Anda di halaman 1dari 94

Kodifikasi Sistem

Penginderaan, Syaraf,
Gangguan Jiwa dan
Perilaku
(KSPS)
PRODI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA


TAHUN 2022
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Achmad Yani

VISI PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

“Menghasilkan Lulusan Yang Unggul Dan Terdepan Di Bidang Coding Dan


Rekam Medis Elektronik Di Tingkat Nasional Serta Mewarisi Nilai-Nilai
Kejuangan Jenderal Achmad Yani”

MISI PRODI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
1. Melaksanakan pendidikan di bidang rekam medis dan informasi
kesehatan yang bermutu dan responsif terhadap kemajuan ilmu dan
teknologi terutama coding dan rekam medis elektronik
2. Melaksanakan kegiatan penelitian yang unggul di bidang rekam medis
dan informasi kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya bangsa, dan menghasilkan produk-produk inovasi
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang rekam medis
dan informasi kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna
4. Melakukan kerja sama yang berkelanjutan dengan stakeholder untuk
mewujudkan daya saing global.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan manajemen yang baik dan
mandiri (Good University Governance).
6. Mendalami dan mengembangkan nilai-nilai kejuangan Jenderal Achmad
Yani untuk diterapkan oleh sivitas akademika dan pendukungnya.

i
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karena berkat Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehinggal Modul Praktikum
Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa (KSPS) ini dapat
diselesaikan. Modul ini diharapkan dapat dijadikan guide line/ panduan dan
juga sebagai bahan praktek dalam perkuliahan Praktikum KSPS bagi
mahasiswa Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) Universitas
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, sehingga diharapkan dapat memacu
mahasiswa untuk berlatih secara mandiri dari berbagai sumber yang ada.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ketua Prodi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) atas
kesempatan dan arahan yang diberikan sehingga modul KSPS ini dapat ter
susun. Akhirnya, dengan kegiatan ini semoga dapat memberikan manfaat dan
kemajuan bagi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang tercinta ini. Amiin.

Sleman, 09 September 2022

Tim Penyusun

i
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

TATA TERTIB PRAKTEK

1. Mahasiswa wajib datang 10 menit sebelum mulai praktikum.


2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh praktikum 100% kehadiran.
3. Mahasiswa wajib berpakaian seragam lengkap dan rapi beserta Pin,
Name Tag, Sepatu Warna Hitam (vantofel), Kaos Kaki Putih (tidak
harus polos), dan tidak diperbolehkan mengenakan jaket.
4. Mahasiswa diwajibkan memakai hairnet bagi yang tidak memakai jilbab
dan rambut tidak boleh diwarnai.
5. Mahasiswa masuk ke Lab dengan tenang dam wajib menandatangani
daftar hadir praktikum.
6. Mahasiswa harus menjaga semua peralatan yang dipakai selama
praktikum, bila ada kerusakan atau hilang, mahasiswa harus
bertangggung jawab untuk menggantinya dengan jenis dan kualitas yang
sama.
7. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan dan kerapian ruang praktikum.
8. Mahasiswa wajib menjaga ketenangan selama praktikum.
9. Mahasiswa tidak diperbolehkan merokok, makan dan minum di ruang
praktikum.
10. Mahasiswa dilarang membawa senjata tajam.
11. Mahasiswa dilarang mengaktifkan alat komunikasi selama praktikum.
12. Mahasiswa wajib membuat laporan praktikum.
13. Mahasiswa yang tidak mematuhi peraturan dan mendapat teguran lisan
tapi tidak mengindahkan akan dikeluarkan dari ruang praktikum dan
dianggap tidak mengikuti praktikum.
14. Mahasiswa yang melanggar aturan akan dikenakan sanksi sesuai dengan
beratnya pelanggaran.
15. Tata tertib ini harap diperhatikan dan wajib ditaati.
16. Hal-hal yang belum ditentukan dalam tata tertib ini akan diputuskan
kemudian.

i
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI RMIK (D-3) FAKULTAS KESEHATAN UNJAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
NAMA MATA KULIAH KODE MATA KULIAH RUMPUN KEILMUAN MK BOBOT (sks) SEMESTER TANGGAL PENYUSUNAN
KODIFIKASI SISTEM PENGINDERAAN, SARAF, GANGGUAN
RM218301 Mata Kuliah Institusional 4 SKS (2T, 2P) III (Tiga) 22 Agustus 2022
JIWA DAN PERILAKU (KSPS)

DOSEN PENGEMBANG RPS/KOORDINATOR MK NAMA: Kori Puspita Ningsih, AMd., SKM., MKM TANDA TANGAN:
OTORISASI
KETUA PRODI NAMA: Zakharias Kurnia Purbobinuko., SIP.,MPH TANDA TANGAN:

CAPAIAN PEMBELAJARAN CPL-PRODI yang dibebankan pada Mata Kuliah


CPL 1 (S09) Menunjukkan sikap tanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
Mampu menjelaskan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis mengacu pada sistem klasifikasi internasional menggunakan cara
CPL 2 (P07) manual dan elektronik
CPL 3 (KU02) Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur.
CPL 4 (KU03) Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri
CPL 5 (KK03) Mampu melaksanakan evaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan dengan metode kuantitatif menghasilkan ketepatan pengodean sesuai sistem klasifikasi internasional yang berlaku
CPL 6 (KK04) Mampu menelusur penunjang medis dalam memvalidasi ketepatan pengkodean penyakit
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
CPMK 1 Menunjukkan sikap tanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri (CPL 1)
Mampu menjelaskan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis mengacu pada sistem klasifikasi internasional menggunakan cara
CPMK 2 manual dan elektronik (CPL 2).
CPMK 3 Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur (CPL 3).
Mampu memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri
CPMK 4 (CPL 4)
CPMK 5 Mampu melaksanakan evaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan dengan metode kuantitatif menghasilkan ketepatan pengodean sesuai sistem klasifikasi internasional yang berlaku (CPL 5)
CPMK 6 Mampu menelusur penunjang medis dalam memvalidasi ketepatan pengkodean penyakit (CPL 6).
Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)
Sub-CPMK 1 Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi sistem panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2)
mahasiswa mampu mengklasifikasikan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran,
Sub-CPMK 2 pengecapan, penghidu, dan perasa) [C3, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2)
Mahasiswa mampu merinci penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean penyakit meliputi sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa) [C2,
Sub-CPMK 3 A2, P2] (CPMK 1, CPMK 4, CPMK 6)
Mahasiswa mampu menentukan terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa) [C3, A2, P2] (CPMK 1, CPMK
Sub-CPMK 4 2)
Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa) [C3, A3, P4] (CPMK 1, CPMK 3,
Sub-CPMK 5 CPMK 5)
Mahasiswa mampu menjelaskan terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem penginderaan (penglihatan,
Sub-CPMK 6
pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa) [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2)
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem
Sub-CPMK 7 penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa) [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 3, CPMK 5)

Sub-CPMK 8 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan struktur dan fungsi sistem saraf (pusat dan perifer) [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2)
Mahasiswa mampu menentukan gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem saraf (pusat dan perifer) [C3, A2, P2] (CPMK 1,
Sub-CPMK 9 CPMK 2).
Sub-CPMK 10 Mahasiswa mampu merinci penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean pada sistem saraf [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 4, CPMK 6)
Sub-CPMK 11 Mahasiswa mampu menentukan terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada sistem saraf [C3, 2, P2] (CPMK 1, CPMK 2).
Sub-CPMK 12 Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf [C3, A3, P4] (CPMK 1, CPMK 3, CPMK 5)
Mahasiswa mampu menentukan terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem saraf [C2, A2, P2] (CPMK 1,
Sub-CPMK 13 CPMK 2).
Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem saraf [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK
Sub-CPMK 14 3, CPMK 5)
Sub-CPMK 15 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar gangguan jiwa [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2)
Sub-CPMK 16 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa [C2, A2, P3] (CPMK 1, CPMK 2).
Sub-CPMK 17 Mahasiswa mampu menentukan terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada gangguan jiwa dan perilaku [C3, A2, P2] (CPMK 1, CPMK 2).
Sub-CPMK 18 Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku [C3, A3, P4] (CPMK 1, CPMK 3, CPMK 5)
Mahasiswa mampu menentukan terminologi medis terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada gangguan jiwa dan perilaku [C2, A2, P2] (CPMK 1, CPMK
Sub-CPMK 19 2).
Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada gangguan jiwa dan perilaku [C2, A2, P2]
Sub-CPMK 20 (CPMK 1, CPMK 3, CPMK 5)
Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK
Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub-CPMK Sub-CPMK Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub- Sub-
CPMK 1 CPMK 2 CPMK 3 CPMK 4 CPMK 5 6 7 CPMK 8 CPMK 9 CPMK 10 CPMK 11 CPMK 12 CPMK 13 CPMK 14 CPMK 15 CPMK 16 Sub-CPMK 17 CPMK 18 CPMK 19 CPMK 20
CPMK 1 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
CPMK 2 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
CPMK 3 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
CPMK 4 ✔ ✔
CPMK 5 ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
CPMK 6 ✔ ✔
ANALISIS PEMBELAJARAN

DESKRIPSI SINGKAT MK Mata kuliah ini mempelajari struktur dan fungsi, gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan yang terkait , aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan, terminologi medis terkait
gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan, aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan
pelayanan kesehatan sistem panca indera, sistem saraf (pusat dan perifer), pada gangguan jiwa dan perilaku Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean pada sistem saraf. Konsep dasar gangguan jiwa, konsep
dasar pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa.
BAHAN KAJIAN: MATERI 1. Struktur dan fungsi sistem panca indera (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa.
PEMBELAJARAN 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
3. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean penyakit meliputi sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
4. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
5. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
6. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
7. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem penginderaan (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, dan perasa).
8. Struktur dan fungsi sistem saraf (pusat dan perifer).
9. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia beserta istilah medis dan tindakan yang terkait meliputi sistem saraf (pusat dan perifer).
10. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean pada sistem saraf.
11. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada sistem saraf.
12. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem saraf.
13. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem saraf.
14. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada sistem saraf
15. Konsep dasar gangguan jiwa .
16. Konsep dasar pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa
17. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada gangguan jiwa dan perilaku
18. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada gangguan jiwa dan perilaku
19. Terminologi medis terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada gangguan jiwa dan perilaku .
20. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan pada gangguan jiwa dan perilaku
REFERENSI UTAMA 1. Hatta, G. R. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
2. Shiland, B. J. 2018. Medical Terminology and Anatomy for ICD-10 Coding – eBook, 3rd Edition.Philadelphia: Mosby.
3. WHO. 2010. International Classification of Diseases, Ninth Revision – Clinical Modification. Geneva:World Health Organization.
4. WHO. 2016. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems, TenthRevision. Geneva: World Health Organization.
PENDUKUNG 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) Dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
2. Nuryati. 2011. Terminologi medis: Pengenalan Istilah Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.
3. Marie A. Moisio & Elmer W. Moisio. 2002. Medical Terminology - A Student-Centered Approach. Delmar Thomson Learning, Canada
4. Smith, Gail I.2011.Basic Current Procedural Terminology And HCPCS Coding Exercises 2nd Edition.American Health Information Management Association (AHIMA)
MEDIA PEMBELAJARAN PERANGKAT LUNAK: Browser, e-learning, Microsoft Office,Zoom Meeting
PERANGKAT KERAS: Laptop/komputer
DOSEN PENGAMPU 1. dr. Endang Purwanti, Sp.M., M.Kes
2. Kori Puspita Ningsih, AMd., SKM., MKM
3. Laili Rahmatul Imi, AMd., SKM., MPH
4. Piping Asgiani, SKM., MKM
4. Sugeng Santoso, SKM
6. Dwi Mardiyanti, SKM
7. Ratna Prahesti, MPH
8. Eniyati, SST., MHkes
9. Ristiana Arin, MPH
MATA KULIAH PRASYARAT
-
BENTUK METODE
PEMBEL KTU BELAJAR (MENIT) PENILAIAN
PEMBELAJ
MINGGU PENGALAMAN/ AKTIVITAS BELAJAR BOBOT PENILAIAN
SUB CP-MK BAHAN KAJIAN (MATERI PEMBELAJARAN) TUGAS
KE- TATAP BELAJAR MAHASISWA TEKNIK/ (%)
LURING DARING TERSTR PRAKTIK INDIKATOR KRITERIA
MUKA MANDIRI METODE
UKTUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Indra penglihatan: Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Struktur dan fungsi sistem indra penglihatan. Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
1 Sub CPMK 1-2 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
beserta istilah medis dan tindakan yang terkait sistem indra (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
penglihatan Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
sistem indra penglihatan

Kedisiplinan,
Keaktifan,
Mahasiswa mampu berdiskusi secara Penguasaan
Indra penglihatan: kelompok terkait terminologi medis Praktik,
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada konsep dasar istilah medis sistem Keseriusan
sistem penglihatan. penglihatan, mendemonstrasikan dan belajar;
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor menggunakan aturan dan tata cara Kemampuan
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan kodefikasi penyakit dan tindakan, CBT; komunikasi, 1-
pada sistem penglihatan Role Play, gejala, tanda, kelainan bawaan, dan Proses Penguasaan Potofolio
301, lab zoom
2 Sub CPMK 3-7 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Project 100 120 240 510 faktor yang mempengaruhi seseorang praktiku materi, . 2- 9,1
skill meeting
penglihatan Based kontak dengan pelayanan kesehatan m; Mind Kemampuan Rubrik
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan pada sistem penglihatan kodifikasi maping menghadapi persepsi
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan serta penelusuran penunjang medis pertanyaan,
pelayanan kesehatan pada sistem penglihatan dalam menjaga kualitas ketepatan Penggunaan alat
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean penyakit sistem peraga/presentasi
pengkodean penyakit sistem penglihatan penglihatan guna menghasilkan sebuah , Ketepatan
project penyusunan dan
organisasi hasil
diskusi

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Indra Pendengaran (telinga) : Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Struktur dan fungsi sistem indra Pendengaran (telinga) . Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
3 Sub CPMK 1-2 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
beserta istilah medis dan tindakan yang terkait sistem indra (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
Pendengaran (telinga) . Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
sistem indra Pendengaran (telinga)

Mahasiswa mampu berdiskusi secara Kedisiplinan,


Indra Pendengaran (telinga) : kelompok terkait terminologi medis Keaktifan,
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada konsep dasar istilah medis sistem Penguasaan
sistem Pendengaran (telinga) . Pendengaran (telinga) , Praktik,
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor mendemonstrasikan dan menggunakan Keseriusan
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan Collaborat aturan dan tata cara kodefikasi CBT; belajar; 1-
pada sistem Pendengaran (telinga) ive penyakit dan tindakan, gejala, tanda, Kemampuan
Proses Potofolio
301, lab zoom komunikasi,
4 Sub CPMK 3-7 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Learning 100 120 240 510 kelainan bawaan, dan faktor yang praktiku . 2- 9,1
skill meeting Penguasaan
Pendengaran (telinga) (CbL), mempengaruhi seseorang kontak m; Mind Rubrik
materi,
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan Role Play dengan pelayanan kesehatan pada maping persepsi
Kemampuan
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan sistem penglihatan kodifikasi serta menghadapi
pelayanan kesehatan pada sistem Pendengaran (telinga) penelusuran penunjang medis dalam pertanyaan,
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan menjaga kualitas ketepatan Penggunaan alat
pengkodean penyakit sistem Pendengaran (telinga) pengkodean penyakit sistem peraga/presentasi
Pendengaran (telinga)

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Indra Pembau,Pengecap: Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Struktur dan fungsi sistem indra Pembau,Pengecap. Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
5 Sub CPMK 1-2 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
beserta istilah medis dan tindakan yang terkait sistem indra Pembau, (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
Pengecap. Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
sistem indra Pendengaran (telinga)
Kedisiplinan,
Mahasiswa mampu berdiskusi secara
Keaktifan,
Indra Pembau : kelompok terkait terminologi medis
Penguasaan
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada konsep dasar istilah medis sistem indra
Praktik,
sistem Pembau Pembau , mendemonstrasikan dan
Keseriusan
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor menggunakan aturan dan tata cara
belajar;
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan kodefikasi penyakit dan tindakan, 1-
CBT; Kemampuan
pada sistem Pembau Role Play, gejala, tanda, kelainan bawaan, dan Potofolio
301, lab zoom Proses komunikasi,
6 Sub CPMK 3-7 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Project 100 120 240 510 faktor yang mempengaruhi seseorang . 2- 8,9
skill meeting praktiku Penguasaan
Pembau Based kontak dengan pelayanan kesehatan Rubrik
m; Esai materi,
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan pada sistem penglihatan kodifikasi persepsi
Kemampuan
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan serta penelusuran penunjang medis
menghadapi
pelayanan kesehatan pada sistem Pembau dalam menjaga kualitas ketepatan
pertanyaan,
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan pengkodean penyakit sistem indra
Penggunaan alat
pengkodean penyakit sistem Pembau,Pengecap pembau guna menghasilkan sebuah
peraga/presentasi
project , Ketepatan

Mahasiswa mampu berdiskusi secara


Indra Pengecap :
kelompok terkait terminologi medis
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada
konsep dasar istilah medis sistem indra
sistem Pengecap.
pengecap, mendemonstrasikan dan
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor Kedisiplinan,
menggunakan aturan dan tata cara
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan Keaktifan, 1-
kodefikasi penyakit dan tindakan, CBT;
pada sistem Pengecap Role Play, Penguasaan Potofolio
301, lab zoom gejala, tanda, kelainan bawaan, dan Proses
7 Sub CPMK 3-7 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Project 100 120 120 510 Praktik, . 3- 8,9
skill meeting faktor yang mempengaruhi seseorang praktiku
Pengecap Based Keseriusan Rubrik
kontak dengan pelayanan kesehatan m; Quiz
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan belajar; Ketepatan Holistik
pada sistem penglihatan kodifikasi
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan menjawab
serta penelusuran penunjang medis
pelayanan kesehatan pada sistem Pengecap
dalam menjaga kualitas ketepatan
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan
pengkodean penyakit sistem pengecap
pengkodean penyakit sistem Pengecap
guna menghasilkan sebuah project

e-learning:
Evaluasi Tengah
https:/elin
Semester : UTS -
g.unjaya.a
Ujian Ulang UTS
c.id)

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Indra Peraba (Kulit): Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Struktur dan fungsi sistem indra peraba Peraba (Kulit) Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
8 Sub CPMK 1-2 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
beserta istilah medis dan tindakan yang terkait sistem indra Peraba (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
(Kulit) Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
sistem indra peraba (kulit)

Kedisiplinan,
Indra Peraba (Kulit): kelompok terkait terminologi medis Keaktifan,
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada konsep dasar istilah medis sistem indra Penguasaan
sistem Peraba (Kulit). peraba (kulit) , mendemonstrasikan Praktik,
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan dan menggunakan aturan dan tata cara Keseriusan
faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kodefikasi penyakit dan tindakan, CBT; belajar; 1-
kesehatan pada sistem Peraba (Kulit) gejala, tanda, kelainan bawaan, dan Kemampuan
Role Play, Proses Potofolio
301, lab zoom faktor yang mempengaruhi seseorang komunikasi,
9 Sub CPMK 3-7 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Project 100 120 240 510 praktiku . 2- 9,1
skill meeting kontak dengan pelayanan kesehatan Penguasaan
Peraba (Kulit) Based m; Mind Rubrik
pada sistem penglihatan kodifikasi materi,
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan maping persepsi
serta penelusuran penunjang medis Kemampuan
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan dalam menjaga kualitas ketepatan menghadapi
pelayanan kesehatan pada sistem Peraba (Kulit) pengkodean penyakit sistem indra pertanyaan,
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan peraba (kulit) guna menghasilkan Penggunaan alat
pengkodean penyakit sistem Peraba (Kulit) sebuah project peraga/presentasi

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Sistem saraf (pusat dan perifer) : Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Struktur dan fungsi sistem saraf (pusat dan perifer) Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
10 Sub CPMK 8-9 2. Gangguan fungsi dari berbagai penyakit pada sistem tubuh manusia Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
beserta istilah medis dan tindakan yang terkait sistem saraf (pusat (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
dan perifer) Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
sistem saraf (pusat dan perifer)
Mahasiswa mampu berdiskusi secara Kedisiplinan,
kelompok terkait terminologi medis Keaktifan,
Sistem saraf (pusat dan perifer):
konsep dasar istilah medis sistem saraf Penguasaan
1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada
(pusat dan perifer), Praktik,
sistem saraf (pusat dan perifer)
mendemonstrasikan dan menggunakan Keseriusan
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor
aturan dan tata cara kodefikasi belajar;
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan 1-
penyakit dan tindakan, gejala, tanda, CBT; Kemampuan
pada sistem saraf (pusat dan perifer) Role Play, Potofolio
301, lab zoom kelainan bawaan, dan faktor yang Proses komunikasi,
11 Sub CPMK 10-14 3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada sistem Project 100 120 240 510 . 2- 8,9
skill meeting mempengaruhi seseorang kontak praktiku Penguasaan
saraf (pusat dan perifer) Based Rubrik
dengan pelayanan kesehatan pada m; Esai materi,
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan persepsi
sistem penglihatan kodifikasi serta Kemampuan
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan
penelusuran penunjang medis dalam menghadapi
pelayanan kesehatan pada sistem saraf (pusat dan perifer)
menjaga kualitas ketepatan pertanyaan,
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan
pengkodean penyakit sistemsaraf Penggunaan alat
pengkodean penyakit sistem saraf (pusat dan perifer)
(pusat dan perifer) guna menghasilkan peraga/presentasi
sebuah project , Ketepatan

Mahasiswa mampu berdiskusi dan


belajar secara mandiri untuk
Gangguan mental dan perilaku: Kedisiplinan,
menjelaskan dan mengklasfikasikan CBT;
1. Konsep dasar gangguan jiwa Discovery Keaktifan,
301, lab zoom struktur dan fungsi, serta Proses 1-
12 Sub CPMK 15 2. Perbedaan gangguan mental dan perilaku Learning 100 120 0 170 Penguasaan 4,6
skill meeting gangguan fungsi dari berbagai penyakit praktiku Potofolio
3. Masalah atau penyakit yang berkaitan dengan gangguan mental dan (DL) Praktik,
pada sistem tubuh manusia beserta m
perilaku Keseriusan belajar
istilah medis dan tindakan yang terkait
gangguan mental dan perilaku

Kedisiplinan,
Pedoman Penggolanggan Gangguan Jiwa (PPDGJ):
Keaktifan, 1-
1. Sejarah PPDGJ Mahasiswa mampu berdiskusi secara CBT;
Role Play, Penguasaan Potofolio
2. Tujuan PPDGJ 301, lab zoom kelompok , mendemonstrasikan dan Proses
13 Sub CPMK 16 Project 100 120 240 170 Praktik, . 2- 8,9
3. Pemanfataan PPDGJ skill meeting menggunakan PPDGJ guna praktiku
Based Keseriusan Rubrik
4. Aturan penggolongan Axis pada PPDGJ menghasilkan sebuah project. m; Quiz
belajar; Ketepatan Holistik
5. Aturan Klasfikasi dan kodefikasi PPDGJ
menjawab

Gangguan mental dan perilaku: Mahasiswa mampu berdiskusi secara


1. Terminologi medis; konsep dasar pembentukan istilah medis pada kelompok terkait terminologi medis
gangguan mental dan perilaku. konsep dasar istilah medis pada
2. Terminologi medis terkait gejala, tanda, kelainan bawaan, dan faktor gangguan mental dan perilaku ,
yang mempengaruhi seseorang kontak dengan pelayanan kesehatan Kedisiplinan,
mendemonstrasikan dan menggunakan
pada gangguan mental dan perilaku) Keaktifan,
aturan dan tata cara kodefikasi 1-
3. Aturan dan tatacara kodifikasi penyakit dan tindakan pada gangguan CBT; Penguasaan
Role Play, penyakit dan tindakan, gejala, tanda, Potofolio
301, lab zoom Proses Praktik,
14 Sub CPMK 17-20 mental dan perilaku Project 100 120 120 510 kelainan bawaan, dan faktor yang . 2- 8,9
4. Aturan dan tatacara kodefikasi terkait gejala, tanda, kelainan skill meeting praktiku Keseriusan
Based mempengaruhi seseorang kontak Rubrik
bawaan, dan faktor yang mempengaruhi seseorang kontak dengan m: Quiz belajar;
dengan pelayanan kesehatan pada Holistik
pelayanan kesehatan pada gangguan mental dan perilaku Ketepatan
sistem penglihatan kodifikasi serta
5. Penelusuran penunjang medis dalam menjaga kualitas ketepatan menjawab
penelusuran penunjang medis dalam
pengkodean penyakit gangguan mental dan perilaku menjaga kualitas ketepatan
pengkodean penyakitGangguan mental
dan perilaku.
e-
Evaluasi Akhir learning:
Semester : UAS - https:/elin
Ujian Ulang UAS g.unjaya.a
c.id
JUMLAH 1400 1680 1680 4760 100
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

MATERI I
KEKHUSUSAN BAB VII
DISEASE OF THE EYE AND ADNEXA

I. TUJUAN PRAKTEK
Setelah mengikuti kegiatan praktek ini, mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan:

1. Berbagai istilah medis gangguan mata dan adnexa.


2. Struktur dan kekhususan Bab VII.
3. Kategori penyakit mata dan adnexa yang terklasifikasi di Bab VII.
4. Menentukan dan memilih kode penyakit mata dan adnexa dengan
akurat dan tepat.

II. DASAR TEORI


INVESTIGASI MATA

• Struktur transparan mata memudahkan pemeriksaan.


• Banyak proses-2 penyakit yang berpengaruh pada mata dapat dilihat
langsung dengan ophthalmoscope atau slit-lamp.
• Photography retina dan angiography fluorescein bisa digunakan
untuk mempelajari aliran/pembuluh darah di dalam mata.
• Pemeriksaan mata dimulai pada bagian luar mata, kelopak dan
jaringan kulit sekitarnya. Gerak mata juga perlu diperiksa (pada
strabismus). Pemeriksaan visus dengan Bagan Snellen’s, disusul
pemeriksaan luas medan pengelihatan. Pemeriksaan terhadap buta
warna (Ischihara). Tonometry untuk pemeriksaan glaukoma.
• Pemeriksaan mata dilakukan untuk menentukan kausa gangguan
pengelihatan atau adanya simtoma lain-2, serta untuk memastikan
apakah seorang perlu memakai kacamata.
• Gangguan mata galucoma pada stadium dini bisa saja tanpa gejala,
dan hanya bisa ditemukan melalui pemeriksaan khusus.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

PATHWAY of LIGHT RAYS


CONJUNCTIVA
I
CORNEA
I
ANTERIOR CHAMBER
& AQUEOUS HUMOR
I } EYE
PUPI
LI
LENS
I
VITREOUS CHAMBER & VITREOUS HUMOR
I
RETINA (RODS & CONES)
I
OPTIC CHIASMA } BRAIN
I
THALAMUS
I
CEREBRAL CORTEX

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

1. GANGGUAN Pada MATA


a. Banyak gangguan mata adalah minor, namun demikian sebagian
bisa saja menjurus ke komplikasi yang serius bila tidak ditangani
dengan baik
b. Defek-defak Kongenital
1) Strabismus (squint or malalignment of the eye) seringnya
adalah congenital(ada sejak bayi dilahirkan).
2) Cataract (opacity of the lens of the eye) bisa timbul pada bayi,
yang penyebabnya adalah infeksi rubella bumil pada saat-2
kehamilan trimester pertama.
3) Vision (ketajaman daya pengelihatan) pada kasus micro-
ophthalmic eye, umumnya sangat jelek/kurang tajam.
4) Nystagmus (rapid uncontrolled movement in the eye) = gerak
cepat bola mata yang tak terkontrol bisa kongenital.
5) Retinoblastoma: tumor malignant dari retina mata yang muncul
pada usia kanak-2, bisa menyerang satu atau kedua mata.
6) Albinism (Absence of pigment) = mata albino
7) Abnormalities of development of the cornea & retina
Pertumbuhan kornea danretina yang abnormal
2. Infeksi
a. Conjunctivitis (Konjungtivitis) adalah infeksi mata yang paling
umum, jarang sampai menggangu pengelihatan. Pada stadium
akhir konjungtivitis yang diterlantarkan,sebagai contoh:
trachoma of severe bacterial conjunctivitis  bisa
menimbulkan komplikasi sampai mengganggu pengelihatan/
b. Infeksi kornea adalah lebih serius dan dapat mengakibatkan
komplikasi pengelihatan kabur, perforation (luka robek /tembus)
cornea. Endophthalmitis (Infeksi pada dalam mata) bisa
memerlukan operasi pengangkatan seluruh bola mata, seringnya
timbul akibat penetrating injury (luka tusuk), setelah terjadi
severe ulceration (luka terbuka yang memborok), bisa juga walau

6
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

jarang, akibat operasi besar mata, atau akibat infeksi di bagian lain
tubuh. (Ulcer bisa landai bisa dalam akibat destruksi jaringan
permukaan)
3. Gangguan suplei aliran darah
Akibat penyempitan rongga pembuluh, sumbatan, inflamasi ataupun
keadaan abnormal lain-2 dari pembuluh darah di retina, ini dapat
menimbulkan kehilangan pengelihatan partial ataupun total.
4. Tumor
Malignant melanoma dari lapisan choroid mata (lapisan bagian
tengah mata) adalah site malignant tumor primer mata. Gangguan
ini bisa timbul tanpa gejala yang nampak pada pemeriksaan rutin atau
bisa saja menimbulkan penurunan pengelihatan.
5. Gangguan Nutrisi
Berbagai defisiensi vitamin (khususnya Vit. A) bisa berdampak pada
mata:
a. Xerophthalmia: kering pada kornea dan konjungtiva mata.
b. Buta senja (Night blindness), atau keratomalacia (kornea
melunak dan destruksi serta kehilangan total pengelihatan)
6. Gangguan autoimun pada mata
Uveitis (Inflamasi jaringan uvea mata, choroid dan/atau ciliary body)
yangapabila bukan akibat infeksi, memiliki akibat dasar autoimun
(defense mechanism of the body attact its own tissues). Ini
seringnya ditemukan pada pasien ankylosing spondylitis (cripping
and deforming arthritis of the spine) & sarcoidosis.
7. Degeneration
a. Macular degeneration of the retina adalah umum terjadi pada
manula, ini mengakibatkan pengurangan ketajaman pengelihatan
walaupun ketajaman pengelihatan periferal tetap ada.
b. Cataract umum pada lansia, sebab dan kondisi tepatnya belum
diketahui, diakui sebagai proses degenerasi lansia.

7
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

8. Gangguan lain:
a. Glaucoma (tekanan bola mata meningkat) bisa terjadi dengan
berbagai bentuk, Bila tidak diterapi segera  kebutaan
permanent.
b. Retinal detachment: pada gangguan ini retina keangkat dari
jaringan ikat bawahnya, bisa akibat berbagai sebab.
c. Ametropia: Ini adalah istilah umum yang berarti = ada refractive
error (eror dalam memfokus gambar/bayangan)
-myopia = rabun jauh
-hyperopia = rabun dekat
-astigmatism atau anisometropia.
9. Gangguan tersebut bukan penyakit namun suatu keadaan variasi
bentuk dan kemampuan memfokuskan gambar di mata.
a. presbiopia = penurunan progresif akomodasi mata terkait
penambahan usia
b. amblyopia = pengelihatan satu mata kurang tanpa ada
abnormalitas struktur, umumnya akibat strabismus.
10.Kekhususan Bab VII
Excl.: Kondisi tertentu bermula pada periode perinatal (P00-P96)
Penyakit infeksi dan parasitik tertentu (A00-B99)
komplikasi kehamilan, persalinan-kelahiran dan masa nifas
(O00-O99)
Malformasi kongenital, deformasi dan abnormalitas
kromosomal (Q00-Q99)
Penyakit endokrin, nutritional & metabolik (E00-E90)
Cedera, keracunan dan konsekuensi lain tertentu akibat sebab-
sebab luar (S00-S98)
Neoplasms (C00-D48)
Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinis dan laboratoris, NEC
(R00-R99)
Pada Bab ini terbagi dalam blok-2:
H00-H06 Gangguan kelopak, sistem lakrimal dan orbit
mata
8
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

H10-H13 Gangguan konjungtiva


H15-H22 Gangguan sklera, kornea, iris dan ciliary body
H25-H28 Gangguan lensa mata
H30-H36 Gangguan lapisan choroid dan retina
H40-H42 Glaucoma
H43-H45 Gangguan vitreous body dan bola mata
H46-H48 Gangguan saraf opticus dan visual pathways
H49-H52 Gangguan otot okular, gerak binokuler,
akomodasi dan refraksi
H53-H54 Gangguan visus dan kebutaan
H55-H59 Gangguan lain mata dan adneksa

Kategori bertanda * (asterisk)


H03* D (disorders). of eyelid in ....
H06* D. of lacrimal system ....
H13* D. of conjunctiva ....
H19* D. of sclera and cornea ....
H22* D. of iris and ciliary body ....
H28* Cataract and other ....
H32* Chorioretinal disorders in ....
H36* Retinal disorders in ....
H42* Glaucoma in ....
H45* D. of vitreoous body ....
H48* D. of optic nerve ....
H58* Other disorders of eye and adnexa in ....
Kode-kode gangguan diperluas untuk lebih menjelaskan kekhususan
secara anatomic serta perincian tentang konsep laterality. Gangguan
mata bisa unilateral dan bilateral atau unspecified. Manakala kode
gangguan bilateral tidak tersedia sedangkan kondisi pasien mengena
kedua mata, maka pilih kode kanan dan kiri. Bila ada tersedia kode
untuk bilateral, maka pilih yang bilateral, jangan kode untuk kanan
dan kiri

9
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Apabila memilih code H03*, H06*, H13*, H19*, H22*, H28*, H32*,
H36*, H42*, H45*, H48*, H58* maka harus dilengkapi dengan
nomor Code berdagger (!)
2. Conjunctivitis banyak sebabnya, bisa pakai * bisa tidak
3. Keratitis bisa akibat penyakit infeksi bisa bukan.
4. Cataracta mata dibedakan antara yang senil dan sebab lain.
5. Glaucoma juga dibedakan antara yang primer, dan yang sebab lain.
6. Trabismus paralitik dibedakan jenis saraf gerak mata yang terkena
7. Gangguan pengelihatan meliputi buta senja yang bukan akibat
defisiensi vit. A (E50.5)
8. Buta dan pengelihatan kurang, terkelompok ke H50. Perhatikan
rincian keterangan pada tingkat digit ke-4nya Perhatikan bagan
Visual acuity pada halaman 457, informasikan ke dokter ahli
matanya bila akan menggunakan bagan model ini.

III. TUJUAN PRAKTEK


Setelah mengikuti kegiatan praktek ini Mahasiswa diharapkan dapat
Menjelaskan :
1. Berbagai istilah medis gangguan mata dan adnexa.
2. Struktur dan kekhususan Bab VII.
3. Kategori penyakit mata dan adnexa yang terklasifikasi di Bab VII.
4. Kode yang harus menggunakan tanda dagger dan Asterisk
5. Kode yang tidak boleh digunakan tunggal sebagai kode diagnosis
6. Kode yang dapat dilengkapi dengan kode additional atau
supplementary dan kode komplikasi serta cara
pendokumentasiannya.
7. Menentukan dan memilih kode penyakit mata dan adnexa dengan
akurat dan tepat.

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

IV. BAHAN PRAKTEK


1. ICD-10 Volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi Medis
3. Kamus Kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 1

MENETAPKAN ISTILAH MEDIS PADA MATA DAN ADNEXA

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris
B. Tuliskan arti dari istilah medis di bawah ini

1. Hordeolum =

2. Chalazion =

3. Blepharitis =

4. Blepharoconjunctivitis =

5. Entropion =

6. Trichiasis =

7. Ptosis =

8. Exophthalmic =

9. Blepharoconjunctivitis =

10. Pterygium =

11. Symblepharon =

12. Episcleritis =

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

13. Keratitis =

14. Keratopathy =

15. Descemetocele =

16. Iridocyclitis =

17. Hyphaema =

18. Cataract Diabetica =

19. Aphakia =

20. Pseudophakia =

21. Maculopathy =

22. Retinitis =

23. Glaucoma =

24. Phthisis bulbi =

25. Strabismus =

26. Nystagmus =

27. Cataract Congenital =

28. Anophtalmos =

29. Leucoma Adheren =

30. Retinoblastoma =

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 2

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA MATA DAN ADNEXA

BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteranKamus bahasa Inggris

B. Berilah leadterm dan halaman ICD serta kode, dengan cepat dan
tepat:
Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10

1. Rabun dekat

2. Blepharoptosis

3. Hordeolum

4. Lensa lepas dari tempatnya

5. Ulkus kornea bagian sentral

6. Conjunctivitis dan campak

7. Keratitis karena sinar cahaya

8. Glaukoma akibat radang iridocyclitia

9. Katarak pada lansia

10. Strabismus akibat paralisis saraf ke VI

11. Visus silindris

12. Buta warna herediter

13. Buta, satu mata

14. Mata palsu

15. Blepharoconujungtivitis

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Hyphema traumatic
16.
Laserasi Kornea dan Sclera
17.
Digigit serangga pada bagian palpebra
18.
Retina robek
19.
Riwayat ibu dengan Glaukoma
20

21. Katarak yuvenill

22. Korioretinitis tuberkulosa

23. Optalmoplegia eksternal progresif


Buta mata kanan, dengan penurunan
24.
penglihatan mata kiri
Glaucoma simplek kronik, kedua
25.
mata
26. Ulkus kornea marginal
Eksoptalmos bilateral akibat dari
27.
thrombosis sinus kavernus
28. Ektropion kiri
Keratomalasia akibat dari malnutrisi
29. protein-kalori dan defisiensi vitamin
A
30. Esotropia interminent

31. Retina robek dan lepas

32. Benda asing tertinggal pada iris mata

33. Sindrom vitreus setelah operasi katara

34. Astigmatisme

35 Conjungtivitis GO

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 3

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA MATA

DAN ADNEXA BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran Kamus bahasa Inggris

B. Berilah definisi/kepanjangan dari singkatan istilah medis berikut

KODE
No. SINGKATAN ARTI/KEPANJANGAN Hal.
ICD-10

1 PDR

2 KSM

3 KSI

4 NOIA

5 ODNL

6 ROP

7 BW

8 LTG

9 POAG

10 PCAG

11 SMK

12 CBC conjungtiva

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

C. Jodohkan jenis pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk


penegakan kasus/diagnosis berikut ini:
1. Katarak (B) A. Tonometri
2. Glaukoma (H) B. USG Mata
3. Strabismus (G) C. Ishihara
4. Retinoblastoma D. Patologi Anatomi
5. Retinal detachment E. Ophtalmoscopy indirect
6. Buta warna ( C) F. Seidel
7. Perforasi Kornea (F) G. Cover-uncover
8. Penilaian Tekanan Intraokuler (A) H. Perimetri

D. Berikan kode ICD-9CM pada tindakan berikut ini:


1. Trabeculectomy
2. Iridectomy optic
3. Baggy Eyelid
4. Tarsoraphy
5. Epilesi
6. Blepharoraphy
7. Exterpasi pterygium
8. Heacting cornea
9. Phaco +IOL
10. Eviseratie bulbi +graft

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

MATERI 2

KEKHUSUSAN BAB VIII


DISEASES OF THE EAR AND MASTOID PROCESS

I. TUJUAN PRAKTEK
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan Mahasiswa dapat
Menjelaskan:

1. Definisi istilah-istilah terkait dengan penyakit pada telinga dan


prosesus mastoideus.
2. Struktur dan kekhususan serta peraturan yang berlaku bagi
pemilihan nomor kode penyakit telinga dan prosesus mastoideus.
3. Cara memilih nomor kode diagnosis penyakit telinga dan prosesus
mastoideus dengan akurat.
II. DASAR TEORI

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

PINNA
EXTERNAL AUDITORY CANAL
TYMPANIC MEMBRANE
I
MALLEUS
INCUS
STAPES
OVAL WINDOW
I

A. GANGGUAN PADA TELINGA


1. Telinga rentan menerima berbagai gangguan, sebagian gangguan dapat
berakhir dengan ketulian.
2. Vertigo (dizziness), pusing tujuh keliling disertai gangguan keseimbangan
badan, yang diakibatkan penyakit telinga tidak terlalu umum, namun
vertigo bisa akibat gangguan telinga bagian dalam.
3. Gangguan-2 kongenital
- Saluran telinga luar tumbuh sangat sempit (ini jarang terjadi),
- Kadang tulang-2 kecil di dalam telinga tengah derfomitas atau bahkan
tidak terbentuk.
- Kadang daun telinga tidak tumbuh atau distorsi.
- Rubella yang menyerang bumil pada trimester pertama bisa
menimbulkan kerusakan serius pada aparatur pendengaran janin
dan bayi lahir dalam keadaan tuli.

1
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

4. Infeksi

- Infeksi adalah gangguan umum pada telinga.


- Infeksi dapat timbul di saluran telinga luar menimbulkan otitis
eksternal atau menyerang telinga tengah menimbulkan otitis media
yang sering menimbulkan perforasi dari membrane tympani.
- Efusi persistent telingan tengah akibat infeksi adalah yang paling
umum mengakibatkan kesulitan pendengaran pada kanak-2.
- Infeksi telinga tengah bisa meluas menimbulkan mastoiditis, abses
otak. Sekarang infeksi-2 ini jarang ditemukan akibat antibiotika yang
berkembang demikian pesat.
- Infeksi virus telinga bagian dalam bisa menimbulkan labyrinthitis
disertai vertigo berat dan atau kehilangan pendengaran yang
mendadak.
5. Injury (Cedera)

- Bentuk daun telinga mirip bunga kol, ini seringnya akibat cedera
berulang daun telinga.
- Cedera telingan luar, dan luka perforasi (tembus) bisa akibat tertusuk
korek telinga (cotton-bud) atau akibat pukulan keras pada telinga,
atau akibat suara bising keras.
- Pajanan suara bising/keras untuk jangka waktu panjang (lama,
berulang-ulang) mirip juga akibat suara ledakan bisa menimbulkan
tinnitis sampai tuli.
- Perubahan tekanan terkait terbang tinggi atau penyelam scuba bisa
menimbulkan kerusakan ringan genderang dan rasa sakit.
6. Obstruksi

- Obstruksi saluran telinga umum disebbakan adanay kotoran telinga


yang kering, bisa juga akibat otitis eksterna.
- Pada kanak-2 sering kemasukkan benda asing (biji-2-an, cotton-bud
dsb.)

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

7. Degerasi

- Ketulian pada manula/lansia adalah akibat:


 presbycusis
 deteriorasi sel rambut di bagian cochlea telinga.

8. Keracunan /Obat-obatan

- Telinga bagian dalam sangat sensitif terhadap kerusakan akibat obat-


obat tertentu.
- Yang paling utama adalah kelompok:
 amino-glucoside
 antibiotika (gentamycine.streomycin dll.)
Obat-obat tersebut bisa menimbulkan kerusakan pada sel
rambut cholea, terutama bila obat terkait harus diberikan dengan
dosis tinggi dan jangka waktu lama (adanya gangguan ginjal ini akan
menghambat ekskresi obat ke luar tubuh).Obat-obat lain yang juga
mengganggu fungsi telinga adalah kinine (quinine) aspirin dan diuretic
(furosemide), ethacrynic acid dan bumetanide.

9. Gangguan-2 lain
- Otosclerosis (Otoskelerosis) adalah suatu kondisi kongenital. Dasar
dari satu tulang kecil yang ada di dalam telinga tengah menjadi kaku
dan tuli.
- Menier’s disease adalah tidak terlalu umum, pada ini ada gejala tuli,
vertigo dan tinnitus sebagai hasil akumulasi cairan di dalam labyrinth
telinga bagian dalam.
10.Pemeriksaan telinga

- Pemeriksaan terdiri dari:


- Pemeriksaan fungsi pendengaran: dengan
1. garpu tala

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

2. audiometrix hearing testmenghasilkan tipe dan tingkatan


gangguan pendengaran.
3. Pemeriksaan telinga bagian luar dan genderang tympani bisa
dengan teknik otoscpoic dan microscopic.
4. Pemeriksaan fungsi mekanisme pengatur keseimbangan badan
bias dengan pengawasan nystagmus yang ditimbulkan dengan
mengalirkan dengan lembut cairan suhu panas dan dingin ke
dalam saluran telinga (Caloric test). Test ini bisa dipertegas dan
direkam secara teknik electronystagmography.

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

B. Susunan Bab VII

1. Bab ini dikelompokan dalam 4 (empat) Blocks (blok):

H60 – H62 Penyakit telinga bagian luar

H65 – H75 Penyakit telinga bagian tengah dan mastoid

H80 – H83 Penyakit telinga bagian dalam

H90 – H95 Gangguan telinga lainnya

2. Kode-kode ber-asterisk pada bab VII diantaranya:

H62*, H67*, H75*, H82*, dan H94*.

3. Kategori 3 angka (H60 – H95)

Dari 40 kategori yang tersedia, telah digunakan sebanyak 24 kategori.

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 4

MENETAPKAN ISTILAH MEDIS PADA TELINGA DAN PROSESUS


MASTOIDEUS

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Tuliskan arti dari istilah medis di bawah ini

1. Otitis =

2. Carbuncle =

3. Furuncle =

4. Keratosis =

5. Impacted cerumen =

6. Exostosis =

7. Seromucinous =

8. Catarrh =

9. Eustachian salphingitis=

10. Petrositis =

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

11. Mastoiditis =

12. Myringitis =

13. Tympanitis =

14. Tympanosclerosis =

15. Otosclerosis =

16. Labyrinthine hydrops =

17. Vertigo =

18. Labyrinthitis =

19. Deafness =

20. Deaf mutism =

21. Presbycusis =

22. Otalgia =

23. Otorrhea =

24. Otorrhagia =

25. Tinnitus =

26. Diplacusis =

27. Hyperacusis =

28. Perichondritis =

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 5

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA TELINGA

DAN PROSESUS MASTOIDEUS BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. ICD-9CM
3. Terminologi medis
4. Kamus kedokteran & Kamus Bahasa Inggris
B. Berilah leadterm dan halaman ICD serta kode, dengan cepat dan
tepat:

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Congek telinga kanan
1.
Radang jamur aspergillosis telinga
2. luar

Otitis media
3.
Otitis media pada pharingitis influenza
4.
Mastoiditis kronis dengan fistula
5.
Gendang telinga pecah akibat terpukul
6. saat pertandingan tinju

Tuli akibat ledakan bom


7.
Pendengaran menurun pada lansia
8.
Bisu tuli
9.

10. Otitis externa pada impetigo


Tuli konduktif telinga kanan, telinga
11. kiri normal

12. Otitis media purulent

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Penyumbatan pada saluran eusthacius


13.
Otospongiosis
14.
Anomaly membrane labyrinth pada
15 bayi usia 1 bulan

C. Berilah kode lengkap dari ICD-10 dan ICD-9-CM


Kode ICD-
No Diagnosis Kode ICD-9-CM
10

Pasien perempuan usia 23 tahun mengeluh nyeri


1 telinga, terdapat benjolan bernanah pada daun
telinga.

Seorang wanita usia 50 tahun mengalami


2
Cholesteatoma tympani

Seorang laki-laki usia 15 tahun mengalami sering


pusing, nyeri pada telinga, dan sering mendengar
3 suara dengungan. Hasil pemeriksaan dokter :
terjadi pertumbuhan tulang abnormal di bagian
koklea.

Seorang laki-laki usia 30 tahun mengeluh


pendengaran berkurang, dengan rasa penuh di
4
telinga. Hasil pemeriksaan dokter terjadi
penumpukan serumen pada liang telingan.

Seorang perempuan usia 28 tahun mengalami


vertigo, sering mendengar suara dengungan,
5 hilangnya keseimbangan tubuh, mual, dan pusing.
Hasil pemeriksaan dokter pasien mengalami
sindrom meniere.

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 6

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA TELINGA

DAN PROSESUS MASTOIDEUS BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah leadterm dan halaman ICD serta kode, dengan cepat dan
tepat:

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Gendering telinga pecah
akibat terpukul temannya
saat main sepakbola
1.
plastik di halaman
rumahnya

Pendengaran menurun,
2. pasien sudah berumur 83
tahun
Suara bising mendengung
3.
di telinga
Bisul pada daun telinga
4.
kiri
Genderang telinga luka
5.
tembus akibat radang
6. Otitis media post-campak
Pendengaran menurun
7.
akibat obat riffamicin

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Otitis media pada demam


8.
skarlatina

9. Otogenik vertigo

10. Striktur tuba eustachius

11. Kotoran telinga menyumba


Vertigo paroksimal jinak
12
posisional

C. Berilah definisi/kepanjangan dari singkatan istilah medis berikut


KODE
No. SINGKATAN ARTI/KEPANJANGAN Hal.
ICD-10

1. OMI

2. OMA

3. OMC

4. OMP

5. OED

6. SNHL

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 7

MENGKODE PENUNJANG DAN TINDAKAN MEDIS PADA TELINGA DAN

PROSESUS MASTOIDEUS BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-9CM
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris
B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

KODE
No. NAMA TINDAKAN LEAD TERM Hal.
ICD-9CM

1. Otoscopy

2. Tindik telinga

3. Tympanoplasty tipe 2

4. Electrocochleography

5. Tympanectomy

6. Audiometry

7. Decompresi labyrinth

8. Injeksi pada vestibula

9. Catherization pada
Eustachian tube

Test thermal untuk


10. mengetahui fungsi
vestibular

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

11 Mastoidectomy radical

12 Insisi mastoid

13 Jahit daun teling

14 Pasang perban di Auricula

15 Elektronistagmografi

C. Jelaskan pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk


penegakan diagnosis berikut:
1. Mastoiditis akut

2. Meniere disease

3. Neuronitis vastibularis

4. Tumor saraf pendengaran

5. Tinnitus

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

D. Berilah kode lengkap dari ICD-10 dan ICD-9-CM


No Diagnosis Kode ICD-10 Kode ICD-9-CM

Pasien usia 25 tahunperiksa ke poli


THT. Pasien didiagnosa mengalami
1 Otitis eksterna. Saat ini pasien masih
dalam terapi rutin karena mengalami
herpes simplek sejak 1 bulan yang lalu.

Seorang pasien dengan keluhan


mengalami demam, nyeri pada telinga
kadang keluar nanah. Hasil
pemeriksaan dokter terjadi
peradangan pada mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum
2
mastoid dan sel-sel mastoid, yang
sudah terjadi selama 2 minggu. Selain
kondisi tersebut, dokter mendapat
kondisi telingan pasien mengalami
perforasi sentral pada membran
tympani.

Se orang pasien melakukan


3 pemeriksaan rutin pendengaran
dilakukan Electrocochleography

Pasien dengan Glue Ear dan Acute


4 tympanitis dilakukan injeksi pada
tympanum

Seorang wanita usia 40 tahun


mendadak mengalami kehilangan
pendengaran tanpa sebab yang
5
diketahui. Pasien dilakukan
pemasangan alat bantu dengar
elektromagnetik.

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

MATERI 3

KEKHUSUSAN BAB XII


DISEASES OF THE SKIN AND SUBCUTANEOUS TISSUE

I. TUJUAN PRAKTEK
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan Mahasiswa dapat
Menjelaskan:

1. Definisi istilah-istilah penyakit kulit dan jaringan lunak di bawah kulit.


2. Struktur dan kekhususan serta peraturan yang berlaku bagi pemilihan
nomor kode penyakit kulit dan jaringan lunak di bawah kulit.
3. Cara memilih nomor kode diagnosis penyakit kulit dan jaringan lunak
bawah kulit dengan akurat.

II. DASAR TEORI

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Beberapa Istilah Medis yang terkait Gangguan Kulit

a. Scalded skin (Scald = luka bakar)= UKK (ujud kelainan kulit) mirip luka
bakar(merah melepuh)
b. Impetigo (staphyllococcal skin infection) =UKK dimulai bercak warna
merah > pelepuh kecil-kecil bernanah -> mengelupas -> kerak kuning.
c. Abscess, furuncle, carbuncle, boil(Bisul)= Kumpulan nanah di bagian
tubuh, dikelilingi jaringan susak/meradang = bisul bernanah.
d. Cellulitis (Peradangan jaringan ikat di antara jaringan bagian
dermis)>>akibat infeksi streptococcal, >> di tungkai bawah, >disertai
lymphangitis, lymphadenitisBeda dengan erysipelas adalah: infeksi lebih
dalam  batas site radang dengan yang sehat tidak terlalu jelas.(Ukk
Erysepelas berbentuk kupu-2, batas jelas)
e. Pilonidal cyst= benjolan berambut di kulit, yang tumbuh (seringnya) di
daerah pantat.
f. Erythrasma [G, erythros=red)fungal infection= UKK warna merah
kecoklatan berbatas tegas, agak menonjol disertaipengelupasan yang
umumnya tidak mengganggu.
g. Pemphigus: gangguan auto-immune= UKK berupa timbulnya pelepuh-
pelepuh saling susul.
h. Acantholytic[G, acantha (thorn), G, lysis (loosing)] = UKK berupa
melepasnya lapisan bagian dalam epidermis(“prickle” cell) yang atropi.
i. Bulla(e): pelepuh yang berukuran besar.
j. Pyo-derma = gangguan kulit bernanah
k. Derma-itis = radang pada kulit Bisa akibat infeksi (ada
kumanpenyebab), bisa juga noninfeksi
l. Seborrhoea: sekresi sebum berlebih dari kelenjar sebaceous. Kelenjar
inimembesar di daerah hidung dan tengah muka.
m. Pruritis = itching. Rasa gatal akibat iritasi lokal, akibat gangguan saraf.
n. Prurigo: rasa gatal kronik yang causanya tak diketahui disertai papules
denganvesiculae kecil-2, akibat tergaruk-garuk akan berkerak dan
lichentification (tebal dan berminyak)

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

o. Psoriasis:penyakit kulit kronik, kelupas kulit bersisik berwarna merah


>> disiku, lengan bawah, lutut, tungkai bawah, kepala dll. Causa belum
diketahui. Insidens: 2% penduduk dunia.
p. Pityriasis: grup ggn kulit dengan UKK sisik seperti lembaran pita halus.
q. Urticaria (hive): biduran, kaligata. (reaksi alergik akut/kronik)
r. Onychia:inflamasi matrik kuku  kuku lepas.
s. Onychogryphosis:Kuku menebal dan keras memanjang dan
deformitas.Causa tidak diketahui.
t. Vitiligo:Hilangnya pigment pada daerah kulit tertentu(autoimmune).
u. Decubitus: bedsore (ulkus kulit timbul akibat tekanan bagiantubuh
yangkeras)

Susunan Bab VII

Bab ini dikelompokan dalam 8 (delapan) Blocks (blok):

L00 – L08 Infeksi kulit dan jaringan subkutan

L10 – L14 Gangguan UKK berbentuk bullous (pelepuhan bulat


besar berisi cairan)

L20 – L30 Dermatitis dan eksim

L40 – L45 Gangguan UKK papulosquamous

L50 – L54 Urticaria dan erythema

L55 – L59 Gangguan kulit dan jaringan subkutan terkait radiasi

L60 – L75 Gangguan pada jaringan tambahan kulit

L80 – L99 Gangguan lainnya pada kulit dan jaringan subkutan

Kode-kode ber-asterisk pada bab VII diantaranya: L14*, L45*, L54*, L62*,
L86*, dan L99*.

Kategori 3 angka (L00 – L99): Dari 100 kategori yang tersedia, telah
digunakan sebanyak 72 kategori.

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 8

MENETAPKAN ISTILAH MEDIS PADA KULIT DAN JARINGAN SUBKUTAN

A. BAHAN PRAKTIK
1. Kamus kedokteran
2. Kamus bahasa Inggris

B. Tuliskan arti dari istilah medis di bawah ini

1. Impetigo =

2. Urticaria =

3. Cellulitis =

4. Lymphadenitis =

5. Pyoderma =

6. Erythrasma =

7. Pemphigus vulgaris =

8. Pemphigus erythematosus=

9. Dermatitis =

10. Eczema =

11. Pruritus =

12. Erythema =

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

13. Psoriasis =

14. Parapsoriasis =

15. Lichen planus =

16. Granuloma =

17. Onycholysis =

18. Alopecia =

19. Ophiasis =

20. Pseudopedale =

21. Folliculitis =

22. Hirsutism =

23. Rosacea =

24. Rhinophima =

25. Keloid =

26. Pseudofolliculitis =

27. Hidradenitis =

28. Miliaria =

29. Chloasma =

30. Freckles =

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

31. Lentigo =

32. Achantosis =

33. Decubitus =

34. Lupus erythematosus =

35. Vasculitis =

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 9

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA PENYAKIT KULIT

DAN JARINGAN SUBKUTAN

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Vol. 3 Vol. 1 ICD-
Leadterm
10/ICD-
9CM
Gatal2 pada kulit kepala karena alergi
1.
terhadap cat rambut
Kelopak mata bengkak setelah minum
2.
aspirin
Bisul (furuncle/abscess) pada ketiak
3.
akibat infeksi kuman streptococcal
Penyakit Sneddon-Wikinson pada
4.
anak usia 7 tahun
5. Pemphigus, bayi baru
Gatal-gatal pada muka sehabis makan
6.
udang
Biang keringat pada anak 5 tahun
7.
(pityriasis alba)
8. Subcutaneous LE
Abcess kuku karena menusuk ke
9.
dalam

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

10. Alopecia pada bapak2 karena obat


Merah meradang pada daerah pantat
11.
akibat pampers (bayi)
Kontak eksim akibat irritasi minyak
12.
mobil
Assign the code(s) for the following
diagnosis: dermatitis covering entire
13.
body due to antibiotics (penicillin)
taken correctly as prescribed.
This patient has a gangrenous
pressure ulcer of the right hip with
cellulitis and a pressure ulcer of the
sacrum documented by the physician.
14.
The nursing assessment indicates a
stage 2 pressure ulcer of the sacrum
with a stage 3 decubitus ulcer of the
right hip
Artherosclerosis of the right ankle

15. (native artery), with non healing ulcer,


with breakdown of the skin
This 35 year old male patient presents
with edema, redness, and pain of the
left big toe. He did not seek treatment
because he thought it would improve

16. on its own. He does not remember any


injury, but the pain has gotten
progressively worse the past week.
Diagnosis: gangrenous abscess of the
entire left big toe
This elderly patient was seen for

17. treatment of cellutis in the right lower


extremity. The cultures grew

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

streptococcus B, and this was


documented by the physician as the
cause of the cellutis. Patient also has
stage 1 decubitus ulcer of the left
buttock and stage 2 decubitus ulcer in
the right gluteal region
The patient was seen for treatment of a
fine rash that had developed on the
patient’s trunk and upper extremities
over the last three to four days. The
patient was diagnosed with hypertensio
seven days ago and started on Ramipril
10 mg daily. The psychian determined

18. the rash to be dermatitis due to Ramipri


The Ramipril was discontinued and the
patient was prescribed a new
antihypertensive medication, Captopril.
In addition, the physician prescribed a
topical cream for the localized
dermatitis. What diagnosis code(s) are
assigned?
Seorang PMIk terampil sedang
mengkode tindakan pada pasien
19
cangkok bulu mata, karena bosan
menggunakan eyelash.
Seorang PMIK terampil yang bekerja
di Skincare mengkode kasus pasien
20
jerawat, dilakukan Tindakan injeksi
jerawat.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Seorang pasien laki-laki usia 70

21 tahun mengalami Keratosis akibat


factor usia.
Seorang pasien perempuan usia 85
mengalami koreng disertai dengan
decubitus dan necrosis pada jaringan

22 sub cutaneous. Pasien sudah


menderita lumpuh sejak 4 tahun
yang lalu. Pasien didiagnosa Ulcus
decubitus stadium III.
Seorang pasien perempuan usia 45
periksa ke poli Kulit karena terdapat
ruam merah seperti luka yang

23 menebal besar di pipi seperti kutil


sejak 1 tahun lalu. Dokter
mendiagnosa pasien mengalami
Lupus Panniculis
Seorang pasien laki-laki 19 tahun
mengalami bisul dan infeksi di kuku

24 setelah 3 hari yang lalu kukunya


menusuk ke dalam kulit saat
memotong kuku.
Seorang pasien laki-laki usia 1 tahun
25
mengalami kebotakan sejak lahir.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

C. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10

1. Trikorheksis invaginata

2. Botak androgen akibat obat

3. Dermatitis kontak akibat kosmetik

4. Psoriasis artropatik

5. Granuloma annulare

6. Lupus erimatosa discoid

7. Musinosis oral fokal


Dermatitis akut setelah makan
8.
seafood
Jaringan parut keloid berat akibat
9.
jerawat
Penebalan epidermal akibat gangguan
10.
kulit hipertropi
Bedah plastic jaringan parut luka
11. bakar yang terjadi 2 tahun
sebelumnya
12. Kiste skrotum sebaceous

13. Sinus pilonidal dengan abses

14. Keloid jaringan parut

15. Acne rosasea

16. Abses anggota badan kanan

17. Ulkus decubitus

18. Keratosis seboroik


Kuku jari kaki tumbuh ke dalam
19.
terinfeksi

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

20 Hidradenetis suppurativa
Seorang pasien perempuan usia 27 tahu
periksa ke klinik kecantikan karena
21
mengeluh terdapat banyak komedo di
wajahnya.
Seorang pasien perempuan usia 34 tahu

22 mengalami infeksi nekrotikans yang


terdiri dari banyak bisul di kulit
Sorang pasien laki-laki usia 1 tahun
mengalami gatal-gatal, merah, meradan
23
pada daerah pantat akibat penggunaan
pampers bayi.
Seorang pasien laki-laki 44 tahun

24 mengalami peradangan kelenjar limfe


dan di ketiak.
Seorang pasien laki-laki 47 tahun

25 mengalami gatal-gatal, disertai erupsi


kulit. Pasien didiagnosa Prurigo Hebra.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 10

BAGIAN II. MENETAPKAN KODE PENYAKIT DAN TINDAKAN PADA


PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN SUBKUTAN

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. ICD-9CM
3. Terminologi medis
4. Kamus kedokteran
5. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Seorang pasien laki-laki usia 45
tahun mengalami gatal-gatal
pada kulit tubuh setelah
1.
meminum obat antibiotic
penicillin. Pasien mendapat
obat
penicillin dari dokter.
Seorang pasien perempuan 29
tahun mengalami kuku jari
2.
tumbuh ke dalam yang
terinfeksi.
Seorang pasien perempuan 33
tahun mengalami bisul pada
ketiak, akibat infeksi kuman.
3.
Hasil pemeriksaan lab
menunjukkan adanya bakteri
Streptokokus tipe B.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Seorang anak laki-laki usia
7 tahun menderita
4.
penyakit Sneddon
Wilkinson

5. Pemphigus pada bayi baru lahir

Seorang perempuan usia 20


tahun mengalami gatal-gatal

6. pada muka sehabis makan


udang di restoran saat kencan
dengan kekasihnya.
Seorang anak laki-laki usia 5

7. tahun mengalami biang


keringat pada
Seorang pasien perempuan usia
55 tahun mengalami ruam
merah di pipi seperti kupu-

8. kupu yang mengakibatkan


gangguan pada hati dan
ginjalnya. Pasien didiagnosa
Subcutaneous LE

C. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD


No. NAMA TINDAKAN LEAD TERM KODE Hal.

ICD-9 CM

1. Laser dermabrasi

2. Debridemen kulit

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

3. Cangkok rambut di kulit


kepala
4. Epilasi kulit

5. Pembuatan tato di kulit

6. Biopsi kulit

7. Pengencangan kulit wajah

8. FTSG

9. STSG

10. NE

D. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

No. SINGKATAN ARTI/KEPANJANGAN KODE Hal.


ICD-10
1. DFKA

2. DK

3. DKA

4. DKI

5. DLE

6. EFD

7. HPI

8 PRP

9 SJS

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

E. Jelaskan pemeriksaan penunjang medis dibawah ini:

1. Biopsi Kulit

2. Acetate tape :

3. Tes diaskopsi :

4. Tes Nicolsky :

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 11

REVIEW MENGKODE DIAGNOSIS PADA

MATA & ADNEKSA, TELINGA & MASTOID,SERTA KULIT DAN JARINGAN

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10
2. ICD-9CM
3. Terminologi medis
4. Kamus kedokteran
5. Kamus bahasa Inggris
B. Tuliskan nama diagnosis dan Berilah kode ICD nya

Kode ICD-
No Kasus Leadterm
10

Conjungtivitis GO dilakukan tindakan


1
scrabing kornea dengan kultur

Pasien dengan low vision kedua mata dg


2 visus 1/0 dg equele 1/20, pasien
menggunakan low vision aids

Seorang pasien berusia 13 tahun berkelahi


dengan temannya dan terkena pukulan di
mata sehingga di bawa ke rumah sakit karena
3
mengalami Glaukoma Sekunder dengan
Contusio Oculi. Pasien dilakukan operasi
Trabekulektomy

The patient was seen with extensive


inflammation and irritation of the skin of both
upper eyelids and under her eyebrows that wa
4 spreading to her temples and forehead. Upon
questioning the patient, the physician, learned
that she had recently used new eye cosmetics.
The physician had examined the patient during

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

a prior visit for cystic acne. During this visit, the


physician also examined the patient’s cystic
acneon her firehead and jawline. The patient
was advised to continue using the medication
previously prescribed. Diagnosis was irritant
contact dermatitis due to cosmetics and cystic
acne. The patient was also advised to
immediately discontinue use of anny make-up
on the face and was given a topical medication
to resolve the inflammation. What diagnosis
code(s) are assigned?
The patient was seen for intravenous antibiotic
treatment of cellulitis of the right anterior neck
The patient is also a known morphine drug
abuser and exhibited considerable drug-seekin
5 behavior and continuosly requested morphine.
All narcotics were discontinued and the patient
exhibited no drug withdrawal symptoms.
Diagnoses: cellulitis, right anterior neck:
morphine drug abuse.
Seorang pasien laki-laki 42 tahun didiagnosa
6 Psoriasis vulgaris

Seorang pasien laki-laki 31tahun periksa ke


7 dokter kulit karena mengalami koreng di
kaki
sejak 1 bulan yang lalu

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

C. Coding Berkas rekam medis

KODE
ICD 10 Edisi KODE ICD-
ICD-9-
2010 10
CM
No NO RM Diagnostic Term
Hal Hal
Vol 3 Vol 1

1 03-08-00

2 03-08-01

3 03-08-02

4 03-08-03

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

KODE
ICD 10 Edisi KODE ICD-
ICD-9-
2010 10
CM
No NO RM Diagnostic Term
Hal Hal
Vol 3 Vol 1

5 03-08-04

6 03-08-05

7 03-08-06

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

MATERI 4
KEKHUSUSAN BAB VI
DISEASES OF THE NERVOUS SYSTEM

I. TUJUAN PRAKTIK
Mahasiswa mampu:
1. Memahami kekhususan dari Bab VI ICD-10 tentang gangguan pada
sistem saraf
2. Memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan gangguan pada
sistem saraf.
3. Mampu menentukan kode penyakit sesuai dengan kekhususan bab VI

II. DASAR TEORI

Susunan Bab VI

Bab ini dikelompokan dalam 11 (sebelas) Blocks (blok):

G00 – G09 Radang Susunan saraf pusat

G10 – G13 Atropi sistemik yang terutama mengenai SSP

G20 – G26 Gangguan ekstrapiramidal dan gangguan gerakan

G30 – G32 Penyakit degeneratif lainnya pada sistem saraf

G35 – G37 Penyakit demielinasi SSP

G40 – G47 Kelainan episodik dan Paroksismal

G50 – G59 Kelainan saraf, nerve root dan pleksus

G60 – G64 Polineuropati dan kelainan saraf perifer

lain G70 – G73 Penyakit pada myoneural junction dan

otot

G80 – G83 Cerebral palsy dan sindrom paralisis/ kelumpuhan lain

G90 – G99 gangguan lainnya pada sistem saraf

Kode-kode ber-asterisk pada bab VI diantaranya:

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*, G32*, G46*, G53*, G55*, G59*,
G63*, G73*, G94*, dan G99*.

Kategori 3 angka (G00 – G99)

 Dari 100 kategori ada 67 kategori yang digunakan

 Berhubungan dengan SSP dan saraf perifer

 G40-G47: Gangguan yg terjadi secara periodik (mis: epilepsi)

Perhatikan code meningitis dan encephalitis. Semua meningoencephalitis


dimasukkan pada encephalitis, mielitis dan encephalomielitis.

BERBAGAI ISTILAH GANGGUAN SISTEM SARAF

• Meningitis = radang selaput pembungkus otak.


Meningitis bisa disebabkan berbagai jenis kuman, oleh karena-nya,
beberapa nomor code meningitis menggunakan tanda* (Hal. 390-392)

• Encephalitis = radang pada otak


• Myelitis = radang pada sumsum tulang
• Encephalomyelitis = radang otak dan sumsum tulang
• Ataxia = koordinasi gerak terganggu/ terblokir, limbung dan
keseimbanganterganggu.
• Dystonia = tonus otot yang terganggu, sering menyerang kepala, leher
dan lidah. Sering akibat terapi obat.
• Myoclonus = spasme otot /grup otot
• Chorea = gerak cepat, tanpa tujuan yang tak terkontrol
• Epilepsy = epilepsi (ayan) (serangan bisa lokal bisa general)
• Migraine = Thobbing headache, biasanya satu sisi kepala saja.
• Headache = sakit kepala
• Cerebral ischaemia = kekurangan aliran darah di otak
• Cerebrovascular disease = Penyakit pembuluh darah otak
• Narcolepsy = Gangguan disertai serangan tidur mendadak, paralisis
tidur, dengan halusinasi pendengaran pada saat jatuh tertidur

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

• Catalexy = trancelike level of awareness and rigid muscle.(pada


hypnosis, physical and mental defects) Tingkat kesadaran trance
disertai kekakuan otot
• Mononeuropathy = gangguan satu saraf
• Polyneuropathy = gangguan banyak saraf
• Myopathy = gangguan otot
• Hemiplegia = lumpuh sebelah badan
• Paraplegia = lumpuh bagiab bawah badan
• Tetraplegia = lumpuh ke-empat tungkai.
• Hydrocephalus = ada cairan tertimbun di otak.

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 12

MENETAPKAN ISTILAH MEDIS SISTEM SARAF

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Tuliskan arti dari istilah medis di bawah ini


1. Meningitis =

2. Enchepalitis =

3. Huntington chorea =

4. Paraplegia =

5. Hemiplegia =

6. Spastic =

7. Flaccid =

8. Myoclonus =

9. Neuropathy =

10. Paralysis =

11. Parkinsonism =

12. Dystonia =

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

13. Torticollis =

14. Blepharospasm =

15. Tremor =

16. Demyelination =

17. Myelinolysis =

18. Epilepsy =

19. Convulsions =

20. Status epilepticus =

21. Migraine =

22. Amaurosis =

23. Amnesia =

24. Stroke =

25. Hypersomnia =

26. Apnoea =

27. Narcolepsy =

28. Cataplexy =

29. Neuralgia =

30. Neuritis =

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

31. Bell’s palsy =

32. Myokymia =

33. Ganglionitis =

34. Amyotrophy =

35. Causalgia =

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 13
MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA BAB VI
DISEASES OF THE NERVOUS SYSTEM

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Bell’s palsy
1.
Meningitis adeno-virus
2.
Syndrome of paroxysmal facial pain
3.

Penyakit Alzheimer’s, timbul saat usia 7


4. tahun

Migrain, setelah minum antibiotika


5.

6. Sakit kepala karena tegang

7. Neuralgia post herpes zoster

Hemiplegia flaccid post stroke (2


8. tahun yll)

9. Myopathy akibat alkoholisme

10. Myasthenia pada IDDM

5
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

11. Riwayat keluarga menderita epilepsy

12. Sleep apnoea


Post herpes zoster trigeminal
13. neuralgia

14. Ataxia

15. Pneumococcal meningitis

16. Tic-douloureux

17. Pusing tujuh keliling

18. Bernard-Horner syndrome

19. Epilepsy dengan Myoclonic Absences


Multiple sclerosis
20

C. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10

Gastritis akibat banyak piker


1.
Gastralgia psikis
2.
Sulit mengikuti pelajaran, IQ 56
3.
Gangguan bicara akibat gangguan
4. artikulasio

Asthma karena nervous


5.
Asthma karena psikogenik
6.

Gangguan pencernaan psikogenik


7. (dyspepsia)

Tidak nafsu makan karena patah hati


8. (loss apetite)

6
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Aphasia
9.

10. Apraxia

11. Congenital muscular dystrophy

12. Chronic fatigue syndrome


Meningoencephalitis pada parotitis
13. epidemica

Hemiplegia akibat CVA dengan


14. pendarahan

15. Flaccid paralysis akibat poliomyelitis

16. Grand mal epilepsy

17. Carpal tunel syndrome


Pasien perempuan, LOS 40 hari.
Diagnosis: overdose of diazepam,
chronic depression. Riwayat sakit:
masuk rawat via UGD,minum
diazepam overdosis dengan sengaja.
Keluhan: sangat depressed dan ingin
tinggal di RS untuk sementara.
Keadaan depressed semakin menjadi
18.
sejak 6 bulan akhir ini. Keadaan
mental: sangat ramah dan kooperatif,
serta sedikit obesitas. Pasien
mengeluh sangat tertekan dan tidak
punya harapan menghadapi masalah.
Belum pernah menderita gangguan
jiwa, pikiran jernih.

6
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 14
MENGKODE DIAGNOSIS PADA BAB VI
DISEASES OF THE NERVOUS SYSTEM

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

KODE
No. SINGKATAN ARTI/KEPANJANGAN Hal.
ICD-10

1. FTD

2. EPS

3. GTCS

4. MG

5. PHP

6
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

6. TIA

7. TOS

8. VBAS

C. Tuliskan disgnosis dan berilah kode ICD-10 sesuai kasus pada


resums medis

6
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Achmad Yani

ICD-10
No RM Diagnosis di Lembar RESUME Hal Vol 3 Hal Vol 1 Kode ICD-10

00-06-01

00-06-02

00-06-03

00-06-04

64
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

ICD-10
No RM Diagnosis di Lembar RESUME Kode ICD-10
Hal Vol 3 Hal Vol 1

00-06-05

00-06-06

00-06-07

65
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan Perilaku
TA 2022/2023
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Achmad Yani

LATIHAN 15

MENGKODE PROSEDUR DAN TINDAKAN MEDIS PADA GANGGUAN


MENTAL DAN PERILAKU SERTA SARAF

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-9CM
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD


KODE
No. NAMA TINDAKAN LEAD TERM ICD-9 Hal.
CM

1. CT-Scan kepala

2. USG kepala

3. MRI tulang belakang

Craniotomy untuk
4.
mengeluarkan abses epidural

5. Debridemen saraf tepi

Operasi pemasangan
6.
intracranial dtimulator

7. Symathectomy lumbar

8. Biopsi sumsum spinal

9. EEG

26
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

C. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pemeriksaan penunjang dan


tindakan medis dibawah ini:
No. NAMA TINDAKAN Penjelasan

1. Elektrokonvulsi terapi

2. USG kepala

3. MRI tulang belakang

Craniotomy untuk
4. mengeluarkan abses
epidural

5. Debridemen saraf tepi

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Operasi pemasangan
6.
intracranial dtimulator

7. Symathectomy lumbar

8. Biopsi sumsum spinal

9. EEG

10 CT-scan kepala

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

MATERI 5
KEKHUSUSAN BAB V
MENTAL AND BEHAVIORAL DISORDER

I. TUJUAN PRAKTIK
Mahasiswa mampu:
1. Memahami kekhususan dari Bab V ICD-10 tentang gangguan mental
2. Memahami istilah-istilah yang berkaitan dengan gangguan mental
3. Mengenal penggunaan PPDGJ
4. Mampu menentukan kode penyakit sesuai dengan kekhususan bab V

II. DASAR TEORI


BAB V ini adalah satu bab yang masing-masing blok dan kategori-nya
didefinisikan dengan kalimat-kalimat yang cukup panjang.

Indonesia memiliki PPDGJIII dan S-PPDGJ III yang merupakan terjemahan


Bab V dari ICD-10 dalam bahasa Indonesia.

PPDGJ = Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa, di


Indonesia
PPDGJ-III merupakan alat bantu utama penegakkan diagnosis gangguan
jiwa di Indonesia. Disebut di dalam PPDGJ-III bahwa:diagnosis adalah
kunci terapi. Penegakan diagnosis yang benar mengarahkan upaya terapi
yang tepat. Disamping mempunyai arti klinis, sebutan diagnosis yang
dibakukan dengan nomenklatur, kodefikasi serta klasifikasi merupakan
instrumen penting bagi komunikasi medis antar pakar yang terlibat dan
juga akan mempermudah pengelolaan data bagi kepentingan statistik dan
epidemiologi.
S-PPDGJ III = Suplemen-PPDGJ III disusun sebagai pelengkap untuk
mempermudah penggunaan PPDGJ-III, dengan melengkapi beberapa
informasi tambahan terkait diagnosis,klasifikasi dan nomenklaturnya.
Perbedaan antara PPDGJ I dan II adalah sebagai berikut:

2
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

1. Sistem code alfanumerik memberi cakupan yang lebih luas


2. Deskripsi klinis dan pedoman tanpa kriteria
3. Ada istilah yang tidak digunakan lagi,di antaranya: ‘psikosis’
‘neurosis’, ‘psikosomatik’, ‘psikogenik’, ‘endogenik’
Sedangkan istilah-2 gangguan jiwa/gangguan mental tetap
dipertahankan untuk menggantikan dan menghindari penggunaan
penyakit jiwa (mental disease atau mental illness).
4. Diagnosis dan evaluasi multiaksial disempurnakan.
5. Pengelompokan dalam blok diagnosis lebih mudah.
Perbedaan lain yang bersifat rinci dan terkait pada setiap penggolongan
dan diagnosis tidak diuraikan di PPDGJ.

PERISTILAHAN DAN SINGKATAN


Istilah-istilah yang digunakan di dalam buku ICD-10/PPDGJ-III ditetapkan:
1. Disorder  gangguan
2. Disease, illness  penyakit
3. Clinical Description  gambaran klinis
4. Diagnostic Guidelines  pedoman diagnostik
5. Undifferentiated  yang tak dirinci
6. Behaviour  perilaku
7. Conduct  tingkah laku
8. Anxietas  anxietas
9. Onset  onset
10. Classification  penggolongan
11. Transient  sementara
12. Block  blok
13. Group  kelompok
14. Impairment  hendaya
15. Disability  diabilitas
16. Handicap  cacat
17. Dissociation  disosiasi
18. Multiple  multipel

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

19. Oppositional disorder  gangguan sikap


menentang

Beberapa singkatan yang distandarisasi, yang digunakan di dalam buku


ICD-10 / PPDGJ-III:
1. YDT: yang ditentukan, untuk menggantikan istilah “specified”
2. YTT: yang tidak ditentukan, untuk menggantikan istilah:
- “unspecified”
- “not otherwise specified (NOS)”
3.YDK: yang diklasifikasikan di tempat lain, untuk
menggantikan istilah “classified elsewhere”
4.YTK: yang tak diklasifikasikan di tempat lain, untuk
menggantikan istilah “not elsewhere classified” (NEC)”
5. SSP: Susunan saraf pusat
6. Lir:istilah prefix untuk menyatakan “-like” dalam bahasa Inggris,
berarti ‘sejenis’
Misalnya:
* “morphine-like substance”  zat lir-morpfin
* “schizophrenia-like”  lir-skizofrenia
7. Nir: istilah prefix untuk menyatakan “un-” dalam bahasa Inggris,
yang menyatakan ‘tidak’

Berbagai instrumen dan publikasi internasional terkait ICD-10, Chapter V,


WHO, yang kita kenal:
1. The ICD-10 classification of Mental and Behavioural Disorders: Clinical
descriptions and diagnostic guidelines, WHO, 1992
2. The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders:
Conversion tables between ICD-8, ICD-9, and ICD-10. WHO. 1992
3. Lexicon of Psychiatric and Mental Health Terms. 2nd edition. WHO, 1994
4. Composite International Diagnostic Interview 1.1 (CIDI). WHO, 1993
5. DSM-IV (Diagnostic Statistical manual for Mental and Behavioural
Disorders), APA, 1994

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

6. DCR-10 (The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders,


Diagnostic Criteria for Research), WHO, 1994
7. ICD-10: DCR-10 (Pocket Guide to the ICD-10 Classification of Mental and
Behavioural Disorders with Glossary and Diagnostic Criteria for
Research), WHO-Churchill Livingstone. 1994

Susunan Bab V
Bab ini dikelompokan dalam 11 (sebelas) Blocks (blok):
F00-F09 Gangguan mental organik termasuk simtomatik
F10-F19 Gangguan mental & prilaku akibat menggunakan obat psikoaktif
F20-F29 Gangguan schizophrenia, schizotypal, delusional
F30-F39 Gangguan mood [affective]
F40-F48 Gangguan neurotik, terkait-stress dan somatoform
F50-F59 Sindroma prilaku terkait gangguan fisiologis dan faktor fisik
F60-F69 Gangguan personalitas dan prilaku dewasa
F70-F79 Retardasi mental
F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis

F90-F98 Gangguan prilaku dan emotional yang biasanya timbul saat masa
kanak-2 dan akil balik
F99 Gangguan mental unspecified

Ada 2 (dua) codes yang bertanda (*)


F00* Dementia pada penyakit Alzheimer’s
F02* Dementia pada penyakit lain yang terklasifikasi di bagian lain

Hierarki Penyakit
1. Urutan hierarki adalah urutan organisasi yang bersifat vertikal dari atas
ke bawah, dengan pengertian bahwa yang terletak di atas, mengandung
unsur dari yang lebih bawah, tetapi mempunyai kelebihan yang spesifik;
2. Urutan diagnosis adalah menurut tingkat “organicity”, dari diagnosis yang
bersifat organik ke arah yang bersifat nonorganik (psikologis/

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

edukatif/psikodinamik). Nomor di dalam PPDGJ III/ICD-10 disusun


secara berurutan sesuai hierarki tersebut,
3. Urutan hierarki kategori gangguan jiwa juga berdasarkan konsep ini. Kita
mengetahui seringkali upaya penegakkan diagnosis gangguan jiwa sukar,
karena:
a. Banyak sekali gangguan jiwa mempunyai gejala-2 yang serupa,
misalnya: sukar tidur, gelisah, palpitasi dll.
b. Jumlah gangguan jiwa ada ratusan macam
c. Standar urutan hierarki akan:
- Mempermudah pertimbangan pelbagai kemungkinan diagnosis
banding gangguan jiwa terkait kategori, karena masing-2 kategori
secara urutan dari atas ke bawah memiliki keunikan khusus
walaupun mempunyai persamaan gejala/keluhan dengan kategori
yang berada di bawahnya.
- Mengurangi kemungkinan luputnya dari perhatian gangguan jiwa
(walau jarang ditemukan) yang terletak di urutan hierarki lebih
atas.
d. Suatu diagnosis atau kategori diagnosis baru dapat dipastikan setelah
kemungkinan diagnosis/diagnosis banding dalam kelas/kategori di
atasnya dapat ditiadakan secara pasti.

URUTAN HIERARKI KATEGORI DIAGNOSTIK GANGGUAN BERDASARKAN


PPDGJ-III (dan DSM-IV)

I. Gangguan mental organik


II. Skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham (serta gangguan
psikotik lain)
III. Gangguan suasana perasaan (Mood/Afektif)
IV. Gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan
dengan stress.
V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan
faktor fisik (F50-F59)

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

VI. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa (F60-F69)


VII. Retardasi mental (F70-F79)
VIII. Ganguan perkembangan psikologis (F80-F89)
IX. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa
kanak dan remaja (F90-F98)

Beberapa istilah yang berkaitan dengan fenomena aberasi perilaku atau


kejiwaan yang dikenal di Indonesia atau yang mempunyai nama khusus yang
terkait dengan budaya setempat antara lain:

1. Amok (Indonesia) ->Kesambet

Episode desosiatif tunggal/terbatas, ditandai adanya periode


kemurungan serta cetusan kekerasan, agresivitas atau perilaku yang
menimbulkan malapetaka, yang ditujukan kepada manusia atau obyek
lain. -> Gangguan Berkomunikasi

Ditemukan di: Indonesia, Malaysia, Laos, Filipina, Polynesia (cafard,


cathard), Papua New Guinea, Puerto Rico (mal de pelea) dan
pada suku Navajo (iich’aa).

2. Babainan (bebainan) -> Kesurupan, kemasukan roh

Fenomena episode dengan gejala perubahan kesadaran, tingkahlaku


agitatif yang mendadak, disertai kebingungan, halusinasi dan gejolak
emosional. Cepat hilang, dan diikuti periode amnesia. Terkategori ke
Gangguan Disosiatif YTT.

Di Indonesia, istilah kaitan budaya Bali.

3. Kesurupan/Kemasukan(possession)

Perubahan kesadaran yang disertai tanda-2 tergolong di dalam


Gangguan Disosiatif -> Gangguan Identitas Disosiatif atau Gangguan
Disosiatif YTT.

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Di Indonesia, ada yang menyebut ‘kerasukan’ ‘kesambet’ dsb.

4. Kena Guna-guna (Diguna-guna)

Bertaraf waham bertemakan niat jahat terhadap kesehatan atau


kehidupan.

Di Indonesia, penafsiran dilandasi kepercayaan setempat.

Amerika Serikat, Afrika-Amerika, Eropa-Amerika dan Karibia. Dikenal


sebagai: mal puest atau brujeria di kalangan masyarakat Latin, dsb.

5. Koro

Episode anxietas yang kuat dan mendadak, disertai ketakutan bahwa


penis (vulva, puting payu dara) akan mengerut dan masuk tubuh
(menghilang) dan kemungkinan menyebabkan kematian. Keadaan
bertaraf waham dan tergolong ke Skizofrenia atau Gangguan
Skizofreniform.

Asal kata ‘koro’ diduga dari: Cina, Sulawesi, Malaysia.

Kaitan budaya dengan suku Asia Tenggara (> turunan Cina)

Kata lain: shuk yang, shook yang, suo yang (Cina) (CCMD-2)jinjinia
bemar (Assam), rok-joo (Thailand)

Kadang juga ditemukan di negara Barat.

Di ICD-10, ‘koro’ diklasifikasi ke dalam kategori Gangguan Neurotik


Lainnya YDT (F48.8). ‘Koro’ tidak diusulkan kategori diagnostik
sendiri. Untuk setiap kasus perlu pemeriksaan psikiatrik lebih lanjut
perihal kemungkinan ada gejala lain pelengkap sindrom psikiatrik
untuk memenuhi kriteria kategori diagnostik tertentu.

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

6. Latah

Hipersensitivitas terhadap kejutan mendadak, seringkali diikuti


dengan ekhopraksia, ekholali, kepatuhan automatisme, serta perilaku
disosiatif atau mempunyai keadaan lir-trance.

Klinis: kaget oleh suara atau gerakan -> segera bereaksi dengan
mengucap kata secara berulang-ulang dan beruntun, seringkali
berupa kata-kata kotor yang terkait organ kelamin (koprolalia) ->
diikuti gerak meniru gerak orang lain atau menjalankan instruksi
tertentu secara otomatik, tanpa pengendalian.

>pada peremuan setengah baya (kadang muda),

>dari kalangan sosioekonomik rendah dengan latar belakang


pendidikan rendah.

ICD-10: ‘latah’ masuk ke kategori Gangguan Neurotik Lainnya YDT


(F48.8)

Diagnosis MultiAksial pada PPDGJ

AKSIS I : Gangguan klinis

: Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik

AKSIS II : Gangguan kepribadian

: Retardasi mental

AKSIS III : Kondisi Medik Umum

AKSIS IV : Masalah psikososial dan Lingkungan

AKSIS V : Penilaian Fungsi Secara Global (Global Assesment Of


Functional Scale/GAF)

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 16

MENETAPKAN ISTILAH MEDIS PADA GANGGUAN MENTAL DAN


PERILAKU

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris
B. Tuliskan arti dari istilah medis di bawah ini

1. Demensia =

2. Alzheimer =

3. Delirium =

4. Scrizophrenia =

5. Bipolar =

6. Dysthymia =

7. Anxiety disorder =

8. Amnesia =

9. Neurasthenia =

10. Anorexia =

11. Nightmare =

12. Insomnia =

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

13. Paranoid =

14. Trichotillomania =

15. Transsexualism =

16. Phaedophilia =

17. Autism =

18. Asperger syndrome =

19. Hypomania =

20. Panic attack =

21. Dyspraxia =

22. Elective mutism =

23. Tic disorder =

24. Enuresis =

25. Encopresis =

26. Psychosis =

27. Stupor =

28. Dissosiative fugue =

29. Trance =

30. Psychasthenia =

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

C. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD


No SINGKATAN ARTI/KEPANJANGAN KODE Hal.

ICD-10

1. DE

2.
ESA

3. GAD

4. MR

5. PCS

3
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 17

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA GANGGUAN


MENTAL DAN PERILAKU BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah leadterm dan halaman ICD serta kode, dengan cepat dan
tepat:

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Schizophrenia
1.

2. Psychosis Akut

Insomnia Primary
3.
Anxiety Neurosis
4.
Retardasi mental
5.
Takut ketinggian-phobia
6.
Gangguan perilaku akibat
7. ketergantungan alkohol-disorder

Depresi psikogenik
8.
Latah (disorder neurotic)
9.
Kelainan sex (pelecehan sexsual pada
10. anak-anak

11. Panic attack

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Dementia pada Alzheimer tipe 2


12.

13. Postencephalitic syndrome


Dependence syndrome akibat
14. ketergantungan Cocaine

15. Scrizophenia acut


Seorang pelaku seksual ditangkap
polisi krn melakukan tindakan asusila,
stlh dilakukan pemeriksaan diperoleh Gabungan
16. keterangan bhw org tsb mengalami F65.2 dan F65.6
gangguan preferensi seksual akibat F65.4
exhibitionism dan pedofil.

Anak umur 4 tahun dengan IQ 26


17. mengalami retardasi mental

Seorang wanita usia 23 tahun dengan


gejala insomnia, mimpi buruk dan
tidak respon terhadap lingkungannya
18. mengalami gangguan stress akibat
diputus oleh tunangannya sejak 1
tahun yang lalu.

stres psikosoisial akibt over proteksi


19. orang tua

Bipolar affective tanpa psycgotic


20 symptoms

Psychogenic enuresis
21
Jealousy pada dua anak kembar
22
Autism atypical
23
Postnatal depression
24
Nymphomania (excessive sexual
25 drive)

IQ 50
26

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 18

MENGKODE ISTILAH MEDIS (DIAGNOSIS) PADA GANGGUAN


MENTAL DAN PERILAKU BERDASARKAN ICD-10

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. Terminologi medis
3. Kamus kedokteran
4. Kamus bahasa Inggris

B. Berilah kode lengkap dengan leadterm dan halaman ICD

Hal KODE
No. Diagnostic term Leadterm
Vol. 3 Vol. 1 ICD-10
Ansietas (anxiety state)
1.
Demensia [tanpa penyebab organic]
2. pada pasien HIV

Hipomanik episode
3.
Distimia
4.
Disklesial – diidentifikasi oleh guru
5. (grade 3)

Flashback dan episode bizarre


behavior sekunder menggunakan obat
6. LSD, penggunaan terakhir 25 tahun
lalu

Serangan panik
7.
Disorder bipolar, sedih berat tapi
8. bukan psikotik

Schizophrenia paranoid
9.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

Retardasi mental dengan dengan


10. austistik features

11. Reaksi stress akut

12. Reaksi stress akut

13. Ketergantungan heroin

14. Delirium alcoholic akut

15. Delusi paranoid

16. Sinkop psikogenic

17 Sakit kepala psychogenic

Claustrophobia
18
Gangguan mental akibat intixikasi
19 akut candu

Gangguan organic catatonic


20

21 Trichotillomania

Psychogenic impotence
22
Korsakov’s psychosis
23
Huntington’s disease with dementia
24
Bipolar disorder, currently severity
25 depressed but not psychotic

Psychogenic asthma
26
Ketergantungan narkoba
27
Pasien, wanita, usia, 36 tahun
Diagnosis: chronic schizophrenia
Ringkasan admisi: (pasien tahanan
28 polisi)
Masuk rawat dihantar polisi, karena
bicara kasar dan membuat kekerasan
pada pelanggan di shoping mall local,

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

sangat agresif dan kasar terhadap


polisi. Tidak ada keluhan terkait terapi
. tidak bekerja dan tinggal bersama
anaknya, usia 9 tahunyang diurus oleh
adiknya. Komunikasi sulit, pasien
selalu mengancam petugas. Ada
halluxination visual dan pendengaran.
Paranoid delusi mencurigai petugas
akan mengancam ia, selalu
mengancam petugas mall karena
selalu menjual barang yang akan dibeli
oleh pelanggan lain. Tidak mau minum
obat karena dianggap racun. Diberi
terapi 10mg haloperidol malam hari.
Ditemukan juga abrasi dan edem pada
tangan dan pergelangan akibat
memukul mukul dinding kantor polisi.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

LATIHAN 19

MENGKODE DIAGNOSIS MULTIAKSIAL PADA GANGGUAN MENTAL


DAN PERILAKU BERDASARKAN PPDGJ

A. BAHAN PRAKTIK
1. ICD-10 volume 1, 2 dan 3
2. PPDGJ
3. Terminologi medis
4. Kamus kedokteran
5. Kamus bahasa Inggris

B. Jelaskan diagnosis multiaksial pada kasus dibawah ini


1. Seorang pasien mengalami anorexia nervosa tidak khas, dengan gambaran
klinis anoreksia atau sangat takut gemuk, walapun berat badannya sangat
berkurang dan menunjukkan tingkah laku menurunkan berat badan. Pasien
menunjukkan gangguan schizoid khas dengan menarik diri dari. Hubungan
yang akrab dan lebih suka menyendri. Pasien mengalami obesitas. Riwayat
pasien waktu SD sering diejek oleh temannya karena gemuk. GAF 75.
JAWAB:
Aksis I:
Aksis II:
Aksis III:
Aksis IV:
Aksis V:

2. Pasien usia 25 tahun mengalami Bipolar Affective episode manic dengan


psycotik symptoms. Pasien mengalami gangguan kepribaduan anankastik,
selalu ragu-ragu, perfeksionis. Pasien mengalami gangguan mata astigmat.
Riwayat pasien tinggal dengan neneknya sejak lahir karena orang tua
bercerai. GAF 65.

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

JAWAB:
Aksis I:
Aksis II:

Aksis III
Aksis IV:
Aksis V:

3. Pasien usia 36 tahun mengalami sindrom amnesia akibat penggunaan


kokain. Pasien menunjukkan gangguan emosional yang tidak stabil, emosi
mudah meledak dan tidak terkontrol. Pasien mulai mengkonsumsi kokain
karena salah pergaulan. Badan pasien dipenuhi dengan panu. GAF 45.
JAWAB:
Aksis I:
Aksis II:
Aksis III:
Aksis IV:
Aksis V:

4. Pasien usia 19 tahun mengalami kecemasan yang disertai dengan depresi.


Pasien menunjukkan gangguan histrionic, labil, mendramatisir diri sendiri
dan mudah tersinggung. Gangguan tersebut timbul sejak pasien tidak lulus
ujian masuk Universitas Negri Favorit. Pasien mengalami penurunan luas
lapang pandang karena menderita PCAG. GAF 60.
JAWAB:
Aksis I:
Aksis II:
Aksis III:
Aksis IV:
Aksis V: .

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku
D3 Rekam Medis & Infokes Universitas Jenderal Ahcmad Yani

5. Pasien usia 18 tahun dibawa ke RSJ oleh orang tuanya karena mengalami
kehilangan kesadaran akan identitas diri dan lingkungan sekitarnya. Pasien
bertensi untuk bertindak tanpa memikirkan akibat, merusak diri sendiri dan
ingin bunuh diri. mengalami gangguan seperti dalam mimpi namun tidak
tidur. Pasien juga diagnosis OD Ulcus Cornea dengan Hypopion. Riwayat
pasien mengalami gangguan tersebut sejak orangtuanya gulung tikar. GAF
50. JAWAB:
Aksis I:
Aksis II
Aksis III:
Aksis IV
Aksis V:

6. Pasien usia 30 tahun mengalami Bipolar Affective episode manic


dengan psycotik symptoms. Pasien menglami transeksualisme sejak
usia 27 tahun. KU baik. Riwayat pasien tinggal dengan neneknya sejak
usia 3 tahun karena orang tua bercerai. GAF63.

JAWAB:
Aksis I :
Aksis II :
Aksis III :
Aksis IV :
Aksis V

4
Modul Praktikum Kodifikasi Sistem Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan
Perilaku

Anda mungkin juga menyukai