Anda di halaman 1dari 5

ANALYSIS DIAGNOSIS CODIFICATION ACCURACY ON MENTAL AND BEHAVIOURAL

DISORDER PATIENT IN PSYCHIATRIC GOVERMENT HOSPITAL DR. RM. SOEDJARWADI


MIDDLE JAVA PROVINCE

Agnes Londa
Program Studi Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan
Permata Indonesia Yogyakarta

ABSTRAK
Latar Belakang : Hasil Studi Pendahuluan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah Khususnya di Instalasi Rekam Medis diketahui jumlah petugas coding Rawat
inap 1 orang sedangkan jumlah pasien gangguan mental pada tahun 2016 sebanyak 2232 pasien.
Tujuan : Menganalisis ketepatan kode diagnosis pasien gangguan mental berdasarkan dokumen
rekam medis di rumah sakit jiwa daerah Dr. RM. Soedjarwadi propinsi Jawa Tengah.Metode :
Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian
secara cross sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah 1 petugas coding rawat inap. Obyek
penelitian ini adalah100 berkas rekam medis pasian rawat inap.Hasil : Analisis terhadap sampel
sebanyak 100 berkas rekam medis, diketahui : terdapat 15 item diagnosis pasien gangguan mental.
Jumlah kode diagnosis yang tepat sebanyak 80 berkas rekam medis sedangkan kode diagnosis yang
tidak tepat 20 berkas rekam medis. Tingkat ketepatan kode tertinggi terdapat pada diagnosis
Skizofrenia Paranoid sedangkan ketepatan kode terendah terdapat pada diagnosis Psikotik
Akut.Kesimpulan: Pelaksanaan proses pengkodean diagnosis pasien gangguan mental di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah sudah sesuai dengan aturan yang
ada di ICD -10 Volume 2 dan SOP pengkodean di Rumah Sakit.
Kata Kunci : Ketepatan Kodefikasi dan Gangguan Mental dan Perilaku

ABSTRACT
Background: Result of preliminary study in Psychiatric Government Hospital Dr. RM. Soedjarwadi
Middle Java Province, especially in Installation of Medical Record, it was found that in 2016 there
were 2232 mental disorder patients and only one codification officer in hospitalized patients room.
Purpose: Analyzing diagnosis codification accuracy on mental disorder patient based on medical
record document in Psychiatric Government Hospital Dr. RM. Soedjarwadi Middle Java Province.
Method: Using descriptive research method with quantitative approach. Research design with cross
sectional. Subject in this study was one codification officer in hospitalized patients room. The object
of this study was 100 medical record files of hospitalized patients. Result: Analysis of samples of
100 medical record files, it was found 15 items diagnosis of mental disorder patients, the diagnosis
codification accuracy on 80 files and diagnosis codification inaccuracy on 20 files. The highest
degree of codification accuracy was found in the diagnosis of paranoid schizophrenia whereas the
lowest codification accuracy was found in acute psychotic diagnoses. Conclusion: The
implementation of the process of coding the diagnosis of mental disorder patients in Psychiatric
Government Hospital Dr. RM. Soedjarwadi Middle Java Province had been implemented according
to the rules in ICD-10 Volume 2 and the coding SOP at the hospital.

Keywords: Codification Accuracy and Mental and behavioural Disorder


PENDAHULUAN Berkas pasien yang telah selesai
mendapatkan pelayanan rawat inap
Undang-Undang No. 18 Tahun dikembalikan ke bagian rekam medis
2014 tentang kesehatan jiwa ditujukan dan diserahkan ke coder rawat inap
untuk menjamin setiap orang agar dapat untuk di kode diagnosisnya melalui
mencapai kualitas hidup yang baik serta lembar ringkasan masuk dan keluar
memberikan pelayanan kesehatan secara yang sudah ditulis oleh dokter. Petugas
terintergrasi, komprehensif, dan pengkodean mengkode diagnosis
berkesinambungan melalui upaya dengan menggunakan software berupa
promotif, preventif, kuratif dan INA CBGs yang sudah terhubung
rehabilitatif. Masalah kesehatan jiwa atau dengan sistem informasi rumah sakit
mental di Indonesia merupakan masalah (SIRS), ICD-10 Volume 1 dan 3 dan
kesehatan masyarakat yang sangat PPDGJ III. Setelah menemukan kode
penting dan harus mendapat perhatian yang tepat, petugas menulis di formulir
sungguh-sungguh dari seluruh jajaran ringkasan masuk dan keluar kemudian
lintas sektor pemerintah baik di tingkat di entry ke dalam software CHS
pusat maupun daerah serta perhatian dari (Crakatau Hospital System) untuk
seluruh masyarakat. Hasil Riset kepentingan klaim BPJS. Berikut ini
Kesehatan Dasar tahun 2013 merupakan tahapan memasukan kode
menunjukan bahwa prevalensi gangguan kedalam SIRS.
mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala depresi dan 2. Analisis Ketepatan Pengkodean
kecemasan sebesar 6% untuk usia 15 diagnosis pasien gangguan mental
tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. di RSJD dr. RM Soedjarwadi
Sedangkan Prevalensi gangguan jiwa Provinsi Jawa Tengah
berat, seperti skizofrenia adalah 1,7 per
Tabel 4.2 Jumlah Item ketepatan kode
1000 penduduk atau sekitar 400.000 diagnosis pasien gangguan mental dan Perilaku
orang. di RSJD. Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa
METODE PENELITIAN Tengah Pada Tahun 2016
Metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian
ini peneliti bermaksud memberikan No Kategori Jml Persentase
gambaran tentang pelaksanaan kegiatan 1 Tepat 80 80%
pengkodean diagnosis gangguan mental 2 Tidak 20 20%
dan sejauh mana tingkat ketepatan kode Tepat
diagnosis dan faktor-faktor yang TOTAL 100 100%
mempengaruhi ketepatan kode diagnosis
berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari sampel
Jawa Tengah. sebanyak 100 berkas rekam medis,
jumlah berkas yang kode diagnosisnya
HASIL DAN PEMBAHASAN tepat sebanyak 80 berkas (80 %)
sedangkan kode diagnosis yang tidak
1. Proses pengkodean diagnosis
tepat sebanyak 20 berkas (20 %).
pasien gangguan mental dan
perilaku di RSJD. Dr. RM.
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tabel 4.3 Daftar Kode Diagnosis yang Tidak
Tengah Tepat di RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2016
No Diagnosis Kode Kode kesulitan dalam membaca tulisan
Tertulis Yang dokter.
Tepat
1 Depresi F32.9 F20.4 KESIMPULAN
Pasca
Skizofrenia
2 Gangguan F09 F06.9 Berdasarkan hasil penelitian dan
Mental pembahasan tentang Analisis Ketepatan
Organik Kodefikasi Diagnosis Pada Pasien
3 Psikotik F23.9 F23.0 Gangguan Mental dan Perilaku di Rumah
Akut Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah, dapat diambil
4 Psikotik Lir F16.5 F23.2
kesimpulan sebagai berikut :
Skizofrenia
Akut
1. Pengkodean diagnosis pasien
Hasil penelitian menunjukan gangguan mental dan perilaku di
bahwa masih banyak kode yang tidak Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM.
tepat terutama untuk diagnosis psikotik Soejarwadi Provinsi Jawa Tengah
akut. Kode yang tepat seharusnya F23.0 dilakukan oleh 1 orang petugas
tetapi pada berkas rekam medis Coding dengan kualifikasi
dituliskan adalah F23.9. Hal tersebut pendidikan D3 Rekam Medis
terjadi karena petugas coding kadang Informasi Kesehatan. Proses
tidak membaca dengan detail gejala serta pengkodean sesuai dengan aturan
tanda-tanda yang terkait dengan yang ada di ICD -10 Volume 2 dan
diagnosis psikotik akut. Dari 10 diagnosa SOP pengkodean di Rumah Sakit.
psikotik akut yang dianalisis, semuanya 2. Sampel sebanyak 100 dokumen
tidak ada yang tepat karena diagnosa rekam medis setelah dianalisis
utamanya adalah psikotik akut tetapi ketepatan kode diagnosis utama
pasien tersebut terdapat halusinasi, diketahui 80 (80%) berkas yang kode
waham dan gangguan persepsi berarti diagnosis utamanya tepat dan 20
pasien tersebut mengalami gangguan (20%) berkas yang tidak tepat.
psikotik Polimorfik akut tanpa gejala 3. Faktor penyebab terjadinya
skizofrenia dan kode yang lebih spesifik ketidaktepatan pengkodean
yaitu F23.0 bukan F23.9 karena F23.9 diagnosis pasien gangguan mental
adalah kode untuk gangguan psikotik dan perilaku yaitu karena
akut dan sementara .Ketidaktepatan lain keterbatasan tenaga yaitu petugas
yang sering muncul yaitu pada diagnosis Coding rawat inap, rekam medis
Gangguan Mental Organik yang yang tidak lengkap dimana dokter
biasanya diberi kode F09 seharusnya yang memberikan pelayanan
kodenya adalah F06.9. kepada pasien tidak menulis
diagnosa dengan lengkap dan
3. Faktor Ketidaktepatan dalam
penentuan kode diagnosis pasien
kesulitan petugas pengkodean
gangguan mental dan perilaku di dalam membaca tulisan dokter.
RSJD dr. RM. Soedjarwadi Provinsi DAFTAR PUSTAKA
Jawa Tengah.
Berdasarkan observasi dan Ayu, Retno Dwi Vika. 2012 Tinjauan
wawancara diketahui ketidaktepatan Penulisan Diagnosis Utama dan
pengkodean diagnosis tersebut Ketepatan Kode ICD- 10 Pada
karena rekam medis yang tidak Pasien Umum di RUSD Kota
lengkap, keterbatasan SDM/ tenaga Semarang. Fakultas Kesehatan
coding dan kadang mengalami UDINUS.
Budi, Safitri Citra. 2011. Manajemen (hhtps://m.tempo co>news>
Unit Kerja Rekam medis. diakses 24 Februari 2017).
Yogyakarta : Quantum Sinergis Rahayu, A.W. 2013. Kode Klasifikasi
Media. Penyakit dan Tindakan Medis
Hatta, Gemala R. 2012. Pedoman ICD-10. Yogyakarta : Gosyen
Manajemen Informasi Publishing.
Kesehatan di Sarana Riwidoko, Handoko. 2012. Statistik
Pelayanan Kesehatan. Edisi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Revisi 2. Jakarta : Universitas Medika
Indonesia Press. Rustiyanto, Ery.2015. Etika Profesi dan
Janah, Friska Miftachul. 2015. Hukum Kesehatan Dalam
Hubungan Kualifikasi Coder Manajemen Rekam medis dan
Dengan Keakuratan Kode Informasi Kesehatan. Yogyakarta
Diagnosis Rawat Jalan : Permata Indonesia Press
Berdasarkan ICD – 10 di Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
RSPAU Hardjolukito. Pendidikan Pendekatan
Yogyakarta, Universitas Kuantitatif, Kualitatif
Muhamadiyah Surakarta. dan R&D. Bandung :
Kumorotomo. 2017. Permasalahan Alfabeta
Kesehatan di Jawa Tengah Sumantri, Arif H. 2012 Metodologi
(www.kumoro.staff.ugm.ac.ad. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
diakses 22 Februari 2017). Kencana Prenanda Media
Notoatmojo, Soekidjo. 2006. Metodologi Group.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia
Penerbit Rineka Cipta. Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Nurul, Rinda dkk 2016. Analisis Rumah Sakit.
Ketepatan Kode Diagnosis World Health Organization. 2010.
Penyakit Gastroenteritis Acute International Statistical
Berdasarkan Dokumen Rekam Classification of Diseases and
Medis di Rumah Sakit Balung Related Health Problems
Jember. Politeknik Negeri volume 2. Switzerland : WHO
Jember. Press.
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor
1 pasal 10 Tahun 2012 Tentang
Rehabilitasi Terhadap penderita
Gangguan Jiwa yang Dipasung.
Pusat Komunikasi Publik Sekreteriat
kenmenkes, 2014 Masalah
Kesehatan Jiwa di Indonesia
(www.depkes.go.id.>article>vie
w diakses 20 November 2016).
Putriani, 2014. Pengertian Diagnosis
Prognosis Mendengar dan
Mendengarkan, (online) (
https:// Putriani. World Press.
Com diakses 22 Februari
2017).
Rachamayani. 2016. Pengertian
Prognosis dan Diagnosis

Anda mungkin juga menyukai