Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal.

200 - 262

PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA


PASIEN SKIZOFRENIA

Rasmun, Edi Sukamto, Leni Piyanti


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kaltim

Abstrak. Salah satu jenis gangguan jiwa yang berat yaitu skizofrenia. Prognosis
skizofrenia pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Kekambuhan pasien
biasanya terjadi jika keluarga tidak siap dan kurang memiliki informasi yang memadai
untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian yang cukup besar dengan kehadiran
anggota keluarga yang mengalami skizofrenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif dengan populasi keluarga pasien yang
menjalani rawat inap di Unit Rawat Inap RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda,
jumlah sampel sebanyak 51 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner.
Teknik analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil pene-
litian menunjukkan bahwa penyebab utama kekambuhan pada pasien skizofrenia
adalah regimen terapeutik tidak efektif (62,7%), sikap keluarga kurang baik terhadap
pasien skizofrenia (54,9%) dan perilaku keluarga yang buruk terhadap pasien ski-
zofrenia (60,8%).
Kata kunci: Penyebab kekambuhan, Skizofrenia

One type of mental disorder is schizophrenia. The Prognosis of schizophrenia are


generally less encouraging. Recurrence patients usually happens if the family is not
ready and have less information to make adjustments the presence of family
members who experience schizophrenia. The purpose of this research is to know the
causative factors of recurrence in patients with schizophrenia. The design of this
research is descriptive, with a population of families of patients undergoing inpatient
care in Inpatient Units RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda, the number of
samples as much as 51 respondents. Data collection with the questionnaire.
Technique of data analysis using frequency and percentage distribution. Technique
of data analysis using frequency and percentage distribution. The results showed
that the main cause of recurrence in patients with schizophrenia is ineffective
therapeutic regimen (62.7%), family-less attitude both to the patients of schizophrenia
(54,9%) and poor family behavior towards patients of schizophrenia (60,8%).
Keywords: causes of recurrence, Schizophrenia

LATAR BELAKANG wasa ini yang semakin sulit dan kom-


Kesehatan jiwa merupakan upaya pleks serta semakin bertambahnya
yang ditujukan untuk menjamin setiap stressor psikososial akibat budaya ma-
orang dapat menikmati kehidupan keji- syarakat modern, menyebabkan ma-
waan yang sehat, bebas dari ketakut- nusia tidak dapat menghindari tekan-
an, tekanan, dan gangguan lain yang an-tekanan hidup yang mereka alami.
dapat mengganggu kesehatan jiwa Kondisi kritis ini membawa dampak
(UU No.36 Tahun 2009 Pasal 144). terhadap peningkatan kualitas maupun
Upaya kesehatan jiwa sebagaimana kuantitas penyakit mental-emosional
dimaksud di atas terdiri atas upaya manusia (Hidayati, 2000).
preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif Prognosis untuk skizofrenia pada
pasien gangguan jiwa dan masalah umumnya kurang begitu menggem-
psikososial. Kehidupan manusia de- birakan. Sekitar 25% pasien dapat

211
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

pulih dari episode awal dan fungsinya khususnya bagi pasien skizofrenia ter-
dapat kembali pada tingkat premorbid sebut.
(sebelum munculnya gangguan terse- Berikut ini dapat diketahui perban-
but). Sekitar 25% tidak akan pernah dingan jumlah pasien yang mengalami
pulih dan perjalanan penyakitnya cen- kekambuhan di Rumah Sakit Jiwa
derung memburuk. Sedangkan 50% Daerah Atma Husada Mahakam
berada diantaranya, ditandai dengan Samarinda pada periode tahun 2010
kekambuhan periodik dan ketidak- pasien lama 5383 orang, pasien baru
mampuan berfungsi dengan efektif 510 orang, tahun 2011 pasien lama
kecuali untuk waktu yang singkat 5404 orang pasien baru 731 orang.
(Mahoney, 1994 dalam Arif, 2006). Dari data tersebut diatas dapat
Prevalensi penderita skizofrenia di terlihat jelas bahwa pada tahun 2011
Indonesia adalah 0,3-1% dan bia- terjadi peningkatan jumlah pasien
sanya timbul pada usia sekitar 18-45 yang mengalami kekambuhan di
tahun, namun ada juga yang baru ber- RSJD Atma Husada Mahakam, yaitu
usia 11-12 tahun sudah menderita ski- sebanyak 21 pasien dari jumlah pa-
zofrenia. Apabila penduduk Indonesia sien lama pada periode yang sama
sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan tahun 2010. Perbandingan pasien la-
sekitar 2 juta jiwa menderita skizofre- ma dan baru yaitu pada tahun 2010
nia, dimana sekitar 99% pasien yang sebanyak 5383 pasien lama dan 510
dirawat di rumah sakit jiwa di pasien baru, sedangkan tahun 2011
Indonesia adalah penderita skizofre- sebanyak 5404 pasien lama dan 731
nia. Hal ini dikemukakan oleh dr. pasien baru.
Danardi, Sp.KJ dari Kedokteran Jiwa
FKUI/RSCM (Republika, 18 Maret METODOLOGI
2000 dalam Arif, 2006). Penelitian ini menggunakan meto-
Kekambuhan pasien biasanya ter- dologi deskriptif untuk mendapatkan
jadi jika keluarga tidak siap dan kurang gambaran faktor-faktor penyebab ke-
memiliki informasi yang memadai kambuhan pada pasien skizofrenia di
untuk melakukan penyesuaian-penye- unit rawat inap RSJD Atma Husada
suaian yang cukup besar dengan ke- Mahakam Samarinda.
hadiran anggota keluarga yang me- Konsep penelitian ini diambil dari
ngalami skizofrenia. Penyesuaian- beberapa model konsep gangguan
penyesuaian ini perlu dilakukan, agar kesehatan jiwa dari beberapa sumber
keluarga dan pasien dapat hidup ber- buku, penelitian kedokteran dan kepe-
sama dengan damai akan tetapi hal rawatan khususnya Skizofrenia dan
tersebut sama sekali tidak mudah. Aki- upaya keperawatan jiwa yang diambil
batnya jalinan relasi dalam keluarga dari beberapa sumber, Sesuai dengan
menjadi terganggu, konflik-konflik sulit judul yang diajukan maka kerangka
untuk dihindari sehingga suasana di konsep dalam penelitian ini dapat dili-
rumah sering kali menjadi sangat tidak hat pada bagan di bawah ini:
nyaman bagi semua anggota keluarga

212
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

Karakteristik Responden
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Frekuensi Rawat Inap
Faktor penyebab
Kekambuhan Pada
Pasien Skizofrenia

Faktor-faktor penyebab
kekambuhan pasien
skizofrenia
1. Regimen Terapeutik Tidak
Efektif Pada Pasien
2. Koping Keluarga
a. Pengetahuan Keluarga
b. Sikap Keluarga
c. Perilaku Keluarga
3. Petugas Rumah Sakit/
Puskesmas
4. Lingkungan

Bagan 1. Kerangka konsep penelitian faktor-faktor penyebab terjadinya kekambuh-


an pada pasien skizofrenia

HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan terhadap


Penelitian ini telah dilaksanakan 51 responden yang anggota kelu-
selama 2 (dua) minggu yaitu dari arganya dirawat di RSJD Atma
tanggal 12 september 2012 sampai 24 Husada Mahakam Samarinda, de-
September 2012 bertempat di RSJD ngan hasil sebagai berikut; Usia diatas
44 tahun 26 orang 51%, Jenis kelamin
Atma Husada Mahakam Samarinda laki-laki 66,7%, Pendidikan SLTA
dengan jumlah responden sebanyak 56,9%, Mayoritas pekerjaan respon-
51 orang. Hasil penelitian ini berupa den sebagai karyawan swata/wira-
gambaran karakteristik responden dan usaha yaitu 16 orang ( 31,8%). Fre-
hasil penelitian terhadap faktor-faktor quensi dirawat mayoritas adalah
penyebab kekambuhan pada pasien diatas 10 kali yaitu 3 orang (31,4%)
schizophrenia yang diarawat di RSJD
Faktor-faktor penyebab kekambuh-
Atma Husada Mahakam Samarinda.
an pasien skizofrenia
Adapun hasil penelitian dijabarkan
Dari hasil penelitian terhadap
sebagai berikut:
faktor penyebab terjadinya kekam-
buhan pada pasien yang dirawat dari
Karakteristik Responden, 51 responden didapatkan hasil seba-
gai berikut ; Faktor regimen terapetik

213
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

tidak efektif 32 orang (62,7%), Sikap empati yang tinggi karena pengalaman
keluarga yang kurang baik 28 orang dalam hidupnya yang menerima du-
(54,9%), Prilaku keluarga terhadap kungan dari berbagai sumber yang
pasien buruk 31 orang (60,8), dukung-
dikaitkan dengan gender. Pada pria
an petugas RSJ/puskesmas terhadap
upaya pencegahan kekambuhan cu- cenderung tidak menyukai hubungan
kup tinggi 31 orang (60,8%), sedang- yang lebih kuat atau intim diban-
kan pengetahuan keluarga terhadap dingkan dengan perempuan, sehingga
kesehatan jiwa dalam kategori baik pria lebih memberikan kepercayaan
yaitu 28 orang (54,9%). kepada orang lain untuk merawat ang-
gota keluarga yang mengalami sakit.
PEMBAHASAN Berdasarkan pendidikan mayoritas
1. Karakteristik Responden keluarga pasien berpendidikan SMA
Hasil penelitian terhadap karakte- sebanyak 29 orang (56,9%) artinya
ristik keluarga pasien skizofrenia yang keluarga berada dalam tingkat pendi-
dirawat sebagai berikut; berdasarkan dikan menengah. Nursalam (2003)
umur yaitu kelompok umur lebih dari mengatakan bahwa tingkat pendidikan
44 tahun sebanyak 26 orang (51%), lebih bermakna daripada tingkat peng-
sedangkan umur kurang dari 44 tahun hasilan dalam menentukan pengguna-
sebanyak 25 orang (49%). Hasil pene- an fasilitas kesehatan jiwa. Individu
litian ini sejalan dengan pendapat dengan pendidikan tinggi lebih se-
Stuart dan Laraia (2005) yang menye- ring menggunakan fasilitas kese-
butkan bahwa usia juga berhubungan hatan jiwa daripada pendidikan ren-
dengan keputusan untuk mengguna- dah, pendidikan yang trendah memilih
kan pelayanan kesehatan jiwa, yang cara perawatan yang lain. Stuart dan
mana semakin bertambah usia sese- Laraia (2005) juga menambahkan
orang maka semakin baik keperca- pendidikan akan mempengaruhi peri-
yaannya untuk mencari pertolongan ke laku keluarga dalam mendukung pa-
fasilitas kesehatan juga terkait dengan sien skizofrenia yang mana keluarga
dukungan yang diberikan. Puncak usia dengan pendidikan yang lebih tinggi
tersebut berada pada kelompok usia akan lebih mudah menerima informasi,
25-44 tahun, dan akan semakin menu- mudah mengerti dan mudah menye-
run seiring dengan pertambahan usia. lesaikan masalah. Pendidikan menjadi
Hal ini diduga sebagai akibat dari pe- suatu tolak ukur kemampuan keluarga
ngalaman hidup dan kematangan jiwa- dalam berinteraksi secara efektif. Ka-
nya. Karakteristik keluarga pasien rakteristik keluarga pasien berdasar-
berdasarkan jenis kelamin yaitu ma- kan pekerjaan mayoritas bekerja se-
yoritas adalah laki-laki 34 orang bagai pegawai swasta sebanyak 16
(66,7%), dan perempuan 17 orang orang (31,4%) dan ibu rumah tangga
(33,3%) artinya penanggung jawab sebanyak 12 orang (23,5%) artinya
pasien masih dibebankan pada laki- keluarga pasien telah memiliki peker-
laki. Hal ini tidak sesuai dengan pene- jaan yang dapat mendukung perawat-
litian yang dilakukan oleh Liebler dan an dan pengobatan pasien karena
Sandefur (1998 dalam IASC, 2007) secara ekonomi keluarga yang bekerja
yang menyatakan bahwa perempuan cenderung dapat mendukung pasien
cenderung memiliki kemampuan ber-

214
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

yang sedang sakit dan dirawat di ru- Alasan pasien skizofrenia sering tidak
mah sakit. teratur minum obat seperti pasien ti-
Frekuensi pasien dirawat inap dak menyadari kalau dirinya sakit, pa-
yaitu mayoritas pasien 3 kali dirawat sien merasa bosan dengan pengo-
inap sebanyak 16 orang (31,4%), pa- batan karena membutuhkan waktu
sien 4 kali dirawat inap sebanyak 11 yang lama dan adanya efek samping
orang (21,6%), pasien 5 kali dirawat dari pengobatan, pasien merasa tidak
inap 2 orang (3,9%), pasien 6 kali nyaman terhadap jumlah dan dosis
dirawat inap 10 orang (19,6%) dan obat, pasien dapat juga lupa minum
pasien yang dirawat lebih dari 6 kali obat atau mengakhiri persediaan obat,
sebanyak 12 orang (23,5%). Hasil ini pasien tidak mendapat dukungan dari
menunjukkan bahwa pasien meng- keluarga, bersikap negatif terhadap
alami kekambuhan di rumah dengan pengobatan (berhenti pengobatan me-
frekuensi rawat inap lebih dari 3 kali. dis karena melakukan pengobatan
Data ini memperkuat penelitian yang tradisional atau alternatif) sehingga
dilakukan mengenai faktor-faktor berbagai alasan ini dapat meimbulkan
penyebab kekambuhan pasien, bahwa kekambuhan
semua keluarga pasien skizofrenia
merupakan keluarga dengan pasien b. Faktor Pengetahuan Keluar-
yang telah berulang kali dirawat inap. ga
Hasil penelitian untuk faktor pe-
2. Pembahasan variat variabel ngetahuan keluarga tentang skizo-
faktor yang diteliti frenia diperoleh hasil bahwa mayoritas
keluarga memiliki pengetahuan tinggi
a. Faktor Regimen Terapeutik terhadap gangguan kesehatan jiwa
Pada Pasien yaitu sebanyak 28 orang (54,9%).
Pada penelitian ini diperoleh hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
regimen terapeutik tidak efektif yaitu wa pengetahuan keluarga pasien me-
sebanyak 32 orang (62,7%). Hasil ini ngenai skizofrenia telah tinggi, hal ini
menunjukkan bahwa faktor penyebab dapat disebabkan karena mayoritas
kekambuhan pasien adalah dari regi- keluarga memiliki anggota keluarga
men terapeutik yang tidak efektif. Su- yang telah dirawat lebih dari 3 kali,
dah umum diketahui bahwa pasien Namun angka kekambuhan juga tinggi
yang gagal minum obat secara teratur hal ini tidak sesuai dengan teori yang
mempunyai kecenderungan untuk menyebutkan bahwa jika seseorang
kambuh. Berdasarkan hasil penelitian memilikipengetahuan baik maka akan
menunjukan bahwa 25%-50% klien menunjukan prilaku yang baik pula,
pulang dari rumah sakit tidak me- dalam hal ini prilaku keluarga dalam
makan obat secara teratur (Appleton, menerima dan membantu anggota
1982 dikutip oleh Sullinger 1988). keluarganya dengan baik, Kualitas
Ketidakefektifan regimen terapeu- dan efektifitas perilaku keluarga akan
tik berhubungan dengan pengobatan membantu proses pemulihan kesehat-
pasien skizofrenia yang ditandai de- an klien sehingga status klien
ngan pasien tidak menuntaskan pe- meningkat. Beberapa penelitian me-
ngobatan dan menolak minum obat. nunjukkan bahwa salah satu faktor

215
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

penyebab kambuh gangguan jiwa ada- kap-sikap yang tepat itu dengan SAEF
lah perilaku keluarga yang tidak tahu (sense of humor, accepting the illnes,
cara menangani klien skizofrenia di familliy balance, expectations which
rumah (Keliat, 1996). are realistic). Dengan sikap yang de-
mikian maka klien/pasien diharapkan
Arif (2006), menjabarkan tentang dapat lebih lama tinggal bersama
pengetahuan tentang penyakit skizo- keluarga dirumah.
frenia yang harus dimiliki oleh keluar-
ga seperti, pengertian skizofrenia, d. Faktor Perilaku Keluarga
penyebab terjadinya skizofrenia, geja- Hasil penelitian untuk faktor
la-gejala pasien skizofrenia, berbagai perilaku keluarga tentang skizofrenia
terapi medis dan psikologis yang da- diperoleh bahwa mayoritas keluarga
pat meringankan gejala skizofrenia. bersikap kurang baik terhadap pasien
Pengetahuan yang tepat akan mem- skizofrenia yaitu sebanyak 28 orang
berikan pegangan untuk dapat berha- (54,9%). Hal ini menunjukkan bahwa
rap secara realistis dan membantu keluarga masih berperilaku buruk
keluarga mengarahkan sumber daya terhadap pasien yang mengakibatkan
yang mereka miliki pada usaha-usaha pasien mengalami kekambuhan. Hos-
yang produktif. Rekomendasi berda- pitalisasi yang lama memberi kon-
sarkan hasil penelitian ini adalah de- sekuensi kemunduran pada klien yang
ngan pemberian pengetahuan keluar- ditandai dengan hilangnya motivasi
ga dengan suatu program terapi psi- dan tanggung jawab, apatis, meng-
koedukasi untuk keluarga. Terapi psi- hindar dari kegiatan dan hubungan
koedukasi pada keluarga (family sosial. Kemampuan dasar sering ter-
psychoeducation therapy). ganggu, seperti perawatan mandiri
dan aktifitas hidup. Keluarga perlu
c. Faktor Sikap Keluarga memberikan dukungan (support) kepa-
Diperoleh hasil bahwa mayoritas da klien untuk meningkatkan motivasi
keluarga bersikap kurang baik (buruk) dan tanggung jawab untuk melaksa-
terhadap pasien skizofrenia yaitu se- nakan perawatan secara mandiri
banyak 28 orang (54,9%). Hasil ini (Keliat, 1996). Keluarga perlu mem-
menunjukkan bahwa sikap keluarga bantu klien bersosialisasi kembali,
masih kurang baik terhadap pasien menciptakan kondisi lingkungan su-
skizofrenia. Sikap adalah evaluasi portif, menghargai klien secara pribadi,
umum yang dibuat oleh manusia ter- membantu pemecahan masalah klien
hadap dirinya sendiri, orang lain, (Gilang, 2001).
obyek atau isu (Petty, 1986 dalam
Wawan, 2010). Sikap merupakan re- e. Faktor Dukungan Petugas
aksi atau respon seseorang yang ma- RSJ/ Puskesmas
sih tertutup terhadap suatu stimulus Hasil penelitian untuk faktor du-
atau objek (Notoatmodjo, 1997 dalam kungan petugas RSJ/ Puskesmas
Wawan, 2010). Torrey (1988 dalam selama pasien berada di rumah bahwa
Arif, 2006) menjelaskan bahwa kelu- mayoritas keluarga menyatakan
arga perlu memiliki sikap yang tepat dukungan petugas RSJ/ Puskesmas
tentang skizofrenia, disingkatnya si- terhadap pasien selama berada di

216
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

rumah sudah tinggi yaitu sebanyak 31 Adapun kesimpulan penelitian ini


orang (60,8%). Hasil ini menujukkan adalah sebagai berikut:
bahwa faktor dukungan petugas RSJ/ 1. Karakteristik responden berda-
Puskesmas bukan merupakan faktor sarkan umur yaitu kelompok umur
penyebab kekambuhan pasien lebih dari 44 tahun sebanyak 26 orang
skizofrenia. (51%), responden berdasarkan jenis
Setelah kilen pulang ke rumah ma- kelamin yaitu mayoritas responden
ka perawat puskesmas tetap bertang- adalah laki-laki 34 orang (66,7%),
guang jawab atas program adaptasi Sedangkan pendidikan yaitu mayori-
klien di rumah. Penanggung jawab tas responden berpendidikan SMA
mempunyai kesempatan yang lebih yaitu sebanyak 29 orang (56,9%), Per-
banyak untuk bertemu dengan klien guruan Tinggi sebanyak 12 orang
sehingga dapat mengidentifikasi gejala (23,5%), SD sebanyak 10 orang
dini dan segera mengambil tindakan. (19,6). Berdasarkan pekerjaan yaitu
Herz dan Melville (1980, dikutip oleh mayoritas responden bekerja sebagai
Sullinger, 1988) mengkaji beberapa pegawai swasta yaitu sebanyak 16
gejala kambuh yang diidentifikasi oleh orang (31,4%), ibu rumah tangga 12
klien dan keluarganya seperti nervous, orang (23,5%), Diperoleh pula gam-
tidak nafsu makan, sukar konsentrasi, baran frekuensi pasien dirawat inap
sukar tidur, depresi, tidak ada minat, yaitu mayoritas pasien sudah diatas
dan menarik diri. 3 kali dirawat inap, selebihnya 4 kali 5
dan 6 kali.
f. Faktor Lingkungan 2. Dari hasil penelitian terhadap
Hasil penelitian untuk faktor ling- faktor penyebab kekambuhan: faktor
kungan diperoleh bahwa mayoritas ke- Regimen terapeutik tidak efektif dan
luarga menyatakan lingkungan sudah sikap keluarga yang kurang baik ter-
ikut mendukung pasien selama berada hadap pasien dirumah setelah pu-ang
di rumah yaitu sebanyak 29 orang dari perawatan sebagai penyebab uta-
(56,9%) namun demikian terdapat 22 ma kekambuhan meskipun Pengeta-
orang (43,1%) menyatakan lingkungan huan keluarga tentang kesehatan jiwa
tidak mendukung pasien selama dalam kategori baik.
berada di rumah. Hasil ini menun- 3. Penyebab lain yang tidak kalah
jukkan bahwa faktor lingkungan se- pentingnya adalah Perilaku yang bu-
bagian besar tidak menyebabkan pa- ruk terhadap pasien skizofrenia sete-
sien mengalami kekambuhan. Sebut- lah dirumah yaitu sebanyak 31 orang
an-sebutan yang kurang pas sering (60,8%), dan dukungan petugas RS
kali terlontar kepada mereka, seperti dan Puskesmas yang masih kurang
sebutan orang gila. Tindakan pengu- juga menjadi faktor penyebab kekam-
cilan bahkan sampai tingkat pema- buhan.
sungan tak jarang mereka alami.
SARAN
1. Sesegera mungkin keluarga di-
SIMPULAN libatkan dalam setiap upaya kesehat-
an selama dirawat di RS

217
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal. 200 - 262

2. Mengikutsertakan masyarakat Maramis. 2004. Catatan ilmu kedok-


dalam setiap upaya kesehatan jiwa teran. Surabaya: Airlangga Univer-
melalui Continum of care, integrated sity Press.
Mubarak. 2006. Ilmu keperawatan ko-
hospital to community dan gerakan
munitas 2: teori dan aplikasi dalam
CMHN (community Mental Health praktik. Jakarta: Sagung Seto.
Nursing) Notoatmodjo. 2003. Promosi kese-
hatan teori dan aplikasi. Jakarta:
Daftar Pustaka Rineka Cipta
Arif. (2006). Skizofrenia: memahami Nursalam. (2008). Konsep dan pene-
dinamika keluarga pasien. rapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba
Bandung: Refika Aditama
Medika
Depkes RI. (1993). Pedoman Peng- Riyanto Agus. (2011). Aplikasi meto-
golongan dan Diagnosa Gangguan dologi penelitian kesehatan.
Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III). Yogyakarta: Nuha Medika
Yogyakarta . Riduan. (2010). Belajar mudah pene-
Hawari. 2001. Manajemen stres ce- litian untuk guru, karyawan dan
mas dan depresi. Jakarta: Balai peneliti muda. Bandung: Alfabeta.
Penerbit FKUI Sugiyono. (2010). Metode penelitian
______. (2001). Pendekatan holistik kuantitatif kualitatif dan R&D.
pada gangguan jiwa skizofrenia. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: FKUI Rasmun (2000). Keperawatan kese-
Hidayat. 2007. Metode peneliti-an hatan mental psikiatri terintegasi
keperawatan dan teknik analisa dengan keluarga, Jakarta; CV
data. Jakarta: Salemba Medika Sagung seto
Isaacs, Ann. (2004). Panduan belajar: Townsend. 1998. Buku saku diagnosa
Keperawatan kesehatan jiwa dan keperawatan pada keperawatan
psikiatrik. Rahayuningsih (penter- psikiatrik. Jakarta: EGC.
jemah). Jakarta: EGC. Yosef. 2009. Keperawatan jiwa.
Keliat. 2008. Perawatan kesehatan ji- Bandung: Refika Aditama
wa. Jakarta: Erlangga.

218

Anda mungkin juga menyukai