Anda di halaman 1dari 16

Aturan Modifikasi Untuk

Seleksi Penyebab Kematian


Demiawan Rachmatta Putro Mudiono, S.ST., M.Kes
Latar belakang
• Penyebab kematian yang terpilih tidak selalu
merupakan kondisi yang paling berguna dan
informatif untuk tabulasi. Misalnya senilitas
atau beberapa penyakit umum seperti
hipertensi dan aterosklerosis, gunanya lebih
rendah daripada manifestasi atau akibat dari
kondisi tersebut
6 Aturan modifikasi untuk seleksi penyebab
kematian
1. Aturan A (senilitas dan kondisi yang sulit untuk
dijelaskan)
2. Aturan B (Kondisi-kondisi ‘trivia’)
3. Aturan C (Linkage)
4. Aturan D (Kespesifikan)
5. Aturan E (stadium awal dan lanjutan suatu
penyakit)
6. Aturan F (gejala sisa atau Sekuel)
Aturan A (senilitas dan kondisi yang sulit
untuk dijelaskan)
• Jika penyebab terpilih adalah keadaan pada
bab XVIII, kecuali untuk kode R95 dan keluhan
yang diklasifikasikan di tempat lain pada R00-
R94 atau R96-R99, pilih kembali penyebab
kematian seperti penyebab tersebut yang
tidak diklasifikasikan pada bab XVIII
Contoh A
Contoh : I (a) Senilitas dan pneumonia
hipostatik (R54)
(b) Arthritis rematoid (M06.9)
Kode artritis rematoid (M06.9). Senilitas yang
dipilih oleh Rule 2 diabaikan modifikasi A dipilih
Aturan B (Kondisi-kondisi ‘trivia’)
• Kalau penyebab yang dipilih adalah kondisi
trivia (tidak berarti) yang biasanya tidak
mematikan, dan sebuah kondisi yang lebih
serius dilaporkan, pilihlah penyebab dasar
kematian seolah-olah kondisi trivia tadi tidak
dilaporkan. Bila kematian disebabkan suatu
efek samping pengobatan dari kondisi trivia,
maka pilih kondisi efek samping.
Contoh B
Contoh: I (a) Karies gigi
II Serangan jantung
Kode serangan jantung (I46.9). Karies yang
dipilih oleh Prinsip Umum diabaikan modifikasi B
dipilih
Aturan C (Linkage)
• Jika penyebab terpilih berkaitan dengan penyebab lain akibat
sifatnya atau catatan yang digunakan untuk pengkodean
penyebab kematian, gunakan kombinasi keluhan tersebut.
• Jika hubungan antar 2 kondisi hanya terjadi akibat satu
keluhan disebabkan oleh keluhan yang lain, kode kombinasi
kedua keluhan tersebut hanya jika hubungan sebab-akibat
dapat dimungkinkan.
• Kemudian jika terjadi konflik dalam kaitan 2 keluhan, kaitkan
dengan keluhan lain yang akan dipilih jika penyebab yang
pertama dipilih tidak dilaporkan, maka carilah kaitan lain
yang memungkinkan.
Contoh C
• Contoh: I (a) Obstruksi usus
(b) Hernia femoralis
Kode hernia femoralis dengan obstruksi (K41.3)
prinsip umum diabaikan modifikasi C dipilih
Aturan D (Kespesifikan)
• Jika penyebab terpilih menggambarkan
keluhan dengan keterangan yang lebih umum
dan keluhan lain yang lebih spesifik
dilaporkan pada sertifikat, gunakan keluhan
yang lebih spesifik
Contoh D
• Contoh: I (a) Infark serebrum
(b) Cerebrovascular accident
Kode infark serebrum (I63.9) prinsip umum
diabaikan modifikasi D dipilih
Aturan E (stadium awal dan lanjutan suatu
penyakit)
• Kalau penyebab yang dipilih merupakan tingkat
awal suatu penyakit sedangkan tingkat yang
lebih lanjut dari penyakit yang sama dilaporkan
di dalam sertifikat, maka kodelah yang lebih
lanjut. Rule ini tidak berlaku pada bentuk
‘kronis’ yang dilaporkan sebagai akibat bentuk
‘akut’ kecuali kalau klasifikasi memberikan
instruksi khusus untuk efek tersebut.
Contoh E
• Contoh: (a) Tertiary syphilis
(b) Primary syphilis
• Pilih kondisi tertiary syphilis (A52.9) karena
kondisi ini merupakan lanjutan dari keluhan/
stadium awal. Prinsip umum diabaikan
modifikasi E dipilih
Aturan F (gejala sisa atau Sekuel)
• Kalau penyebab yang dipilih merupakan bentuk
awal suatu kondisi, sedangkan klasifikasi
menyediakan kategori “Sekuel dari ......” yang
terpisah, dan terdapat bukti bahwa kematian
disebabkan oleh efek sisa kondisi ini, bukan fase
aktifnya, maka kodelah kategori “Sequelae
of ...........” yang sesuai.
• Kategori “Sequelae of ....” adalah sebagai berikut:
B90-B94, E64.-, E68, G09, I69, O97, dan Y85-Y89
Contoh F
• Contoh: I (a) Fibrosis paru-paru
(b) Tuberkulosis paru-paru lama
• Pilih kondisi sekuel tuberkulosis paru-paru
(B90.9) sebagai penyebab kematian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai