Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Journal homepage : http://e-jurnal.universitasalirsyadclp.ac.id/index.php/jp

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN


SKIZOFRENIA DENGAN TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT
DI PUSKESMAS PEJAGOAN KABUPATEN KEBUMEN

THE RELATIONSHIP LEVEL OF FAMILY KNOWLEDGE OF


SCHIZOPHRENIC PATIENTS WITH THE LEVEL OF
COMPLIANCE WITH DRINKING AT PUSKESMAS PEJAGOAN,
KEBUMEN DISTRICT

Ayu Megasari1, Nikmah Nuur Rochmah2, Mika Tri Kumala3


Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Sains & Teknologi Universitas Al-Irsyad
Cilacap
ayoemegasari@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Kata Kunci : Prevalensi gangguan jiwa diseluruh dunia data WHO pada tahun 2019,
terdapat 264 juta orang mengalami depresi 45 juta orang menderita
Tingkat gangguan bipolar, 50 juta orang mengalami demensia, dan 20 juta orang
Pengetahuan, mengalami skizofrenia. Dampak skizofrenia sangat besar yaitu
Pasien menimbulkan beban bagi masyarakat serta keluarga karena memerlukan
Skizofrenia, biaya perawatan yang besar, kehilangan waktu produktif.
Tingkat Penatalaksanaan skizofrenia merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan terapi. Ketidakpatuhan pasien dalam
Kepatuhan
menjalankan pengobatan dapat menyebabkan kekambuhan yang akan
Minum Obat dialami oleh pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan tingkat pengetahuan keluarga pasien skizofrenia dengan
tingkat kepatuhan minum obat di Puskesmas Pejagoan Kabupaten
Kebumen. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif korelasi . Sampel
penelitian berjumlah sebanyak 197 pasien skizofrenia usia 17-45 tahun
yang dipilih secara consecutive sampling dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Analisis data bivariat menggunakan uji spearman rho. Hasil
menunjukan tingkat kepatuhan mayoritas responden dengan
pengetahuan tentang skizofrenia dengan kategori baik yaitu sejumlah 84
responden (42.6%). Tingkat kepatuhan minum obat mayoritas pasien
skizofrenia dengan kategori sedang yaitu sejumlah 124 responden
(62.9%). Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara tingkat
pengetahuan pasien skizofrenia dengan tingkat kepatuhan minum obat
di Puskesmas Pejagoan
Kabupaten Kebumen dengan Korelasi Spearman r = 0.456 dengan
p = 0.000 (p<0,05).

70 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Keyword : The prevalence of mental disorders worldwide according to WHO data
in 2019, there are 264 million people experiencing depression, 45
Level of million people suffer from bipolar disorder, 50 million people have
Knowledge, dementia, and 20 million people have schizophrenia. The impact of
Schizophrenia schizophrenia is very large, namely it creates a burden on society and
Patients, families because it requires large treatment costs, and loses productive
Medication time. Management of schizophrenia is one of the main factors that
Compliance influence the success of therapy. Patient non-compliance in carrying out
Level treatment can cause recurrence that will be experienced by patients. This
study aims to determine the relationship between the level of family
knowledge of schizophrenic patients and the level of adherence to taking
medication at the Pejagoan Health Center, Kebumen Regency. This
research method is quantitative correlation. The research sample
consisted of 197 schizophrenic patients aged 17-45 years who were
selected by consecutive sampling with inclusion and exclusion criteria.
Bivariate data analysis using the Spearman rho test. The results show that
the level of compliance of the majority of respondents with knowledge
of schizophrenia is in the good category, namely 84 respondents
(42.6%). The level of adherence to taking medication for the majority
of schizophrenia patients was in the moderate category, namely 124
respondents (62.9%). This study concluded that there was a relationship
between the level of knowledge of schizophrenic patients and the level
of medication adherence at the Pejagoan Health Center, Kebumen
Regency, with Spearman's correlation r = 0.456 with p = 0.000 (p
<0.05).

A. PENDAHULUAN

Gangguan jiwa adalah respon tumpul, dan, perilaku aneh atau


yang tidak adaptif dari lingkungan katatonik serta mengalami kesulitan
luar diri, maupun dalam yang dalam melakukan aktivitas sehari-
ditunjukkan melalui perasaan hari(2,3).
perilaku dan pikiran yang Menurut World Health
mengganggu fungsi fisik, pekerjaan Organization (WHO) Prevalensi
dan sosial serta tidak sesuai dengan gangguan jiwa diseluruh dunia data
budaya setempat. Salah satu WHO pada tahun 2019, terdapat 264
juta orang mengalami depresi 45 juta
gangguan jiwa yang paling berat dan
orang menderita gangguan bipolar, 50
bersifat kronis adalah skizofrenia(1).
juta orang mengalami demensia, dan 20
Skizofrenia merupakan penyakit juta orang mengalami skizofrenia(4).
kronis, parah, melumpuhkan otak Jumlah penderita gangguan jiwa di
yang ditandai dengan gangguan Indonesia saat ini adalah 236 juta orang,
fungsi kognitif, delusi, halusinasi, dengan kategori gangguan jiwa ringan
pikiran kacau, waham, hambatan 6% dari populasi dan 0,17% menderita
dalam berkomunikasi, gangguan gangguan jiwa berat, 14,3%
realitas, efek tidak wajar atau diantaranya mengalami pasung.

71 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Tercatat sebanyak 6% penduduk terhadap pasien, efek samping obat dan
berusia 15-24 tahun mengalami sikap pasien(2).
gangguan jiwa. Dari 34 provinsi di Pengetahuan merupakan faktor
Indonesia, Jawa Tengah merupakan yang sangat didasari dengan
peringkat ke 7 dengan jumlah gangguan pemahaman yang tepat akan
jiwa sebanyak 8,7% per 1.000 rumah menumbuhkan perilaku yang
tangga yang mengidap diharapkan, khususnya kemandirian
skizofrenia/psikosis. Jumlah penderita dalam melakukan perawatan pasien
gangguan jiwa di Indonesia saat ini skizofrenia. Pengetahuan keluarga
adalah 236 juta orang, dengan kategori tentang waktu kontrol, cara
gangguan jiwa ringan 6% dari populasi mendapatkan obat sesuai dengan dosis
dan 0,17% menderita gangguan jiwa dan mengikuti anjuran perawat dan
berat, 14,3% diantaranya mengalami petugas kesehatan lain menjadi salah
pasung. Tercatat sebanyak 6% satu faktor yang dapat mendorong
penduduk berusia 15-24 tahun keluarga untuk kontrol berobat(3).
mengalami gangguan jiwa. Dari 34 Ketidakpatuhan secara umum pada
provinsi di Indonesia, Jawa Tengah populasi pasien skizofrenia mencapai
merupakan peringkat ke 7 dengan 50% dan pada dua tahun pertama saat
jumlah gangguan jiwa sebanyak 8,7% episode psikotik meningkat menjadi
per 1.000 rumah tangga yang mengidap 55%. Ketidakpatuhan minum obat
skizofrenia/psikosis. termasuk di dalamnya ialah kebiasaan
Penderita gangguan jiwa belum bisa pasien dari mulai penolakan
disembuhkan seratus persen, tetapi para pengobatan, sampai penggunaan obat
gangguan jiwa memiliki hak untuk yang tidak teratur atau perubahan
sembuh dan diperlakukan secara sebagian dari dosis obat-obatan sehari-
manusiawi. Undang-Undang RI No. 18 hari(7).
Tahun 2014 Bab I Pasal 3 tentang Berdasarkan hasil penelitian yang
Kesehatan Jiwa telah dijelaskan bahwa dilakukan oleh Isnenia (2021) (8),
upaya kesehatan jiwa bertujuan menunjukan tidak terdapat hubungan
menjamin setiap orang dapat mencapai bermakna antara tingkat pengetahuan
kualitas hidup yang baik, menikmati keluarga pasien dengan kepatuhan
kehidupan kejiwaan yang sehat bebas pasien dengan nilai (p=0,594 > 0,05).
dari ketakutan, tekanan dan gangguan Sedangkan penelitian lain yang
lain yang dapat mengganggu kesehatan dilakukan oleh Lestari (2019) (9),
jiwa(5). menunjukan adanya hubungan antara
Penatalaksanaan skizofrenia faktor kepatuhan minum obat dengan
merupakan salah satu faktor utama yang tingkat kekambuhan (relapse) pada
mempengaruhi keberhasilan terapi. pasien rawat jalan skizofrenia di Rumah
Ketidakpatuhan pasien dalam Sakit Khusus Hayunanto Medical Center
menjalankan pengobatan dapat Malang Periode 2016 dan 2017.
menyebabkan kekambuhan yang akan Berdasarkan hasil studi
dialami oleh pasien. Oleh sebab itu pendahuluan yang dilakukan penulis di
perlu adanya dukungan dari keluarga, Puskesmas Pejagoan dimana Puskesmas
orang-orang terdekat dan lingkungan Pejagoan adalah salah satu Puskesmas di
sekitar(6). Kepatuhan minum obat pada Wilayah Kabupaten Kebumen yang
pasien skizofrenia dapat dipengaruhi melayani Poli Jiwa dengan jumlah
oleh efikasi minum obat, dukungan pasien yang cukup banyak. Dari data
rekam medis didapatkan jumlah pasien

72 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


dari tahun ke tahun mengalami terdapat 386 pasien dengan rentang usia
peningkatan dilaporkan pada tahun remaja akhir-dewasa akhir.
2020 terdapat 1.780 pasien Skizofrenia, Sampel Penelitian
pada tahun 2021 terdapat 1.967 pasien Sampel penelitian diambil
dan dari bulan Januari–September 2022 menggunakan metode non probability
dilaporkan terdapat 1.800 pasien sampling dengan teknik consecutive
Skizofrenia dan terdapat sebanyak 386 sampling yang berjumlah 197 orang
pasien dengan rentang usia dewasa yaitu dengan kriteria inklusi dan eksklusi
17-45 tahun. Dari hasil wawancara sebagai berikut:.
penulis kepada programmer skizofrenia Kriteria inklusi dalam penelitian ini
di Puskesmas Pejagoan selama ini belum adalah:
diketahui Riwayat pasien yang gagal 1. Pasien skizofrenia yang melakukan
dalam pengobatan tetapi lebih dari pemeriksaan di Poli Jiwa Rawat Jalan
75% akan mengalami kekambuhan. Puskesmas Pejagoan Kabupaten
Selain itu peneliti juga melakukan Kebumen.
wawancara dengan 5 pasien dimana 2 2. Pasien skizofrenia yang berusia
pasien mengatakan belum mengetahui remaja akhir sampai dewasa akhir
tentang pengobatan rutin yang harus yaitu dari usia 17-45 tahun (10).
diminum setiap hari, 2 orang lainnya 3. Pasien skizofrenia yang bersedia
mengatakan pernah putus obat, dan menjadi responden dan didampingi
keluarga mengatakan kembali kambuh oleh keluarga.
saat obatnya tidak diminum dan satu 4. Pasien yang tidak memiliki penyakit
orang pasien mengatakan belum penyerta.
mengetahui tentang Skizofrenia secara Sedangkan kriteria eksklusi dalam
jelas dan selama ini sering lupa minum penelitian ini adalah:
obat. Berdasarkan uraian diatas, maka 1. Pasien skizofrenia yang menolak
penting untuk dilakukan penelitian menjadi responden.
dengan judul “Hubungan Tingkat 2. Pasien skizofrenia yang tidak
Pengetahuan Keluarga Pasien didampingi keluarga.
Skizofrenia Dengan Tingkat Kepatuhan Analisis Data
Minum Obat Di Puskesmas Pejagoan Rumus yang digunakan dalam uji
Kabupaten Kebumen”. bivariat ini adalah korelasi Rank
Spearman (Spearman Rho) yang
B. METODE PENELITIAN digunakan untuk mengukur tingkat atau
eratnya hubungan antara dua variabel
Metode Penelitian yang berskala ordinal(11). Analisis uji
Metode penelitian ini yaitu Spearman Rho dilakukan dengan
penelitian kuantitatif korelasi dengan aplikasi perangkat lunak SPSS 18.
pendekatan Cross Sectional. Interprestasi Spearman Rho, yaitu jika
Waktu dan Tempat Penelitian nilai p < 0,05 artinya adanya hubungan
Penelitian ini dilakukan di yang bermakna antara dua variabel
Puskesmas Pejagoan, Kabupaten yang diuji, sedangkan p > 0,05 artinya
Kebumen pada bulan Desember 2022. yaitu Tidak adanya hubungan yang
Populasi Penelitian bermakna antara dua variabel yang
Populasi pada penelitian ini adalah diuji.
seluruh pasien Skizofrenia pada bulan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Januari – September 2022 dilaporkan

73 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Skewness 12345 < 2 dan hasil rasio skizofrenia yang diakibatkan oleh stress
post-test kurtosis 12345 < - 2 maka data karna beban tanggung jawab(13).
dikatakan berdistriusi normal dan tidak Umur 26-35 Tahun merupakan
memerlukan uji non parametrik kelompok umur dewasa. Pada umur
Karakteristik Responden tersebut, individu telah memiliki
Setelah dilakukan survey awal tanggung jawab terhadap anggota
dengan menggunakan kriteria inklusi keluarga atau orang lain. Umur
dan eksklusi, diperoleh responden seseorang umumnya berhubungan
sebanyak 197 orang. dengan tingkat pengetahuan seseorang.
semakin bertambah umur akan semakin
Tabel 1 Distribusi frekuensi pasien berkembang pula daya tangkap dan
skizofrenia berdasarkan usia di pola pikirnya (14).
Puskesmas Pejagoan (n = 197) Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Fausia N, (2020) (15)
diperoleh data dari 63 responden
Usia Frekuensi Persentase didapatkan umur responden terbanyak
(%)
berada pada rentan 26-35 tahun
17-25 Tahun 43 21,8 sebanyak 25 responden (39,7%). Hasil
26-35 Tahun 92 46,7 ini juga didukung penelitian Febiani,
36-45 Tahun 62 31,5 (2020) (16) menunjukan subjek dengan
Total 197 100 usia terbanyak yaitu pada usia dewasa
akhir (36-45 tahun) dengan persentase
Berdasarkan tabel di atas
40%.
didapatkan hasil karakteristik responden
berdasarkan usia responden mayoritas
Tabel 2. Distribusi frekuensi pasien
berusia 26-35 Tahun sejumlah 92
skizofrenia berdasarkan jenis kelamin di
responden (46,7%) dan terendah
Puskesmas Pejagoan (n = 197)
adalah responden yang berusia 17-25
Tahun sejumlah 43 (21,8%).
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Skizofrenia terdiagnosis pada (%)
usia remaja akhir dan usia dewasa awal. Laki-laki 125 63,5
Awal terjadinya skizofrenia pada usia Perempuan 72 36,5
25-35 tahun untuk perempuan dan 15- Total 197 100
25 tahun untuk laki-laki(3). Gangguan
jiwa jenis ini dapat terjadi mulai sekitar Berdasarkan tabel di atas
masa remaja dan kebanyakan pasiennya didapatkan hasil karakteristik responden
adalah berjenis kelamin pria dan berdasarkan jenis kelamin sebagian
menjadi sakit pada usia antara 15-35 besar laki-laki sejumlah 125 orang
tahun(12). (63.5%), dan responden yang berjenis
Tingginya persentase jumlah kelamin perempuan sejumlah 72
pasien pada rentang 14-54 tahun diduga (36,5%) orang. Menurut asumsi peneliti
disebabkan tekanan berat yang dialami hal ini disebabkan karena laki-laki
dalam usia produktif, pada usia inilah memiliki tekanan hidup yang lebih
seseorang dituntut agar dapat tinggi karena menjadi penopang utama
menghasilkan sesuatu baik untuk diri kehidupan rumah tangga serta
sendiri, keluarga, maupun lingkungan. mengalami masalah saat meniti karir
Rentang usia 25-44 tahun merupakan sehingga stressor lingkungan pada laki-
usia produktif seseorang bekerja, laki bertambah.
sehingga lebih berisiko mengidap

74 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Pasien skizofrenia laki-laki lebih terhadap cara berfikir dan tingkah laku.
menimbulkan gejala-gejala negatif (afek Semakin tinggi pendidikan maka
tumpul, perilaku emosional, semakin tinggi mindset seseorang.
kemiskinan, penarikan diri dari Tingkat pendidikan menjadi salah satu
hubungan sosial, kesulitan dalam faktor resiko kekambuhan penyakit
pemikiran abstrak, berkurangnya skizofrenia. Masyarakat yang tingkat
spontanitas dan arus percakapan, pendidikannya tinggi, tujuh kali lebih
pemikiran stereotipik) dibandingkan waspada terhadap skizofrenia,
perempuan, perempuan lebih sedangkan tingkat pendidikan yang
cenderung menimbulkan gejala-gejala rendah dihubungkan dengan rendahnya
positif (Waham, Halusinasi, Kekacauan tingkat kewaspadaan terhadap penyakit
proses pikir, Gaduh Gelisah, Waham skizofrenia (19)
Kebesaran, Kecurigaan/Kejaran, Hasil penelitian Siregar, (2020)
Permusuhan) (17) (20) menunjukan tamatan SD sebanyak
Hasil penelitian ini didukung 5 orang (12,8%), tamatan SMP
penelitian Febiani, (2020) (16) sebanyak 12 orang (30,8%), tamatan
menunjukan Subjek terbanyak adalah SMA sebanyak 19 orang (48,7%),
laki-laki sebesar 60% dan perempuan tamatan PT sebanyak 3 orang (7,7%).
sebesar 40%. Hasil ini juga didukung Hasil ini sejalan dengan penelitian
penelitian Wahyudi dkk. (2016) (18), di Wardani et al (2018) (21), dengan
Wilayah Kerja Puskesmas Pati II pria jumlah responden sebanyak 92 orang di
lebih banyak menderita skizofrenia RSJ Jakarta SMP sebanyak 19 orang
dibanding perempuan dengan jumlah (20,7%) lebih rentan mengalami
laki-laki 33 orang (53,2%) dan skizofrenia.
perempuan 29 orang (46,8%).
Tabel 4. Distribusi frekuensi pasien
Tabel 3. Distribusi frekuensi pasien skizofrenia berdasarkan pekerjaan di
skizofrenia berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Pejagoan (n = 197)
Puskesmas Pejagoan (n = 197)
Pekerjaan Frekuensi Persentase
(%)
Pendidikan Frekuensi Persentase Buruh 28 14,2
(%) Pensiunan 1 0,5
Tidak
18 9,1 Swasta 6 3,0
Sekolah
Tani 3 1,5
SD 65 33,0
Tidak Bekerja 159 80,7
SMP 80 40,6
SMA/SMK Total 197 100
34 173
Total 197 100 Berdasarkan tabel di atas
didapatkan hasil karakteristik responden
Berdasarkan tabel di atas
mayoritas tidak bekerja sejumlah 159
didapatkan hasil karakteristik responden
responden (80,7%) dan terendah
berdasarkan riwayat pendidikan
adalah dengan riwayat pensiunan
mayoritas SMP sejumlah 80 responden
sejumlah 1 responden (0,5%). Hasil
(40,6%) dan terendah adalah
penelitian Siregar, (2020) (20)
responden yang memiliki Pendidikan
menunjukan mayoritas responden
tidak sekolah sejumlah 18 responden
bekerja sebagai petani sebanyak 13
(9,1%).
orang (33,3%), IRT sebanyak 9 orang
Pendidikan yang dicapai
(23,1%) dan wiraswasta sebanyak 14
seseorang memberikan pengaruh

75 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


orang (35,9%) dan sebagai PNS masalah kebiasaan dan diperlukan juga
sebanyak 3 orang (7,7%). Hasil suatu motivasi yang kuat untuk sembuh.
penelitian Nisa dkk. (2015) (22), pasien Hasil penelitian ini sejalan
yang tidak memiliki pekerjaan dengan penelitian Fahrumi, (2021) (24)
cenderung lebih banyak menderita lama menderita >1 tahun (90,7%).
skizofrenia daripada pasien yang Hasil penelitian Pardede, (2020)(2)
memiliki pekerjaan dengan hasil 76,51% Rata-rata responden yang mengalami
sedangkan memiliki pekerjaan 23,49%. skizofrenia selama 1-2 tahun dan lama
sakit juga mempengaruhi persepsi
Tabel 2 Distribusi frekuensi pasien responden terhadap penyakit
skizofrenia berdasarkan lama menderita skizofrenia.
di Puskesmas Pejagoan (n = 197) Tingkat pengetahuan keluarga pasien
skizofrenia di Puskesmas Pejagoan
Kabupaten Kebumen
Lama Persentase Tabel 3 Distribusi frekuensi tingkat
Frekuensi
Menderita (%)
pengetahuan keluarga pasien
1 45 22,8
skizofrenia di Puskesmas Pejagoan
2 16 8,1
Kabupaten Kebumen (n = 197)
3 11 5,6
4 47 23,9
5 33 16,8 Frekuensi
6 6 3,0 Pengetahuan (f) %
7 25 12,7 Baik 84 42.6
8 13 6,6 Cukup 78 39.6
10 1 0,5 Kurang 35 17.8
Total 197 100 Jumlah 197 100.0
Berdasarkan tabel di atas
Berdasarkan tabel di atas mayoritas adalah responden yang
didapatkan hasil karakteristik responden memiliki pengetahuan tentang
mayoritas lama menderita selama 4 skizofrenia dengan kategori baik yaitu
tahun sejumlah 47 responden (23,9%) sejumlah 84 responden (42,6%) dan
dan terendah adalah responden yang pasien yang memiliki pengetahuan
menderita skizofrenia selama 10 tahun dengan kategori kurang sejumlah 35
sejumlah 1 responden (0,5%). responden (17,8%).
Lamanya penyakit tampaknya Berdasarkan hasil penelitian
memberikan efek negatif terhadap didapatkan mayoritas adalah responden
kepatuhan pasien minum obat. Semakin yang memiliki pengetahuan tentang
lama pasien menderita skizofrenia, skizofrenia dengan kategori baik yaitu
maka makin kecil pasien tersebut patuh sejumlah 84 responden (42.6%).
pada pengobatannya. Hal ini dapat Menurut asumsi peneliti hal ini
dipengaruhi oleh motivasi (Fausia, disebabkan karena selama pengisian
2020). Penelitian Rawa, dkk., (2017) kuesioner pasien skizofrenia dibantu
(23) mengemukakan bahwa oleh keluarga. Pasien dan keluarga
ketidakpatuhan minum obat merupakan memilki pengetahuan yang baik karena
salah satu penghambat pemulihan. telah diberikan edukasi oleh tenaga
Kepatuhan minum obat terkait erat kesehatan dari Puskesmas Pejagoan yang
dengan aspek psikologis, misalnya menangani/Programer di bidang
kejiwaan. Selain itu lama menderita
skizofrenia juga menyebabkan pasien

76 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


sudah hafal dengan tanda dan gejala sehingga kadang kala pasien enggan
yang dialami. beroabat dan adanya keluarga yang
Namun hasil penelitian lupa untuk menganatarkan atau
menunjukan masih ada sebanyak mengingatkan jadwal kontrol pasien
sejumlah 35 responden (17.8%) pasien skizofrenia. Hal ini sesuai pendapat Aini,
yang memiliki pengetahuan kurang. Hal (2015) (25) Penderita gangguan jiwa
ini ditunjukan dari rekapitulasi kuesioner tidak mampu memanajemen dirinya
dimana banyak pasien skizofrenia yang untuk teratur dalam minum obat. Selain
menjawab salah pada no pertanyaan 6 itu efek samping obat membuat klien
dan 8. Pertanyaan no 6 terkait Semakin merasa tidak nyaman sehingga klien
parah skizofrenia orang tuanya, semakin menolak untuk minum obat.
besar kemungkinan anak-anaknya untuk Hasil penelitian ini menujukan
mengalami gangguan yang sama. Hal ini masih ada sebanyak 23 responden
membuktikan bahwa pasien belum (11.7%) yang memiliki kepatuhan
mengetahui jika adanya faktor genetic terendah dalam mengkonsumsi obat.
dapat mempengaruhi anak menderita Menurut asumsi peneliti dengan
skizofrenia. pengetahuan responden yang
berpengetahuan rendah mereka berfikir
Tingkat kepatuhan minum obat pasien bahwa sudah sering berobat tetapi tidak
skizofrenia di Puskesmas Pejagoan kunjung sembuh. Hal ini membuat
Kabupaten Kebumen pasien merasa lelah dan bosan karena
tanda dan gejala skizofrenia yang
Tabel 4. 4 Distribusi frekuensi dilaminya tidak kunjung sembuh.
tingkat tingkat kepatuhan minum obat Pratiwi (2011) (26), mengatakan
pasien skizofrenia di Puskesmas bahwa faktor-faktor yang
Pejagoan Kabupaten Kebumen (n = mempengaruhi kepatuhan salah satunya
197) adalah sikap dari keluarga itu sendiri.
Tingkat Adapun dampak ketidakpatuhan
Kepatuhan Frekuensi (f) % minum obat bagi keluarga adalah
Tinggi 50 25.4 terjadinya beban subjektif berupa beban
Sedang 124 62.9 emosional dan kecemasan, dan beban
Rendah 23 11.7 objektif yang dirasakan keluarga
Jumlah 197 100.0 meliputi terjadinya gangguan hubungan
Berdasarkan tabel di atas keluarga dan keterbatasan pasien dalam
mayoritas pasien skizofrenia memiliki melakukan aktivitas (21)
tingkat kepatuhan minum dengan
kategori sedang yaitu sejumlah 124
responden (62,9%) dan terendah Hubungan antara tingkat pengetahuan
adalah pasien yang memiliki kepatuhan keluarga pasien skizofrenia dengan
terendah dalam mengkonsumsi obat tingkat kepatuhan minum obat di
sejumlah 23 responden (11,7%). Puskesmas Pejagoan Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian Kebumen
mayoritas pasien skizofrenia memiliki
tingkat kepatuhan minum dengan Berdasarkan tabel 5 diperoleh
kategori sedang yaitu sejumlah 124 pasien skizofrenia dengan pengetahuan
responden (62.9%). Menurut asumsi baik sebagian besar memiliki kepatuhan
peneliti hal ini kemungkinan disebabkan sedang dalam dalam mengkonsumsi
karena adanya efek samping obat obat yaitu sebanyak 42 responden

77 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


(21.3%) sedangkan pada pasien dengan kepada pasien untuk berobat karena
pengetahuan kurang sebagian besar mereka sadar bahwa hanya dengan
memiliki kepatuhan dalam patuh minum obat beserta dukungan
mengkonsumsi obat yang rendah dari keluarga sehingga pasien akan cepat
sebanyak 17 orang (8.6%). Dari hasil sembuh. Menurut Yustina, (2009) (27)
analisa uji Korelasi Spearman dengan kepatuhan terjadi bila aturan pakai obat
nilai r = 0.456 dengan p = 0.000 yang diresepkan serta pemberiannya di
(p<0,05). Nilai p = 0,000 yang berarti rumah sakit diikuti dengan benar. Jika
p<0,05 sehingga dapat disimpulkan terapi ini akan dilanjutkan setelah pasien
bahwa ada hubungan antara tingkat pulang, penting agar pasien mengerti
pengetahuan keluarga pasien skizofrenia dan dapat meneruskan terapi itu dengan
dengan tingkat kepatuhan minum obat benar tanpa pengawasan. Terapi obat
di Puskesmas Pejagoan Kabupaten yang efektif dan aman hanya dapat
Kebumen. Sedangkan nilai Kooeficient dicapai bila pasien dan keluarga
korelasi 0.456 menunjukan keertan mengetahui seluk beluk pengobatan
hubungan yang sedang antara tingkat serta kegunaanya
pengetahuan pasien skizofrenia dengan Kepatuhan berobat pada
tingkat kepatuhan minum obat. skizofrenia dipengaruhi oleh
pengetahuan, dukungan dari keluarga,
Tabel 5 Hubungan antara tingkat keyakinan pengobatan dan
pengetahuan keluarga pasien penyalahgunaan zat hubungan
skizofrenia dengan tingkat kepatuhan terapeutik yang baik dengan dokter dan
minum obat di Puskesmas Pejagoan persepsi manfaat obat (12). Menurut
Kabupaten Kebumen (n = 197) penelitian Luvita Sari (2016) (28)
pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya
Penget Tingkat Ju Korelas p tindakan seseorang (overt behavior).
ahuan Kepatuhan ml i
ah Spearm KESIMPULAN
an Rho
(r)
Ada hubungan antara tingkat
Tin % Sed % Rend % pengetahuan keluarga pasien skizofrenia
ggi ang ah
dengan tingkat kepatuhan minum obat
Baik 0.0 di Puskesmas Pejagoan Kabupaten
38 19.3 42 21.3 4 2.0 84 0.456**
00 Kebumen dengan Korelasi Spearman r =
Cukup 34. 0.456 dengan p = 0.000 (p<0,05).
8 4.1 68 2 1.0 78
5
Kurang 4 2.0 14 7.1 17 8.6 35 SARAN
Jumlah 25. 62. 11. 19 Bagi Puskesmas Pejagoan
50 124 23
4 9 7 7 Sebagai sumber data dan
pengambilan kebijakan dalam
Menurut asumsi peneliti semakin menetapkan program-program
baik tingkat pegetahuan maka akan kesehatan jiwa khususnya kepatuhan
semakin patuh pasien skizofrenia dalam minum obat pada pasien skizofrenia
mematuhi pengobatannya termasuk dalam menunjang keberhasilan
minum obat dan kontrol ulang. rehabilitasi pasien di Puskesmas
Keluarga adalah faktor yang sangat Pejagoan Kabupaten Kebumen.
penting dalam memberikan support

78 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Bagi Tenaga Kefarmasian Farmasi Universitas Al-Irsyad Cilacap
Menjadi sumber informasi dan 9. Ayah Mujianto suami tercinta yang
bahan evaluasi dalam meningkatkan telah memberikan segala dukungan
kepatuhan minum obat pada pasien dana, doa yang tidak pernah putus
skizofrenia melalui edukasi dan serta tenaga yang menyertai penulis
penyuluhan kesehatan demi tercapai dalam penyusunan skripsi ini
keberhasilan terapi yang maksimal. 10.Kedua orang tua yang telah
Bagi Masyarakat memberikan dukungan dan doa
Menjadi bahan tambahan informasi 11. Teman-teman seperjuangan program
tentang skizofrenia dan meningkatkan studi Sarjana Farmasi Universitas Al-
kepatuhan minum obat skizofrenia Irsyad Cilacap yang selalu
terutama untuk keluarga yang berperan mendukung dan menemani susah
sebagai pengawas minum obat pasien senang dalam mengejar gelar sarjana
skizofrenia 12. Semua pihak yang tidak dapat
Bagi Peneliti Selanjutnya penulis sebutkan satu persatu.
Menjadi bahan masukan untuk
penelitian selanjutnya dibidang DAFTAR PUSTAKA
kefarmasian dengan metode dan 1. Townsend MC. Psychiatric Mental Health
variabel yang lebih komplek yaitu ke Nursing: Concepts of Care in Evidence-
arah faktor-faktor yang mempengaruhi Based Practice. F A Davis Co; 2017.
kepatuhan minum obat pada pasien 2. Pardede JA, Laia B. Decreasing Symptoms
skizofrenia of Risk of Violent Behavior In
Schizophrenia Patients Through Group
UCAPAN TERIMA KASIH Activity Therapy. 2020 Aug;3(3).
3. Stuart GW. Principles and Practice of
1. Bapak Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes Psychiatric Nursing (Principles and
selaku Rektor Universitas Al-Irsyad Practice of Psychiatric Nursing. 10th ed.
Cilacap Mosby; 2012.
2. Ibu apt. Mika Tri Kumala Swandari, 4. World Health Organization. Depression
M.Sc selaku Dekan Fakultas Farmasi and Other Common Mental Disorders:
Sains dan Teknologi Universitas Al- Global Health Estimates. 2019;48.
Irsyad Cilacap 5. Kementrian Kesehatan RI. UU No. 18
3. Ibu apt. Nikmah Nuur Rochmah, Tahun 2014 Tentang Kesehatan Jiwa.
M.Farm selaku Ketua Program Studi 2014.
Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi 6. Kaunang I, Kanine E, Kallo V. Hubungan
Sains dan Teknologi Universitas Al- Kepatuhan Minum Obat Dengan
Irsyad Cilacap. Prevalensi Kekambuhan Pada Pasien
4. Ibu apt. Nikmah Nuur Rochmah, Skizofrenia Yang Berobat Jalan Di Ruang
M.Farm selaku pembimbing skripsi Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Prof Dr. V. L.
5. Ibu apt. Mika Tri Kumala Swandari, Ratumbuysang Manado. E-Jurnal
M.Sc selaku pembimbing skripsi Keperawatan . 2015;3(2).
6. Ketua Laboratorium Farmasi
7. Higashi K, Medic G, Littlewood KJ, Diez
Universitas Al-Irsyad Cilacap T, Granström O, De Hert M. Medication
7. Pihak Puskesmas Pejagoan adherence in schizophrenia: factors
Kabupaten Kebumen yang telah influencing adherence and consequences
banyak membantu dalam proses of nonadherence, a systematic literature
jalannya penelitian ini
review. Ther Adv Psychopharmacol. 2013
8. Bapak-Ibu dosen Program Studi S1
Aug 4;3(4):200–18.

79 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


8. Isnenia I. HUBUNGAN PENGETAHUAN 18. Wahyudi A, Fibriana AI. Faktor Resiko
INFORMASI OBAT DENGAN Terjadinya Skizofrenia(Studi Kasus Di
KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN Wilayah Kerja Puskesmas Pati Ii). Public
GANGGUAN JIWA DI PROVINSI Health Perspective Journal. 2016;1(1).
LAMPUNG. Media Farmasi: Jurnal Ilmu 19. Wilya. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Farmasi. 2021 Aug 28;18(1):28. 2017.
9. Lestari MD. Analisis hubungan faktor 20. Siregar M. Hubungan Pengetahuan
kepatuhan minum obat dengan tingkat Keluarga Tentang Skizofrenia Dengan
kekambuhan (Relapse) pada pasien rawat Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
jalan Skizofrenia di Rumah Sakit khusus Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas
hayunanto Medical Center Malang Hutaimbaru Tahun 2020.
periode 2016 dan 2017. Universitas Islam [Padangsidimpuan]; 2020.
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 21. Wardani IY, Dewi FA. Kualitas Hidup
2019; Pasien Skizofrenia Dipersepsikan Melalui
10. Depkes RI. Klasifikasi Umur Menurut Stigma Diri. Jurnal Keperawatan
Kategori. Jakarta; 2009. Indonesia. 2018;21(1).
11. Hidayat AA. Metode Penelitian
22. Nisa A et al. Karakteristik Pasien Dan
Keperawatan Dan Teknis Analisis Data. Pengobatan Pasien Skizofrenia Di RSJD
Jakarta: Salemba Medika; 2014. Atma Husada Mahakam Samarinda.
12. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Sinopsis 2015;
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku 23. Rawa F, Rattu AJ, Posangi J. Faktor-
Psikiatri Klinis. Binarupa Akasara Faktor yang Berhubungan dengan
Publisher; 2010. Kepatuhan Minum Obat pada Penderita
13. Dania H, Faridah IN, Rahmah KF, Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Abdulah R, Barliana MI, Perwitasari DA. V. L Ratumbuysang Provinsi Sulawesi
Hubungan Pemberian Terapi Antipsikotik Utara. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
terhadap Kejadian Efek Samping Sindrom
2017;
Ekstrapiramidal pada Pasien Rawat Jalan
di Salah Satu Rumah Sakit di Bantul, 24. Fahrumi A. Analisis Faktor-Faktor Yang
Yogyakarta. Indonesian Journal of Memengaruhi Kekambuhan Pada Pasien
Clinical Pharmacy. 2019 Mar 1;8(1). Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
14. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Yogyakarta Tahun 2021. 2021.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.25. Aini SQ. Faktor-Faktor Penyebab
Kekambuhan Pada Penderita Skizofrenia
15. Fausia N, Hasanuddin D. Hubungan Setelah Perawatan Di Rumah Sakit Jiwa.
Tingkat Pengetahuan Keluarga Dengan Jurnal Litbang. 2015;11(1).
Kepatuhan Minum Obat Pasien
26. Pratiwi D. Pengaruh Konseling Obat
Skizofrenia Di Poli Jiwa Rsud Salewangan Terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi Di
Maros. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Poliklinik Khusus Rsup Dr. M. Djamil
2020;15:321–6. Padang.
16. Febiani T, Rizkifani S, Susanti 27. R. Lestari YN. Pengalaman Perawat dalam
Penggunaan Obat Antidepresan Dan Menerapkan Prinsip Enam Benar Dalam
Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Di Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus.
Bangkong Pontianak. Jurnal Mahasiswa Universitas Diponegoro; 2010.
Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN. 28. Sari L, Ernawati S. Pengetahuan Ibu Hamil
2020; Trimester III tentang Perawatan Payudara
17. Januarti. Skizofrenia. Refika Aditama; di Klinik Pratama Bina Sehat Kasihan,
2013.

80 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023


Bantul, Yogyakarta. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia. 2016 Mar
21;3(1):26.

81 |Jurnal Pharmaqueous Vol. 5. No. 1, Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai