TINJAUAN PUSTAKA
A. RUMAH SAKIT
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian integral dari
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas
2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
4. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas
3. TUJUAN RS
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun
2009 tentang rumah sakit adalah:
B. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Menurut Gemala R. Hatta (2012:73) dalam buku yang berjudul Pedoman
Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, rekam medis
adalah “berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana
pelayanan kesehatan”.Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Menurut Gibony (1991), ada 6 (enam) tujuan rekam medis diantaranya yaitu:
Administrasi(Administration)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai administrasi karena isinya menyangkut
tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
Hukum(Legal)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan
keadilan.
Keuangan(Financial)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai uang karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat digunakan dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan
dan perawatan.
Penelitian(Research)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang bisa dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
Pendidikan(Education)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi mengenai perkembangan/kronologis dan kegiatan pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut bisa dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
Dokumentasi(Documentation)
Suatu berkas rekam medis memiliki nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban.
Pengobatan pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan
menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan
medis yang harus diberikan kepada pasien.
PeningkatanKualitasPelayanan
Membuatrekammedisbagipenyelenggaraanpraktikkedokterandenganjelasdanlengk
apakanmeningkatkankualitaspelayananuntukmelindungitenagamedisdanuntukpenc
apaiankesehatanmasyarakat yang optimal.
PendidikandanPenelitian
Rekammedis yang merupakaninformasiperkembangankronologispenyakit,
pelayananmedis, pengobatandantindakanmedis,
bermanfaatuntukbahaninformasibagiperkembanganpengajarandanpenelitian di
bidangprofesikedokterandankedokterangigi.
Pembiayaan
Berkas rekam medis bisa dijadikan
petunjukdanbahanuntukmenetapkanpembiayaandalampelayanankesehatanpadasar
anakesehatan.
Catatantersebutbisadigunakansebagaibuktipembiayaankepadapasien.
StatistikKesehatan
Rekammedisbisadigunakansebagaibahanstatistikkesehatan,
khususnyauntukmempelajariperkembangankesehatanmasyarakatdanuntukmenentu
kanjumlahpenderitapadapenyakittertentu.
1) Data pribadi, ini meliputi identitas penderita mulai dari nama, No.KTP,
alamat, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, keluarga dekat,
nomor register, dokter yang merawat, asal rujukan, tanggal masuk, dan tanggal
keluar.
2) Data finansial, yakni data dari penanggung jawab, alamat, perusahaan,
perusahaan asuransi yang menanggung, tipe asuransi dan nomor polis.
3) Data sosial, yakni data tentang kewarganegaraan, kebangsaan, hubungan
keluarga, penghidupan, kegiatan masyarakat dan data kedudukan sosial
penderita.
4) Data medis, yakni data medis penderita dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
keadaan umum/nadi, tensi, diagnosis waktu masuk, catatan pengobatan,
kemajuan/kemunduran penderita, instruksi dokter, pemeriksaan penunjang,
laboratorium, rontgen foto, EKG, laporan perawat, konsultasi, operasi, dan
catatan tindakan lainnya selama penderita keluar dari Rumah Sakit dan nama
dokter yang menangani pasien dan tanggalnya.
C. Manajemen informasi kesehatan Kesehatan Rumah Sakit
1. Prosedur Identifikasi Pasien Rawat Jalan, Gawat Darurat,
danRawatInap
Identifikasi menurut (Budi,2011) adalah proses pengumpulan data dan
pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang
sehingga kita dapat menetapkan dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang, dengan kata lain bahwa dengan
identifikasi kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan
identitas tersebut kita dapat mengenal seseorang dengan membedakan
dari orang lain.
Identifikas dilakukan dengan tujuan:
a) Mengenali secara fisik:
1) Melihat wajah/fisik seseorang secara umum
2) Membandingkan seseorang dengan gambar/foto
b) Memperoleh keterangan pribadi
1) Sentralisasi
Sistem penyimpanan BRM secara sentral yaitu sistem
penyimpanan dengan cara menyatukan BRM pasien rawat
jalan, gawat darurat, dan rawat inap kedalam satu folder
tempat penyimpanan.
2) Desentralisasi
Sistem penyimpanan berkas rekam medis secara desentralisasi
yaitu sistem penyimpanan BRM dengan memisahkan berkas
rekam medis rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap pada
folder tersendiri atau ruangan tersendiri
Kekurangan dari sistem numerik dengan terminal digit filing, antara lain :
a) Pelatihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem
angka akhir, mungkin lebih lama dibandingan latihan menggunakan
sistem nomor langsung, tetapi umumnya petugas dapat dilatih dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
b) Membutuhkan biaya awal lebih besar karena harus menyiapkan rak
penyimpanan terlebih dahulu.
3) Sistem penyimpanan kronologis
Jenis penyimpanan kronologis merupakan jenis penyimpnan BRm
berdasarkan urutan peristiwa/ kejadian pasien dating ke fasilitas
pelayan kesehatan. Penyimpanan kronologis dilakukan dengan
menyimpan berkas sesuai dengan urutan waktu kejadian kedatangan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Simtem Penyimpanan Subjek
Sistem penyimpanan subjek(kasus) merupakan jenis penyimpanan
BRM berdasarkan kasus penyakit yang diderita masing-masing
pasien, misalnya rak pertama untuk menyimpan BRM BRM pada
penyakit dalam, dan rak kedua menyimpan berkas edis pada kasus
penyait jantung, dan seterusnya.
5) Sistem Penyimpanann Wilayah
sistem penyimpanan berdasarkan wilayah merupakan jenis
penyimpanan rekam medis wilayah yang ada dilingkup fasilitas
pelayanan kesehatan berada.
1. Ruang dengan suhu ideal untuk menyimpn berkas dan keamanan ari serangan
fisik lainnya.
2. Alat penyimpanan berkas rekam medis, bisa menggunakan Roll o pack, dan filling
cabinet.
3. Tracer yang digunakan sebagai pengganti BRM dirak filling yang dapat
digunakan untuk menelusur keberadaan BRM .
a) Digestiv Sistem
Sistem pencernaan menurut ( Syaifuddin, 2013), adalah sistem organ
yang menerima makanan, mencerna untuk dijadikan energy dan nutrient,
serta mengeluarkan sisa proses tersebut. yang terdiri dari, Mulut, Lidah,
Kelenjar ludah, Gigi, Faring, Lambung, Usus halus, Usus besar, Rectum,
anus
Pada bab XI mempelajari tentang sistem pencernaan. Bab XI ini
terdiri dari 10 blokyaitu :
K00-K14 Diseases of oral cavity, salivary glands and jaws
K20-K21 Diseases of oesophagus, stomach and duodenum
K35-K38 Diseases of appendix
K40-K46 Hernia
K50-K52 Noninfective enteritis and colitis
K55-K63 Other diseases of intestines
K65-K67 Diseases of peritoneum
K70-K77 Diseases of liver
K80-K87 Diorders of gallbladder, biliary tract and prancreas
K90-K93 Other diseases of the digestive system
Pada bab ini terdapat beberapa kategori asterisk, antara lain:
K23* Disorders of oesophagus in diseases classified elsewhere
K67* Disorder of peritoneum in infectinous diseases classified
elsewhere
K77* Liver disorders in diseases classified elsewhere
K87* Disorders of gallbladder, biliary tract and pancreas in diseases
slassified elsewhere
K93* Disorder of other digestive organs in diseases classified
elsewhere
Perlu diingat bahwa beberapa penyakit sistem pencernaan tidak di
kode pada bab ini, penyakit tersebut meliputi:
1) Penyakit yang muncul pada saat perinatal (P00-P96)
2) Infeksi khusus dan karena infeksi parasite (A00-B99)
3) Penyakit sirkulasi yang muncul pada saat kehamilan, melahirkan dan
puerperium (waktu setelah melahirkan) (O00-O99)
4) Malformasi congenital, deformasi dan kelainan kromosom (Q00-
Q99)
5) Penyakit yang berkaitan dengan endokrin, nutrisi dan metabolism
(E00-E90)
6) Penyebab eksternal, cidera, keracunan dan konsekuensi lain (S00-
T98)
7) Gejala, tanda, temuan klinis dan laboratorium yang abnormal yang
tidak diklasifikasikan di tempat lain (R00-R99)
Kekhususan pada bab XI dalam sistem pencernaan ini adalah :
adalah :
1) Pada sub blok K25-K28 terdapat karakter ke empat
1. Acute with haemorrhage
2. Acute with perforation
3. Acute with both haemorrhage and perforation
4. Acute without haemorrhage or perforation
5. Chronic or unspecified with haemorrhage
6. Chronic or unspecified with perforation
7. Chronic or unspecified with both haemorrhage and
perforation
8. Chronic without haemorrhage or perforation
9. unspecified as acute or chronic, without haemorrhage or
perforation
2) Pada penyakit appendicitis ( K35-K38)
Disini jelas pada pada penyakit radang usus buntu memiliki
sebanyak 4 variasi, dari nomor kode K35, K36, K37, K38. Oleh
karena itu diagnosisappendicitishendaknya rinci, terutama apabila
pasien dioperasi atau dirawat di ICU.
3) Pada penyakit hernia (K40-K46)
Hernia dengan gangrene dan obstruksi diklasifikasikan ke
hernia with gangrene. Hernia inguinal (K40), hernia femoral (K41)
juga harus dirinci apakah unilateral atau bilateral, dengan atau tanpa
obstruksi atau gangrene. Pada bab K40-K46 hanya disatu side, tidak
ada kanan atau kiri.
C. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan tersebut di dalam ICD-10 volume 1 dikode pada
bab XIV(Diseases of the genitourinary system) dari N00-N99. Tetapi ada
pengecualian atau exclude yang terdapat pada bab ini, yaitu :
1) Kondisi tertentu terjadi pada masa perinatal dikode pada (P00-P96)
2) Penyakit infeksi dan parasit dikode pada (A00-B99)
3) Komplikasi pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas dikode
(O00-O99)
4) Malformasi congenital, deformasi dan kelainan kromosom dikode
pada (Q00-Q99)
5) Sistem endokrin, nutrisi dan penyakit metabolisme dikode pada (E00-
E90)
6) Cedera, keracunan dan konsekuensi tertentu lainnya dari penyebab
eksternal (S00-T98)
7) Neoplasm (C00-D84)
8) Simtoma, tanda-tanda dan temuan klinik, laboratorium yang tidak
normal dan tidak terklarifikasi di tempat lain (R00-R99)
Kekhususan pada bab XI dalam sistem pencernaan ini adalah :
Pada blok (N00-N08) terdapat karakter ke empat
.0 Minor glomerular abnormalityMinimal change lesion
.1 Focal and segmental glomerular lesions
Focal and segemental:
a) hyalinosis
b) sclerosis
Focal glomerulonephritis
.2 Diffuse membranous glomerulonephritis
.3 Diffuse mesangial proliferative glomerulonephritis
.4 Diffuse endocapillary proliferative glomerulonephritis
.5 Diffuse mesangiocapillary glomerulonephritis
Membranoproliferative glomerulonephritis, types 1 and 3, or
NOS
.6 Dense deposit diseaseMembranoproliferative
glomerulonephritis, type 2
.7 Diffuse erescentic glomerulonephritisExtracpillary
glomerulonephritis
.8 OtherProliferative glomerulonephritis NOS
.9 Unspecified