Anda di halaman 1dari 8

USULAN PENELITIAN

ANALISIS KETEPATAN KODEFIKASI DIAGNOSIS PADA PASIEN


GANGGUAN MENTAL DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH
Dr.RM.SOEDJARWADI JAWA TENGAH
PADA TAHUN 2016

Disusun Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Kegiatan Penelitian Dalam Rangka


Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Rekam
Medis

Diajukan Oleh :
AGNES LONDA
NIM : 2014 133 004

POLITEKNIK KESEHATAN PERMATA INDONESIA YOGYAKARTA


PROGRAM STUDI REKAM MEDIS
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan kesehatan menghadapi banyak tantangan, termasuk peningkatan


usia harapan hidup yang cenderung mengubah pola penyakit populasi , kebutuhan
pemeliharaan sumber daya kesehatan yang tersedia, peningkatan IPTEK kedokteran
dan pelayanan kesehatan yang berkembang secara pesat diiringi oleh minat
konsumen dalam mengakses informasi melalui internet. Menghadapi semua
tantangan ini , organisasi pelayanan kesehatan harus mampu mengoperasikan sistem
pelayanannya secara efisien dan efektif , dengan memanfaatkan data medis dan ilmu
pengetahuan yang mutakhir , dalam upaya menghadirkan produk pelayanan yang
memenuhi standar kualitas ( Hatta, 2010).
Undang – Undang No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyebutkan bahwa
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat . Peraturan menteri
kesehatan republik Indonesia No 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan bab II nomor 10 memyebutkan pelayanan kesehatan orang dengan
gangguan jiwa berat (OGDJ) pernyataan standar menjelaskan bahwa setiap orang
dengan gangguan jiwa brat mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, rumah sakit harus dapat
mendokumentasikan setiap tindakan dan pengobatan yang telah diberikan kepada
pasien kedalam suatu dokumen yang disebut rekam medis
Peraturan menteri kesehatan No 269/MENKES/PER/III/2008 pasal(1),
menyebutkan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan tindakan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien. Rekam medis dikatakan bermutu apabila rekam medis tersebut akurat,
lengkap, dapat dipercaya, valid dan tepat waktu Salah satu bentuk pengelolaan dalam
rekam medis adalah pendokumentasian serta pengkodean diagnosis.
Kegiatan pengkodeaan adalah pemberian penepatan kode dengan
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang mewakili
komponen data.Kegiatan yang dilakukan dalam coding meliputi kegiatan
pengkodean diagnosis penyakit dan pengkodean tindakan medis. Tenaga rekam
medis sebagai pemberi kode bertanggungjawab atas keakuratan kode.( Budi, 2011).
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Rm Soedjarwadi Klaten merupakan salah satu
rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa Tengah yang berkedudukan di
Kabupaten Klaten yang telah ditetapkan sebagai rumah sakit khusus kelas A sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 216/Menkes/
VI/2013
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti dengan
menggunakan metode wawancara pada tanggal 03 Januari 2017 di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. Rm. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, diketahui jumlah kunjungan untuk
klinik jiwa pada tahun 2016 sebanyak 2.394 orang. Jumlah petugas koding ada enam
orang, yang menetap di bagian koding hanya dua orang. Tingkat pendidikan petugas
koding, D3 rekam medis informasi kesehatan dan sarjana ekonomi. Dasar
pengkodean diagnosis pasien di Rumah Sakit Jiwa Dr.Rm.Soedjarwadi
menggunakan ICD -10 dan PPDGJ(pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan
jiwa di Indonesia).Proses pengkodean di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Rm
Soedjarwadi Klaten telah dilakukan menggunakan sistem informasi manajemen
rumah sakit. Pemberian kode diagnosis dilakukan oleh petugas koding dan petugas
assembling. Manfaat penerapan koding di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Rm
Soedjarwadi Klaten adalah untuk kepentingan laporan rumah sakit dan juga untuk
klaim BPJS.
Analisis ketepatan kode diagnosis pada dokumen rekam medis sangat penting
karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau tidak sesuai dengan ICD-10 maka
dapat menyebabkan turunnya mutu pelayanan di rumah sakit serta mempengaruhi
kualitas data,informasi dan laporan serta ketepatan tarif INA- CBG’s yang pada saat
ini digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien..Dalam
pelaksanaan pengkodean di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Rm Soedjarwadi Klaten
kerena jumlah pasien yang banyak dan keterbatasan petugas koding,maka tidak
menutup kemungkinan terdapat ketidaktepatan atau ketidakakuratan kodefikiasi.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “
Analisis ketepatan kodefikasi diagnosis pada pasie gangguan mental di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Sakit Jiwa Daerah Dr.Rm Soedjarwadi Klaten telah dilakukan
menggunakan sistem informasi manajemen
B. Rumusan Masalah
Bagaimana ketepatan kodefikasi diagnosis pada pasien gangguan mental di Rumah Sakit
Jiwa Daerah dr.Rm Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah pada tahun 2016?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat ketepatan kode diagnosis pada pasien gangguan mental di Rumah
Ssakit Jiwa Daerah dr. Rm. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan kode diagnosis pasien gangguan mental di Rumah Sakit
JIwa Daerah dr.Rm. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah
b. Mengetahui tingkat keakuratan kode diagnosis pasien gangguan mental di Rumah
Sakit Jiwa Daerah dr. Rm. Soedjarwadi Klaten Jawa tengah
c. Mengetahui Faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis pada pasien
gangguan mental di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Rm. Soedjarwadi Klaten Jawa
Tengah

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Terwujudnya kesinambungan dalam pelayanan kepada pasien gangguan
mental khususnya menentukan kode diagnosis yang akurat.
b. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengatahuan di bidang rekam medis khusunya
dalam menentukan kode diagnosis pasien gangguan mental serta dapat
menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya wawasan khususnya di bidang
rekam medis dan informasi kesehatan.
b. Bagi peneliti lain
Dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan
topik yang hampir sama.
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul,Nama,Tahun Variabel yang Metode Hasil


diteliti
1 Hubungan Petugas koding Wawancara Pengkodean
kualifikasi Coder dan ketepatandan diagnosis rawat
dengan kode diagnosis
observasi jalan dilakukan
keakuratan kode pasien rawat jalan oleh petugas
diagnosis rawat pengkodean yang
jalan berdasarkan berjumlah 4
ICD-10 di RSPAU petugas yang
Hardjolukito terdiri dari 1
Yogyakarta Friska petugas dengan
Miftachul kualifikasi D3
Janah,2015 Rekam Medis dan
3 petugas dari non
Rekam
Medis.Kode yang
dihasilkan oleh D3
Rekam Medis
adalah 100%
akurat sedangkan
untuk hasil kode
oleh Coder non D3
Rekam Medis
masih terdapat
kode yang tidak
akurat
2 Analisis ketepatan Ketepatan kode Wawancara Hasil observasi
kode diagnosis diagnosis dan dokumen rekam
penyakit observasi medis dibagian
gastroenteritis acute unit rawat inap
berdasrkan dokumen pada triwulan 1
rekam medis di tahun 2015
Rumah Sakit Balung terdapat penyakit
gastroenteritis
Jember Rinda Nurul acute sebanyak 80
dkk,2016 dokumen rekam
medis. Dari 80
rekam medis
tersebut yang
akurat 19
dokumen rekam
medis dan
penentuan
diagnosis yang
tidak tepat
sebanyak 61
dokumen rekam
medis.
3 Tinjauan penulisan Penulisan Survey Ditinjau dari
diagnosis utama dan diagnosis utama diagnosis utama
ketepatan kode ICD- dan ketepatan pada dokumen
10 pada pasien umum kode ICD - 10 rekam medis,
di RSUD kota ditemukan
Semarang Triwulan I penulisan
tahun 2012 Retno Dwi diagnosis yang
Vika Ayu,2012 tidak spesifik
sehingga kode
yang di hasilkan
tidak
tepat.Ditinjau dari
tingkat kesesuaian
kode diagnosis
utama yang tepat
sebanyak 76
dokumen dank
ode diagnosis yang
tidak tepat 17
dokumen rekam
medis rawat inap.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah


1. Variabel penelitian. Pada penelitian ini hanya ada satu variabel penelitian yaitu ketepatan
kode diagnosis pada pasien gangguan mental
2. Waktu dan lokasi penelitian

Anda mungkin juga menyukai