Anda di halaman 1dari 1

KETENTUAN PENGGUNAAN ICD 10

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS. HARAPAN BUNDA


00 1 DARI 1
Di Tetapkan
Tgl Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr. Widya Sista Prima ., MARS
( SPO )
Direktur
ICD-10 adalah untuk menyeragamkan pencatatan dan pengumpulan
data penyakit dan masalah terkait kesehatan agar informasi statistik
PENGERTIAN
morbilitas dan mortalitas yang relevans, akurat, tepat waktu, berhasil
dan berdaya guna ( baik lokal, nasional maupun internasional )
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah Untuk menyeragamkan
pencatatan dan pengumpulan data penyakit dan masalah terkait
TUJUAN kesehatan agar informasi statistik morbilitas dan mortalitas yang
relevans, akurat, tepat waktu, berhasil dan berdaya guna ( baik lokal,
nasional maupun internasional )
KEBIJAKAN Pemberian kode dan Indeks penyakit berdasarkan buku ICD-10
1. Tindakan penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka
atau kombinasi dalam angka yang mewakili komponen data
disebut dengan KODING (CODING)
2. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam
medis harus diberi kode dan selanjutnya diindeks agar
memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk
menunjang fungsi perencanaan, management dan riset bidang
kesehatan
3. Sejak tahun 1993, WHO mengharuskan Negara anggotanya
termasuk Indonesia menggunakan klasifikasi penyakit revisi-10
(ICD-10)

4. ICD-10 menggunakan kode kombinasi yaitu, menggunakan abjad


dan angka (Alpha numeric)
5. Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat
tergantung kepada pelaksana yang menangani rekam medis
tersebut yaitu tenaga medis dalam menetapkan diagnosis, tenaga
rekam medis sebagai pemberi kode dan tenaga kesehatan lainnya
6. Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban. Hak
dan tanggung jawab dokter yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi
dengan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada dalam
buku ICD-10
7. Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas
keakuratan kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh
ROSEDUR tenaga medis. Oleh karenanya untuk hal yang kurang jelas atau
yang tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan
komuDirekturasikan terlebih dahulu kepada dokter yang membuat
diagnosis tersebut.
8. Setiap pasien selesai mendapatkan pelayanan rawat jalan
maupun rawat inap, dokter harus membuat segera diagnosis
akhir.
9. Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat
tergantung kepada pelaksana yang menangani rekam medis
tersebut yaitu tenaga medis dalam menetapkan diagnosis, tenaga
rekam medis sebagai pemberi kode dan tenaga kesehatan lainnya
10.Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan kewajiban. Hak
dan tanggung jawab dokter yang terkait tidak boleh diubah oleh
karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis diisi

Anda mungkin juga menyukai