Anda di halaman 1dari 10

6

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Telaah Pustaka

1. Rumah Sakit

a. Pengertian

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah sakit adalah institusi

pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit juga merupakan tempat penyelenggaraan upaya

kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif)

dan pemulihan (rehabilitatif) yang di laksanakan secara serasi dan

terpadu serta berkesinambungan.

Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan di pelihara

dengan baik untuk menjamin kesehatan dan keselamatan pasiennya

serta harus menyediakan fasilitas yang lapang. Tidak berdesak-

desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien

(Aditama,2010).

6
b. Jenis Rumah sakit

Menurut Alamsyah dalam Syari (2012) mengatakan bahwa

rumah sakit memiliki 5 jenis, yaitu:

1) Menurut pemilik, ada dua macam yaitu, rumah sakit

pemerintah dan rumah sakit swasta.

2) Menurut filosofi yang dianut, ada dua macam yaitu rumah

sakit yang tidak mencari keuntungan dan rumah sakit yang

mencari keuntungan.

3) Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan, ada dua

macam rumah sakit yaitu rumah sakit umum dan rumah

sakit khusus.

4) Menurut lokasi rumah sakit dibedakan menjadi beberapa

macam yaitu rumah sakit pusat yang lokasinya di ibukota

Negara, rumah sakit provinsi jika letaknya di provinsi,

rumah sakit kabupaten jika letaknya di kabupaten atau kota

madya.

5) Menurut manajemen rumah sakit dalam perspektif ada

enam, rumah milik pemerintah, rumah sakit milik militer,

rumah sakit milik yayasan dan keagamaan, rumah sakit

swasta milik dokter, rumah sakit milik swasta yang mencari

keuntungan dan rumah sakit milik badan usaha milik

Negara.
c. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Permenkes No. 340 Tahun 2010, Rumah Sakit

Umum Pemerintah dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah

sakit umum kelas A, B, C, dan D

1) Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum

yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas.

2) Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum

yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan

subspesialistik luas.

3) Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum

yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik spesialistik dasar.

4) Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum

yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik dasar.

2. Rekam Medis

a. Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes No.269/ MENKES/ PER/ III/ 2008

rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan daan dokumen

tentang identitas pasien,pemeriksaaan,pengobatan,tindakan dan

pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien


(Rustiyanto,2009).

Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No.29

Tahun 2004 tentang praktek kedokteran disebutkan bahwa, yang

dimaksud “Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang telah di berikan kepada pasien”.

(Depkes RI,2006:11).

Rekam Medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun

yang terekam tentang identitas, anamnesa penentuan fisik

laboratorium, diagnose segala pelayanan dan tindakan medis yang

di berikan kepada pasien dan pengobatan baik yang di rawat

inap,rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat

darurat (Rustiyanto,2009:5).

b. Tujuan Rekam Medis

Tujuan dibuatnya Rekam Medis adalah untuk menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan

pelayanan kesehatan di rumah sakit.Tanpa dukungan suatu system

pengolaan Rekam Medis baik dan benar tertib administrasi

dirumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang

diharapkan.Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu

faktor yang menentukan upaya pelayanan kesehatan di Rumah

Sakit (Rustiyanto,2009:6).
c. Kegunaan Rekam Medis

Pengolahan rekam medis rumah sakit di Indonesia menurut

DepKes RI (2006:13), kegunaan rekam medis dapat dilihat dari

beberapa aspek antara lain:

1) Aspek Medis ( Medical )

Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai medis,

karena catatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan

kepada pasien.

2) Aspek Administrai ( Administration )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para

medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

3) Aspek Hukum ( Legal )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum,

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian

hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan

hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan


keadilan.

4) Aspek Keuangan ( Financial )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang

karena datanya mendukung informasi yang dapat digunakan

sebagai aspek keuangan.

5) Aspek Penelitian ( Riset )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian

karena isinya menyangkut informasi yang dapat dipergunakan

sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan ( Education )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,

karena isinya menyangkut informasi tentang perkembangan

kronologi dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien, informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/

referensi pengajar di bidang profesi pendidikan kesehatan.

7) Aspek Dokumentasi ( Documentation )

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang

harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan dan laporan

rumah sakit.
3. Statistik Rumah Sakit

a. Pengertian Statistik

Secara umum, statistic adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan

mempresentasikan data. Singkatnya statistik adalah ilmu yang berkenaan dengan

data ( Rustiyanto, 2010 )

b. Pengertian Statistik Rumah Sakit

Statistik rumah sakit yaitu statistik yang menggunakan dan mengelola

sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan

informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah

sakit. Dalam pelayanan pasien di rumah sakit, data di kumpulkan setiap hari dari

pasien rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat. Data tersebut berguna untuk

memantau perawatan pasien pasien setiap hari, minggu, bulan, dan lain-lain

( Sudra 2010 ).

c. Tujuan Statistik Rumah Sakit

Dengan mempelajari dan menggunakan statistik rumah sakit, kita bias

mendapatkan berbagai informasi yang sangat berguna, misalnya (Sudra 2010):

1) Mengetahui alasan pasien datang berobat

2) Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan terhadap pasien

3) Kualitas dari pelayanan yang diberikan

4) Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak penentu akreditasi

5) Berbagai informasi yang dibutuhkan olleh pihak penanggung biaya


pelayanan

6) Penentuan prioritas pelayanan mengelola keberagaman layanan

dokter spesialis dan sebagainya.

4. Bed Occupansy Ratio (BOR)

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam statistic rumah sakit adalah

menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidur (TT). Hal ini dilakukan untuk

memantau aktivitas penggunaan tempat tidur di unit perawatan rawat inap dan

untuk merencanakan pengembangannya (Sudra 2010).

Bed occupancy ratio adalah persentase pemakaian tempat tidur pda

satuan waktu tertentu. Indikator ini memberi gambaran tinggi rendahnya

pemanfaatan jumlah tempat tidur. Nilai ideal untuk BOR yang disarankan adlah

60%-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus untuk menghitung BOR menurut Depkes RI (2005) yaitu:

jumlah hari rawat pada periode tertentu x 100


BOR=
jumlah tempat tidur yang tersedia x jumlah hari periode sama

Rumus BOR menurut Sudra (2010) yaitu:

BOR=0 X 100/ A

Hp
O=
t

Di mana

0 = rata-rata tempat tidur yang terisi

A = tempat tidur yang siap pakai

Hp = hari perawatan

t = jumlah hari dalam satuan waktu (periode tertentu)

Nilai parameter BOR ideal menurut Depkes RI adalah antara 60%-85%


Nilai BOR ideal menurut Barber Johnson adalah 75%-85%

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai BOR

a. Fasilitas penunjang ( Sarana dan prasarana)

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan public, karena

apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan

tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Dirumah sakit standar peralatan yang harus dimiliki oleh rumah sakit

sebagai penunjang untuk melakukan diagnosis, pengobatan, perawatan dan

sebagainya tergantung dari tipe rumah sakit, di samping tersedianya sarana

penunjang medik juga tersedia alat-alat keperawatan. Dalam rumah sakit,

obat merupakan sarana yang mutlak diperlukan, bagian farmasi

bertanggung jawab atas pengawasan dan kualitas obat. Prsediaan obat

harus cukup, penyimpanan efektif, diperhatikan tanggal kadaluwarsa, dan

sebagainya.

b. Pelayanan tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan unsur yang memberikan pengaruh paling

besar dalam menentukan kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada

pasien di rumah sakit. Fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan

medik kepada pasien dengan mutu sebaik-baiknya, menggunakan tata cara

dan teknik berdasarkan ilmu kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat

dipertanggung jawabkan kepada pasien dari rumah sakit.


c. Kebijakan Rumah Sakit

Kebijakan adalah ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk

mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan

konsisten dalam mencapai tujuan tertentu.

B. Kerangka Teori

Efisiensi
Indikator Statistik Unit Rawat Kebutuhan
BOR
Inap Tempat Tidur

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


nilai BOR

- Sarana prasana
- Pelayanan tenaga kesehatan
- Kebijakan RS

C. Kerangka Berfikir

- Sarana parasarana
Nilai BOR Tersedianya
- Pelayanan tenaga kesehatan
tempat tidur
- Kebijakan Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai