Kesehatan
KETEPATAN KODE
BERDASARKAN KELENGKAPAN DIAGNOSIS
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
66 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
tidak spesifik seringkali menyulitkan coder
yang juga harus dijaga kerahasiaannya dan
dalam pemilihan kode penyakit yang tepat,
merupakan sumber informasi tentang pasien
dan berujung pada kesalahan pengodean
yang datang berobat ke rumah sakit. Salah satu
(miscoding).Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
data yang penting dalam pendokumentasian
Yogyakarta, merupakan rumah sakit yang
rekam medis adalah kode diagnosis pasien,
telah melakukan standar pengodean dengan
kode diagnosis pasien digunakan sebagai
menggunakan buku ICD-10 2007.
acuan dalam penentuan besar biaya pelayanan
kesehatan. Sebelumnya dilakukan pengodean Berdasarkan studi pendahuluan yang
terlebih dahulu. dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2016
dengan petugas pengodean (coding) rawat inap
Menurut Hatta (2012) pengodean adalah
diketahui bahwa masih dijumpai ketidaktepatan
prosedur pemberian kode dengan menggunakan
kode diagnosis pada dokumen rekam medis.
huruf dan angka. Kegiatan pengodean meliputi
Hal ini didukung saat pengambilan data awal
pengodean diagnosis dan pengodean tindakan
pada tanggal 17 Juni 2016 peneliti mengambil
medis. Hal penting yang harus diperhatikan
sebanyak 20 dokumen rekam medis rawat inap
oleh tenaga perekam medis adalah ketepatan
bulan Januari 2016, penulisan diagnosis yang
dalam pemberian kode diagnosis. Pengodean
spesifik terdapat 80%. Dari penulisan diagnosis
diagnosis yang tepat akan menghasilkan data
yang spesifik terdapat 85,72% kode yang tepat
yang akurat dan berkualitas. Ketepatan dalam
dan 14,28% kode yang tidak tepat.
pemberian dan penulisan kode berguna untuk
memberikan Dari hasil survei awal dengan menggunakan
wawancara dengan petugas coding rawat inap
Penentu ketepatan kode diagnosis utama
didapatkan keterangan bahwa kode yang
penyakit juga dipengaruhi oleh spesifikasi
tidak tepat dikarenakan petugas coding tidak
penulisan diagnosis utama, masing-masing
mencakup diagnosis yang ditulis atau kurang
pernyataan diagnosis harus bersifat informatif
lengkap dalam pengodeannya. Penelitian
atau mudah dipahami agar dapat menggolongkan
ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan
kondisi-kondisi yang ada kedalam kategori
pengodean diagnosis berdasarkan spesifikasi
ICD-10 yang paling spesifik. Kualitas hasil
penulisan diagnosis pada dokumen rekam
pengodean bergantung pada kelengkapan
medis rawat inap di Rumah Sakit PKU
diagnosis, keterbacaan tulisan dokter, serta
Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian tujuan
profesionalisme dokter dan petugas coding
khusus dari penelitian ini adalah mengetahui
(WHO, 2010).
persentase tingkat ketepatan kode diagnosis
Penulisan diagnosis utama yang spesifik berdasarkan spesifikasi penulisan diagnosis
dapat memudahkan petugas coding dalam dan mengetahui faktor yang mempengaruhi
pemberian kodenya, memudahkan petugas ketidaksesuaian penulisan diagnosis utama di
analising dan reporting untuk membuat laporan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
rekapitulasi penyakit, digunakan sebagai bahan
dasar dalam pengelompokkan CBG (Case Based
Groups) untuk sistem penagihan pembayaran METODE PENELITIAN
biaya pelayanan, mengindeks pencatatan Jenis Penelitian ini menggunakan jenis
penyakit dan tindakan disarana pelayanan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
kesehatan, serta untuk meningkatkan informasi suatu penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
manajemen rumah sakit dalam pengambilan memuat gambaran atau deskripsi tentang
keputusan yang benar. Rincian informasi yang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini
disyaratkan menurut ICD-10 dapat berupa menggunakan rancangan retrospektif atau
kondisi akut/kronis, letak anatomik yang detail, case control. Populasi pada penelitian ini
tahapan penyakit, ataupun komplikasi atau adalah dokumen rekam medis rawat inap di
kondisi penyerta, penulisan diagnosis yang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
68 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi
Kesehatan
2. F a k t or yang mempengaruhi
ketidaksesuaian penulisan diagnosis
utama
Dari sampel 314 diagnosis yang
dijadikan sampel terjadi penulisan
yang tidak spesifik sebesar 20 (8%)
diagnosis beserta kode diagnosisnya.
Peneliti menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidaksesuaian penulisan
Gambar 2 Keterbacaan Penulisan
diagnosis utama terhadap ICD-10 letak
Diagnosis Utama
anatomi penyakit kurang jelas sebesar 7
diagnosis, kondis-kondisi akut atau
Petugas pengodean (coding) sebagai kronisnya tidak dituliskan sebanyak 3
pemberi kode bertanggung jawab atas diagnosis, komplikasi yang tidak dituliskan
ketepatan kode diagnosis utama yang sebanyak 5 diagnosis, dan kondisi-kondisi
sudah ditetapkan oleh dokter (Hatta, lainnya sebesar 5 diagnosis yang tidak
2008). Menurut hasil analisa peneliti dan berdasarkan ICD-10. Faktor-faktor yang
hasil wawancara ketidaktepatan terjadi menyebabkan seringnya diagnosis tidak
karena kurang telitinya petugas rekam spesifik diantaranya yaitu waktu dokter
medis bagian pengodean dalam membaca yang sempit, pasien yang banyak, beban
dan memahami diagnosis yang ditulis oleh kerja yang banyak karena dituntut untuk
dokter. kerja cepat tapi masih ditambah kerja
Hasil penelitian tersebut juga yang lain, dokumen rekam medis sudah
didukung dengan penelitian Army terdistribusi ke bagian lain.
Kurwanzari (Tinjauan Kesesuaian dan Menurut Hatta (2008) ketepatan dan
Ketepatan Kode Diagnosis Pada Lembar kecepatan pengodean sangat dipengaruhi
Verifikasi Dengan Berkas Rekam Medis oleh pelaksana yang menangani rekam
Pasien Jiwa Jamkesmas di Rumah Sakit medis, salah satunya kelengkapan
Jiwa Dr. Rm Soedjarwadi Klaten tahun penulisan diagnosis oleh dokter, karena
2013) yang menjelaskan bahwa faktor hanya profesi dokter yang mempunyai
utama penyebab ketidaktepatan kode wewenang dan tanggungjawab untuk
diagnosis utama adalah kurang telitinya menentukan diagnosis utama pasien.
petugas coder dalam membaca dan Faktor-faktor tersebut sependapat dengan
mengode diagnosis utama. penelitian Dika Bayu Setianto (Tinjauan
Dari perbandingan penelit ian Keakuratan Penetapan Spesifikasi
tersebut didapat persentase bahwa 21% Penulisan Diagnosis Utama Pada
kode tidak tepat dan 79% kode yang Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di
tepat dari 314 diagnosis yang dijadikan Rumah Sakit Permata Medika Semarang,
sampel sedangkan pada penelitian Army 2012) yang menyatakan bahwa penulisan
Kurwanzari lebih tinggi yaitu 41, 33% kode yang belum spesifik dikarenakan waktu
tidak tepat dan 58,67% kode yang tepat. dokter yang sempit, beban kerja yang
Hasil penelitian ini sependapat dengan banyak karena dituntut untuk kerja cepat.
teori di ICD-10 bahwa apabila kode tidak Serta untuk persentase penelitian
lengkap dengan karakter ke-3 maupun ini lebih rendah yaitu 20 (8%) diagnosis
karakter ke-4 maka dikatakan tidak tepat. dari 314 diagnosis yang dijadikan sampel
dibandingkan dengan penelitian Dika
Bayu Setianto sebesar 28,3% tidak
70 ISBN: 9786021433218