Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse, 2000). Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya. 2. Tujuan Discharge Planning Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress. Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996). Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper, 1998 ). 3. Manfaat Discharge Planning Bagi Pasien: 1) Dapat memenuhi kebutuhan pasien 2) Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya 3) Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya 4) Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya masalah. 5) Dapat memilih prosedur perawatannya 6) Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya 7) Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnose 8) Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan Bagi Perawat : 1) Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakam 2) Menerima informasi kunci setiap waktu 3) Memahami perannya dalam system 4) Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru 5) Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda 6) Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif 7) Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan
4. Prinsip Discharge Planning
1. Kordinasi (saling berhubungan) 2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar keperawatan) 3. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita informasi) 4. Perencanaan secara hati-hati 5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
a) Kurang pengetahuan tentang pengobatan b) Isolasi social c) Diagnosa baru penyakit kronik d) Operasi besar e) Perpanjangan operasi besar f) Orang labil g) Penatalaksanaan dirumah secara komplek h) Kesulitan finansial i) Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan j) Penyakit terminal
Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning
1. Umur diatas 70 tahun 2. Maltipe diagnosis 3. Resiko kematian yang tinggi 4. Terbatas mobilitas fisik 5. Keterbatasan merawat diri sendiri 6. Penurunan status kognisi/kognitif 7. Resiko terjadi cedera 8. Tunawisma 9. Fakir miskin 10. Penyakit kronis 11. Pasien diagnosis baru 12. Penyalahgunaan zatSering keluar masuk emergency
6. Komponen Discharge Planning
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan control 2. Perawatan di rumah 3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya 4. Obat-obatan yang dihentikan 5. Hasil pemeriksan 6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain
7. Tahap-tahap Discharge Planning
1) Pengkajian Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah : a) Data kesehatan b) Data pribadi c) Pemberi perawatan d) Lingkungan e) Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung 2) Diagnosa Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial. 3) Perencanaaan : Hasil yang diharapkan Perencanaan menggunakan METHOD, yaitu: 1. Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang. 2. Environment (Lingkungan) Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya. 3. Treatrment (pengobatan) Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan. 4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan) Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan. 5. Outpatient referral Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu. 6. Diet Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya. 4) Implementasi Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah. 5) Evaluasi Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge planning.Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel : a) Derajat penyakit b) Hasil yang diharapkan dari perawatan c) Durasi perawatan yang dibutuhkan d) Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan e) Komplikasi tambahan f) Ketersediaan sumber-sumber
8. Alur atau Mekanisme Discharge Planning
Keluar Rumah Sakit Monitor (sebagai program service savety) oleh : keluarga dan petugas. Perencanaan pulang Program HE: a. Kontrol dan obat/perawatan b. Diet c. Aktivitas dan istirahat d. Perawatan diri e. Penyelesaian administrasi Selama Perawatan Pasien baru diterima oleh Karu dan PP 1. PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan, 2. PP mengorientasikan ruangan kepada keluarga pasien. 1. Menyampaikan pendidikan kesehatan: - Konsep penyakit - Terapi & intervensi yang akan diberikan - Pola diet - Aktivitas dan istirahat - Tanggal & tempat kontrol 2. Menjelaskan prosedur, manfaat, dan efek samping dari setiap terapi dan intervensi yang akan diberikan pada klien & keluarga: - Proses perawatan di ruangan - Pemenuhan kebutuhan nutrisi yg adekuat 3. Mendokumentasikan PP membawa status pasien, kemudian mengkaji, merencanakan dan mendelegasikan pada PA
Awal Masuk Rumah Sakit
1. Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang yaitu meliputi : a. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa mengurangi angka kambuh dan meningkatkan pengetauan pasien. b. Program pulang bertahap Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus dilakukan keluarga. c. Rujukan Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah. Jenis pemulangan Pasien 1. Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat. 2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali. 3. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat puskesmas terdekat. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000). Discharge Planning harus disesuaikan dengan : 1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan 2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit 3. Disusun oleh tim DAFTAR PUSTAKA
Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat. Jakarta.
Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago, IL : Silverberg
Press Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika Plan for Follow-up Care. Diakses dari http://whttp://www.mass.gov/dph/cdc/tb/cmsprotocols.pdf tanggal 26 September 2007