Anda di halaman 1dari 57

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Tentang Konsep

A. Konsep Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah

bagian integral dari suatu organisasi soasial dan kesehatan dengan

fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

penyembuhan penyakit (kuratif), pencegahan penyakit (preventif)

kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi

tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit pasal 1 “Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

dan gawat darurat”.

Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatanan secara merata dengan mengutamakan upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan

secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat

dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah Sakit


juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam

budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan lingkungan (Depkes RI.

2009).

Maka dari pemaparan diatas, penulis mencoba membuat kumpulan

pemikiran tentang pengertian Rumah Sakit. Rumah Sakit adalah tempat

pelayanan kesehatan untuk segenap masyarakat, baik pelayanan medis

maupun non medis. Rumah Sakit juga menjadi sarana pendidikan,

tempat penelitian serta pengembangan ilmu dan teknologi di bidang

kesehatan agar terciptanya tenaga kesehatan yang professional untuk

mencapai mutu pelayanan yang optimal.

2. Jenis Rumah Sakit

Rumah Sakit di Indonesia dibedakan menjadi beberapa macam jika

ditinjau dari kepemilikannya, maka Rumah Sakit di Indonesia dapat

digolongkan menjadi 2 macam yaitu:

a. Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit pemerintah pun dibedakan lagi antara lain

menjadi tiga macam, yakni:


1) Pemerintah Pusat, pada dasarnya terdapat dua macam

pemerintah pusat yang dimaksudkan yaitu:

a) Departemen Kesehatan, yang dikelola langsung oleh

pemerintah atau lebih tepatnya Departemen

Kesehatan, misalnya Rumah Sakit Dr. Cipto

Mangunkusumo di Jakarta.

b) Departemen Lain, Departemen Pertambangan,

Departemen Perhubungan dan Departemen

Pertahanan dan Keamanan. Sebagai contoh Rumah

Sakit Tentara Dr. Reksodiwiryo di Kota Padang yang

dikelola TNI AD dan Kementrian Pertahanan.

2) Pemerintah Daerah

Sesuai dengan Pokok Pemerintah Daerah No. 5

tahun 1974, maka rumah sakit-rumah sakit yang berada

di daerah dikelola oleh pemerintah daerah. Peranan

Departemen Kesehatan disini adalah untuk

merumuskan kebijakan pokok upaya kesehatan saja.

Contoh Rumah Sakitnya yaitu Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Bandung.

3) Rumah Sakit Swasta

Di Indonesia rumah sakit swasta tampak telah

berkembang dengan pesat dan cukup bisa bersanding

dengan rumah sakit milik pemerintah. Sebagai akibat


dibenarkannya pemilik modal bergerak dalam

perumasakitan, menyebabkan mulai banyak ditemukan

rumah sakit swasta yang telah dikelola secara komersial

serta berorientasi mencari keuntungan.

Rumah Sakit swasta ini dibedakan menjadi beberapa macam,

antara lain:

a) Rumah Sakit Swasta Milik Dokter

b) Rumah Sakit Swasta Milik Militer

c) Rumah Sakit Swasta Milik Badan Usaha Milik Negara

d) Rumah Sakit Swasta Milik Perusahaan Pencari

Keuntungan

e) Rumah Sakit Swasta Milik Yayasan Keagamaan Dan

Kemanusiaan

3. Fungsi Rumah Sakit

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009

tentang rumah sakit pasal 5 bahwa Rumah Sakit mempunyai fungsi:

a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan; dan

d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

B. Konsep Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis adalah keterangan, baik yang tertulis maupun yang

terekam tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium,

diagnosia serta segala pelayanan dan tindakan medis yang di berikan

kepada pasien, dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan

maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat( Depkes RI 2006 )

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1

“Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.

Sedangkan menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Medik (Dirjen

Yanmed, (2006:1)
“Rekam Medis adalah keterangan baik secara tertulis maupun terekam

tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa,

segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,

dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang

mendapat pelayanan gawat darurat”.

Dengan melihat ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa

suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya

sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat

segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar

untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

2. Falsafah Rekam Medis

Dengan memperhatikan definisi rekam medis di atas maka rekam

medis juga dapat dikatakan sebagai bukti tertulis proses pelayanan yang

diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini

merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan

untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis yang dilakukan setelah

pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggung

jawabkan. Proses pelayanan yang diawali dengan identifikasi pasien baik

jati diri, maupun perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan

tindakan medis lainnya.

Falsafah rekam medis dapat disingkat ALFRED AIR dimana:

A : Administration
L : Legal

F : Financial

R : Research

E : Education

D : Documentation

A : Accurate

I : Informative

R : Responsibility

a. Administration

Sebab isinya menyangkut tindakan wewenang dan tanggung jawab

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Legal

Sebab isinya menyangkut jaminan kepastian hokum atas dasar

keadilan.

c. Financial

Sebab isinya menyangkut informasi yang dipergunakan sebagai

aspek keuangan.

d. Riset

Sebab isinya menyangkut informasi sebagai aspek penelitian dan

pengembangan iptek.

e. Education
Sebab isinya menyangkut informasi tentang perkembangan

kronologis dan pelayanan medis yang diberikan terhadap pasien.

f. Documentation

Sebab digunakan sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan

rumah sakit.

g. Acurate

Sebab isinya sesuai dengan kebenaran yang ada.

h. Informatif

Sebab menyangkut sebagai informasi dengan cepat.

i. Responsibility

Sebab dapat direspon atau cepat tanggap dan bertanggung jawab

dalam pelayanan kesehatan.

3. Tujuan Rekam Medis

Menurut Direktorat Jendral Pelayanan Medis, (2006:13), tujuan

Rekam Medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan

diselenggarakannya Rekam Medis adalah:

a. Mengumpulkan, mengolah dan memelihara data informasi yang

lengkap dan akurat juga dapat dipertanggungjawabkan.

b. Mendukung terselenggaranya tertib administrasi yang lengkap,

cepat dan mudah didapat jika diperlukan.

c. Memberikan perlindungan hukum bagi pasien, profesi kesehatan di

rumah sakit.
4. Fungsi dan Kegunaan Rekam Medis

Fungsi Rekam Medis dijelaskan berdasarkan tujuan rekam medis yang

telah dijelaskan sebelumnya, yaitu sebagai berikut:

a. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien,

b. Bahan pembuktian dalam perkara hukum,

c. Bahan untuk keperluan penelitian dan pendidikan,

d. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan, dan

e. Bahan untuk merupakan statistik kesehatan

Adapun kegunaan Rekam Medis menurut Direktorat Jendral

Pelayanan Medik (2006:13) adalah sebagai berikut:

1) Aspek Administrasi

Didalam Rekam Medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

2) Aspek Medis

Suatu rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan

tersebut dipergunakan untuk merencanakan pengobatan atau

perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka

mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui

kegiatan audit medis, manajemen risiko klinis serta keamanan atau

kesehatan pasien dan kendali biaya.

3) Aspek Hukum
Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

penelitian, dalam rangka usaha menegakkan keadilan bagi para

tenaga medis dan paramedik.

4) Aspek Keuangan

Suatu rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai

aspek keuangan.

5) Aspek Penelitian

Suatu rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena

isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan

Suatu rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau

referensi pengajaran di bidang profesi penggunanya.

7) Aspek dokumentasi

Suatu rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasi dan


dipakai sebagai badan pertanggung jawaban dan laporan di rumah

sakit.

5. Nilai Guna Rekam Medis

Menurut Rustiyanto (2009:9) nilai guna Rekam Medis adalah

sebagai berikut:

a. Bagi Pasien

1) Menyediakan bukti asuhan keperawatan/tindakan medis yang

diterima oleh pasien.

2) Menyediakan data bagi pasien jika pasien dating untuk kedua

kalinya dan seterusnya.

3) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hukum

pasien dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi

atau mal praktik.

b. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan

1) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan.

2) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.

3) Mengevaluasi pengguna sumber daya.

c. Bagi Pemberi Pelayanan

1) Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga

professional dalam merawat pasien.


2) Membantu dokter dalam menyediakan data keperawatan yang

bersifat berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan

kesehatan.

3) Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.

6. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis

Menurut Hatta (2011 : 71) Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam

Medis adalah:

a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/ MENKES/ PER / III/ 2008

tentang Rekam Medis.

b. Undang-Undang Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang arti

penting, peran rekam medis/kesehatan serta eksistensinya terutama

dalam bidang kesehatan, hukum, pendidikan juga semakin

diperhatikan oleh masyarakat maupun oleh berbagai pihak yang

membutuhkannya.

c. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

No.135/KEP/ MENPAN/ 2002 tentang Jabatan Fungsional Perekam

Medis dan Angka Kreditnya dan dikeluarkan sejak tanggal 6

Desember 2002.

d. Undang-Undang No.29/2004 Praktik Kedokteran yaitu :

1) Pasal 2 tentang hak pasien mendapatkan isi Rekam Medis.

2) Pasal 26 tentang Kewajiban Dokter membuat Rekam Medis.


3) Pasal 47 tentang kepemilikan dokumen Rekam Medis dan

isinya.

4) Pasal 48 tentang persyaratan membuka Rekam Medis

Kedokteran.

5) Pasal 49 tentang audit medis kedokteran menggunakan Rekam

Medis

6) Pasal 50 tentang standar profesi terkait dengan bukti Rekam

Medis

7) Pasal 51 tentang kewajiban Dokter dan Dokter Gigi untuk

merahasiakan segala sesuatu tentang pasien.

8) Pasal 79 tentang sanksi pidana bila Dokter dan Dokter Gigi

tidak membuat Rekam Medis.

9) Keputusan Menteri Kesehatan No. 377/ MENKES / SK/ III/

2007 tentang standar Profesi Rekam Medis dan informasi

kesehatan diterbitkan tanggal 7 Maret 2007.

7. Kegiatan Rekam Medis

Dari pengertian rekam medis secara luas diatas, maka dapat

dijelaskan bahwa rekam medis bukan hanya sebagai kegiatan pencatatan

tetapi juga berbagai kegiatan, kegiatan Rekam Medis berdasarkan SK

dirjen Yanmed No. YM.00.03.2.2.1296 tahun 1996, yaitu:

a. Penerimaan pasien

b. Pencatatan

c.  Pengelolaan data medis


d.  Penyimpanan rekam medis

e.  Pengambilan kembali (retrival)

Sedangkan berdasarkan pedoman Akreditasi RS tahun 2002, yaitu:

1) Penerimaan pasien (pencatatan data sosial pasien)

2) Pencatatan data – data pelayanan

3) Pengelolaan data (Coding, indexing)

4) Pelaporan

5) Penyimpanan / pengambilan kembali

Dari penjelasan di atas maka secara garis besar kegiatan rekam medis

terdiri dari 3 kegiatan yaitu:

a) Pencatatan, yaitu pencatatan identitas pasien dilakukan di

tempat pendaftaran atau tempat penerimaan pasien (TPP) baik

dirawat jalan, UGD maupun rawat inap dan dikerjakan oleh

petugas rekam medis. Pencatatan anamnesa, pemeriksaan

fisik, diagnosis, pemeriksaan penunjang, terapi dan tindakan

medis dilakukan di tempat pelayanan kesehatan rawat jalan,

UGD, dan rawat inap serta ruang pemeriksaan penunjang.

b) Pengelolaan berkas / dokumen atau pengarsipan, yaitu upaya

mengelola rekam medis agar isinya lengkap, mudah disimpan

dan mudah diambil kembali jika dibutuhkan, pengelolaan ini

berkaitan dengan temapt penyimpanan rekam medis, sistem

penomoran, alat– alat yang digunakan, assembling, analisa

kuantitatif dan analisa kualitatif.


c) Pengelolaan data, yaitu kegiatan mengumpulkan, menghitung

dan menganalisa data – data dari kegiatan, maupun data – data

medis dan non medis yang ada di rekam medis sehingga

menjadi sebuah laporan atau informasi yang dibutuhkan baik

oleh pihak intern maupun pihak ekstern. Pengelolaan data

meliputi pengumpulan data dari buku register dipindahkan ke

sensus harian dari tiap tempat penerimaan pasien /

pendaftaran dan tempat pelayanan, kemudian dari rekam

medis apabila sudah lengkap dapat dilakukan pengolahan data

dengan kegiatan koding yaitu pemberian kode pada diagnosa

kemudian dilakukan kegiatan indeks atau pengelompokkan

berdasaran identitas pasien, alamat, penyakit, dokter yang

merawat, dll. Kemudian direkapitulasi / penghitungan dan

analisa di rekam medis untuk menjadi laporan intern maupun

ekstern.

C. Konsep Rekam Kesehatan Elektronik (RKE)

1. Pengertian Rekam Kesehatan Elektronik

Seperti yang tertuang dalam permenkes 269 tahun 2008 yaitu:

a. Rekam medis harus dibuat secara lengkap tertulis dan jelas atau

secara elektronik

b. Penyelengaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi

informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri.


Dengan permenkes tersebut yang menyatakan bahwa rekam medis

dapat berupa rekam medis konvensonal maupun sacara elektronik.

Johan Harlan menyebutkan bahwa Rekam Kesehatan Elektronik

adalah rekam medis seumur hidup (tergantung penyedia layanannya) pasien

dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu

jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan

serta pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. RKE menjadi kunci

utama strategi terpadu pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit.

Sedangkan menurut Shortliffe, 2001 Rekam medis elektronik (rekam

medic berbasis-komputer) adalah gudang penyimpanan informasi secara

elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh

pasien sepanjang hidupnya, tersimpan sedemikian hingga dapat melayani

berbagai pengguna rekam medis yang sah.

Dalam rekam kesehatan elektronik juga harus mencakup mengenai

data personal, demografis, sosial, klinis dan berbagai event klinis selama

proses pelayanan dari berbagai sumber data ( multi media) dan memiliki

fungsi secara aktif memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan

medis. Dengan menggunakan rekam kesehatan elektronik menghasilkan

sistem yang secara khusus memfasilitasi berbagai kemudahan bagi

pengguna, seperti proses kelengkapan data, pemberi tanda peringatan

waspada, pendukung sistem keputusan klinik dan penghubung data dengan

pengetahuan medis serta alat bantu lainnya.

2. Dasar Hukum Rekam Kesehatan Elektronik (RKE)


a. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

b. Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran.

c. Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (ITE).

d. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik.

e. Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

f. PERMENKES No. 36 tentang rahasia Kedokteran.

g. PERMENKES No. 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.

h. PERMENKES No. 511 tahun 2002 tentang Strategi Pengembangan

SIKNAS DAN SIKDA.

3. Perkembangan Rekam Medis Elektronik

a. Level 1 Automated Health Record

Menggunakan koleksi, digitasi rekam medis kertas, rekam medis

discan sebagai image, versi digital dari rekam medis kertas, dan belum

bisa dianalisis lebih lanjut secara otomatis.

b. Level 2 : Electronic Medical Record

Menurut Hatta (2013:19) EMR hanyalah sebagai elektronis

rekaman yang terbuat dari kertas. Pengguna dapat memperoleh riwayat

pasien dan pemeriksaan fisik tetapi bukan isi data klinis yang disimpan

dalam riwayat dan pemeriksaan fisik. EMR kurang memberi tanda

peringatan (warning) dan waspada (alertness) serta tidak memiliki


penunjang keputusan. EMR juga belum mampu menghubungkan data

dengan kelompok sumber pengetahuan yang ada dalam rekam

kesehatan berdasarkan computer (CPR). Dalam lingkungan keseharian,

EMR banyak digunakan dengan menampilkan sistem pencitraan

(imaging) dokumentasi atau sistem sederhana pada praktik dokter.

c. Level 3 : Computer-Based Patient Record

CPR atau komputerisasi rekaman pasien atau rekam kesehatan

berdasarkan komputer mulai diperkenalkan pada tahun 1991. CPR

bertujuan untuk menghilangkan hambatan yang biasanya terdapat pada

rekam kesehatan dengan format kertas.

d. Level 4 :Electronic Health Record

Pengelolaan informasi berbasis komputer terhadap status

kesehatan dan pelayanan kesehatan sepanjang hidup seorang individu.

Hal ini tidak berarti bahwa Electronic health Record hanya mengubah

bentuk rekam medis berbasis kertas menjadi lembar formulir elektronik

saja, tapi meliputi semua bentuk media yang digunakan dalam

informasi kesehatan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Rekam Kesehatan Elektronik (RKE)

Menurut Hatta (2013:120), kelebihan dan kekurangan rekam

kesehatan elektronik yaitu :

a. Kelebihan Rekam Kesehatan Elektronik

1) Memungkinkan akses informasi secara cepat dan mudah.


2) Memungkinkan adanya copy cadangan (duplikat) informasi yang

dapat diambil bila yang asli hilang atau rusak.

3) Memproses transaksi dalam jumlah besar dan sulit secara manual.

4) Memungkinkan siap mengakses secara cepat untuk beragam

sumber profesional.

5) Memungkinkan mengakses secara lebih canggih dan dapat melihat

rancangan yang sesuai dengan kehendak.

6) Menghemat biaya penyimpanan dokumen rekam medis.

7) Mengurangi penggunaan kertas.

b. Kekurangan Rekam Kesehatan Elektronik

1) Sulit memenuhi kebutuhan penggunaan yang beragam.

2) Kurangnya standarisasi.

3) Adanya potensi ancaman terhadap privasi dan hacker

4) Biaya.

5) Resiko kegagalan sistem komputer.

D. Konsep Rawat Jalan

1. Pengertian Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan

pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan

kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.

2. Jenis Pasien

a. Pasien baru

Pasien yang baru pertama kali datang ke puskesmas untuk


keperluan berobat.

b. Pasien Lama

Pasien yang pernah datang sebelumnya ke puskesmas untuk

keperluan berobat.

E. Konsep Kunjungan

1. Pengertian Kunjungan

Menurut KBBI, Kunjungan adalah perihal (perbuatan, proses, hasil)

mengunjungi atau berkunjung.

Menurut DepKes RI Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis

Rumah Sakit di Indonesia Revisi II (2006; 33-34),

Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien yang berkunjung ke rumah

sakit dapat dibedakan menjadi:

a. Pasien yang dapat menunggu

1) Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian

2) Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat

b. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)

2. Langkah – Langkah Penerimaan Pasien Rawat Jalan

a. Pasien Kunjungan Baru

1) Setiap pasien baru diterima di tempat penerimaan pasien baru (TPP)


2) Diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan data identitas yang

akan diisikan pada formulir ringkasan riwayat klinik.

3) Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang akan

digunakan sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap

kunjungan berikutnya ke rumah sakit yang sama.

4) Setelah selesai dalam proses pendaftaran, pasien baru dipersilahkan

menunggu di poliklinik yang dituju dan petugas rekam medis

mempersiapkan berkas rekam medisnya kemudian dikirim ke

poliklinik tujuan pasien.

b. Pasien Kunjungan Lama

1) Setiap pasien lama diterima di tempat penerimaan

pasien lama (TPPL)

2) Diwawancarai tentang poliklinik yang dituju

3) Setelah selesai melaksanakan proses pendaftaran

pasien dipersilahkan menunggu di poliklinik.

4) Pasien lama dapat dibedakan :

a) Pasien yang datang dengan perjanjian

b) Pasien yang datang atas kemauan sendiri

(tidak dengan perjanjian)

5) Setelah mendapat pelayanan yang cukup dari

poliklinik, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :

a) Pasien boleh langsung pulang


b) Pasien diberi slip perjanjian oleh petugas

klinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah

ditetapkan, kepada pasien yang diminta datang kembali, harus

lapor kembali ke TPP

c) Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain

d) Pasien harus ke ruang perawatan

Semua berkas rekam medis pasien yang telah selesai mendapatkan pelayanan

harus kembali ke bagian rekam medis.

Pasien yang harus dirawat inap, rekam medisnya dikirim ke ruang   perawatan.

https://trisnasuhartini.wordpress.com/2015/07/09/prosedur-penerimaan-pasien-

dan-alur-pasien/

2.2 Teori – Teori Konsep Aplikasi

A. Konsep Dasar Sistem

1. Pengertian Sistem

Menurut Mulyani (2016:2) sistem bisa diartikan sebagai

sekumpulan sub sistem, komponen yang saling bekerja sama dengan

tujuan yang sama untuk menghasilkan output yang sudah ditentukan

sebelumnya.

Menurut Hutahaean (2015:2) sistem adalah suatu jaringan kerja

dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-


sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang

tertentu”.

Menurut Hutahean (2015:3) suatu sistem mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1. Komponen Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling

berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan.

Komponen sistem dapat berupa sub sistem atau bagian-bagian dari

sistem.

2. Batasan sistem (boundary) Daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luar

dinamakan dengan batasan sistem. Batasan sistem ini memungkinkan

sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan juga menunjukkan ruang

lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment) Apapun yang berada di

luar batas dari sistem dan mempengaruhi sistem tersebut dinamakan

dengan lingkungan luar sistem. Lingkungan luar yang 9 bersifat

menguntungkan wajib dipelihara dan yang merugikan harus

dikendalikan agar tidak mengganggu kelangsungan sistem.

4. Penghubung sistem (interface) Media penghubung diperlukan

untuk mengalirkan sumber-sumber daya dari sub sistem ke sub sistem

lainnya dinamakan dengan penghubung sistem.

5. Masukkan sistem (input) Energi yang dimasukkan ke dalam

sistem dinamakan dengan masukan sistem (input) dapat berupa


perawatan dan masukan sinyal. Perawatan ini berfungsi agar sistem

dapat beroperasi dan masukan sinyal adalah energi yang diproses untuk

menghasilkan keluaran (output).

6. Keluaran sistem (output) Hasil dari energi yang telah diolah

dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dinamakan dengan

keluaran sistem (output). Informasi merupakan contoh keluaran sistem.

7. Pengolah sistem Untuk mengolah masukan menjadi keluaran

diperlukan suatu pengolah yang dinamakan dengan pengolah sistem.

8. Sasaran sistem Sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran yang

sangat menentukan input yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran

yang dihasilkan.

Sumber: Hutahaean (2015:5) Gambar II

2. Unsur Sistem
Menurut Azwar (2010:28) bagian atau elemen yang terdapat

dalam sistem dikelompokkan ke dalam 6 unsur yaitu :

1. Masukan (Input)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (Process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang

berfungsi untuk mengubah masukkan menjadi keluaran yang

direncanakan.

3. Keluaran (Outcome)

Bagian atau elemen yang dihasilkan dari langsungnya proses dalam

sistem.

4. Umpan Balik (Feed Back)

Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem

dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

5. Dampak (Impact)

Akibat dari yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6. Lingkungan (Environment)

Dunia diluar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai

pengaruh besar terhadap sistem.

3. Klasifikasi Sistem
Jogiyanto (2005:6) mengemukakan bahwa sistem dapat

diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (Physical System).

Sistem abstrak adalah “sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide

yang tidak tampak secara fisik” (Contoh: sistem teologia). Sistem

fisik adalah “sistem yang ada secara fisik” (Contoh sistem

Komputer).

b. Sistem Alamiah (Natural System) dan sistem buatan manusia

(Human made sytem)

Sistem alamiah adalah “sistem yang terjadi melalui proses alam dan

tidak dibuat manusia”. (Contoh : Sistem perputaran bumi). Sistem

buatan manusia adalah “sistem yang dirancang oleh manusia dan

melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin”. (Contoh : sistem

informasi). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang

sudah dapat diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat

dideteksi dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan.

c. Sistem tertentu (Deterministic System) dan sistem tak tentu

(Probabilistic System)

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat

diprediksi, interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi

dengan pasti sehingga keluarannya dapat diramalkan. Sistem tak


tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

d. Sistem tertutup (Closed System) dan sistem terbuka (Open System)

Sistem tertutup adalah “sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan lingkungan luarnya”. Sistem ini bekerja secara

otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diliuarnya

(kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup), yang ada

hanyalah relatively closed system. Sistem terbuka adalah “sistem

yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya”.

Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk

lingkungan luar atau subsistem yang lainya, sehingga harus memiliki

sistem pengendalian yang baik.

B. Data dan Informasi

1. Data

Menurut Indrajani (2015:69), data adalah fakta-fakta mentah

kemudian dikelola sehingga menghasilkan informasi yang penting bagi

sebuah perusahaaan atau organisasi.

Menurut Kristanto (2003: 73) data dapat dikelompokkan menjadi

beberapa tingkatan atau hirarki data diantaranya:

a. Bit, adalah sebuah digit dalam sistem angka biner dan memiliki 7

digit biner biasanya selalu digunakan dalam suatu terkecil dalam

penyimpanan dan komunikasi.


b. Byte, adalah sebuah sekumpulan bit, byte umumnya mempunyai

panjang sebesar delapan bit. Byte yang mempunyai panjang delapan

bit juga dikenal sebagai octet.

c. Field/atribut, adalah sesuatu yang memiliki entity.

d. Record, adalah kumpulan atribut yang saling berkaitan satu dengan

yang lain dan menginformasikan suatu entity secara lengkap.

e. File, adalah kumpulan record yang mempunyai panjang atribut yang

sama tetapi berbeda valuenya.

f. Data base, adalah sekumpulan data yang dapat digambarkan sebagai

aktifitas dari satu atau lebih organisiasi yang berelasi.

2. Informasi

Menurut Krismaji (2015:14), Informasi adalah data yang telah

diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.

Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2015:4) Informasi

(information) adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk

memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik

sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Davis (Kadir, 1999:31) mengemukakan bahwa ciri-ciri informasi

adalah:

a. Benar atau salah.


Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenenaran terhadap

kenyataan.

b. Baru.

Informasi benar-benar baru bagi penerima.

c. Tambahan

Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan

terhadap informasi yang ada.

d. Korektif

Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi

sebelumnya yang salah atau kurang benar.

e. Penegas

Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga

keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

C. Sistem Informasi

1. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Krismaji (2015:15) Sistem informasi adalah cara-cara

yang diorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan mengolah

serta menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk

menyimpan, mengelola, mengendalikan, dan melaporkan informasi

sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

2. Komponen Sistem Informasi


Komponen sistem informasi terdiri dari beberapa bagian

yang saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem.

Menurut Al-Bahra (2013:14), mengemukakan bahwa

terdapat 5 komponen dalam sistem informasi dan kelima

komponen tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. “Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin.

b. People dan procedures yang merupakan manusia dan

tatacara menggunakan mesin.

c. Data merupakan jembatan penghubung antara

manusia dan mesin agar terjadi suatu proses

pengolahan data.”

Gambar 2.2

Lima komponen Sistem Informasi


Hardware Software Procedures People
DATA
(Perangkat (Perangkat (Prosedur) (Manusia)

Keras) Lunak)

Mesin Manusia

Sumber: Al-Bahra Bin Ladjamudin (2013:15)

D. Analisis dan Perancangan

1. Pengertian Analisis

Menurut KBBI, analisis adalah penguraian suatu pokok dari

berbagai bagian, penelaahan bagian itu sendiri dan juga hubungan antar

bagian demi memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman secara

keseluruhan.

2. Pengertian Perancangan

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2017:39) Perancangan atau

desain merupakan tahapan perancangan (design) memiliki suatu tujuan

untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-

masalah yang dihadapin perusahaan yang diperoleh dari pemilihan

alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap

perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file.


1) Perancangan Keluaran

Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-

keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut

berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi

laporan yang diperlukan.

2) Perancangan Masukan

Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data

masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem.

Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur,

dan lain-lain yang berfungsi memberi data masukan bagi

pemrosesan sistem. Pada tahapan ini perlu juga ditentukan format

data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.

3) Perancangan File

Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan basis

data, yang diawalin dengan merancang diagram hubungan antara

entitas (bisa dengan menggunakan ERD versi chen atau versi

James Martin). Setelah itu melakukan uji normalisasi dari 1-NF

Sampai ke 5-NF, Minimal sampai ke bentuk normalisasi ke-3 (3-

NF). Seluruh file yang telah lulus uji normalisasi yang harus

dibuatkan spesifikasi datanya.

4) Implementation

Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk

melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam


kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan

dibangunnya atau dikembangkan, lalu mengimplementasi sistem

yang baru tersebut kedalam salah satu bahasa pemrograman yang

paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang

baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam

tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data,

pelatihan dan pergantian sistem.

E. Rekayasa Perangkat Lunak

1. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Yurindra (2017:2) rekayasa perangkat lunak adalah suatu

disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak,

mulai dari tahap awal yaitu analisa kebutuhan pengguna, desain,

pengkodean, pengujian sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.

2. Metode Waterfall / Model Air Terjun

Menurut Yurindra (2017:43) Waterfall merupakan salah satu metode

dalam SDLC yang mempunyai ciri khas pengerjaan yaitu setiap fase

dalam waterfall harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan

ke fase selanjutnya.

Menurut Sutanta (2003 : 128) tahapan-tahapan dalam siklus

klasik/model air terjun rekayasa perangkat lunak adalah terdiri dari

enam tahap, yaitu :

a. Analisis dan rekayasa sistem

b. Analisis persyaratan
c. Perancangan

d. Coding (Penulisan program).

e. Pengujian

f. Pemeliharaan

System
Engineering

Analisis

Design

Code

Testing

Maintenance

Gambar 2.1 Rekayasa perangkat lunak menggunakan model air terjun

Sumber : Sutanta (2008 : 130)

3. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari perangkat

lunak, dan mempengaruhi masa penggunaan perangkat lunak semakin

lama rentang waktu yang akan diperlukan pada satu pemeliharaan

perangkat lunak dan untuk proses selanjutnya. Pentingnya pengujian

perangkat lunak dan implikasinya mengacu pada kualitas perangkat lunak

yang tidak dapat terlalu ditekan karena melibatkan sederetan aktivitas

produksi dengan peluang terjadinya kesalahan manusia yang sangat besar


dan ketidakmampuan manusia untuk melakukan dan berkomunikasi

dengan sempurna.

Sejumlah aturan yang berfungsi sebagai sasaran pengujian pada

perangkat lunak adalah sebagai berikut :

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan

kesalahan.

2. Kasus pengujian yang baik adalah kasus pengujian yang memiliki

probabilitas tinggi untuk menentukan kesalahan yang belum pernah

ditemukan sebelumnya.

3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua

kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Jenis-jenis pengujian terdiri dari :

1) Black Box Testing

Pada pengujian ini, perangkat lunak diuji untuk persyaratan fungsional,

dilakukan dalam bentuk tertulis untuk memeriksa apakah aplikasi

berjalan seperti yang diharapkan.Pengujian ini menguji beberapa aspek

dasar suatu sistem dengan sedikit memperhatikan struktur logika

internal perangkat lunak tersebut.

2) White Box Testing

Pengujian ini memiliki beberapa klasifikasi pengujian, yaitu pengujian

unit, analisis statis dan dinamis, cakupan pernyataan, cakupan

pernyataan, cakupan cabang, pengujian mutasi. Pengujian ini terkadang


disebut pengujian glass box yaitu metode desain test case yang

menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test

case.

F. Basis Data dan Database Management System (DBMS)

Menurut Indrajani (2015:70) basis data adalah kumpulan data

yang saling berhubungan secara logis dan didesiain untuk mendapatkan

data yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.

Menurut Connolly dan Begg (2015:64) database

management system adalah sistem perangkat lunak yang

memungkinkan pengguna dapat mendefinisikan, membuat,

merawat, dan mengatur akses ke database.

1. Tujuan Database Management System

Menurut Ladjamuddin (2005:130) tujuan utama dari DBMS adalah

untuk menyediakan suatu lingkungan yang mudah dan efisien untuk

penggunaan, penarikan dan penyimpanan data dan informasi.

2. Keunggulan Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg(2015, hal.75),

keuntungan penggunaan DBMS adalah sebagai

berikut:

a. Kontrol redudansi data

Pendekatan database untuk menghilangkan

redudansi dengan mengintegrasikan file


sehingga salinan data yang sama tidak

disimpan. Walau begitu penggunaan

pendekatan database tidak dapat

menghilangkan redudansi sepenuhnya tetapi

hanya mengontrol jumlah redudansi.

b. Konsistensi data

Dengan mengontrol redudansi data akan

mengurangi resiko adanya data yang tidak

konsisten.

c. Mendapat informasi lebih banyak dari

jumlah data yang sama Dengan

terintegrasinya data operasional akan

memungkinkan

organisasi menerima informasi lebih dari data yang sama.

d. Sharing data

File dimiliki oleh orang atau departemen

yang menggunakan data tersebut. Tapi disisi

lain, database juga untuk seluruh organisasi

dan bisa di bagi dengan seluruh pengguna

yang memiliki hak akses. Dengan begini

semakin banyak pengguna yang akan

membagi data yang lebih banyak pula.

e. Meningkatkan integritas data


Integritas database mengacu pada validitas

dan konsistensi data yang tersimpan.

f. Meningkatkan kemanan data

Keamanan basis data merupakan

perlindungan basis data dari pihak yang

tidak memiliki hak untuk mengakses.

Keamanan ini membutuhkan form username

dan password untuk

mengidentifikasi orang yang memiliki hak akses

terhadap

database.

g. Meningkatkan standar

Integrasi memungkinkan DBA untuk

menemukan dan menetapkan standarisasi

terhadap DBMS. Termasuk untuk penetapan

format data untuk memfasilitasi pertukaran

data antar sistem, konvensi penamaan,

standarisasi dokumentasi, prosedur update,

dan pengaturan akses.

h. Skala ekonomi

Menggabungkan seluruh data operasional

organisasi ke dalam satu database and


membuat satu set aplikasi yang bekerja pada

satu sumber data yang akan menghemat

pengeluaran.

i. Menyeimbangkan kebutuhan yang berlawanan

Setiap pengguna atau departemen memiliki

kebutuhan yang mungkin berlawanan

dengan kebutuhan pengguna lainnya.

Karena, database dikendalikan oleh DBA,

DBA bisa membuat keputusan tentang

desain dan operasional penggunaan dari

database yang akan mendukung penggunaan

sumber data terbaik untuk organisasi secara

keseluruhan.

j. Meningkatkan akses dan respon data

Hasil dari integrasi, data antar departemen

dapat langsung di akses oleh end-user

k. Meningkatkan produktivitas

DBMS mendukung banyak dari fungsi

standar yang biasanya programmer buat

dalam file berbasis aplikasi. Dan memungkin

programmer untuk berkonsentrasi pada

fungsi-fungsi yang dibutuhkan user tanpa

perlu memikirkan detail implementasi yang


terlalu rinci. Hal ini akan meningkatkan

produktivitas programmer dan mengurangi

waktu untuk pengembangan.

l. Meningkatkan perawatan melalui data

independence

Dalam sistem berbasis file, deskripsi dari

data dan logika akses data dibuat untuk

setiap program aplikasi, membuat program

bergantung kepada data. DBMS

memisahkan deskripsi

data dari aplikasi, yang membuat

aplikasi tidak dengan mudah untuk

dirubah data deskripsinya.

m. Meningkatkan concurrency

DBMS dapat mengelola

pengaksesan data sehingga data

dapat diakses secara bersamaan

tanpa saling mempengaruhi satu

sama lain.

n. Meningkatkan layanan backup dan recovery

Melindungi data pada sistem

komputer dan program aplikasi dari


hilang nya data dengan melakukan

backup secara rutin.

3. Kelemahan Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2015:78)

kerugian menggunakan DBMS, yaitu:

a. Kompleksitas

Di balik DBMS yang baik harus memiliki

tingkat kompleksitas yang tinggi. Perancang

database, pengembang, data dan

administrator database dan end-user harus

mengerti kegunaan dari DBMS itu sendiri.

Kesalahpahaman terhadap sistem bisa

membuat desain yang buruk yang mana

dapat menimbulkan konsekuensi yang serius

terhadap organisasi.

b. Ukuran

Karena kompleks dan besarnya dari

kegunaan, membuat DBMS menjadi sebuah

software yang begitu besar, membutuhkan

banyak memori untuk menyimpan data

c. Biaya dari DBMS


Biaya dari DBMS bergantung kepada

lingkungan dan fungsi dari DBMS itu

sendiri.

d. Biaya tambahan perangkat keras

Kebutuhan penyimpanan data untuk

DBMS dan Database memungkinkan untuk

mengeluarkan biaya tambahan untuk

penambahan media penyimpanan data.

e. Biaya untuk konversi data

Dalam situasi tertentu biaya DBMS dan perangkat

keras tambahan mungkin relatif lebih kecil dibandingkan

dari biaya untuk konversi dari aplikasi yang sudah ada.

f. Performa

Biasanya file-based sistem dibuat secara

spesifik untuk aplikasi tertentu seperti penagihan.

g. Dampak besar dari kegagalan

Sumber daya yang terpusat memperbesar

kelemahan terhadap sistem. Karena seluruh pengguna

dan aplikasi bergantung terhadap ketersidiaan DBMS,

kesalahan pada komponen tertentu bisa membuat

operasi tersebut terhenti.

G. Konsep Data Flow Diagram (DFD)


1. Pengertian Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Irwansyah (2014:240) Data Flow Diagram atau DFD

adalah alat yang menunjukkan alur data pada sistem dalam bentuk

grafik. Elemen penting dari DFD adalah alur data, proses, penyimpanan

data dan sumber data. Sistem analisis membuat DFD berdasarkan level.

DFD level tinggi hanya mengidentifikasi proses besar.

Sedangkan menurut Sukamto dan Shalahudin (2013: 69) Data

Flow Diagram adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran

infromasi dan transformasi yang diaplikasikan sebagai data yang

mengalir dari masukan dan keluaran.

Dari definisi diatas dapat disimpulan Data Flow Diagram

merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem,

selain itu DFD merupakan dokumentasi dari sistem yang baik karena

menggambarkan arus data secara jelas. DFD ini merupakan alat

perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep

dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun

rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem

kepada pemakai maupun pembuat program.

Adapun symbol symbol yang digunakan dalam DFD seperti

berikut ini :

Tabel 2.3 Simbol Data Flow Diagram

NAMA SIMBOL DFD VERSI SIMBOL DFD VERSI


SIMBOL YOURDAN, DE GANE DAN SARSON
MARCO, DAN
LAINNYA
Arus Data
Proses Identifikasi

Deskripsi
Proses
Deskripsi Lokasi fisik (opsional)
Proses
Penyimpana
n Data

Identifikasi

Entitas Luar

Arus
Material
Sumber : Ladjamuddin (2005:72)

H. Konsep Entity Relationship Digram (ERD)

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2015:53) “ERD adalah bentuk

paling awal dalam melakukan perancangan basis data relasional. Jika

menggunakan OODMBS maka perancangan ERD tidak perlu

dilakukan”.

ERD digunakan untuk menyatakan jenis data dan hubungan

data yang ada diantara jenis data yang terdapat dalam sistem. Adapun

simbol-simbol yang digunakan dalam ERD adalah sebagai berikut:


Tabel 2.4 Simbol ERD

SIMBOL KETERANGAN
Entity. Simbol yang menyatakan himpunan entitas

ini bisa berupa : suatu elemen lingkungan, sumber

daya, atau transaksi, yang begitu pentingnya bagi

perusahaan sehingga didokumentasikan dengan

data.
Attribute. Simbol terminal ini untuk menunjukkan

nama-nama atribut yang ada pada entitas.


Input atau output data, yaitu proses input atau

output data, parameter, informasi.


Relationship. Simbol ini menyatakan relasi ini

digunakan untuk menunjukkan hubungan yang ada

antara entitas yang satu dengan entitas yang

lainnya.
Link. Simbol berupa garis ini digunakan sebagai

penghubung antara himpunan relasi dengan

himpunan entitas dan himpunan entitas dengan

atributnya.
Sumber : Jogiyanto, (2010:742)

I. Konsep Flowmap

Menurut Maryani (2014) Flow Map dapat dikatakan sebuah

aliran data berbentuk dokumen atau formulir di dalam suatu sistem

informasi yang merupakan suatu aktivitas yang saling

terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan informasi.

Proses aliran dokumen ini dapat terjadi dengan entitas di luar system.

Table 2.3 Simbol-Simbol Flowmap

Simbol Fungsi
Dokumen Menunjukan dokumen input/output
Kegiatan Manual Menunjukan kegiatan manual

Proses Menunjukan kegiatan proses

Hardisk Menunjukan penyimpanan file

Keputusan Menunjukan dilanjutkan atau berhentinya

kegiatan

Aliran Menunjukan arah aliran yang dilakukan

Sumber : Jogiyanto (2005 : 296)

J. Microsoft Visual Studio 2010

1. Pengertian Microsoft Visual Studio 2010

Microsoft Visual Studio 2010 merupakan salah satu bagian dari

produk pemograman terbaru yang dikeluarkan oleh Microsoft Visual

Studio 2010 pada dasarnya adalah sebuah bahasa pemrograman

komputer. Visual Studio 2010 (yang sering juga disebut dengan VB.Net

2010) selain disebut dengan bahasa pemrograman, juga sering disebut

sebagai sarana tool) untuk menghasilkan program-progam aplikasi

berbasiskan windows. Visual studio merupakan produk pemograman

andalan dari Microsoft Corporation, yang di dalamnya berisi beberapa


jenis IDE pemograman seperti visual basic, visual C++, visual Web

Developer, Visual C# dan Visual F#.Beberapa kemampuan atau

manfaat dari Visual Studio 2010 diantaranya seperti :

a. Untuk membuat program aplikasi berbasiskan windows.

b. Untuk membuat objek-objek pembantu program seperti, misalnya :

kontrol ActiveX, file Help, aplikasi Internet dan sebagainya.

c. Menguji program (debugging) dan menghasilkan program berakhiran

EXE yang bersifat executable atau dapat langsung dijalankan.

2. Menjalankan Microsoft Visual Studio 2010

Untuk menjalankan Aplikasi Microsoft Visual Studio 2010 kita

dapat melakukan dengan langkah sebagai berikut :

a. Klik menu Start

b. Klik All Programs

c. Klik Microsoft Visual Studio 2010

d. Selanjutnya akan muncul Splash Screen Visual Studio 2010


Gambar 2.2 : Startup Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010

Gambar 2.3 : IDE Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010


3. Jendela Pada Microsoft Visual Studio 2010

a. Toolbox

Sebuah windows yang mengandung semua objek atau control

yang akan digunakan untuk membentuk sebuah program aplikasi

dengan semua objek yang diletakkan di jendela form.

Gambar 2.4 : Toolbox Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010


b. Solution Explorer

Jendela ini menampilkan hierarki dari solution. Sebuah solution

dapat berisi banyak proyek, dimana proyak dapat mengandung

banyak form, kelas, modul, dan komponen lain untuk

menyelesaikan masalah.

Gambar 2.5 : Solution Explorer Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010


c. Properties

Jendela yang sangat mendukung sifat – sifat dari objek yang

digunakan dalam sebuah form.

Gambar 2.6 : Properties Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010


d. Design

Jendela ini menampilkan form yang dibuat dan disini pula

mendesain tampilan dari aplikasi. Jendela ini merupkan jendela

utama yang paling besar terletak ditengah IDE.

Gambar 2.7 : Layar Design Microsoft Visual Studio 2010

Sumber : Microsoft Visual Studio 2010

e. Data Source

Jendela ini digunakan untuk memanipulasi data source yang

berhubungan dengan database

K. Microsoft Access 2013

1. Pengertian Microsoft Access 2013

Microsof Access 2013 atau disingkat Access 2013 merupakan

salah satu perangkat lunak yang tergolong Relational Data Base

Management System (RDBMS) yang banyak digunakan saat ini.


Perangkat lunak ini sudah termasuk dalam aplikasi paket Microsoft

Office 2013.

Access 2013 menyediakan banyak fasilitas yang berkaitan

dengan pengelolaan database. Dengan fasilitas pada Access 2013

yang tersedia, kita dapat melakukan proses penyortiran, pengaturan

data, pembuatan tabel, query, form, report, pages, macros, dan

modules yang sangat berguna dalam mengelola database.

2. Istilah Dalam Microsoft Access 2013

a. Table, yaitu sekumpulan data yang memiliki topik tertentu yang

terdiri dari berbagai field dan record dan merupakan tempat atau

sarana untuk penyimpanan data.

b. Field, tempat atau dimana atau informasi dalam kelompok yang

sama sejenis dimasukan.

c. Query, digunakan untuk menyaring data dengan berbagai kriteria

dan urutan yang diinginkan.

d. Form, digunakan untuk memasukan data dan mengubah data /

informasi yang ada didalam suatu database dengan menggunakan

tampilan formulir.

e. Report, digunakan untuk menampilkan, mencetak data atau

informasi dalam bentuk laporan.

f. Makro, suatu otomatisasi sekumpulan pekerjaan-pekerjaan tertentu

yang sering dilakukan pada Access dengan adanya makro dapat


menjalankan sekelompok tugas sekaligus hanya dengan satu klik

pada tombol form yang sudah dirancang.

3. Jenis Data Dalam Microsoft Acces 2013

Jenis data yang ditempatkan pada setiap field dalam acces antara lain.

Tabel 2.4 Jenis Data Microsoft Acces 2013

Jenis Data Deskripsi


Sebuah data yang bisa diisi dengan kombinasi nilai antara

Text text dan number, dan memiliki maximum karakter sebanyak

255 karakter.
Sebuah data yang memiliki jenis sama dengan tipe data text,

Memo hanya saja memiliki jumlah maksimum karakter yang lebih

banyak yaitu 64.000 karakter.


Sebuah data yang memiliki jenis number (angka) yang

digunakan untuk kalkulasi matematika dan keperluan

Number lainnya. Umumnya tipe data number ini terdiri dari 1,2,4

dan 8 bytes data. Khusus untuk tipe data number jenis

Replication ID mempunyai 16 bytes data.


Date and Sebuah tipe data dengan jenis tanggal, waktu atau

time penggabungan dari tanggal dan waktu.


Sebuah tipe data dengan jenis number, hanya saja pada awal

angka selalu disertakan symbol currency default sesuai

Currency dengan regional setting yang digunakan, misalnya Rp, $, dll.

Currency dapat menggunakan angka dengan 15 digit

dibelakang decimal dan 4 digit sesudah decimal.


Sebuah tipe data yang tidak dapat kita isi secara manual

Auto melainkan ia terisi secara otomatis oleh Access, baik secara

Number menjumlah ataupun random (acak).


Sebuah tipe data dengan jenis hanya 2 pilihan Yes (-1 atau

Yes or No true) atau No (0 atau false). Format yang tersedia adalah

Yes/No, True/False, dan On/Off.


Sebuah tipe data yang diambil dari sistem OLE seperti

Microsoft Excel spreadsheet, Microsoft Word document,


OLE
graphics, sounds, atau data-data biner lainnya baik yang
Object
dilink ataupun dimasukan secara permanen (embaded) ke

dalam table Microsoft Access.


Hyperlink Sebuah tipe data yang digunakan untuk menyimpan alamat

internet atau file yang ditujukan melalui alamat URL.


Sebuah tipe data yang digunakan untuk menyimpan

attachment file yang berformat apa saja (bebas, bisa file


Attachmen
gambar, file suara, dll).
t
Tempat dimana kita menyimpan data. Semua tabel didalam

Access mengikuti aturan basis data relasional yang terdiri


Tabel
dari baris dan kolom. Setiap basis data bisa berisi lebih dari

satu table.
Field name Untuk mengisi nama data atau keterangan saat kita membuat

table.
Sumber : Apriliyati (2013)

Anda mungkin juga menyukai