercapai pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan yang

diharapkan pasien. Apabila dana tidak memenuhi dalam pengadaan

peralatan pendukung maka kinerja pelayanan akan berkurang.

Setelah dilakukan wawancara didapatkan bahwa untuk saat ini

dipuskesmas sorawolio masih menggunakan sistem rekam medis manual

sehingga membutuhkan dana khusus untuk pengadaan kertas atau formulir

rekam medis.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dikemukakan oleh Winda Wahyu Ningtyas dan Sudalhar (2020) dengan

judul persiapan penerapan rekam medis elektronik di puskesmas

pungpungan kecamatan kalitidu kabupaten bojonegoro terdapat hasil

wawancara di dapatkan bahwa Persiapan yang sudah dilakukan untuk

penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Pungpungan dari segi

money adalah adanya pembuatan anggaran dan persetujuan anggaran.

Anggaran tersebut dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan peralatan atau


48

sarana prasarana yang diperlukan. Sumber dana yang digunakan untuk

pembelian kebutuhan dalam gedung menggunakan dana BLUD yaitu dana

yang berasal dari pendapatan Puskesmas itu sendiri, misalnya seperti dana

kapitasi, hasil kerjasama, dan pendapatan dari pasien yang tidak memiliki

jaminan kesehatan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun simpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Dari aspek man diketahui bahwa seluruh pegawai puskesmas

sorawolio belum pernah mengikuti pelatihan terkait penggunaan

komputer / teknologi informasi namun ada beberapa petugas yang bisa

mengoperasikan komputer.

2. Dari aspek methode sudah ada SOP untuk pelayanan dan pengelolaan

rekam medis yang berbasis kertas. Puskesmas Sorawolio

menggunakan p-Care BPJS kesehatan namun SOP-nya belum

dituangkan secara tertulis.

3. Dari aspek machine puskesmas sorawolio memiliki 3 buah komputer

yang digunakan untuk pengolaan rekam medis yang berbasis kertas

dan penggunaan softawre p-Care BPJS Kesehatan.


49

4. Dari aspek material terdapat jaringan wifi dipuskesmas dengan

kapasitas bandwidth rata-rata 2Mbps, kondisi koneksi internet di

puskesmas cukup baik dan cukup kencang, namun terhambat ketika

terdapat pemutusan arus listrik.

5. Dari aspek money, Puskesmas Sorawolio belum mempunyai anggaran

terkait pengadaan sistem RME.

B. SARAN

Adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai langkah awal, sebaiknya Puskesmas Sorawolio membuat

perencanaan terkait dengan implementasi rekam medis elektronik.

2. Sebaiknya para petugas Puskesmas diberikan pelatihan terkait

teknologi informasi.

3. Sebaiknya dapat dianggarkan penambahan komponen unit komputer

(hardware) sebagai penunjang rencana pelaksanaan implementasi

rekam medis elektronik kemudian diikuti dengan penganggaran

software-nya.
50

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R., Kusnanto, H., & Istiono, W. (2017). ANALISIS KESUKSESAN

IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI RS UNIVERSITAS

GADJAH MADA. Jurnal Sistem Informasi, 13(2), 90-96.

https://doi.org/10.21609/jsi.v13i2.544

Boy S Sabarguna. 2005. Analisis Pemasaran Rumah Sakit. Konsorium Rumah

Sakit Islam Jateng DIY.

Bromley, Daniel W., 1989, Economic Interest & Institutions : The Conceptual

Foundation of Public Polecy, Brasil Black well, New York. Brontowasisto.

2003.

Hatta G.R. 2009. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana

Pelayanan Kesehatan. Jakarta : UI-Press.

Heinzer, M. (2010). Essential elements of nursing notes and the transition

to electronic health records. J Health Inform Manag, 24(4), 53-59.

Ajami, S. dan Bagheri-Tadi, T. (2013). Barriers for adopting electronic

health records (EHRs) by physicians. Acta Inform Med, 21(2), 129-134.

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan- data

dalamPenelitian https://pastiguna.com/teknik-analisis-data/ di akses

tanggal 26 Mei 2021

http://pengertianbahasa.blogspot.com/.2013.02/pengertian.analisi. html, di akses

tanggal 26 Mei 2021

Jurnal Seminar Nasional dalam Konggres dan Rakernas I-IIIPORMIKI.


51

Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Notoatmodjo S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis yang selanjutnya

disebut Permenkes No.269 tahun 2008

Peranan Rekam Medis Dalam Mendukung Kebijaksanaan Pemerintah Dalam

Kaitan Rumah Sakit Sebagai Unit Swadaya.

Tomy S, 2018. Faktor Penghambat Penerapan Rekam Medis Elektronik Di

RSUD Kota Yogyakarta. Program Studi Perekam Medis Dan Informasi

Kesehatan (D-3) Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang selanjutnya

disebut UU No.44 tahun 2009.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik sebagai payung hukum penyelenggaraannya

Wiradi. 2013. Pengertian Analisis.

Winda W.N & Sudalhar, 2020. Persiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik Di

Puskesmas Pungpungan Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.

Program Studi Diploma III Perekam dan Informasi Kesehatan Stikes

Muhammadiyah Bojonegoro
52

LAMPIRAN
53

PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

Persiapan Implementasi Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Sorawolio Kota

Baubau Tahun 2021

Oleh:

Darman

PBB180037

Karya tulis ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan dipertahankan di

depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga Rekam

Medis Dan Informasi Kesehatan Juruasan Kesehatan Politeknik Baubau


54

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dian Budi Santoso, S.KM., M.P.H Wa Ode Sitti Budiaty, SKM., M.M

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Sapril, SKM., M.Sc Asriadi, S.KM., M.Kes

Direktur Politeknik Baubau Ketua Jurusan

PEDOMAN WAWANCARA

Kesiapan Implementasi Rekam Medis Elektronik

di Puskesmas Sorawolio Kota Baubau

Tahun 2021

Hari/Tanggal :

Waktu :

A. Karekteristik Informan

Jabatan :

Bagian/Unit :

B. Daftar Pertanyaan
55

a) Man

1. Ada berapa jumlah SDM dengan latar belakang pendidikan RMIK?

2. Apakah petugas sudah pernah diberikan pelatihan terkait penggunaan

komputer atau tekonologi informasi? Jika iya, pelatihan apa saja

yang sudah pernah dilakukan dan kapan pelaksanaannya?

3. Apakah ada petugas yang ahli dalam bidang teknologi informasi?

4. Bagaimana beban kerja petugas disana saat menggunakan sistem

berbasis kertas? Apakah bebannya akan lebih ringan jika dibantu

dengan sistem berbasis komputerisasi?

5. Apakah petugas memiliki kemampuan dalam mengoperasikan

komputer untuk persiapan penggunaan rekam medis elektronik ?

6. Kemampuan mengoperasikan komputer (semua pegawai tidak hanya

petugas RMIK) bagaimana secara umum

7. Sudah pernah mendapatkan pelatihan komputer atau teknologi

informasi atau belum

b) Method

1. Bagaimana alur pelayanan rekam medis berbasis kertas? Apakah alur

tersebut dapat dibuat menjadi lebih efisien jika dibantu dengan

sistem terkomputerisasi?

2. Apakah sudah ada SOP yang dirancang untuk kegiatan

komputerisasi (misal penggunaan aplikasi pcare BPJS Kesehatan)?

Jika ya apakah SOP tersebut sudah dilaksanakan dengan baik?


56

3. Apakah jaringan internet / jaringan area lokal dapat menunjang

persiapan implementasi penggunaan rekam medis elektronik

4. SOP penggunaan pcare disana seperti apa, dijabarkan, kalau perlu

dibuat flowchart

5. Apakah sudah ada gambaran / roadmap / rencana

pengimplementasian rekam medis elektronik baik dari puskesmas

maupun dari dinkes setempat

c) Machine

1. Ada berapa jumlah komputer di puskesmas?

2. Kapan komputer tersebut dibeli?

3. Bagaimana atau apa saja spesifikasi komputer tersebut?

4. Apakah puskesmas sudah memiliki komputer server sendiri? Jika

sudah apa saja spesifikasinya?

5. Bagaimana proses perawatan komputer di puskesmas?

6. Bagaimana jika komputer rusak?

7. Apakah komputer di puskesmas mampu menyediakan data yang

dibutuhkan dan bias di akses untuk menunjang persiapan

penggunaan rekam medis elektronik ?

8. Bagaimana cara pendokumentasian dalam penggunaan persiapan

rekam medis elektronik ?

9. Tuliskan ada berapa unit komputer beserta kondisi dan

spesifikasinya (Processor, RAM, dll)

d) Material
57

1. Apakah sudah ada roadmap pengembangan atau rencana

implementasi rekam medis elektronik? Jika sudah siapa yang

menyusun dan bagaimanaisi roadmap-nya?

2. Apakah ada jaringan internet di puskesmas? Jika ada berapa

kapasitas bandwith-nya?

3. Bagaimana kondisi koneksi internet di puskesmas? Apakah cukup

kencang?

4. Bagaimana jika koneksi internet lambat atau putus?

5. Apa saja kendala yang ditemukan pada saat persiapan penggunaan

rekam medis elektronik?

6. Tuliskan ketersediaan jaringan internet (ada berapa macam provider)

lalu berapa bandwith-nya

e) Money

1. Bagaimana proses penganggaran dana di puskesmas/RS?

2. Apakah pengadaan dan perawatan komputer sudah dianggarkan?

3. Bagaimana jika anggarannya kurang?

4. Apakah sudah ada anggaran untuk pengadaan sistem rekam medis

elektronik?

5. Jika pertanyaan nomor 4 menjawab sudah: Berapa nilai yang

dianggarkan?

6. Jika pertanyaan nomor 4 menjawab belum: Apakah memungkinkan

untuk dianggarkan dana bagi pengembangan sistem RME?


58

7. Apakah sudah ada anggaran untuk sistem RME, jika belum apakah

sudah ada anggaran untuk penambahan / pembaruan hardware dan

saran pendukung?

8. Proses penganggaran disana bagaimana ? apakah dianggarkan

puskesmas? Atau dianggarkan dinkes? Bagaimana jika mau

mengususlkan penganggaran untuk RME?

CHECKLIST OBSERVASI

A. Identitas Objek

1. Lokasi :

2. Waktu/tanggal:

B. Aspek yang di observasi

No Aspek yang di amati Ya Tidak Keterangan

1 Ada petugas berlatarbelakang 

pendidikan RMIK / Semua

Pegawai yang mampu

mengoperasikan komputer

2. Terdapat Pelatihan komputer / 


59

Teknologi informasi

3. Ada SOP kegiatan berbasis 

komputerisasi

4. Kegiatan dilaksanakan sesuai 

dengan SOP

5. Komputer dalam keadaan baik 

6. Terdapat akses internet 

7. Tersedia anggaran untuk 

pengembangan sistem RME

8. Kemampuan mengoperasikan 

komputer yang ia mampuni dalam

mengaplikan penggunaan rekam

medis elektronik

9. Software komputer mampu 

menyediakan data yang dibutuhkan

dan kapanpun bias di akses

10. Unit kerja rekam medis melakukan 

perencanaan persiapan alur kerja

rekam medis elektronik

11. Adanya hardware (computer,

printer, scanner) tetapi tidak dapat 


60

menunjang proses kerja persiapan

implementasi rekam medis

elektronik
61
62

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan

pemaparan penelitian, memahami informasi yang disampaikan oleh

peneliti, mengetahui tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan

kerahasiaan terhadap informasi yang saya berikan, maka dengan ini saya

secara suka rela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya

dan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Baubau, 2021

Peneliti Responden

(……………….....) (…………………)
63

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan

pemaparan penelitian, memahami informasi yang disampaikan oleh

peneliti, mengetahui tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan

kerahasiaan terhadap informasi yang saya berikan, maka dengan ini saya

secara suka rela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenar-benarnya

dan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Baubau, 2021

Peneliti Responden

(……………….....) (…………………)

BIODATA PENULIS
64

A. Identitas

Nama : Darman

Nim : PBB 180037

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tempat/Tanggal Lahir :

Suku/ Bangsa :

Alamat :

B. Riwayat pendidkan

Tahun 2006-2012 :

Tahun 2012-2015 :

Tahun 2015-2018 :

Tahun 2018-2021 :

Anda mungkin juga menyukai