Anda di halaman 1dari 29

CURRICULUM VITAE

• Nama Lengkap : Lily Kresnowati, dr, M.Kes (Epid)


Alamat : Jl. Taman Kelud Selatan no 11B,
Semarang 50237
HP 081 2280 1191,
E-mail : lilysutopo93@gmail.com
• PENDIDIKAN : S1 Kedokteran Umum
S2 Epidemiologi
TOT Rekam Medis & Coding(1999-2010)
• PEKERJAAN : Dewan Pertimbangan DPD PORMIKI Jateng
Dosen Fak. Kesehatan UDINUS
Dir Ut PT Bhakti Putra Satmoko
( Center Of Coding Excellence )
Nara Sumber Pelatihan RM/Coding
KODING NEOPLASMA
Berdasarkan ICD-10

Lily Kresnowati
BAB II – ICD-10
NEOPLASMA (C00 – D48)
BAB II disusun menurut lokasi tumor & perangai
neoplasma sbb :

D10-D36 /0 neoplasma jinak


D37-D48 /1 neoplasma sifat tak
tentu
D00-D07 /2 neoplasma insitu
C00-C76 /3 neoplasma ganas,
primer
C81-C97
C76-C80 /6 neoplasma ganas,
sekunder
CATATAN KHUSUS BAB II
1. Primary, ill-defined, secondary & unspecified sites of
malignant neoplasma
C76 – C80 termasuk neoplasma maligna tanpa indikasi yg
jelas tentang letak asal kanker, atau kanker dinyatakan
‘menyebar’ tanpa menyebutkan letak primer-nya (dianggap
letak primer-nya tak diketahui)
2. Aktivitas Fungsional
Kode tambahan dari BAB IV dapat digunakan, bila mau,
untuk identifikasi aktivitas fungsional terkait dengan
neoplasma
3. Morfologi
Bila ingin mengidentifikasi tipe histologi dari neoplasma
tersedia kode morfologis komprehensif terpisah pada hal
1177 – 1204 diambil dari ICD-0 eds 2. Kode morfologi
ada 6 digit; 4 digit pertama ident tipe histologis, digit ke-5
kode perilaku dan digit ke-6 kode grade (diferensiasi)
4. Penggunaan sub-kategori dalam BAB II
Hati – hati dlm menggunakan subkateg .8 [lihat
catatan 5]. Bila perlu subkategori utk ‘lainnya’
telah disediakan sub kategori .7
5. Neop maligna ‘overlapping’, perbatasan letak
dan penggunaan sub-kategori .8 (lesi overlap)
C00 – C75 mengklasifikasikan neop maligna
primer sesuai letak asalnya (dlm kategori 3-
karakter) yg selanjutnya dibagi dlm subkategori.
Kadang, neoplasma overlapping (tumpang-tindih)
pada dua atau lebih letak anatomik yang
bersebelahan. Jika tdk ada indeks khusus untuk
itu, maka telah disediakan subkategori ttt (neopl
overlapping) [lihat hal 183]
6. Neoplasma maligna jar ektopik
Dikode sesuai letak tersebut
7. Penggunaan indeks alfabetik dalam mengkode
neoplasma
Harus selalu merujuk volume 3 (sesuai instruksi
penggunaannya)
8. Penggunaan ICD-0 ed. 3
Untuk tipe morfologi ttt, keterangan dalam BAB II
sangat terbatas atau kadang tidak memenuhi.
Oleh karena itu disarankan penggunaan ICD-0
untuk keterangan lebih rinci ttg neoplasma tsb
KODING NEOPLASMA
• Neoplasma ; new growth
• Dalam koding neoplasma tdp 3 aspek spesifik yang
perlu diingat , yaitu :
– Lokasi tumor
– Sifat tumor (morfologi dan histology)
– Perangai (perilaku ) tumor
• Lokasi adalah letak anatomik
• Morfologi menggambarkan struktur dan jenis sel
/jaringan neoplasma, yang umumnya dilakukan
pemeriksaan di bawah mikroskop. Sehingga baru dpt
diketahui jika telah ada pemeriksaan PA (Patologi
Anatomi)
• Perangai (perilaku) tumor menunjukkan apakah
neoplasma tersebut termasuk jinak, ganas atau
tidak diketahui perangai-nya.
• Pada malignant tumor terdapat ;
- primary (primer) yaitu di mana neoplasma
berasal / tumbuh pertama kali
- secondary (sekunder) yaitu kondisi dimana
tumor primer telah menyebar, baik dengan cara
metastasis (menyebar ke lokasi lain), meluas
secara direct ke organ disebelahnya, atau invasi
ke dalam sistem sirkulasi atau limfatik.
- insitu, di mana sel-sel ganas belum menyebar ke
luar struktur membran dasar neoplasma
- Benign (Jinak) adalah kondisi di mana
neoplasma / tumor tidak menyebar atau
invasif ke lokasi lain
- Unknown or uncertain behaviour adalah jika
dokter / patologist tdk / belum dpt
menentukan perangai neoplasma

• Kesalahan yang sering terjadi dalam


mengkode neoplasma adalah langsung
merujuk pada tabel neoplasma pada indeks
alfabetik. Hal ini harus dihindari oleh seorang
koder terlatih
Pada indeks alfabetik, di bawah lead term ‘Neoplasm’
tersedia 5 kolom pilihan sesuai perangai/perilaku tumor
Langkah Koding Neoplasma
• Step 1. Carilah dalam indeks alfabetik lead term terkait
morfologi neoplasma terlebih dahulu, di mana coder
akan menemukan kode M (morfologi) yang akan
menentukan tipe histologis (jaringan/sel), perilaku dan
(kadang) lokasi. Kode M ini bersifat sekunder dan
additional, terutama utk registrasi kanker.
• Step 2. Cari terminologi yang menunjukkan lokasi
anatomik dlm diagnosis. Jika tidak ada, coba merujuk
pada tipe histologisnya, mungkin ada petunjuk
• Step 3 barulah coder menelusuri tabel Neoplasm
dalam indeks alfabetik untuk menemukan kode
topografi yang sesuai perangai tumor sgmana
tercantum pada angka di belakang garis miring pada
kode M.
Contoh :
Carcinoma Squamous Cell, cervix uteri
Langkah 1 .
Mencari kode morfologi. Dengan leadterm
terkait gambaran morfologi sel dari hasil PA
Telusuri ke bawah untuk mencari modifier
squamous cell
• Didapatkan kode morfologi M8070/3. Kode
ini menunjukkan perangai tumor, yang dapat
diketahui dari angka dibelakang garis miring.
• Penjelasan tentang kode morfologi ini dapat
dilihat pada volume 1.
• Penjelasan ini kemudian digunakan sebagai
dasar untuk menentukan kode Topografi pada
kolom Neoplasma yang tersedia pada indeks
alfabetik volume 3

• Setelah ditemukan kode Topografi nya, C53.9


• Kemudian langkah selanjutnya adalah cross
check ke buku volume 1
Setelah dipastikan benar kode nya baru
dituliskan dalam dokumen RM
• Dengan demikian didapatkan kode lengkap
dari Carcinoma Squamous Cell pada Cervix
Uteri sbb : M 8070/3, C53.9
CATATAN KHUSUS
• Kode dalam ICD-10 terutama diberikan untuk
keperluan statistik dan epidemiologi
• Untuk keperluan registrasi kanker dan penelitian
khusus Onkologi, terdapat Klasifikasi khusus,
derivasi dari ICD-10, yaitu ICD-Oncology (ICD-O)
• Koding dalam ICD-O agak berbeda dengan koding
menggunakan ICD-10
• Untuk keperluan pembayaran kembali
(reimbursement) terdapat sistem Case-mix yang
menggabungkan antara kode diagnosis dan kode
prosedur
CODING GUIDELINES
• Coding guidelines dikeluarkan oleh The Centers
for Medicare & Medicaid Services (CMS) dan The
National Center for Health Statistics (NCHS) dari
US Dept of Health & Human Services (DHHS).
• Tujuannya adalah memberikan pedoman resmi
untuk koding dan pelaporan, dan atas
persetujuan 4 organisasi ; AHA, AHIMA, CMS dan
NCHS, merupakan buku pendamping resmi dari
ICD-9-CM.
• Di Indonesia, tidak dikenal pedoman koding
yang bersifat rinci/khusus seperti Coding
Guidelines ini.
• Untuk keperluan koding statistik, digunakan
ICD-10 sedangkan untuk keperluan
pembiayaan (reimbursement) menggunakan
aturan koding yang tercantum dalam
Permenkes no. 27 th 2014 dan SE HK.
03.03/X/1185/2015
• Dalam Coding Guidelines diatur tentang
sequencing (urutan/tatanan) koding pada
kondisi-kondisi di mana terdapat lebih dari
satu diagnosis
Neoplasma (Ca) sebagai Diagnosis Utama
1. Bilamana alasan admisi atau jika perawatan
pasien ditujukan kpd neoplasma (malignancy)-
nya
Misalnya :
- utk menentukan luasnya keganasan, (utk
prosedur semacam biopsy, paracentesis, atau
staging)
- untuk operasi pengangkatan sebagian atau
seluruh bagian
*meskipun kemoterapi atau radiasi juga
diberikan pada episode yg sama (mengikuti).
2. Bilamana tdp neoplasma pada dua lokasi yg
berbeda; neoplasma primer (primary site) dan
sekunder/metastasisnya, sedangkan
pengobatan/perawatan ditujukan pada
neoplasma metastasisnya, maka kode utama
adalah pada metastasisnya, meskipun primary
site-nya masih ada.
3. Jika suatu neoplasma telah diangkat, namun
kumat lagi di lokasi yang sama maka berilah
kode rekurensi-nya sbg primary site
Neoplasma (Ca) sebagai
Diagnosis Sekunder
1. Jika kedatangan pasien adalah utk sesi
kemoterapi atau radioterapi , maka diagnosis
utamanya adalah kemo/radio-terapi mjd
diagnosis utama (Z51.0, Z51.1), sedangkan
keganasan mjd kode sekunder.
2. Jika pasien dengan fraktur patologis akibat
neoplasma, dan pengelolaan ditujukan untuk
frakturnya, maka fraktur patologis mjd dx
utama
Kemoterapi/ Radioterapi
Sebagai Diagnosis Utama

1. Jika kedatangan pasien adalah utk sesi


kemoterapi atau radioterapi , maka diagnosis
utamanya adalah kemo/radio-terapi mjd
diagnosis utama (Z51.0, Z51.1), sedangkan
keganasan mjd kode sekunder.
2. Jika pasien di-admisi untuk kemoterapi atau
radioterapi lalu tjd komplikasi (spt mual muntah
dan dehidrasi), maka kode utamanya tetap sesi
kemoterapi atau radiasi.
Koding tentang Kondisi Lain Terkait
Neoplasma
1. Jika admisi ditujukan utk mengatasi
komplikasi akibat operasi neoplasma, atau
akibat kemo/radio-terapi, maka komplikasi
tersebut mjd kode utama diikuti kode yang
menerangkan bahwa kondisi tersebut
merupakan komplikasi post-procedural, atau
poisoning (T), atau adverse-effect (Y)
2. Jika pasien yang telah di-operasi pengangkatan
neoplasma, datang kembali untuk pemeriksaan
lanjutan ataupun perawatan pasca operasi, maka
tersedia kode-kode untuk layanan/rawatan
terbatas dengan menggunakan kode Z.
Terdapat kode follow up dan kode aftercare,
misalnya :
Z08 Follow Up Examination After Treatment For
Malignant Neoplasm
Z40 Prohylactic surgery for risk factor related to
malignant neoplasm
Z48 After surgical Follow Up Care
• Kode perawatan pasca pelayanan (aftercare)
digunakan untuk suatu penyakit yang telah
selesai dirawat, dan membutuhkan perawatan
lanjutan pada masa penyembuhan atau
pemulihan, atau untuk pengelolaan jangka
panjang gejala sisa. (*bukan pada penyakit akut
yg saat ini masih diderita).
• Sedangkan kode follow up examination
digunakan untuk menjelaskan pemeriksaan yang
dilakukan pasca selesainya satu episode rawat
inap untuk kasus penyakit, cedera dll yang
menunjukkan bahwa penyakitnya telah sembuh
dan tidak ada lagi.
3. Jika pasien yang telah di-operasi
pengangkatan neoplasma, datang kembali
untuk follow up untuk memeriksa tanda-
tanda munculnya kanker lagi, dan ternyata tdk
ditemukan apa-apa, maka di-kode sbg ‘history
of malignant neoplasm’ Z85, Z86
4. Jika pasien menjalani pemeriksaan neoplasma
karena riwayat keluarganya, maka kode
diberikan sbg ‘family history of malignant
neoplasm’ Z80
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai