BAB I
PENDAHULUAN
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
dan akurat diperlukan rekam medis yang lengkap. Rekam medis harus
memuat dokumen yang akan dikode seperti pada lembar depan seperti:
menggunakan huruf dan angka atau kombinasi antara huruf dan angka yang
jawab tenaga medis yang memberikan perawatan kepada pasien dan tenaga
coding di bagian unit rekam medis tidak boleh mengubah diagnosis yang
ada. Apabila ada hal yang tidak jelas petugas rekam medis mempunyai hak
hasil pengkodean yang tidak tepat dan penetepan diagnosis yang benar,
gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO
Namun, di Indonesia sendiri ICD -10 baru ditetapkan pada tahun 1998
Menurut Keliat, 2011 Gangguan Jiwa yaitu suatu sindrom atau pola
kehidupan manusia.
ditujukan untuk menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah serta perhatian dari seluruh
4
gejala depresi dan kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas atau
skizofrenia adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang.
tahun ke tahun terus meningkat. Jumlah gangguan jiwa pada tahun 2013
jiwa. Namun sampai pada saat ini penderita yang gangguan jiwa masih ada
dan rujukan atau pengiriman kembali ke rumah sakit jiwa daerah (RSJD)
salah satu rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah, diketahui
jumlah kunjungan untuk klinik jiwa pada tahun 2016 sebanyak 2.394 orang.
Jumlah petugas coding ada enam orang, yang menetap di bagian coding
Indonesia).
sangat penting karena apabila kode diagnosis tidak tepat atau tidak sesuai
rumah sakit serta mempengaruhi kualitas data, informasi dan laporan serta
ketepatan tarif INA- CBG’s yang pada saat ini digunakan sebagai metode
pasien yang banyak dan keterbatasan petugas coding, maka tidak menutup
Sakit Jiwa Daerah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten.
7
B. Rumusan Masalah
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten Jawa Tengah pada
tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
tepat.
8
b. Bagi Peneliti
perkuliahan.
2. Manfaat teoritis
E. Keaslian Penelitian
Tahun diteliti
Hardjolukito kualifikasi D3
Medis.Kode
yang dihasilkan
oleh D3 Rekam
Medis adalah
100% akurat
sedangkan untuk
10
Coder non D3
Rekam Medis
masih terdapat
akurat
80 dokumen
rekam medis.
Dari 80 rekam
medis tersebut
yang akurat 19
dokumen rekam
medis dan
penentuan
11
diagnosis yang
tidak tepat
sebanyak 61
dokumen rekam
medis.
sehingga kode
yang di hasilkan
tidak
tepat.Ditinjau
dari tingkat
kesesuaian kode
diagnosis utama
yang tepat
sebanyak 76
dokumen dank
12
ode diagnosis
17 dokumen
rekam medis
rawat inap.
terdapat satu variabel yaitu ketepatan kode diagnosis pada pasien gangguan mental.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B. Tinjauan Teori
1. Rumah Sakit
pelayanan medik.
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit mempunyai misi
sakit adalah
kesehatan.
15
2. Rekam Medis
keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis
berikut:
kepada pasien.
( Rustiyanto, 2015).
1) Bagi Pasien
praktek.
kesehatan.
pasien.
pendidikan.
18
3. Coding
a. Pengertian coding
b. Tujuan coding
cedera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XIX dan bab
4) Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah lead
kode). Istilah lain yang ada dibawah lead term (dengan tanda (-
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada
mortalitas
atau bagian bawah suatu bab, blok, kategori atau sub kategori.
dikembangkan.( Hatta,2010)
pelayanan kesehatan.
mortalitas.
berdasrkan
Indonesia (Ayu,2012).
1) Volume
a) Volume 1
(1) Pengantar
(2) Pernyataan
penyakit.
(9) Definisi-definisi
b) Volume 2
(1) Pengantar
Problems
morbiditas
c) Volume 3
(1) Pengantar
2) Bab
Terdiri-dari 21 bab:
faktor eksternal.
2) Tenaga Medis
medis. Oleh karena itu, untuk hal yang kurang jelas atau tidak
4) Sarana
Pada suatu kondisi minor atau kondisi yang telah berjalan lama
utama”)
ditangani )
Jika suatu gejala atau tanda atau suatu masalah yang dapat
4) Rule MB 4 ( Spesifisitas )
5. Diagnosis
a. Pengertian Diagnosis
b. Pembagian Diagnos
29
berikut:
1) Diagnosis Utama
2) Diagnosis Sekunder
3) Komorbiditas
4) Komplikasi
kepada pasien.
a. Tujuan Klasifikasi
psikologis
Tabel 2.1 Deskripsi Struktur ICD-10 BabV Gangguan Jiwa dan Perilaku
( Rahayu, 2013)
waham
C. Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
E. Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Rancangan Penelitian
time. Variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel yang termasuk
efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama. Pengertian saat yang
sama disini bukan berarti pada satu saat observasi dilakukan pada semua
subjek untuk semua variabel, tetapi setiap subjek hanya diobservasi satu
kali saja, dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaan atau status
waktu observasi.
yang benar agar dapat menghasilkan suatu kode diagnosis yang tepat.
1. Populasi
berkas rekam medis rawat inap pada lembar ringkasan masuk keluar
rekam medis.
2. Sampel
E. Variabel Penelitian
dalam kelompok itu. Penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu
Ketepatan Kodefikasi.
F. Definisi Operasional
Operasional
gangguan ICD- 10
mental
39
1. Jenis Data
Dr.RM.Soedjarwadi Klaten.
1. Check-list
3. Pedoman Wawancara
1. Pengolahan Data
calculating
2. Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA
Fitramaya
Dipasung.
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
2017)