Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi

Kesehatan

KETEPATAN KODE
BERDASARKAN KELENGKAPAN DIAGNOSIS
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Endang Purwanti1, Melin Novita2, Piping Asgiani3


1,2,3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
c.endang.p@gmail.com, melin.novita@gmail.com , pipingasgiani@gmail.com

ABSTRACT dalam pemberian kode diagnosis. Mengingat


Coding is a tools for codification method pentingnya spesifikasi penulisan diagnosis
for diagnosis . Activities include coding medical utama terhadap ketepatan kode diagnosis utama
diagnosis and action. Important things that must menjadi salah satu tolak ukur control kualitas di
be considered by medical recorder is accuracy bagian pengodean (coding) unit rekam medis.
in administering the code diagnosis. Given Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui
the importance of the main diagnosis writing ketepatan kode diagnosis pada dokumen
specifications against the accuracy of the main rekam medis rawat inap di Rumah Sakit PKU
diagnosis codes into one of the benchmark of Muhammadiyah Yogyakarta. Jenis penelitian
quality control at the coding unit medical record. ini adalah deskriptif dengan pendekatan
This study to aim measuring of the accuratness retrospektif. Populasi penelitian ini adalah 2600
coding diagnosis from medical record data dokumen rekam medis rawat inap dengan
inpatien at PKU Muhammadiyah Yogyakarta. sampel 308 dokumen Metode pengumpulan
This study us a descriptive method with data dengan wawancara, observasi, studi
retrospective approach. A total od 308 meedical dokumentasi. Hasil: ditemukan ketidaktepatan
record from 2600 total population medical record kode sebesar 61 (20%) diagnosis dan kode
inpatient by randomly with critical interval 5%. yang tepat sebesar 233 (80%) diagnosis.
We use interviewee method with informant, Simpulan penelitian ini adalah sebagian besar
observasion and study document of medical kode diagnosis pada katagori akurat.
record. Of the 314 sampled diagnosis code is
found inaccuracies by 61 (20%) diagnosis and Kata Kunci: Ketepatan, Kodefikasi, Spesifik
proper code of 233 (80%) diagnosis. Factors
contributing factor is less legible writings by
37 (12%) diagnosis and incompleteness of
diagnosis codes. Due to less conscientious PENDAHULUAN
officer coder, and are required to work more Rumah sakit menurut UU No 44 Tahun
quickly. 2009 merupakan institusi kesehatan yang
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
Keywords: Accuracy, codefication, Specification kesehatan yang bermutu. Salah satu indikator
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu
penyelenggaraan rekam medis yang baik.
ABSTRAK Menurut Ismainar (2015) Rekam Medis
Pengodean adalah prosedur pemberian merupakan berkas yang berisi catatan dan
kode dengan menggunakan huruf dan angka. dokumen tentang identitas, anamnesa,
Kegiatan pengodean meliputi pengodean diagnosis, pengobatan, tindakan, dan pelayanan
diagnosis dan pengodean tindakan medis. Hal penunjang yang diberikan kepada pasien
penting yang harus diperhatikan oleh tenaga selama mendapat pelayanan di unit rawat inap,
perekam medis adalah ketepatan rawat jalan, dan gawat darurat serta catatan

66 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
tidak spesifik seringkali menyulitkan coder
yang juga harus dijaga kerahasiaannya dan
dalam pemilihan kode penyakit yang tepat,
merupakan sumber informasi tentang pasien
dan berujung pada kesalahan pengodean
yang datang berobat ke rumah sakit. Salah satu
(miscoding).Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
data yang penting dalam pendokumentasian
Yogyakarta, merupakan rumah sakit yang
rekam medis adalah kode diagnosis pasien,
telah melakukan standar pengodean dengan
kode diagnosis pasien digunakan sebagai
menggunakan buku ICD-10 2007.
acuan dalam penentuan besar biaya pelayanan
kesehatan. Sebelumnya dilakukan pengodean Berdasarkan studi pendahuluan yang
terlebih dahulu. dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2016
dengan petugas pengodean (coding) rawat inap
Menurut Hatta (2012) pengodean adalah
diketahui bahwa masih dijumpai ketidaktepatan
prosedur pemberian kode dengan menggunakan
kode diagnosis pada dokumen rekam medis.
huruf dan angka. Kegiatan pengodean meliputi
Hal ini didukung saat pengambilan data awal
pengodean diagnosis dan pengodean tindakan
pada tanggal 17 Juni 2016 peneliti mengambil
medis. Hal penting yang harus diperhatikan
sebanyak 20 dokumen rekam medis rawat inap
oleh tenaga perekam medis adalah ketepatan
bulan Januari 2016, penulisan diagnosis yang
dalam pemberian kode diagnosis. Pengodean
spesifik terdapat 80%. Dari penulisan diagnosis
diagnosis yang tepat akan menghasilkan data
yang spesifik terdapat 85,72% kode yang tepat
yang akurat dan berkualitas. Ketepatan dalam
dan 14,28% kode yang tidak tepat.
pemberian dan penulisan kode berguna untuk
memberikan Dari hasil survei awal dengan menggunakan
wawancara dengan petugas coding rawat inap
Penentu ketepatan kode diagnosis utama
didapatkan keterangan bahwa kode yang
penyakit juga dipengaruhi oleh spesifikasi
tidak tepat dikarenakan petugas coding tidak
penulisan diagnosis utama, masing-masing
mencakup diagnosis yang ditulis atau kurang
pernyataan diagnosis harus bersifat informatif
lengkap dalam pengodeannya. Penelitian
atau mudah dipahami agar dapat menggolongkan
ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan
kondisi-kondisi yang ada kedalam kategori
pengodean diagnosis berdasarkan spesifikasi
ICD-10 yang paling spesifik. Kualitas hasil
penulisan diagnosis pada dokumen rekam
pengodean bergantung pada kelengkapan
medis rawat inap di Rumah Sakit PKU
diagnosis, keterbacaan tulisan dokter, serta
Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian tujuan
profesionalisme dokter dan petugas coding
khusus dari penelitian ini adalah mengetahui
(WHO, 2010).
persentase tingkat ketepatan kode diagnosis
Penulisan diagnosis utama yang spesifik berdasarkan spesifikasi penulisan diagnosis
dapat memudahkan petugas coding dalam dan mengetahui faktor yang mempengaruhi
pemberian kodenya, memudahkan petugas ketidaksesuaian penulisan diagnosis utama di
analising dan reporting untuk membuat laporan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
rekapitulasi penyakit, digunakan sebagai bahan
dasar dalam pengelompokkan CBG (Case Based
Groups) untuk sistem penagihan pembayaran METODE PENELITIAN
biaya pelayanan, mengindeks pencatatan Jenis Penelitian ini menggunakan jenis
penyakit dan tindakan disarana pelayanan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
kesehatan, serta untuk meningkatkan informasi suatu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
manajemen rumah sakit dalam pengambilan memuat gambaran atau deskripsi tentang
keputusan yang benar. Rincian informasi yang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini
disyaratkan menurut ICD-10 dapat berupa menggunakan rancangan retrospektif atau
kondisi akut/kronis, letak anatomik yang detail, case control. Populasi pada penelitian ini
tahapan penyakit, ataupun komplikasi atau adalah dokumen rekam medis rawat inap di
kondisi penyerta, penulisan diagnosis yang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

ISBN: ISBN: 9786021433218 67


Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta :
pada lembar RM 1 bulan pada Januari s.d.
Maret Tahun 2016 dengan jumlah populasi
sebanyak 2600 dokumen rekam medis rawat
inap. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 308 dokumen rekam medis rawat
inap diambil secara simple random sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan wawancara, observasi,
studi dokumentasi. Alat pengumpulan data Gambar 1 Persentase Ketidaktepan
dalam penelitian ini menggunakan ceklist Kode Diagnosis Utama
untuk observasi dan studi dokumen pada
berkas rekam medis rawat inap. Sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian
wawancara mendalam dengan subjek penelitian
didapatkan kriteria sebagai berikut:
menggunakan pedoman wawancara. Peneliti
melakukan validasi keabsahan jawaban a. Sulit Terbaca
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Tulisan dokter tidak jelas,
melakukan triangulasi sumber ke Kepala diagnosa yang ditulis tidak sesuai
Rekam Medis. Setelah uji validitas data, data dengan klasifikasi dan kodefikasi
kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan yang ada pada buku ICD-10, terdapat
grafik, sedangkan hasil wawancara dianalisis penggunaan singkatan diagnosis
secara kualitatif dan disajikan dengan teks yang yang tidak umum digunakan.
bersifat naratif. b. Terbaca
Tulisan dokter jelas dan
HASIL DAN PEMBAHASAN penulisannya sesuai dengan
klasifikasi pada ICD-10.
1. Tingkat Ketepatan dan Ketidaktepatan
Kode Diagnosis Utama Berdasarkan Dari sampel sebanyak 294
Spesifikasi Penulisan Diagnosis Utama diagnosis yang penulisannya
spesifik, jumlah dokumen rekam
Dari 314 diagnosis yang dijadikan
medis yang penulisan diagnosisnya
sampel peneliti menemukan penulisan
terbaca sebesar 257 (87%) diagnosis
yang spesifik sebesar 294 diagnosis dan
dan penulisan diagnosis yang sulit
20 diagnosis yang tidak spesifik. Dari 294
terbaca yaitu sebesar 37 (13%)
diagnosis terjadi ketidaktepatan kode
diagnosis. Berikut ini penyajian tabel
sebesar 61 (21%) diagnosis dan kode yang
persentasenya:
tepat sebesar 233 (79%) diagnosis. Berikut
ini adalah tabel persentase ketepatan Tabel 2 Keterbacaan Penulisan
dan ketidaktepatan kode diagnosis Diagnosis Pada Dokumen Rekam
berdasarkan penulisan yang spesifik yaitu: Medis Rawat Inap
Tabel 1 Ketepatan Kode Diagnosis Kategori ∑ %
Utama Berdasarkan Spesifikasi Sulit Terbaca 37 13%
Penulisan Diagnosis Utama Terbaca 257 87%
∑ 294 100%
Kode ∑ %
Tepat 233 79%
Tidak Tepat 61 21 % Berikut disajikan diagram
Jumlah 294 100% keterbacaan penulisan diagnosis
utama di Rumah Sakit PKU
Berikut ini disaj ikan diagram Muhammadiyah Yogyakarta:
ketepatan kode diagnosis utama di Rumah

68 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
2. F a k t or yang mempengaruhi
ketidaksesuaian penulisan diagnosis
utama
Dari sampel 314 diagnosis yang
dijadikan sampel terjadi penulisan
yang tidak spesifik sebesar 20 (8%)
diagnosis beserta kode diagnosisnya.
Peneliti menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidaksesuaian penulisan
Gambar 2 Keterbacaan Penulisan
diagnosis utama terhadap ICD-10 letak
Diagnosis Utama
anatomi penyakit kurang jelas sebesar 7
diagnosis, kondis-kondisi akut atau
Petugas pengodean (coding) sebagai kronisnya tidak dituliskan sebanyak 3
pemberi kode bertanggung jawab atas diagnosis, komplikasi yang tidak dituliskan
ketepatan kode diagnosis utama yang sebanyak 5 diagnosis, dan kondisi-kondisi
sudah ditetapkan oleh dokter (Hatta, lainnya sebesar 5 diagnosis yang tidak
2008). Menurut hasil analisa peneliti dan berdasarkan ICD-10. Faktor-faktor yang
hasil wawancara ketidaktepatan terjadi menyebabkan seringnya diagnosis tidak
karena kurang telitinya petugas rekam spesifik diantaranya yaitu waktu dokter
medis bagian pengodean dalam membaca yang sempit, pasien yang banyak, beban
dan memahami diagnosis yang ditulis oleh kerja yang banyak karena dituntut untuk
dokter. kerja cepat tapi masih ditambah kerja
Hasil penelitian tersebut juga yang lain, dokumen rekam medis sudah
didukung dengan penelitian Army terdistribusi ke bagian lain.
Kurwanzari (Tinjauan Kesesuaian dan Menurut Hatta (2008) ketepatan dan
Ketepatan Kode Diagnosis Pada Lembar kecepatan pengodean sangat dipengaruhi
Verifikasi Dengan Berkas Rekam Medis oleh pelaksana yang menangani rekam
Pasien Jiwa Jamkesmas di Rumah Sakit medis, salah satunya kelengkapan
Jiwa Dr. Rm Soedjarwadi Klaten tahun penulisan diagnosis oleh dokter, karena
2013) yang menjelaskan bahwa faktor hanya profesi dokter yang mempunyai
utama penyebab ketidaktepatan kode wewenang dan tanggungjawab untuk
diagnosis utama adalah kurang telitinya menentukan diagnosis utama pasien.
petugas coder dalam membaca dan Faktor-faktor tersebut sependapat dengan
mengode diagnosis utama. penelitian Dika Bayu Setianto (Tinjauan
Dari perbandingan penelit ian Keakuratan Penetapan Spesifikasi
tersebut didapat persentase bahwa 21% Penulisan Diagnosis Utama Pada
kode tidak tepat dan 79% kode yang Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di
tepat dari 314 diagnosis yang dijadikan Rumah Sakit Permata Medika Semarang,
sampel sedangkan pada penelitian Army 2012) yang menyatakan bahwa penulisan
Kurwanzari lebih tinggi yaitu 41, 33% kode yang belum spesifik dikarenakan waktu
tidak tepat dan 58,67% kode yang tepat. dokter yang sempit, beban kerja yang
Hasil penelitian ini sependapat dengan banyak karena dituntut untuk kerja cepat.
teori di ICD-10 bahwa apabila kode tidak Serta untuk persentase penelitian
lengkap dengan karakter ke-3 maupun ini lebih rendah yaitu 20 (8%) diagnosis
karakter ke-4 maka dikatakan tidak tepat. dari 314 diagnosis yang dijadikan sampel
dibandingkan dengan penelitian Dika
Bayu Setianto sebesar 28,3% tidak

ISBN: ISBN: 9786021433218 69


Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
ICD-10 Berdasarkan Diagnosa Pertama
spesifik. Dikarenakan di Rumah Sakit PKU
Muhammdiyah Yogyakarta telah dibuat Pada Lembar Masuk dan Keluar Dokumen
kebijakan agar penulisan diagnosis harus Rekam Medis RS Islam Sultan Agung
lebih spesifik. Triwulan IV Tahun 2003. Semarang.
Hasil penelitian ini sependapat dengan Hatta, Gemala R. Ed. 2008. Pedoman
teori morbiditas dalam buku ICD-10 Volume Manajemen Informasi Kesehatan di
2 yang menjelaskan bahwa syarat dari Sarana Pelayanan Kesehatan, Edisi
spesifiknya penulisan diagnosis yaitu, kondisi- Revisi. Jakarta: Universitas Indonesia
kondisi diagnosis sesuai dengan ICD-10, (UI-Press).
jelas letak anatominya, jelas kondisi akut atau Hatta, Gemala R. 2013. Pedoman Manajemen
kronisnya. Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan, Edisi Rev isi. Jakarta:
SIMPULAN Universitas Indonesia (UI-Press).
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian
1. Persentase kode penyakit yang tepat
Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka
pada diagnosis adalah sebesar 233
Cipta.
(79%) diagnosis, dan persentase kode
penyakit yang tidak tepat sebesar 61 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/
(21%) diagnosis, sedangkan penulisan MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam
diagnosis yang tidak spesifik sebesar 20 Medis. Diakses dari www.depkes.go.id
(8%) diagnosis.diagnosis, dan persentase tanggal 26 April 2015.
kode penyakit yang tidak tepat sebesar 61 Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
(21%) diagnosis. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
2. F a k t or y a n g m e m p e n g a r u h i Medika.
ketidaksesuaian penulisan diagnosis Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah Sakit
utama adalah waktu dokter yang sempit untuk Pengambilan Keputusan.
karena harus melakukan pelayanan pasien Yogyakarta: Graha Ibu.
dengan cepat Setianto ,Dika Bayu. 2012. Tinjauan Keakuratan
3. Perlu adanya audit mutu terhadap Penetapan Kode Diagnosis Utama
penulisan diagnosis utama yang spesifik Berdasarkan Spesifikasi Penulisan
dan ketepatan kode diagnosis. Diagnosa Utama Pada Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Permata
Medika . Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44
Kurwanzari, Amy. 2013. Tinjauan Kesesuaian
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Dan Ketepatan Kode Diagnosis Pada
W HO. 2010 . I n te r na t io na l S ta t istic a l
Lembar Verifikasi Dengan Berkas Rekam
Medis Pasien Jiwa Jamkesmas di Rumah Classification of Deaseases and Related
Sakit Jiwa Dr. Rm Soedjarwadi. Klaten. Health Problems 10th Revision. Vol. 1, 2, 3
Second Edition Th. 2010. Geneva.
Hapsari, Anita. 2004. Tinjauan Penulisan Kode

70 ISBN: 9786021433218

Anda mungkin juga menyukai