1 Tujuan dan Metode : Deteksi Kelainan Mental pada Pasien Saraf yang Sering
Terjadi,Jarang Terdiagnosis dan Dirujuk ke Pusat Pelayanan Psikiatrik
2 Hasil : Dari 129 bangsal rujukan yang teridentifikasi, 78 diantaranya berasal dari
pasien unit neurologi, terdiri dari 11,4% total penerimaan pasien di unit neurologi
3 Implikasi Klinis : Pengenalan tanda kelainan neuropsikologis pada pasien saraf yang
jarang terdiagnosis, dengan metode skrining rutin menggunakan penilaian yang
tervalidasi dapat efisien terhadap biaya perawatan
91%
Pasien rujukan
memenuhi kriteria
psikiatrik
berdasarkan
ICD 10
Diagnosa psikiatri paling banyak didapat : gangguan mood (22%), gangguan disosiatif
(18%), gangguan penyesuaian (9%), delirium (5%), gangguan mental organik (24%),
termasuk gangguan mood organik (8,5%), gangguan kepribadian organik (5%). (9%)
diantaranya tidak disebutkan, tidak ada gangguan mental yang terjadi.
Hasil
15% bangsal
Usia Hampir 50% sampel bedah saraf
memiliki riwayat 9% stroke unit
50-59 tahun
psikiatri 4% neurointensive care unit
Dari kontak face-to-face yang dilakukan terhadap pasien, 32% terjadi kontak hanya satu kali,
27% kontak dua kali, 15% kontak 3 kali, dan 10% kontak empat kali, 16% sisanya empat atau
lebih kontak wajah. Penilaian awal dilakukan 45-75 menit.
Pada periode penelitian, tingkat rujukan tertinggi terjadi pada bulan Maret, Juni, Oktober dan
Desember
Persentase Pasien Rujukan
This text can be replaced with your own text
03
02
01 Rujukan ke Unit
Angka Kejadian
Psikitari
Diagnosa
Efektifitas Biaya
Skrining Awal
Skrining awal menurunkan
Berdasarkan penelitan pada jurnal ini, pengenalan dini gejala efektifitas biaya, meningat
gangguan psikiatrik pada pasien saraf, dapat dilakukan semakin panjang perjalanan
dengan skrining yang mudah yaitu kontak face-to-face selama penyakit pasien saraf,
45-75 menit, dengan mengevaluasi berapa banyak kontak meningkatkan risiko
yang dapat pasien lakukan keparahan gejala gangguan
psikiatrik