Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu pelaksanaan
pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam Permenkes
No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis disebutkan bahwa rekam medis terdiri
dari catatan data-data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan
tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat
memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan
medis, dan lainnya.
Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang
mendapatkan pelayanan gawat darurat (Depkes, 2006). Rekam medis digunakan sebagai
acuan pasien selanjutnya, terutama pada saat pasien itu berobat kembali, rekam medis pasien
harus siap apabila pasien berobat kembali. Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan
tindakan atau terapi sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah
diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis. Hal penting dalam
berkas rekam medis adalah ketersediaannya saat dibutuhkan dan kelengkapan pengisiannya.
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan memudahkan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga
sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang kemudian akan
menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah
strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan (Hatta, 2010).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 269 tahun 2008 tentang rekam
medis menyebutkan bahwa syarat dari rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-
kurangnya memuat tentang identitas pasien, pemeriksaan, diagnosis/masalah, persetujuan
tindakan medis (bila ada), tindakan/pengobatan, dan pelayanan yang telah diberikan kepada
pasien.

1
Hasil penelitian Rohman (2011) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap keakuratan kode diagnosis adalah informasi medis. Informasi medis
yang dimaksud adalah pengisian kode diagnosis. Hal ini juga selaras dengan penelitian Astuti
(2008) bahwa kode yang akurat didapatkan salah satunya dengan memperhatikan informasi
yang mendukung atau penyebab lain yang mempengaruhi kode diagnosis utama.
Informasi medis akan digunakan dalam pengodean ICD-10. Koding berdasarkan ICD-10
yaitu proses pemberian kode dengan menggunakan huruf dan angka yang mewakili
komponen data yang bertujuan untuk memastikan ketepatan kode terpilih mewakili sebutan
diagnosis yang ditegakkan dokter. (Depkes,2006). Sedangkan keakuratan kode adalah
pemberian kode yang sesuai dengan ketentuan atau aturan ICD-10.
Keakuratan dalam pemberian kode diagnosis merupakan hal yang harus diperhatikan
oleh tenaga perekam medis, ketepatan data diagnosis sangat penting dibidang manajemen
data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal lain yang berkaitan dalam asuhan dan
pelayanan kesehatan (Kasim, 2011).
Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari tiga
Rumah Sakit di Kabupaten Karanganyar dengan tingkat ketidakakuratan diagnosisnya paling
banyak. Berdasarkan observasi awal di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar, dari 20
dokumen yang diteliti terdapat 35% dokumen rekam medis rawat inap yang informasinya
tidak lengkap dan 45% tidak akurat dalam pengkodeannya. Hal ini berdampak pada
keefektifan pengelolaan data dan informasi pelayanan kesehatan tersebut. Selain itu sistem
BPJS yang mulai diterapkan tahun 2014, pengkodean yang benar merupakan kunci sukses
sistem tersebut. Apabila kode yang dicantumkan pada berkas rekam medis tidak tepat, maka
dapat berdampak terhadap biaya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu berdasarkan uraian
diatas maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Antara
Kelengkapan Informasi Medis dengan Keakuratan Kode Diagnosis pada Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar tahun 2013”.
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan mengakibatkan
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan meningkat.

2
Pada era BPJS Kesehatan ini, masyarakat semakin dimudahkan dengan adanya
Jaminan Kesehatan Nasional yang dapat menjamin biaya pelayanan kesehatan dengan
membayar premi sesuai kelas tertentu setiap bulannya.1 Semakin tingginya jumlah
kepesertaan BPJS Kesehatan menuntut Rumah Sakit untuk tetap menjaga kualitas dengan
kuantitas pasien yang semakin meningkat. Apabila Rumah Sakit tidak mampu menjaga
kualitasnya maka akan terjadi permasalahan-permasalahan yang timbul beberapa diantaranya
yaitu bisa dari dari ketersediaan ruangan, ketersediaan tenaga kesehatan, maupun
permasalahan pembiayaan. Permasalahan yang timbul berpotensi pada permasalahan
kesenjangan hak dan kewajiban pasien.Hak pasien BPJS Kesehatan adalah pelayanan yang
seharusnya didapatkan setelah pasien peserta BPJS Kesehatan menjalankan kewajibannya
yaitu membayar premi dan melengkapipersyaratanpelayanan.2 Rumah Sakit Umum Daerah
Ungaran (RSUD Ungaran) merupakan Rumah Sakit Umum Daerah milik pemerintah daerah
Kabupaten Semarang, berada di wilayah Kabupaten Semarang yang terletak di kota Ungaran.
RSUD Ungaran merupakan Rumah Sakit rujukan karena menjadi satu-satunya Rumah Sakit
Umum yang ada diwilayah kota Ungaran.
Tingkat kunjungan pasien di RSUD Ungaran cukup tinggi dimana persentase
kunjungan pasien BPJS Kesehatan yaitu sebanyak 80% dibandingkan dengan pasien umum
perharinya. RSUD Ungaran tidak memiliki badan atau unit khusus dalam menangani masalah
pelayanan kesehatan pasien peserta BPJS Kesehatan. Hal ini berpotensi terhadap timbulnya
keluhankeluhan mengenai pelayanan kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang tidak dapat
tertangani dengan baik. Terlebih setelah adanya Surat keputusan Direksi No. 78 Tahun 2016
tentang Tim Pilot Project Verifikasi Klaim di Kantor BPJS Kesehatan3 yang mengakibatkan
adanya pemindahan lokasi dan petugas verifikasi Rumah Sakit yang semula adalah petugas
BPJS Kesehatan yang berada di BPJS Kesehatan Center menjadi petugas verifikator dari
Rumah Sakit yang telah dilatih saja, sehingga apabila ada permasalahan yang berkaitan
dengan pasien peserta BPJS Kesehatan tidak dapat ditangani langsung oleh BPJS Kesehatan
Center dan menjadi tanggung jawab Rumah Sakit. Semenjak adanya penarikan petugas BPJS
Kesehatan dari RSUD Ungaran pada bulan Maret 2018, sampai saat ini RSUD Ungaran
belum memiliki unit baru sebagai pengganti BPJS Kesehatan Center. Apabila terdapat
keluhan atau aduan atas pelayanan kesehatan oleh pasien peserta BPJS Kesehatan maka akan
ditangani oleh BidangRekamMedis. Ketika terdapat ketidakpuasan atau keluhan atas hak
pelayanan terhadap pasien peserta BPJS Kesehatan oleh Rumah Sakit, maka pasien tidak
mendapatkan hak yang seharusnya diterima sebagai peserta BPJS Kesehatansehingga akan
merugikan pasien. Rumah Sakit berkewajiban untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
3
hak serta memberikan rasa aman kepada pasien, sehingga Rumah Sakit perlu melakukan
upaya khusus dalam menanggulangi dan mengantisipasi terjadinya kasus yang mungkin
timbul yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan pasien peserta BPJS Kesehatan. Segala
upaya yang dilakukan oleh Rumah Sakit tersebut juga sebaiknya dilakukan guna mendukung
dan memberi informasi kepada pasien peserta BPJS Kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang sesuai sehingga tidak terjadi kesenjangan antara hak dan kewajiban yang
diterima dan diberikan oleh pasien. RSUD Ungaran merupakan Rumah Sakit milik
pemerintah daerah Kabupaten Semarang dan tidak memiliki badan khusus dalam menangani
kasus yang berkaitan dengan tidak terpenuhinya hak pasien khususnya dalam hal pelayanan
keluhan pasien peserta BPJS Kesehatan setelah diberlakukannya sistem Vedika yang
menghilangkan fungsi dari BPJS Kesehatan Center sehingga penanganan keluhan dan upaya
pencerdasan kepada pasien terkait kepesertaan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit menjadi
tidak terorganisir. Apabila terjadi kasus yang mengakibatkan timbulnya keluhan pasien
peserta BPJS Kesehatan karena hak dan kewajibannya tidak terpenuhi maka bidang rekam
medik yang akan menangani.

B. Rumusan Masalah
 Apakah pengertian dari rekam medik?
 Apakah tujuan dan manfaat rekam medik?
 Apakah pengertian dari BPJS?
 Apakah tujuan dari BPJS?
 Bagaimana sistem pengumpulan rekam medik dalam BPJS?

C. Tujuan
 Mengetahui pengertian dari rekam medic.
 Memahami tujuan dan manfaat rekam medic.
 Mengetahui pengertian dari BPJS.
 Memahami tujuan dari BPJS.
 Mengetahui bagaimana sistem pengumpulan rekam medik dalam BPJS.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekam Medik Dan BPJS


Menurut PERMENKES No:269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud dimaksud
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh
dokter atau dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam
rangka palayanan kesehatan. Menurut Depkes RI Direktorat Jendral Pelayanan Medis ,
Rekam Medis disini diartikan sebagai “ keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas , anamnesa , penentuan fisik laboratorium , diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien , dan pengobatan baik yang
dirawat inap , rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”.
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan penyelenggara jaminan sosial
kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Tujuan Memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
B. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
a. Tujuan Rekam Medis
Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
b. Kegunaan Rekam medis
Gibony (1991), menyatakan kegunaan rekam medis dengan singkatan ALFRED, yaitu :
1) Administration
Data dan informasi yang dihasilkan dalam rekam medis dapat digunakan
manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber
daya.

5
2) Legal
Rekam medis dapat digunakan sebagai alat bukti hukum yang dapat
melindungi pasien, provider (dokter, perawat dan tenagakesehatan lainnya) serta
pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatan terhadap hukum.
3) Financial
Catatan yang ada dalam dokumen rekam medis dapat digunakan untuk dapat
dilakukan penelusuran terhadap berbagai macam penyakit yang telah dicatat untuk
memprekdisikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.
4) Research
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
5) Education
Dokumen rekam medis dapat digunakan untuk pengembangan ilmu.
6) Documentation
Dapat digunakan sebagai dokumen karena menyimpan sejarah medi
seseorang.
c. Kegunaan Rekam Medis pada umumnya adalah :
1) Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil
bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien.
2) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus diberikan
kepada seorang pasien.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung / dirawat di rumah sakit.
4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5) Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya.
6) Menyediakan data – data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian
dan pendidikan.
7) Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
8) Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan.

6
C. Nilai Rekam Medis
1. Bagi Pasien
a. Menyediakan bukti asuhan keperawatan / tindakan medis yang
diterima oleh pasien.
b. Menyediakan data bagi pasien jika pasien datang untuk yang kedua
kali dan seterusnya.
c. Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hokum pasien
dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan pribadi atau
malpraktek.
2. Bagi fasilitas layanan kesehatan
a. Memiliki data yang dipakai untuk pekerja professional kesehatan.
b. Sebagai bukti atas biaya pembayaran medis pasien.
c. Mengevaluasi penggunaan sumber daya.
3. Bagi pemberi layanan
a. Menyedikan informasi untuk membantu seluruh tenaga professional
dalam merawat pasien.
b. Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang bersifat
berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan kesehatan.
c. Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.
D Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
a. Data primer
Data yang ditemukan langsung oleh peneliti dari
wawancara dengan petugas assembling serta meneliti
ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis pasien BPJS.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari observasi berupa buku
pendaftaran pasien rawat inap BPJS, buku ekspedisi, SOP dan
kebijakan dari RSUD kabupaten Brebes.

7
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu dengan wawancara kepada
petugas assembling untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
pengendalian Dokumen Rekam Medis pasien BPJS dengan pedoman
wawancara dan observasi langsung dengan menggunakan pedoman
observasi untuk memperoleh data yang akurat.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara
dan pedoman observasi yang digunakan untuk memasukan hasil
wawancara petugas assembling dan hasil observasi.
1. Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS melalui Instalasi Rekam Medis salah satun-
ya bagian Assembling dimana petugas Assembling meneliti kelengkapan berkas rekam
medis setelah pasien pulang dari ruang perawatan/ bangsal su- dah terdapat Standar
Operasional Prosedur (SOP) sesuai SK Direktur No. 445/01. 13. 001/2015 yang
menangani tentang prosedur di bagian As- sembling, meneliti kelengkapan data yang
tercatat pada formulir rekam medis terkait klaim BPJS menjadi tanggung jawab petugas
Assembling da- lam mengendalikan formulir.
Tugas dari masing-masing staf unit rekam medis ter- kait penggunaan rekam medis
untuk klaim BPJS yaitu :
a. Tugas Assembling berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :
1) Meneliti kelengkapan formulir-formulir yang akan digunakan untuk proses
klaim, hal ini sesuai dengan Hatta (2013), standar pengungkapan informasi dan
petugas rekam medis memeriksa legitimasinya dengan cara meneliti informasi
apakah yang diminta dan apakah peminta memang berwenang me- minta
informasi tersebut.

8
2) Menyiapkan formulir yang akan digunakan sebagai proses klaim yang terdiri
dari :
a) Surat Eligibilitas Peserta (SEP) b) Resume Medis c) Formulir hasil
pemeriksaan penunjang yang terdiri dari hasil laboratorium, hasil rontgen,
CT-Scan, dan lain-lain d) Billing pembayaran e) Resep obat, Hal ini sesuai
dengan Pe- tunjuk Teknis Verifikasi (2014), Berkas klaim yang akan
diverifikasi meliputi : (1) Surat perintah rawat inap (2) Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) (3) Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan
prosedur serta tandatan- gan Dokter Penanggung Jawab Pa- sien (DPJP) (4)
Pada kasus tertentu bila ada pemba- yaran klaim diluar INA CBG’s diper-
lukan tambahan bukti pendukung : (a) Protokol terapi dan regimen (jad- ual
pemberian) obat khusus untuk oncology (b) Resep alat bantu kesehatan
(alat bantu gerak, collar neck, corset, dll) (c) Tanda terima alat bantu
kesehatan
b. Tugas Koding berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS :
1) Menerima berkas rekam medis dari Assem- bling
2) Memberikan kode diagnosis dan tindakan pada lembar resume medis, hal
ini sesuai DepKes, (2006) penetapan diagnosis mer- upakan kewajiban, hak
dan tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah
oleh karena itu kode diagno- sis yang ada dalam rekam medis diisi den- gan
lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD-10.
Menurut Hat- ta (2013) kualitas pengodean dan ketepa- tan data diagnosis
sangat krusial dibidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya,
beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan.
Kecepatan dan ketepatan pemberian kode dari suatu diagnosis sangat
tergantung ke- pada pelaksana yang menangani berkas rekam medis tersebut
yaitu :
a) Tenaga Medis dalam menetapkan diag- nosis
b) Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode
c) Tenaga Kesehatan lainnya

9
c. Tugas Entry data terkait penggunaan rekam medis untuk klim BPJS :
1) Mencocokan Nomor Kepesertaan dengan Nomor yang terdapat pada kartu
BPJS, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014), purifikasi
berfungsi untuk melaku- kan validasi output data INA CBG’s yang ditagihkan
Rumah Sakit terhadap data pen- erbitan SEP purifikasi yang terdiri dari : (a)
No. SEP (b) No. Kartu peserta (c) Tanggal SEP
2) Membuat Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ke bagian Kantor BPJS Pusat
selama 15 hari dari hari pengajuan klaim, hal ini sesuai dengan BPJS (2014),
klaim diajukan kepada Kantor Kabupaten/ Kota BPJS Kesehatan dengan
Formulir Pengajuan Klaim (FPK) 15 hari dari hari pengajuan klaim maksimal
tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk softcopy (iuran aplikasi INA CBG’s
Kemen- trian Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukng klaim)
3) Melakukan entry data ke dalam software aplikasi INA CBG’s yang berasal
dari BPJS Kesehatan, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014),
yaitu :
a) Verifikasi Administrasi Kepesertaan Verifikasi administrasi kepesertaan ada- lah
meneliti kesesuaian berkas klaim yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) dengan data kepesertaan yang di- input dalam aplikasi INA CBG’s.
b) Verifikasi Administrasi Pelayanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
verifikasi administrasi pelayanan ada- lah:
(1) Mencocokkan kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang
dipersyaratkan sebagaimana tersebut poin 1a diatas (diuraikan termasuk
men- jelaskan tentang kelengkapan dan keabsahan berkas)
(2) Apabila terjadi ketidaksesuaian an- tara kelengkapan dan keabsahan
berkas maka berkas dikembalikan ke Rumah Sakit untuk dilengkapi
(3) Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator diten-
tukan oleh kewenangan medis yang diberikan Direktur Rumah Sakit se-
cara tertulis. Perlu dilakukan konfir- masi lebih lanjut.

10
2. Informasi Yang Dihasilkan Untuk Klaim BPJS merupakan terdiri dari data isi rekam
medis pa- sien rawat inap meliputi Nomor Rekam medis, Nomor Kepesertaan, Nomor
Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Jenis dan Kelas Perawatan, Tang- gal Masuk dan Kelur,
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Tarif RS, Diagnosa, dan Tinda- kan. Hal ini
sesuai Hatta (2013), informasi yang mengandung nilai kerahasiaan yaitu laporan atau
catatan yang terdapat didalam berkas rekam me- dis sebagai hasil pemeriksaan,
pengobatan, obser- vasi, atau wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak boleh
disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang karena menyangkut infor- masi
pribadi individu pasien. Informasi medis yang dihasilkan dan jenis for- mulir yang
digunakan untuk klaim BPJS Kes- ehatan di RSUD Banyumas sudah sesuai BPJS (2014),
klaim diajukan kepada Kantor Kabupat- en/ Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap
bulan dengan kelengkapan administrasi umum dan kelengkapan lain sebagai berikut :
a. Rekapitulasi pelayanan
b. Berkas pendukung masing-masing pasien yang terdiri dari :
1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
2) Resume medis/ laporan status pasien/ ket- erangan diagnosa dari dokter yang
merawat bila diperlukan
3) Bukti pelayanan lainnya misalnya, protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian
obat) pemberian obat khusus, pencarian tagi- han Rumah Sakit (manual atau
automatic billing), serta berkas pendukung lain yang diperlukan.
Adapun hasil print out Grouper INA CBG’s, ber- isi Kode Rumah Sakit, Nama Rumah
Sakit, jenis tarif Rumah Sakit, Nomor Peserta, Nomor RM, Tanggal lahir, Jenis kelamin,
Kelas perawatan, Nomor SEP, Jenis tarif perawatan, Cara pulang, LOS (length of stay),
Diagnosa utama dan diag- nosa sekunder. Hal ini sesuai BPJS (2014), Tarif paket INA
CBG’s sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS, baik
biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana / alat bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain-
lain. Tagihan klaim menjadi sah setelah mendapat persetujuan dan ditandatangani Direktur/
Kepala Fasilitas Kesehatan lanjutan dan petugas Verifika- tor BPJS Kesehatan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dandokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telahdiberikan kepada pasien.
 Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam
upaya peningkatan pelayanan kesehatan dirumah sakit.
 BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Tujuan Memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan
dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
 Proses pemberkasan rekam medic elektronik dilakukan setelah petugas piutang
menyerahkan seluruh berkas pasien JKN ke bagian rekam medic dan informasi
kesehatan bagian( RMIK) kemudian petugas rekam medic yang bertugas
melakukan pemberkasan memilah berkas tersebut sesuai dokter yang telah
menggunakan rekam medic elektronik dan dokter yang menggunakan rekam medic
manual, setelah di dapat berkas JKN yang dokter gunakan rekam medic elektronik.
Maka petugas rekam medic mulai melakukan pemberkasan-pemberkasan tersebut
dimulai dengan mengakses rekam kesehatan elektronik yang tersedia di computer,
dengan menu elektronik rekam medic (ERM).

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah kami tulis memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap agar para
pembaca terutama para mahasiswa dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga manfaat dari makalah ini dapat
diperoleh dan diterapkan dalam kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://salsabravo1.wordpress.com/tag/manfaat-rekam-medis/
https://sugengmedica.wordpress.com/2012/08/09/manfaat-rekam-medis-2/
https://www.pelajaran.co.id/2018/24/pengertian-rekam-medis-tujuan-manfaat-kegunaan-
jenis-dan-isi-rekam-medis-menurut-para-ahli.html

13

Anda mungkin juga menyukai