Oleh
Asep Supriatna
II
Kondisi penting lain .................................................................. ............................................
yang ikut menyebabkan .................................................................. ............................................
kematian, tapi tidak
berhubungan dengan
penyakit atau kondisi
penyebab kematian.
* Ini tidak sama dengan cara kematian, seperti kegagalan jantung atau
kegagalan pernafasan. Ini adalah penyakit, cedera, atau komplikasi yang
menyebabkan kematian.
Pencatatan Sertifikat Kematian
• Kalau hanya ada satu langkah di dalam rantai
kejadian, maka satu entri pada baris I(a) sudah
cukup.
• Kalau lebih dari satu langkah, penyebab langsung
dituliskan pada (a),
• Penyebab dasar dituliskan pada baris terakhir,
Sebuah contoh sertifikat kematian dengan empat
langkah misalnya adalah:
(a) Embolisme paru
(b) Fraktur patologis
(c) Karsinoma sekunder femur
(d) Karsinoma mammae
Lanjutan
• Bagian II adalah untuk kejadian signifikan yang
membantu terjadinya kematian, tapi tidak
berhubungan dengan penyakit atau kondisi yang
secara langsung menyebabkan kematian.
• Setelah kata-kata “akibat (atau konsekuensi dari)”
yang terdapat pada sertifikat kematian dimasukkan,
• Bukan saja penyebab langsung atau proses
patologis, tapi juga penyebab tidak langsung;
misalnya kondisi pendahulu yang menimbulkan
kerusakan jaringan atau kegagalan fungsi dan
memudahkan terjadinya penyebab langsung,
walaupun intervalnya telah lama.
Lanjutan
• Perkiraan interval (menit, jam, hari, minggu.
bulan atau tahun) antara awal timbulnya
setiap kondisi dengan tanggal kematian
• Dapat membantu dokter menuliskan rantai
kejadian yang menyebabkan kematian, dan
juga berguna untuk membimbing pengkode
untuk memilih kode yang sesuai.
Langkah Pencarian Penyebab
Dasar Kematian (UCOD )
• Kalau hanya satu penyebab kematian yang
dilaporkan, maka penyebab ini digunakan pada
tabulasi.
• Kalau lebih daripada satu penyebab yang tercatat,
maka langkah pertama adalah memilih penyebab
dasar engan menerapkan Prinsip Umum atau
Aturan Pemilihan 1, 2, dan 3.
• Pada beberapa situasi ICD memungkinkan penyebab
awal digeser oleh penyebab yang lebih sesuai untuk
mengekspresikan penyebab dasar tabulasi.
Misalnya, terdapat beberapa kategori untuk
kombinasi kondisi-kondisi, atau terdapat alasan
epidemiologis yang kuat untuk mengutamakan
kondisi lain yang ada pada sertifikat.
• Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah
berlaku satu atau lebih Aturan Modifikasi A – F,
(lihat bagian 4.1.9) yang berhubungan dengan
situasi di atas.
• Kalau penyebab awal adalah cedera atau efek lain
suatu penyebab luar yang terdapat pada Chapter
XIX, maka kondisi yang menyebabkan terjadinya
kondisi tersebut harus dipilih sebagai penyebab
dasar untuk tabulasi dan dikode pada V01 – Y89.
Kode untuk cedera atau efek bisa digunakan sebagai
kode tambahan.
Prinsip Umum
• Prinsip Umum menyatakan bahwa kalau
lebih dari satu kondisi terdapat pada
sertifikat, maka kondisi yang dimasukkan
sendirian di baris terbawah bagian I hanya
dipilih kalau ia merupakan penyebab
seluruh kondisi di atasnya.
Aturan 1
• Kalau Prinsip Umum tidak bisa diterapkan
dan terdapat sekuensi yang berujung pada
kondisi yang dituliskan pertama kali pada
sertifikat, pilih penyebab awal sekuensi ini.
Kalau lebih dari satu sekuensi yang berujung
pada kondisi yang pertama kali dituliskan,
pilih penyebab awal dari sekuensi yang
pertama dituliskan.
Contoh Aturan 1
• (a) Bronkopneumonia
(b) Infark serebri dan penyakit jantung hipertensif
Pilih infark serebri (I63.9).
Terdapat dua sekuensi yang berujung pada kondisi yang
dituliskan pertama kali; bronkopneumonia akibat infark
serebri, dan bronkopneumonia akibat penyakit jantung
hipertensif. Penyebab awal dari sekuensi pertama yang
dipilih.
• (a) Tuberkulosis
(b) Penyakit HIV
Pilih penyakit HIV yang menyebabkan infeksi
mikobakterium (B20.0).
Aturan-aturan Modifikasi
• Aturan A. Kondisi Ketuaan dan kondisi lain yang
sulit dijelaskan
Kalau penyebab yang dipilih bisa diklasifikasikan
pada Chapter XVIII (Gejala, tanda dan penemuan
klinis dan laboratorium abnormal, yang tidak
diklasifikasikan di tempat lain) kecuali untuk R95
(Sudden infant death syndrome), dan pada
sertifikat dilaporkan kondisi lain yang
klasifikasinya bukan R00-R94 atau R96-R99,
pilihlah penyebab kematian seolah-olah kondisi
yang bisa diklasifikasikan pada Chapter XVIII itu
tidak dilaporkan, kecuali kalau kondisi itu
memodifikasi pengkodean.
Contoh Aturan A
• (a) Senilitas dan pneumonia hipostatik
(b) Arthritis rematoid
Kodekan arthritis rematoid (M06.9). senilitas atau ketuaan yang
telah dipilih oleh aturan 2 (lihat contoh 19), tidak dipakai, dan
.Prinsip Umum diterapkan.
• (a) Anemia
(b) Splenomegali
Kode splenomegalic anemia (D64.8). Splenomegali, yang dipilih
oleh Prinsip umum, tidak dipakai, tapi ia memodifikasi/
mengubah pengkodean.
• (a) Meningitis
(b) Tuberkulosis
Kode meningitis tuberkulosa (A17.0).
Kondisi ini dinyatakan dengan hubungan sebab-akibat
yang tepat.
• Aturan E. Stadium penyakit dini dan
lanjut
• Kalau penyebab yang dipilih merupakan
tingkat awal suatu penyakit sedangkan
tingkat yang lebih lanjut dari penyakit
yang sama dilaporkan di dalam sertifikat,
maka kodelah yang lebih lanjut. Aturan ini
tidak berlaku pada bentuk ‘kronis’ yang
dilaporkan sebagai akibat bentuk ‘akut’
kecuali kalau klasifikasi memberikan
instruksi khusus untuk efek tersebut.
Contoh Aturan E
• (a) Sifilis tertier
(b) Sifilis primer
Kode sifilis tertier (A52.9)
• (a) Bronkopneumonia
(b) Bengkokan tulang punggung (curvature of
spine)
(c) Riketsia di masa kanak-kanak
Kode sekuel riket (E64.3)
• (a) Hidrosefalus
(b) Meningitis tuberkulosa
Kode sekuel meningitis tuberkulosa (B90.0)
Terimakasih
Email : asep.supriatna2403@yahoo.com
asep.supriatna2403@gmail.com
081220209198