Anda di halaman 1dari 35

RESELEKSI KODE MORBIDITAS

DAN MORTALITAS

TIM DOSEN KKPMT


PERTEMUAN 2

Rule MB1-MB5 dan


Pemilihan Main Condition
pada Bab-bab khusus

www.esaunggul.ac.id
MB RULES

Peraturan reseleksi diatur


di dalam ICD-Volume 2
dalam 5 rules:
MB1, MB2, MB3, MB4, MB5
disertai catatan
khusus untuk Bab-bab tertentu
(4.4.4 ICD-10, Vol. 2)

2
www.esaunggul.ac.id
RULE MB1
Kondisi minor direkam sebagai “main condition” (kondisi
utama), padahal ada kondisi yang lebih significant direkam
sebagai “ other condition”
(kondisi lain-lain).
Kondisi minor atau kondisi kronik atau masalah
insidentl direkam sebagai kondisi utama, dalam rekam medis
ada pernyataan lain yang lebih menonjol yang menyebabkan
pasien tersebut memperoleh asuhan
dan rawatan direkam sebagai kondisi lain-lain.

Maka pilih kondisi lain tersebut sebagai kondisi utama.

3
www.esaunggul.ac.id
CONTOH

Kondisi utama: Sinusitis akut


Kondisi lain-lain: Endocerviks carcinoma
Hypertensi
Pasien dirawat 3 minggu
Prosedur: Total hysterctomy
Spesialis: Ginekologist

Maka pilih: Endoserviks carcinoma C53.0

Baca contoh lain di ICD-10, Vol. 2 !!!

4
www.esaunggul.ac.id
RULE MB2
Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama.
Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat
dicode bersama dan direkam semua sebagai kondisi
utama, dan salah satu kondisi lain pada rekaman
menunjuk sebagai kondisi utama,

pilih ini sebagai kondisi utama


bila tidak ada
maka
pilih yang pertama disebut.

5
www.esaunggul.ac.id
CONTOH

1. K. Ut. Osteoporosis
Candida bronchopneumonia
Rheumatism
K. lain: -
Bidang spesialisasi: Peny.Paru
Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia

2. K.Ut. KPD, letak lintang dan anemia


K.lain: -
Partus spontan
Reseleksi K. ut. Premature rupture of membrane

Baca contoh lain di ICD-10, Vol. 2 6


www.esaunggul.ac.id
RULE MB3

Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama


menggambarkan suatu gejala
yang timbul akibat suatu diagnose atau
kondisi yang ditangani.

Jika kondisi terkait diberi code yang ditemukan


di Bab XVIII (R.-), dan
di rekam medis ada terekam kondisi lain
yang lebih menggambarkan diagnosis pasien
dan kepada kondisi ini terapi diberikan

Reseleksi
kondisi akhir tersebut sebagai kondisi utama.
7
www.esaunggul.ac.id
CONTOH
K. ut. Hematemesis
K. lain: Varices esophagus
Cirrhosis hepatis
Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke
Bedah
Reseleksi kondisi utama:
Varices esophagus pada
cirrhosis hepatis (K74.-! I98.2*)

Baca contoh lain di ICD-10, Vol. 2

8
www.esaunggul.ac.id
RULE MB4

Spesialisitas
Bila diagnosis yang terekam sebagai
kondisi utama
adalah
Istilah yang umum, dan
ada istilah lain
yang memberi informasi lebih tepat
tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi,

Reseleksi kondisi terakhir sebagai kondisi utama.

9
www.esaunggul.ac.id
CONTOH
(1) Kondisi Utama: CVA
Kondisi lain-lain: Stroke
Hemiplegia
Cerebral haemorrhage
Reseleksi: Kondisi utama:
Stroke cerebral hemorhage

(2) Kondisi Utama: DM tanpa terapi insulin


Kondisi lain-lain: Cataract mata bilateral
Spesialisasi: Ophthalmologist
Reseleksi: Kondisi Utama: NIDDM cataract.

Baca contoh lain di ICD-10 Vol. 2.


10
www.esaunggul.ac.id
RULE MB5

Alternatif diagnoses utama


Suatu tanda/gejala direkam sebagai
kondisi utama,
dengan indikasi kondisi terkait
adalah
suatu kondisi atau kondisi lain.

Reseleksi gejala tersebut sebagai “kondisi utama”.


Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan
diagnostik sebagai kondisi utama,
Pilih yang Pertama Disebut.
11
www.esaunggul.ac.id
CONTOH:
(1) Kondisi Utama: Sakit kepala mungkin karena
sinusitis atau stres.
Reseleksi: Sakit kepala

(2) Kondisi Utama: kolekistitis akut atau pankreatitis


akut
Reseleksi: kolekistitis akut

(3) Kondisi Utama: Gastroenteritis karena infeksi atau


keracuan makanan
Reseleksi: gastroenteritis infeksi.
Baca contoh di ICD-10, Vol. 2.
12
www.esaunggul.ac.id
4.4.4 Chapter-specific notes

Panduan khusus bagi pemilihan kode


main-condition pada masalah di Bab-Bab
khusus.
(apabila penerapan rules menjumpai Note
yang ada di Chapter yang terkait, baca
dengan teliti apa yang diatur pada chapter
tersebut)

13
www.esaunggul.ac.id
Bab I: Certain infectious and parasitic diseases

B20-B24 Human immunodeficiency virus


[HIV] disease
Pasien HIV bisa dirawat untuk terapi lebih dari satu
jenis penyakit. Maka disediakan kategori dan subka-
tegori di Block HIV. → Beri kode subkategori yang
telah disediakan sebagai “kondisi utama”-nya.
Contoh: Kondisi utama: HIV dan Kaposi sarcoma
Kondisi lain-lain: -
[140] → B21.0

14
www.esaunggul.ac.id
Sequelqe of
Infectious and Parasitic diseases

[161]
B90-B94 kode kelompok ini tidak digunakan untuk
kode “main condition”, apabila sifat alamiah kondisi
residualnya terrekam.
Apabila mengkode kondisi residual, B90-B94
bisa digunakan sebagai kode tambahan yang
optional.
Baca kembali Seksi 4.4.2. (hal. 129, Vol. 2):
Coding of sequelae of certain conditions.
15
www.esaunggul.ac.id
Bacterial, viral and other
infectious agents

[161-163]

B95-B97: Kelompok kode ini tidak untuk digunakan


sebagai kode “main condition”.
Kategori disediakan untuk digunakan optional sebagai
kode tambahan untuk mengidentifikasi agen infeksinya atau
organisme pada penyakit yang terklasifikasi di luar Bab I.
Infectious of unspecified site due to theses agents are
classified elsewhere in Chapter I.

16
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan)

Contoh: Kondisi utama: Acute cystitis due to E. coli


Kondisi lain: -
→ Kode: N30.0 B96.2

Contoh: Kondisi utama: Infeksi bakterial


Kondisi lain: -
→ Kode: A49.9
(tidak menggunakan kode kelompok B95-B97).

17
www.esaunggul.ac.id
Bab II Neoplasms

[165-167]
Baca dengan cermat penjelasan di Notes pada
Bab II volume 1 dan Vol. 3 tentang cara
penentuan kode dan penggunaan kode morfologinya.

Neoplasm primer maupun metastatik, yang menjadi


fokus asuhan pada episode asuhan kesehatan pasien
terkait, harus dikode sebagai “main condition”.

18
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-1)

Manakala “main condition” yang direkam praktisi


asuhan kesehatannya adalah neoplasm primer yang
sudah tidak ada pada pasien terkait (karena telah
diangkat/operasi sebelumnya), kode main condition
adalah neoplam dari site sekundernya, komplikasi
terkininya, atau lingkungan tepat yang dapat terkode
dengan Bab XXI (Z) (Baca seksi 4.4.1. Contact with
health sevirces for reasons other than illness) yang
menjadi fokus terapi atau investigasi pasien terkait
saat episode terkini.
19
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-2)

Kode tepat dari Bab XXI (Z) terkait “personal history of


neoplasm” bisa digunakan sebagai kode optional additional
code.
Contoh:
Kondisi utama: Carcinoma prostate
Kondisi lain: Bronkitis kronik
Tindakan: Prostatectomy
[188] Kode: malignant neoplasm of prostate (C61)

20
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-3)

Contoh: Kondisi utama: Carcinoma payu dara (telah


direseksi 2 th yll.)
Kondisi lain: Carcinoma sekunder di paru
Prosedur: Bronchoscopy dengan biopsy
Kode: Secondary malignant neoplasm of lung (C78.0)
[194] sebagai kondisi utama.
[1013] Z85.3 (personal history of malignant neoplasm
payu dara) dapat digunakan sebagai
optional additional code.
Kode: C78.0 Z08.0
Kode M ..../3 ditetapkan sesuai hasil PA.

21
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-4)

[983] [1013] [189] [1029]


Contoh:
Kondisi utama: Kanker kandung kemih
yang telah dieksisi.
Kondisi lain: -
Tindakan: cystoscopy
Beri kode pemeriksaan follow-up post operasi tumor
malignant (Z08.0) sebagai kondisi utama dan Z85.5 (Personal
history of malignant neoplasm of urinary tract) sebagai kode
tambahan.
C67.9 malignant neoplasm bladder
Kode: Z08.0 Z85.5 (C67.9; M8010/3 ?)
22
www.esaunggul.ac.id
C80 Malignant neoplasms without specification of site

C80 [195] digunakan sebagai “main condition” hanya


apabila praktisi kesehatan telah jelas merecord neoplasmnya
sesuai kode tersebut.

C97 Malignant neoplasms of independent


(primary) multiple sites
C79 [194] harus digunakan manakala praktisi
kesehatan yang terkait merekam “main condition” 2 atau
lebih malignant neoplasm primer yang independent, tidak
ada yang predominates. Gunakan kode additional untuk
identifikasi neoplasm malignantnya.
23
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-5)

(hal. 139) [195] [199] [203] [188]


Contoh: Kondisi utama: Carcinomatosis
Kondisi lain: -
Beri kode: C80

Contoh:Kondisi utama: Multiple myeloma dan


primary adenocarcinoma of prostate
Kode utama: C97 (malignant neoplasms of
independent (primary) multiple sites)
Kode tambahan: C90.0 (multiple myeloma)
dan C61 (Malignant neoplasm prostate)

24
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-6)

Contoh: (hal. 140)


Kondisi utama: Multiple myeloma and primary
adenocarcinoma of prostate
Kode: C97 [203] Malignant neoplasms of indepen-
dent (primary) multiple sites
C90.0 [199] Multiple myeloma and malignant
plasma cell neoplasms
dan C61 [188] Malignant neoplasm of prostate
bisa digunakan sebagai optional additional codes

25
www.esaunggul.ac.id
Bab III Disease of Blood ....

Kondisi tertentu di Bab III ini adalah sebagai hasil akibat


obat atau sebab luar lain-lain.
→ Bisa harus menggunakan kode Bab XX sebagai
additional codes.
Contoh: (hal. 140)
Kondisi utama: Anemia defisiensi asam folate
akibat Trimethoprim
Kondisi lain: -
Kode: D52.1 [229] Drug-induced ....
use additional .... Y41.2 (antimalarial drugs)

26
www.esaunggul.ac.id
Bab IV Endocrine,
nutritional and metabolic diseases
Kondisi tertentu yang terklasifikasi di Bab IV bisa akibat obat
atau penyebab luar lain-lain. Kode di Bab XX bisa perlu
sebagai kode tambahan.

E10-E14 Diabetes mellitus


Penentuan “main condition”, seleksi subkategori yang
tepat dari daftar yang berlaku bagi semua kategori harus
berdasarkan “main condition” yang direkam oleh praktisi
kesehatannya.

27
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-1)

Subkategori .7 harus diterapkan sebagai “main


condition” manakala “main condition” hanya bila komplikasi
multiple diabetes direkam sebagai “main condition tanpa
komplikasi apapun.lomerulonephritis
Kode bagi komplikasi apapun yang ada pada daftar
bisa ditambahkan sebagai additional codes.
Contoh:
Main condition: Renal failure due to diabetic
glomerulonephritis
Kode: E14.2 N08.3*

28
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-2)

Contoh:
Kondisi utama: IDDM dengan nephropathy,
gangrene dan cataracts
Kode: IDDM dengan multiple complication (E.10.7)
Kode E10.2 dan N08.3*, E10.5 dan E10.3 dan
H28.0* bisa diterapkan sebagai optional
additional codes untuk menjelaskan masing
jenis komplikasinya.

29
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-3)

E34.0 Carcinoid syndrome


Kode ini tidak dianjurkan untuk kode “main
condition” apabila tumor carcinoidnya
direkam, kecuali bila episode rawat terkait
adalah memang langsung pada endokrin
sindromnya.

Pada pengkode tumor-tumor, E34.0 bisa


digunakan sebagai kode tambahan untuk
menjelaskan aktivitas fungsionalnya.

30
www.esaunggul.ac.id
(Lanjutan-4)

E64.- Sequelae dari malnutrition and other nutritional


deficiencies

E68 Sequelae of hyperalimentation


Kedua kode tersebut ini tidak dip[erkenankan untuk
kode “main condirion” apabila bentuk dasar kondisi
residualnya terrekam.
Manakala mengkode kondisi residual, E64.- atau E68
bisa digunakan sebagai optional additional code.

31
www.esaunggul.ac.id
Bab V
Mental and behavioural disorders
Definisi kategori-kategori dan subkategori pada Bab V ini
tersedia bagi praktisi dokter untuk menetapkan label diagnosis;
bukan disediakan bagi koder.

Kode “main condition” harus ditentukan berbasis diagnosis


yang terekam oleh praktisi dokter, walau apabila ini muncul
sebagai konflik antara kondisi yang terekam dan definisi.
Dalam katagori tertentu ada provision bagi optional
additional codes.

32
www.esaunggul.ac.id
Bab VI
Diseases of the nervous system
Ada beberapa kondisi yang terklasifikas di Bab VI ini adalah
hasil dari efekl obat-obat atau sebab luar lain-lain. Kode Bab
XX bisa ditambahkan sebagai optional additional codes.

G09 Sequelae of inflammatory diseases of CNS.


Kode ini tidak digunakan untuk kode “main
condition:” apabila kondisi bentuk kondisi residualnya
terekam.
Apabila mengkode kondisi residual, G09 bisa dipilih
sebagai kode tambahan.
33
www.esaunggul.ac.id
SUMBER :

1. MATERI AJAR : dr. Mayang Anggraini Naga


RM-MIK – FIKES – U-EU
(Revisi 2017)
2. MEDICAL TERMINOLOGY FOR INSURANCE
AND CODING, MARIE A. MOISIO, MA,
RHIA, 2010

www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai