ICD-10
1
TUJUAN DAN KEGUNAAN ICD - 10
2
INTERNATIONAL CLASSIFICATION OF DISEASES AND
HEALTH RELATED PROBLEMS 10TH REVISION
(ICD-10, WHO)
DASAR HUKUM :
Sejak tahun 1996-1997-1998 ICD-10th rev. diharuskan digunakan di
Indonesia oleh Depkes R.I. untuk menggantikan ICD-9th rev.
(yang telah digunakan sebelumnya) bagi kepentingan pelaporan
Sistem Informasi Rumah Sakit di Indonesia yang merupakan revisi
dari Sistem Pelaporan Rumah Sakit di Indonesia.
Beda dengan ICD-9 yang terdiri hanya dari 2 Volume, ICD-10 terdiri
dari 3 volume: Volume 1, 2 dan 3.
BAGAIMANA CARA
MENGGUNAKAN ICD ???
• VOL 1 : Tabular List
• Inclusion & Exclusion Terms
• Glossary description
• Morphology of neoplasm
• VOL 2 : Instruction Manual
• Description, use the ICD,
Rules&guidelines,
• Statistical presentation
• VOL 3 : Alphabetical Index
• Section 1
• Section 2
• Section 3
4
KETENTUAN UMUM INDEX Index alphabet terdiri
dari 3 bagian utama
• Section 1
merupakan index Penyakit , Syndrome , Kondisi phatological
,Injuries , Symptom, masalah dan penyebab / alasan terjadinya
pasien kontak dengan rumah sakit
• Section 2
merupakan index sebab luar dan cidera
• Section 3
merupakan index obat dan bahan kimia lainnya yang dapat
menimbulkan keracunan dan akibat merugikan lainnya
5
PENGKLASIFIKASIAN PENYAKIT
VOLUME 1
22 Chapter
• Chapter I-XVII mencakup Penyakit dan kondisi kesakitan
lainnya
• Chapter XVIII mencakup Symptoms,signs,abnormal clinical
dan hasil pemeriksaan laboratorium
• Chapter XIX mencakup Perlukaan , keracunan dan
keadaan lainnya yang merupakan akibat dari sebab luar
perlukaan
• Chapter XX mencakup sebab luar dari morbiditas dan
mortalitas
• Chapter XXI mencakup faktor - faktor yang mempegaruhi
kesehatan dan kontak dengan pelayanan kesehatan
• Chapter XXII mencakup untuk tujuan khusus
6
kadang untuk nomor kode tertentu ada
tambahan nomor sebagai digit ke-5 (dicacat
pada kolom tersendiri) 7
Bab-Bab di Volume 1 ICD-10
A-Z (kecuali U)
(alfabet) Judul Bab
(A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu
(C-D) Neoplasma
(D) Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan
gangguan yang melibatkan Mekanisme Imunitas
(E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik
(F) Gangguan Mental dan Prilaku
(G) Penyakit Sistem Saraf
(H) Penyakit Mata dan Adneksa Mata
(H) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid
(I) Penyakit Sistem Sirkulasi
(J) Penyakit Sistem Respirasi
(K) Penyakit Sitsem Digestif
(L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit
(M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat
8
Bab-Bab di Volume 1 ICD-10
A-Z (kecuali U)
10
Volume 3 Buku ICD-10
11
STRUKTUR VOL 3
Modifier/qu
alifiers
13
LEAD-TERMS
SALAH SATU KATA PANDUAN UNTUK MENCARI NOMOR KODE DI
VOLUME 3
• Apabila istilah diagnosis terdiri dari satu kata, gunakanlah kata
tersebut untuk mencari nomor ke indeks alfabetis Volume 3.
• ubah dulu istilah terkait dalam bahasa Inggeris ICD-10 Volume 3 (Ejaan
Inggris-Amerika) (Buku Volume 1 menggunakan ejaan bahasa Inggris-
Inggris).Apabila istilah diagnosis tertulis dalam bahasa Indonesia
• Apabila istilah diagnosis lebih dari satu kata, pilih satu kata untuk
dijadikan “leadterm”.
• Pilih “lead-term” suatu kata benda (noun) yang menunjukkan istilah
diagnostik, simtom, atau masalah kesehatan lain namun jangan kata
keterangan (adjektif atau adverbia), dan sebaiknya bukan kata noun
anatomik.**
• Apabila istilah diagnosis mengandung 2 (dua) istilah diagnosis
penyakit, maka kedua-duanya dapat dijadikan lead-term, sekaligus
untuk mengontrol kepastian nomor kode yang akan dipilih.
14
TATA CARA MENENTUKAN KODE ICD 10
15
TATA CARA MENENTUKAN KODE ICD 10
16
KONVENSI DAN TANDA BACA
Parentheses ( )
• Melampirkan kata tambahan yang mengikuti istilah diagnostik tanpa
• Menyertakan kode rujukan yang dimaksud olehMempengaruhi
nomor kode
• Menyertakan kode dalam kategori 3 karakter yang ada
dalamTiap-tiap exclusion
• Menyertakan kode sangkur dalam kategori bintang atau
sebaliknyaBlok
Square brackets [ ]
• Menyertakan sinonim, kata-kata alternatif atau penjelasan
• Merujuk ke catatan sebelumnya
• Merujuk ke kelompok karakter ke empat
17
KONVENSI DAN TANDA BACA
Titik dua
Sebagai penjelasan
18
KONVENSI DAN TANDA BACA
COLON uraian
19
KONVENSI DAN TANDA BACA
Brace }
Pada daftar inclusion dan exclusion term untuk menunjukkan kata
yang mendahului atau sesudahnya bukan istilah yang lengkap
NOS
“Tidak dispesifikasikan” “Tidak dikualifikasikan” atau Tidak diberikan
keterangan apa 2
NEC
Bisa juga terdapat pada bagian lain. dicari dalam index Sesuatu
yang ditentukan itu berbeda, kondisinya diklasifikasikan ditempat
lain. Apabila digunakan pada tiga karakter, merupakan peringatan,
bahwa beberapa jenis tertentu yang tercantum pada pokok
bahasan tersebut Tidak diklasifikasikan di manapun
“And” pada judul
Dapat diartikan sebagai dan/atau
.- (point dash)
Dibeberapa tempat, kategori keempat digantikan dengan strip
Menunjukkan bahwa ada karakter keempat
20
KONVENSI PADA VOLUME 3
Cross-references
Petunjuk silang digunakan untuk menghindari duplikasi istilah yang
tidak perlu dalam indeks . Kata " see " membutuhkan coder untuk
merujuk pada istilah lain ; Kata “see also" mengarahkan coder untuk
merujuk ke index lain
Inflammation
- bone - see Osteomyelitis
Ini berarti bahwa inflamasi tulang sama dengan
sebutan Osteomyelitis
21
KONVENSI PADA VOLUME 3
22
• Dagger (†) dan Asterisk (*)
Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter dalam ICD 10
menggunakan kode dagger dan asterisk maka yang dikode sebagai
diagnosis utama adalah kode dagger, sedangkan kode asterisk
sebagai diagnosis sekunder. Namun jika diagnosis sekunder yang
ditegakkan dokter dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan
asterisk, maka kode tersebut menjadi diagnosis sekunder. Tanda
dagger (†) dan asterisk (*) tidak diinput di dalam aplikasi INA-CBG.
Sesuai PMK 76 tahun 2016
Contoh 1:
Diagnosis Utama : Pneumonia measles
Diagnosis Sekunder : -
Dikode measles complicated by pneumonia (B05.2†) sebagai
diagnosis utama dan pneumonia in viral disease classified
elsewhere (J17.1*) sebagai diagnosis sekunder.
23
Contoh 2 :
Diagnosis Utama : DM Type II
Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit Lyme
Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis utama, Lyme
disease (A69.2†) sebagai diagnosis sekunder dan arthitis in
Lyme disease (M01.2*) sebagai diagnosis sekunder
Contoh 3 :
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Ca Mammae
Dikode Ca Mammae (C50.9†) sebagai diagnosis utama dan
anemia (D63.0*) sebagai diagnosis sekunder.
Contoh 4 :
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Kronik Renal Failure
Dikode Kronik Renal Failure (N18.9†) sebagai diagnosis utama,
anemia (D63.8*) sebagai diagnosis
24
DUAL CODING LAINNYA
• Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if
desired, to identify specified condition”maka kode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien
Contoh :
Dx utama: Hypertensi
Dx sekunder: CAD
Dikode: I10 + I25.1
25
26
Pengkodean Kondisi Multiple
27
Pengkodean Kondisi Multiple
Contoh 2 :
Diagnosis Utama : Multiple fraktur of femur
Diagnosis Sekunder : Frakture of shaft of femur
Frakture of lower of end of femur
Dikode multiple fraktur of femur (S72.7) sebagai
diagnosis utama, fraktur of shaft of femur (S72.3)
dan Frakture of lower of end of femur (S72.4)
sebagai diagnosis sekunder.
28
Pengkodean Kondisi Multiple
29
Pengkodean Kondisi Multiple
30
Pengkodean Kondisi Multiple
DM type II
32
Hypertension, hypertensive (accelerated)
(benign) (essential)
(idiopathic) (malignant) (primary)
(systemic) I10
-with
Hypertensi --heart involvement (conditions in I51.4–
I51.9 due to hypertension)
+ (see also Hypertension, heart) I11.9
--kidney involvement (see also
RF Hypertension, kidney) I12.9
--renal sclerosis (conditions in N26.-)
+ (see also Hypertension, kidney) I12.9
---with
CHF ----failure (conditions in N18.-, N19.-)
I12.0
----heart involvement (conditions in
I51.4–I51.9) —see Hypertension,
cardiorenal
-benign, intracranial G93.2
-cardiorenal (disease) I13.9
--with
---renal failure I13.1
----and heart failure (congestive) I13.2
33
Koding CHF dengan komplikasi
34
35
Kriteria : Includes = Termasuk
36
Kriteria : Excludes
37
Contoh : Kasus CHF + Acute lung oedema = I50.1
Kode cukup I50.1
40
41
RUNTUNAN
TINDAKAN
MENCARI
KODE ICD-10
42
RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10
UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN
43
3. Perhatikan perintah yang ada di dalam kurung ( ),
di belakang istilah diagnosis yang ditemukan, dan
juga perintah yang dilengkapi dengan kata (see,
see also …) dan jalankan perintah yang dimaksud.
44
RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10
UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan)
45
RUNTUNAN TINDAKAN CARA MENGGUNAKAN ICD-10
UNTUK MENCARI KODE YANG DIPERLUKAN (Lanjutan)
6. Apabila semuanya sudah cocok dan tidak melanggar aturan
yang ditetapkan. Pilih code tersebut sebagai code diganoses
atau masalah terkait kesehatan tersebut sebagai masukan ke
sistem perekaman dan informasi yang dikembangkan.
48
CARA MENCARI CODE ICD-10 yang BENAR (Lanjutan-2)
51
CARA MENCARI CODE ICD-10 yang BENAR (Lanjutan-5)
52
CODE untuk PASIEN OBSTETRIC
53
CODE untuk PASIEN OBSTETRIC (Lanjutan)
54
CODE untuk BAYI PERINATAL
KHUSUS UNTUK BAYI PERINATAL:
56
CODE untuk BAYI PERINATAL (Lanjutan)
57
Contoh Lead Term
ICD-10 VOLUME 3
58
CONTOH “LEAD TERMS”
PEMANFAATAN VOLUME 3, ICD-10
SEKSI 1
1. Penyakit → Disease
rincian pembagian sesuai ANATOMICAL BASED.
3. Kehamilan → Pregnancy
Ini adalah kata panduan untuk mencari diagnoses
status KEHAMILAN dan komplikasinya.
5. Kelahiran → Delivery
Kelahiran bisa tunggal (single delivery) bisa ganda
(multiple delivery) bisa normal, spontan, dengan
pertolongan, tindakan forsep, vakum atau seksio dan
bisa terkomplikasi (= metode persalinan) (methode of
delivery)
60
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 1 (Lanjutan-1)
61
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-2)
62
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-1)
1. Model penyebab luar cedera → cari di sebutan model terkait.
Contoh di antaranya:
Jatuh → Fall, falling from, falling on dst.
Terpukul → Strike, contact with dst.
Tertembak → memerlukan sebutan alat penembaknya
(pistol, senapan, meriam dst) (diperlukan
keterangan situasi apakah sedang perang, legal dst.)
3. Gigitan → Bite
Causa kebakaran → Burn
63
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-2)
4. Terjebak → Caught
Tercekik → Choked
Runtuh → Collaps
Tabrakan → Collision
Terjepit,tergencet → Crushed
Terpotong → Cut, cutting
Komplikasi tindakan medis → Complication
7. Gagal → failure
Benda asing (masuk tubuh) → foreign body, object or
material)
Kebakaran hutan → forrest fire
Kausa fraktur → fracture
Membeku → freezing, frostbite, frozen
66
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-5)
13. Kurang → lack of
Legal → legal
Angkat barang berat → lifting
Petir → lightning
Kehilangan kontrol → loss of control
Berbaring di depan kereta api → lying before train
Nyasar di laut → loss at sea.
Terpleset → slipping
Kelaparan → starvation
Tersengat → sting
Tercekik → strangulation
Membentur → striking against
Diserang (pukul) → struck by
Sufokasi → suffocation
Bunuh diri → suicide
Tersengat matahari → sunstroke
Tertelan → swallowed, swallowing
Tertusuk (benda tajam) → stab, stabbing
Terinjak → stepped, on
Menginjak → stepping on
Tersengat sinar matahari → sun stroke
Tertelan → swallowed, swallowing
Tertutup rapat oleh → shut in (accidental)
69
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 2 (Lanjutan-8)
Pada seksi 3 ini daftar alfabetik nama obat atau zat kimia
penyebab keracunan (Poisoning) berdasarkan nama
generiknya.
Apabila nama generic obat/zat kimia tidak diketahui, maka
dipandu untuk mencari melalui khaziat obat/zat kimia terkait.
Contoh: Baygon
Ini nama pabrik, maka tidak bisa ditemukan di Seksi 3 ICD
10. Nomor kode yang dapat diberikan kepadanya adalah
nomor kode sifat kegunaannya yakni: Insecticide,
unspecified.
Apabila komposisi dari baygon diketahui, maka bisa dicari
nomor kode yang sesuai, apakah baygon itu terdiri dari
zat carbamate, mixed, organochlorine atau
organophosphorus (Silahkan baca di label baygon)
71
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 3 (Lanjutan-2)
72
CONTOH “LEAD TERMS”
SEKSI 3 (Lanjutan-2)
73
Lanjutan
75