PENDAHULUAN
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Jadi rekam medis bagian
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data
dalam pengodean atau salah menginput kode diagnosis dalam komputer akan
1
menghasilkan data yang tidak akurat, dan berdampak pada pembuatan laporan
rumah sakit yang tidak akurat, serta merugikan rumah sakit maupun pasien
secara finansial yaitu sistem pembayaran yang tidak sesuai dengan tindakan
yang diberikan.
(RSU) Anna Medika Madura dapat di ketahui bahwa kodefikasi dengan kasus
obgyn ditemukan 5 berkas rekam medis yang tidak akurat. Hal tersebut
kurang jelas, petugas koding yang bukan dari perekam medis, serta kurangnya
keakakuratan kodefikasi diagnosa obgyn pada pasien BPJS rawat inap di RSU
Diagnosa obgyn pada pasien BPJS rawat inap di RSU Anna Medika Madura?”
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1Tujuan Umum
2
1.3.2 Tujuan Khusus
berdasarkan ICD-10.
berdasarkan ICD-10.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rekam medis merupakan aspek yang sangat penting bagi rumah sakit,
dimana salah satu aspek dari rekam medis adalah kode diagnosis. Faktor-
Sukoharjo.
4
2.1.2 Ketepatan Kode Icd-10 Pada Kasus Persalinan Pasien Rawat Inap
O33.9, letak lintak dikode O32.1, SC elektif dan SC dikode O82.1. Faktor
diagnosis belum terisi lengkap, dan belum pernah dilakukan evaluasi atau
audit coding.
5
2.2 State Of The Art
melatar belakangi penelitian saat ini, sehingga yang menjadi pembeda antara
penelitian ini dengan penelitian yang lain yaitu metode yang digunakan
2.3RekamMedis
6
medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan ,termasuk data
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien.
rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh di hilangkan atau di hapus
dengan cara apapun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis
hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang
gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada
medis sebagai pemberi kode dan tenaga kesehatan lainnya 5 Menurut Kasim
dan Erkadius dalam Sembilan langkah dasar dalam menentukan kode, antara
lain :
7
1. Menentukan tipe pernyataan yang akan dikode dan membuka buku
leadterm.
paling tepat.
2.4 Koding
a. Pengertian koding
penetapan kode dengan menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara
huruf dan angka yang mewakili komponen data. Kegiatan yang dilakukan
b. Tujuan Koding
Menurut Savitri Citra Budi Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World
8
penyakit, cedera, gejala, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan. Sejak
c. Pengenalan ICD–10
2. Tujuan ICD
penyimpanan.
9
2.5 Keakuratan Kode
yang sesuai dengan klasifikasi yang ada di dalam ICD-10. Kode dianggap
tepat dan akurat bila 46 sesuai dengan kondisi pasien dengan segala tindakan
yang terjadi, lengkap sesuai aturan klasifikasi yang digunakan. Bila kode
Seringkali bila kategori dibagi, kode nomor pada indeks akan memberikan 4
karakter. Suatu dash pada posisi ke-4 (mis. O03.-) mempunyai arti bahwa
kategori telah dibagi dan karakter ke-4 yang dapat ditemukan dengan merujuk
ke daftar tabular. Sistem dagger (†) dan asterisk (*) mempunyai aplikasi pada
istilah yang akan diberi dua kode (WHO, 2010). Terincinya kode klasifikasi
dokter
d. Kode diagnosis atau tindakan tidak valid atau tidak sesuai dengan isi
10
e. Kesalahan dalam menuliskan kembali atau memasukkan kode dalam
rekam medis.
2.6 Diagnosa
utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode pelayanan.
Diagnosis lain-lain adalah semua kondisi yang hadir pada saat masuk atau
Kondisi yang harus dikode adalah yang mengganggu asuhan pasien dalam hal
11
2.7 Keterbacaan diagnosa
utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama episode pelayanan.
Diagnosis lain-lain adalah semua kondisi yang hadir pada saat masuk atau
Kondisi yang harus dikode adalah yang mengganggu asuhan pasien dalam hal
tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Pasal 3 menyebutkan salah
satu isi rekam medis adalah diagnosis.Dokter sebagai pembuat rekam medis
tenaga medis yang memberikan perawatan pada pasien. Apabila ada hal yang
12
kurang jelas, tenaga rekam medis mempunyai hak dan kewajiban
2.8 Obgyn
Obgyn ialah bagian ilmu yang mempelajari segala soal yang bersangkutan
dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ini ialah
Ilmu kebidan menjadi dasar usaha usaha yang dalam bahasa inggris
maternity care yang kemudian di ubah sedikit oleh WHO expert committee
kebidanan iyalah menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita yang
hamil melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian merawat
dan nifas
kehamilan
e) O80-O84 Delivery
13
g) O95-O99 Kondisi obstetrik lain, not elsewhere classified
Input
Proses
diagnosa obgyn .
2. Mengetahui ketidakakuratan
Output
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di unit rekam medis pada sub bagian filing di
RSU Anna Medika Madura pada bulan April sampai Mei 2019.
obgyn berjumlah 76 berkas rekam medis dan sampel yang akan diteliti yaitu
N
Rumus: (n= 2 )
1+ N x e
76
=
1+ 76 x 10 %❑
76
=
1+ 76 x ¿ ¿
76
=
1+ 76 x 0,01
76
=
1+ 0,76
76
=
1,76
15
= 43 berkas rekam medis
Variabel terikat yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu ketidak
Rawat Inap Di RSU Anna Medika Madura” ditunjukkan padapa databel 3.4.
3.5 Variabel
16
3.6 Instrumendan Cara Pengumpulan Data
inap.
b. Pedoman Observasi
kodefikasi kasus obgyn (obstetri) pada pasien BPJS rawat inap diRSU
b. Observasi
17
diagnosa, mengetahui ketidakakuratan kodefikasi obgyn dan penulisan
a. Editing Data
b. Tabulasi
sesudah akreditasi.
c. Klasifikasi
dokumen rekam medis pasien BPJS rawat inap pada kasus obgyn
obstetri.
d. Penyajian data
18
BAB IV
Rumah Sakit Umum Anna Medika Madura adalah rumah sakit umum di
bawah naungan Yayasan Anna Hidayatul Ilmi. Rumah Sakit Umum Anna Medika
Madura (RSU AMM) mulai dibangun pada tahun 2016. Berlokasi di Jalan R.E.
Martadinata No. 10 Bangkalan 69116, Jawa Timur, Indonesia. Di atas areal tanah
seluas 1.350 m2. Secara legalitas disahkan pada tanggal 3 November 2017. Proses
Medika Madura, diprakarsai oleh Dr. Mustofa Haris, S.Kp., M.Kes, selaku Dewan
Pembina Yayasan ANNA Hidayatul Ilmi. Proses pendirian RSU AMM dimulai
dari pendirian klinik pratama Anna Medika Madura pada bulan Mei 2017.
Pratama Anna Medika, maka dikembangkan menjadi Klinik Pratama Rawat Inap
118.45/3971/KPTS/433.013/2017.
19
Pelayanan kesehatan yang ada saat awal proses operasional adalah klinik
umum, klinik spesialis (bedah, kandungan, dan penyakit dalam), klinik gigi,
Instalasi Gawat Darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas III dan VIP, serta
dilengkapi pelayanan laboratorium, USG, dan EKG. Saat ini untuk memberikan
layanan terbaik guna membantu pasien, RSU AMM memiliki layanan spesialis
bedah, penyakit dalam, anak, kandungan, ortopedi, jantung, paru, dan saraf serta
spesialis anestesi. RSU AMM juga memiliki dokter spesialis patologi klinik dan
penambahan dua ruang kamar operasi sehingga RSU AMM memiliki tiga kamar
operasi.
RSU AMM juga merupakan lahan penunjang pendidikan bagi Sekolah Tinggi
terbaik, RSU AMM senantiasa berbenah dalam segala hal, baik peningkatan
kualitas sumber daya manusia, sarana prasarana dan sistem manajemen. Terkait
dengan hal tersebut RSU AMM sudah menyiapkan lahan 2 hektar untuk
pengembangan. Saat ini RSU AMM sudah ada kerjasama dengan BPJS Kesehatan
4.1.2 Visi, Misi, Values, dan Motto RSU Anna Medika Madura
a. Visi
b. Misi
20
1) Kami adalah pemberi layanan kesehatan yang holistik dan bermutu
c. Values
R = Ramah
S = Spiritual
U = Unggul
A = Amanah
M = Manusiawi
M = Memuaskan
d. Motto
Hidup Ibadahku
1) Poliklinik Spesialis
a) Penyakit dalam
b) Obsgyn
c) Bedah
21
d) Anak
e) Paru
f) Saraf
g) Jantung
h) Orthopedi
i) Kulit Kelamin
j) Gigi
2) PoliklinikUmum
3) Poliklinik Gizi
4) Poliklinik Geriatri
5) Poliklinik TB-Dots
6) Poliklinik VCT
1) Kamar VVIP
2) Kamar VIP
3) Kelas 1
4) Kelas 2
5) Kelas 3
6) Isolasi
g. Pelayanan Intensif
22
h. Pelayanan Farmasi 24 Jam
ICD -10
rekam medis rawat inap dengan diagnosis kasus obgyn dari seluruh jumlah
belum tepat dalam penulisannya, dan 42 dokumen rekam medis atau 98%
23
Gambar 4.2.1 ketidak akuratan penulisan diagnosa obgyn
oleh tulisan dokter yang sulit untuk dibaca oleh petugas, mungkin dokter
sebagian masih ada beberapa dokumen rekam medis yang masih belum
24
4.2.2 Tingkat keakuratan kode diagnosis pasien rawat inap berdasarkan
ICD-10
pedoman ICD-10.
belum akurat.
25
Gambar 4.2.2 no.1 berkas rekam medis dengan kode tidak akurat
asma . oleh petugas koding di Rumah Sakit umum Anna Medika Madura
dokter memberikan Z34.9 untuk kode kontrol pada ibu hamil dan J45.9
untuk penyakit asma yang seharusnya pada kode ICD-10 ditulis O80.9
kode pada ibu hamil letkep + asma kerana di jadikan satu kode tidak pisah.
Gambar 4.2.2 no.2 berkas rekam medis dengan kode tidak akurat
T tunggal, H hidup, letkep letak kepala, BSC 2x (2x oprasi ). oleh petugas
untuk kode kontrol pada ibu hamil dikodefikasi yang benas seharusnya
dengan kode O82.8 untu letkep + BSC 2x yang sudah berpanutan dengan
ICD-10
26
Gambar 4.2.2 no.3 berkas rekam medis dengan kode tidak akurat
Selanjutnya Pada gambar 4.2.2 no.3 dokter di rumah sakit Anna Medika
sudah ada pembukaan . petugas koding di Rumah Sakit Anna Medika Madura
dikodefikasi dengan kode O32.3 untuk letkep inpartu kala 1 yang sudah di
kurangnya tenanga pada unit rekam medis dan terjadi penumpukan beban
27
Menurut petugas di RSU Anna Medika Madura dalam pengkodean suah
akurat, tapi masih ada beberapa dokumen rekam medis yang belom akurat
dalam pengkodean.
4.3 Pembahasan
obgyn tri wulan 4, tahun 2018 sebanyak 1 berkas dalam penulisan diagnosa
dan 3 berkas yang tidak akurat dalam pengkodean, dapat dilihat bahwa
Spesifikasi kode pada ICD-10 Penentuan kode harus tepat Hal ini sesuai
coding itu sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan pedoman yang seharusnya
tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Pasal 3 menyebutkan salah
satu isi rekam medis adalah diagnosis.Dokter sebagai pembuat rekam medis
28
hak, kewajiban, dan tanggungjawab tenaga medis yang memberikan
perawatan pada pasien. Apabila ada hal yang kurang jelas, tenaga rekam
oleh dokter yang terburu buru dalam menuliskan diagnosa sehingga petugas
tugas lain selain kodefikasi, seperti pengambilan berkas rawat jalan dan rawat
inap pada saat berkas rekam medis dibutuhkan dan juga melakukan kegiatan
asembling.
kode yang tidak akurat dan 35(81%) untuk kode yang akurat di RSU Anna
29
10.Di RSU anna medika madura pada bagian instalasi Rekam Medis sudah
ICD -10 volume 1, dan 3..Hal ini sudah sesuai dengan prosedur pengodean
yang ada pada ICD-10 volume 2 Hatta .(2008) menyebutkan bahwa proses
kebenaran kode serta memperhatikan catatan dan aturan yang ada supaya
pada lembar ringkasan masuk dan keluar, dan sudah terdapat tanda tangan
asma . untuk kode diagnosa tersebut petugas koding memberikan kode Z34.9
untu kontrol dan J45.9 untuk asma yang seharusnya pada kode ICD-10 di
tulis O80.9 kareana kode tersebut pasien hamil sehingga kode tersebut tidak
dipisa.
30
statistik internasional mengenai penyakit di RSU anna medika madura pada
bagian instalasi Rekam Medis sudah sesuai dengan klasifikasi WHO seperti
yang sesuai dengan klasifikasi yang ada di dalam ICD-10. Kode dianggap
tepat dan akurat bila 46 sesuai dengan kondisi pasien dengan segala tindakan
yang terjadi, lengkap sesuai aturan klasifikasi yang digunakan. Bila kode
Seringkali bila kategori dibagi, kode nomor pada indeks akan memberikan 4
karakter. Suatu dash pada posisi ke-4 (mis. O03.-) mempunyai arti bahwa
kategori telah dibagi dan karakter ke-4 yang dapat ditemukan dengan merujuk
ke daftar tabular. Sistem dagger (†) dan asterisk (*) mempunyai aplikasi pada
bahwa salah satu kompetensi perekam medis adalah klasifikasi dan kodefikasi
rekam medis sebagai pemberi kode, dan tenaga kesehatan lainnya. Ketepatan
31
morbiditas dan mortalitas, tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses
a. Pengetahuan koder;
c. Penggunaan singkatan;
d. Keterbacaan diagnosis;
dapat dipercaya, valid dan tepat waktu, salah satu bentuk pengelolaan dalam
2017).
32
Berdasarkan Budi (2011), dalam proses coding mungkin terjadi beberapa
kemungkinan, yaitu:
pengkodean salah;
medis di RSU Anna Medika Madura hanya satu dan memiliki tugas lain,
sehingga dapat dikatakan belum memenuhi standar di rumah sakit, oleh sebab
itu terjadi beberapa kode belum akurat dan kesalahan dalam pengkodean
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
berkas
5.2. Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Menkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Marta.,2016. Pedoman Observasi. Jakarta: Universitas Indonesia
36
LEMBAR OBSERVASI
TINJAUAN KETIDAKAKURATAN
KODEFIKASI KASUS OBGYN PADA
PASIEN BPJS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT UMUM ANNA MEDIKA
MADURA
Hasil
No DaftarObservasi Keterangan
Ya Tidak
1 Banyak ditemukan Hanya ditemukan sebagian
keakakuratan
kodefikasi di berkas
rekam medis kasus
obgyn
2 Tepatan dalam Sebagian tepat
penulisan kodefikasi
obgyn
37
PEDOMAN WAWANCARA
TINJAUAN KETIDAKAKURATAN
KODEFIKASI KASUS OBGYN PADA
PASIEN BPJS RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT UMUM ANNA
MEDIKA MADURA
38