Manuscript
Oleh :
OKTA YUANITA
NIM.G2A214037
1
2
3
Abstrak
Perlunya perawat memahami masalah psikososial yang dialami klien agar masalah
psikososial klien bisa tertangani. Seperti halnya pada penelitian (Riyani, 2013) didapatkan
hasil 92% dari seluruh pasien mengalami kecemasan, 5,4% lainnya mengalami
ketidakberdayaan, 2,7% mengalami berduka dan 2,7% sisanya mengalami gangguan citra
tubuh. Untuk menyelesaikan masalah ansietas klien, perawat perlu mengetahui penyebab
ansietas klien. Jika penyebabnya merupakan kurangnya pengetahuan mengenai kondisi
kesehatan klien, perlunya perawat memberikan informasi mengenai kondisi klien serta
intervensi yang akan diberikan kepada klien. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran pengetahuan perawat dalam aspek psikososial di ruang rawat inap penyakit dalam
dengan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di ruang penyakit dalam RS
Islam Sultan Agung Semarang dengan jumlah sampel sebanyak 59. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pengetahuan perawat dalam aspek psikososial di ruang rawat inap RSI
Sultan Agung Semarang 50,8% pengetahuannya kurang baik dan berpengetahuan baik
sebesar 42,9%. Rekomendasi, agar perawat sering mengupdate kegiatan ilmiah terkait
psikososial.
Abstract
The need for nurses to understand the psychosocial problems experienced by clients so that
the clients psychosocial problems can be handled. As well as on research (Riyani, 2013)
showed 92% of all patients had anxiety, 5.4% more experience helplessness, 2.7% and 2.7%
experienced grieving remainder experiencing body image disturbance. To solve the problem
of anxiety clients, nurses need to know the causes of anxiety clients. If the cause is a lack of
knowledge regarding the health condition of the client, the need for nurses to provide
information about the condition of the client as well as the interventions to be provided to
clients. This study aims to provide an overview of knowledge of nurses in the psychosocial
aspects of the disease in the inpatient unit in the quantitative descriptive design. This
research was conducted in space sickness in Islam Sultan Agung Hospital Semarang with a
total sample of 59. The results of this study stated that the knowledge of nurses in
psychosocial aspects in the inpatient unit RSI Sultan Agung Semarang 50.8% less knowledge
of good and knowledgeable good by 42.9 %. Recommendations for nurses frequently update
scientific activities related psychosocial.
PENDAHULUAN
UU No18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa disertai penjelasannya menyebutkan
upaya peningkatan kesehatan yang optimal mencakup upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan dari penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan atau rehabilitatif. Dalam upaya preventifnya salah satunya
ditujukan untuk mencegah timbulnya dampak masalah psikososial.
Klien sangat mungkin memiliki dampak masalah psikososial atau keadaan yang
mengancam status kesehatannya seperti penyakit fisik terutama yang bersifat kronis.
Adanya masalah psikologis akibat penyakit fisik dapat memperberat kondisi fisik
individu. Individu dengan penyakit fisik yang serius mempunyai gangguan psikiatri
sedikitnya dua kali lipat dibanding populasi umum. Dalam 12 tahun terakhir terjadi
kenaikan prevalensi gangguan mental (mental disorder) di Asia (Widakdo & Besral,
2013). Prevalensi ganguan mental emosional dari data 33 provinsi di Indonesia pada
penduduk usia lebih dari 15 tahun mencapai 6,0% (Riskesdas, 2013).
Pada penelitian Taluta, Mulyadi & Hamel (2014) didapatkan hasil tingkat kecemasan
penderita diabetes melitus ringan sebesar 12,5% dan yang banyak adalah tingkat
kecemasan sedang dan berat masing-masing sebesar 43,8%. Tingkatan ansietas yang
dialami individu dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, beratnya kondisi medis,
serta adanya penyakit komorbid (Varcarolis & Halter dalam Riyani, 2013).
Dalam hal ini sangat diperlukan petugas kesehatan termasuk perawat sebaiknya
dilatih dan dimotivasi untuk mendeteksi gangguan mental emosional seperti
kecemasan, depresi, ketidakberdayaan pada pasien termasuk pada pasien penyakit
kronis sejak awal sebelum pengobatan dimulai. Keuntungan mengetahui lebih awal
5
kondisi pasien adalah pasien dapat diberikan penanganan tambahan berupa intervensi
psikologi oleh spesialis kesehatan mental. Dengan demikian, pengobatan bisa
dilakukan dengan lebih efektif dan kesembuhan pasien bisa lebih cepat (Widakdo &
Besral, 2013).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen (deskriptif) yang
mendeskripsikan pengetahuan perawat di rumah sakit ruang penyakit dalam dalam
aspek psikososial. Sampel adalah semua perawat di ruang penyakit dalam yang
berjumlah 58 dengan metode total sampling, penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang. Alat pengumpul data dengan kuesioner yang sudah
dilakukan uji coba sebelumnya. Proses penelitian ini dilakukan pada tanggal 23
Februari - 31 Februari 2016. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat Dalam Aspek
Psikososial : Kecemasan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSI Sultan Agung
Semarang (n=59)
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat Dalam Aspek
Psikososial : Ketidakberdayaan di Ruang Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang
(n=59)
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat Dalam Aspek
Psikososial : Keputusasaan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSI Sultan Agung
Semarang (n=59)
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Perawat Dalam Aspek
Psikososial di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSI Sultan Agung Semarang (n=59)
Pembahasan
Dalam penelitian ini karakteristik perawat di ruang rawat inap penyakit dalam RS
Islam Sultan Agung Semarang menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang aspek psikososial berdasarkan umur adalah pada rentang
umur 26 35 tahun sebesar 51,4%. Penelitian ini menunjukkan responden yang
memiliki pengetahuan baik dalam aspek psikososial berdasarkan pendidikan adalah
D3 sebesar 52.2%, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak selalu pendidikan yang
tinggi menjadi tolak ukur pengetahuan seseorang serta responden yang memiliki
pengetahuan baik tentang aspek psikososial berdasarkan lama kerja adalah responden
yang bekerja lebih dari 5 tahun sebesar 58.3%. Lama bekerja menentukan
pengalaman kerja seseorang, hal ini menunjukkan bahwa semakin lama seseorang
bekerja maka ketrampilan dan pengalamannya juga semakin meningkat. Pengetahuan
dan ketrampilan yang terus digunakan dalam setiap melakukan asuhan keperawatan
akan menambah pengetahuan perawat. Masa kerja lima tahun dapat memberikan
pengalaman bagi perawat dalam melaksanakan setiap respon pasien dan mengetahui
kebutuhan pasien secara psikososial.
sendiri. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya terhadap penilaian individu
yang subjektif, serta tidak diketahui secara khusus penyebabnya (Stuart and Sundeen,
2007). Pada penelitian (Sarsito, 2015) mayoritas (43%) responden merasa cemas
sedang, sedangkan pada penelitian (Puspita, 2013) menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan perawat tinggi dalam meminimalkan kecemasan akibat hospitalisasi
yaitu sebanyak 15 responden.
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 30 perawat (50.8%). Hal ini sejalan dengan
penelitian Wiratama (2014) pada kemampuan perawat dalam menangani pasien
psikososial didapatkan hasil mayoritas responden tidak mampu menangani pasien
psikososial sebanyak 37 responden (31.1%). Sedangkan menurut penelitian (Timun,
2015) menunjukkan bahwa sebagian besar responden (81.3%) memiliki pengetahuan
yang baik tentang asuhan keperawatan psikososial.
Semarang yang mempunyai pengetahuan baik sebesar 50,8% dan yang mempunyai
pengetahuan kurang sebesar 49,2%.
PENUTUP
Karakteristik responden dalam aspek psikososial di ruang rawat inap penyakit dalam
RSI Sultan Agung Semarang berdasarkan umur berkisar antara 26 - 35 sebanyak 37
responden (62.7%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan (72.9%) dengan
tingkat pendidikan terbanyak adalah D3 (78.0%) dan dengan lama kerja < 5 tahun
sebanyak 35 (59.3%). Pengetahuan perawat dalam aspek psikososial : kecemasan,
responden terbanyak menjawab gelisah dan takut adalah tanda dan gejala dari
kecemasan sejumlah 59 perawat (100.0%). Pengetahuan perawat dalam aspek
psikososial : ketidakberdayaan, responden terbanyak menjawab mendiskusikan
pasien tentang pilihan yang realistis dalam perawatan adalah tindakan keperawatan
ketidakberdayaan sebanyak 55 perawat menjawab benar (93.2%). Pengetahuan
perawat dalam aspek psikososial : keputusasaan, responden terbanyak menjawab
membantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber harapan misalnya hubungan antar
sesama, keyakinan dan hal-hal yang ingin dicapai adalah tindakan keperawatan
keputusasaan sebanyak 59 perawat menjawab benar (100.0%). Tingkat pengetahuan
perawat dalam aspek psikososial di ruang rawat inap penyakit dalam RSI Sultan
Agung Semarang rata-rata mempunyai pengetahuan kurang baik sejumlah 30
responden (50.8%).
KEPUSTAKAAN
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budiman, & Riyanto, A. 2014. Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Issacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Riyadi, S., & Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Safitri, D. 2013. Hubungan Antara Tingkat Depresi Dengan Kualitas Hidup Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Rumah Sakit Islam Surakarta.
Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keenam. Bandung: Alfabeta.
Taluta, Y. P., Mulyadi, & Hamel, R. S. 2014. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan
Mekanisme Koping Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Derah Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomer 1.
Timun, F. M. (2015). Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Asuhan
Keperawatan Psikososial dan Pelaksanaan Intervensi Pemenuhan Kebutuhan
14
Widakdo, G., & Besral. 2013. Efek Penyakit Kronis Terhadap Gangguan Mental
Emosional. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.7, No. 7, 309-315.
Wiratama, A. P. 2014. Kemampuan Perawat Dalam Menangani Pasien Dengan
Gangguan Jiwa Di Puskesmas Se-Kota Semarang.
Yosep, I. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.