Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Dukungan Keluarga Cendana Medical Journal, Volume 16, Nomor 1, Maret 2019

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT


KEKAMBUHAN PENDERITA GANGGUAN SKIZOFRENIA
DI RSJ NAIMATA KUPANG

Theresia Dian, Herman P. L. Wungouw, Dickson Legoh

ABSTRAK

Penelitian mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan Penderita


Gangguan Skizofrenia di RSJ Naimata Kupang”, telah dilakukan mulai bulan Juni sampai
dengan Juli 2018.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan tingkat kekambuhan penderita gangguan skizofrenia yang berkunjung di
RSJ Naimata Kupang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan
Cross Sectional. Sampel di ambil dengan menggunakan teknik accidental sampling dan
didapatkan 43 responden. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner dukungan
keluarga dan tingkat kekambuhan. Analisa data penelitian ini menggunakan uji statistik
spearman. Hasil analisis menunjukan perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,04
(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan
penderita gangguan skizofrenia di RSJ Naimata Kupang.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Penderita Gangguan Skizofrenia, Tingkat Kekambuhan

Kesehatan jiwa merupakan suatu skizofrenia, serta 47,5 juta orang


bentuk sikap positif yang membangun menderita dimensia (3). Berdasarkan data
terhadap diri sendiri, tumbuh berkembang, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
beraktulisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, tahun 2013, jumlah penderita gangguan
memilki persepsi sesuai kenyataan dan jiwa dari jumlah penduduk indonesia
kecakapan dalam beradaptasi dengan sebanyak 236 juta orang yaitu gangguan
lingkungan, serta merupakan acuan mental emosional yang di tunjukan
terhadap berbagai upaya dalam kehidupan dengan gejala-gejala depresi dan
manusia dengan tujuan dasar humaniora. kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 14 juta orang atau
Gangguan jiwa merupakan suatu sekitar 6% dari jumlah penduduk
sindroma atau perilaku yang secara klinis Indonesia, sedangkan prevelensi
bermakna terjadi pada seseorang dan gangguan jiwa berat seperti skizofrenia
dikaitkan dengan adanya distress dan mencapai sekitar 400.000 orang atau
disabilitas atau disertai peningkatan risiko sebanyak 1,7 (satu koma tujuh) per 1000
kematian yang menyakitkan, nyeri, penduduk (3). Dari 34 provinsi di
disabilitas atau sangat kehilangan Indonesia, Nusa Tenggara Timur
(2)
kebebasan . Menurut World Health merupakan peringkat ke 11 dengan
Organization (WHO), masalah gangguan gangguan jiwa berat seperti gangguan
jiwa di seluruh dunia sudah menjadi skizofrenia sekitar 1,6 (satu koma enam)
masalah yang serius dan patut untuk di per mil.
perhatikan. Hal ini di nyatakan dengan
paling tidak ada satu dari empat orang Gangguan skizofrenia merupakan
mengalami masalah mental emosional (2). salah satu jenis gangguan jiwa yang
Adapun data World Health Organization mengakibatkan perilaku psikotik,
(WHO) tahun 2016 menyatakan bahwa pemikiran konkrit dan kesulitan dalam
terdapat sekitar 32 juta orang menderita memproses informasi, hubungan
depresi, 60 juta orang menderita bipolar, interpersornal serta memecahkan masalah
(2)
21 juta orang menderita gangguan . Hampir 1% penduduk dunia

Universitas
30 Nusa Cendana 30
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Dukungan Keluarga Cendana Medical Journal, Volume 16, Nomor 1, Maret 2019

menderita gangguan skizofrenia yang hubungan antara dukungan keluarga


menetap selama hidup mereka (3). dengan tingkat kekambuhan penderita
Menurut American Psychiatric gangguan skizofrenia di RSJ Naimata
Association (APA) tahun 2014 Kupang.
skizofrenia dapat menyerang siapa saja
dengan menunjukan sekitar 75% Penelitian ini bertujuan untuk
penderita gangguan skizofrenia berusia mengetahui adanya hubungan antara
16 sampai 25 tahun sudah terdiagnosis dukungan keluarga dengan tingkat
sebagai gangguan skizofrenia (3). Adapun kekambuhan penderita gangguan
prevelensi gangguan skizofrenia di skizofrenia di RSJ Naimata Kupang.
Amerika Serikat di laporkan bervariasi Penelitian ini dilakukan pada 5 Juli – 19
berkisar 1-1,5% dengan angka insiden 1 juli 2018 berlokasi di RSJ Naimata
per 10.000 orang per tahun dan setiap Kupang.
tahun terdapat 300.000 penderita
gangguan skizofrenia yang mengalami BAHAN DAN CARA PENELITIAN
episode akut (2).
Jenis penelitian yang digunakan
Kekambuhan penderita gangguan adalah penelitian kuantitatif dengan
skizofrenia merupakan peristiwa timbulnya menggunakan metode observasional
kembali gejala-gejala gangguan jiwa yang analitik dan pendekatan Cross sectional
sebelumnya dan membaik (6). Berdasarkan yaitu suatu subjek penelitian hanya
sebuah penelitian, prevalensi kekambuhan diobservasi sekali saja dan pengukuran
pada penderita gangguan skizofrnia berada dilakukan sekaligus pada suatu saat yang
dalam rentang 50-92% secara global (7). sama (29). Subjek penelitian yang
Berdasarkan sebuah penelitian dinyatakan diobservasi satu kali pada penelitian ini
bahwa kekambuhan dalam gangguan adalah dukungan keluarga dan tingkat
skizofrenia berada dalam katergori tinggi, kekambuhan penderita gangguan
dengan tingkat yang tinggi lebih dari 2 skizofrenia
(dua) kali setahun dengan presentasi 47,3%
sebanyak 38 penderita (7). Terdapat 5 (lima) Pada penelitian ini jumlah sampel
faktor yang menyebabkan penderita dibatasi oleh tenggang waktu yang
gangguan skizofrenia mengalami ditetapkan peneliti dalam melakukan
kekambuhan diantaranya penderita sendiri, penelitian, yaitu dalam kurun waktu
dokter atau petugas kesehatan, penanggung duandan dilakukan dalam metode
jawab pasien, keluarga dan lingkungan pengambilan sampel yaitu teknik
(29)
sekitar (8). Berdasarkan hal tersebut, accidental sampling . Sampel dari
keluarga dalam hal ini merupakan unit penelitian ini berjumlah 43 responden yang
terkecil dan paling dekat yang menjadi di dapatkan menggunakan rumus
pengasuh dan memiliki tanggung jawab Lameshow dengan populasi tidak
yang penting dalam proses perawatan di diketahui. Pengambilan data dilakukan
rumah sakit, persiapan pulang serta dengan menggunakan kuiosioner yang telah
perawatan di rumah (9). divalidasi, baik itu kuisioner dukungan
keluarga maupun kuisioner tingkat
Berdasarkan hal di atas, penulis kekambuhan.
mendapatkan fenomena bahwa jumlah
penderita gangguan skizofrenia di Kota Analisa yang digunakan adalah
Kupang memiliki prevalensi yang cukup analisa univariat untuk mendeskripsikan
tinggi dan mengalami periode variable-variabel terkait dan analisa
kekambuhan yang juga cukup tinggi. bivariate untuk melihat adanya perbedaan
Oleh karena itu dalam penelitian ini, mean antara dua variable yang
peneliti ingin melihat apakah terdapat berhubungan dengan uji Spearman.

Universitas Nusa Cendana 31


Hubungan Dukungan Keluarga Cendana Medical Journal, Volume 16, Nomor 1, Maret 2019

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI dengan tingkat kekambuhan penderita


gangguan skizofrenia di RSJ Naiamata
Hasil penelitian ini di tujukan melalui Kupang, yang di tunjukan dengan nilai P =
analisis bivariat pada tabel 4.9 0,04 (p <0,05). Hasil ini menunjukan
bahwa semakin tinggi dukungan keluarga,
Tabel 4.9 Hasil analisis uji spearman semakin rendah tingkat kekambuhan
penderita gangguan skizofrenia di RSJ
Naimata Kupang, sebaliknya semakin
rendah dukungan keluarga, maka semakin
tinggi tingkat kekambuhan penderita
gangguan skizofrenia di RSJ Naiamata
Kupang.Hasil penelitian ini mirip atau
sesuai dengan hasil penelitan lain yang
menyatakan bahwa adanya hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat
kekambuhan yang dapat di buktikan
dengan dukungan keluarga penderita
gangguan skizofrenia berada dalam
kategori cukup dengan persentase 77,6%
sebanyak 66 responden dan tingkat
kekambuhan penderita gangguan
skizofrenia berada dalam kategori tinggi
dengan persentase 43,5% sebanyak 37
responden, dan hasil dari penelitian ini di
tunjukan dengan nilai p = 0,019 yang
menunjukan adanya hubungan yang
Analisis bivariat dilakukan untuk signifikan antara dukungan keluarga
mengetahui hubungan antara variabel dengan tingkat kekambuhan penderita
independen dan variabel dependen. gangguan skizofrenia (2). Hal ini sesuai
Analisis bivariat dilakukan dengan dengan teori Friedman, yang menyebutkan
menggunakan Uji Spearman dan adanya bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi
hubungan antara variabel independen dukungan yaitu dukungan informasional,
dengan variabel dependen ditunjukkan dukungan penilaian, dukungan instrumental
dengan nilai p < 0,05. dan dukungan emosional. Jika dukungan
Tabel 4.9 menunjukan bahwa 17 orang tersebut ada pada penderita, maka akan
mengalami tingkat kekambuhan tinggi, 6 berdampak positif pada penderita.
orang dengan dukungan keluarga tinggi, 6
orang dengan dukungan keluarga cukup, Dalam penelitian ini yang dimaksud
dan 5 orang dengan dukungan keluarga dengan dukungan keluarga tinggi,
rendah; 12 orang mengalami tingkat dukungan keluarga sedang, maupun
kekambuhan sedang, 10 orang dengan dukungan keluarga rendah adalah
dukungan keluarga tinggi, 1 orang interpretasi hasil penilaian atau scoring dari
dukungan keluarga cukup dan 1 orang kuesioner dukungan keluarga.
dengan dukungan keluarga rendah; 14
orang mengalamitingkat kekambuhan KESIMPULAN
rendah, 13 orang dengan dukungan
keluarga tinggi dan 1 orang dengan Dari hasil penelitian diatas
dukungan keluarga cukup. menunjukan bahwa Ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan tingkat
Penelitian ini membuktikan adanya kekambuhan penderita gangguan
hubungan antara dukungan keluarga

Universitas Nusa Cendana


32 32
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Dukungan Keluarga Cendana Medical Journal, Volume 16, Nomor 1, Maret 2019

skizofrenia di RSJ Naimata Kupang dengan Gondohutomo Semarang. Jurnal


nilai P = 0,04 (p <0,05) pada uji spearman. Keperawatan Semarang : Stikes
Telogrejo Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
9. Simatupang, R. 2014. Faktor-faktor
1. Hawari, D. 2014. Pendekatan Holistik Penyebab Kekambuhan pada Pasien
Pada Gangguan Jiwa. Jakarta : FKUI Skizofrenia yang Di Rawat di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
2. Taufik , Yunus. 2014. Hubungan Utara Medan. Medan : Fakultas
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Keperawatan Universitas Sumatera
Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Utara
di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa
Grhasia DIY. Jurnal Keperawatan 10. Pratama, Yudi. 2010. Hubungan
Yogyakarta : Stikes Aisyiyah Keluarga Pasien Terhadap
Yokyakarta. Kekambuhan Skizofrnia di BLUD
RSJ Aceh. Jurnal Penelitian : Aceh
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil
Kesehatan Indonesia 2015. 2016. 11. Putri, M.L., V.N. 2012. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kekambuhan
4. NTT DKP. Profil Kesehatan Provinsi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
Nusa Tenggara Timur Tahun 2015. Grhasia Yokyakarta. Tesis.
Ir. Erlina R. Salmun, M.Kes , editor. Yokyakarta : Fakultas Kedokteran
Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi Universita Muhamadiyah Yokyakarta
Nusa Tenggara Timur; 2015
12. Videbeck, Sheila L. Buku Ajar
5. Rahayu. 2007. Hubungan Dukungan Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC;
Keluarga Dengan Tingkat 2010
Kekambuhan Pada Pasien
Skizofrenia di RSJ Menur Surabaya. 13. Tsuang MT, dkk. 1991. The Genetics
Surabaya : Universitas Airlangga of Schizophrenia. Hal : 158-171

14. Bateson G, dkk. 1956. A Therory of


6. Dewi, R., C.. Marchira. 2009.
Skizophrenia. Hal : 251-256
Riwayat Gangguan Jiwa Pada
Keluarga Dengan Kekambuhan
15. Sadock BJ, Sadock VA. 2003.
Pasien Skizofrenia di RSUP DR.
Synopsisi of psychiacptry. Ed 9.
Sardjito Yokyakarta. Berita Acara
Kedokteran Masyarakat. Hal : 178- Philadelphia : Lippincott Williams 7
179 Wilkis.

16. Fanani, H.M. 2012. Perbedaan


7. Sulistyowati, N. 2012. Hubungan
Keefektifan Antara Clozapine dengan
Pelaksanaan Tugas Kesehatan
Electro Colvusive Therapy (ECT)
Keluarga dengan Kekambuhan
dalam Penatalaksanaan Skizofrenia
Skizofrenia di Desa Paringan
Resisten Obat di Rumah Sakit Jiwa
Kecamatan Jenangan Kabupaten
Daerah Surakarta. Penelitian Hibah
Ponorogo. Skripsi. Surabaya :
Bersaing. Solo : Universitas Negeri
Universitas Airlangga
Solo.
8. Wahyuningrum, Irma. 2015.
17. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta
Hubungan Dukungan Keluarga
: Badan Penelitian dan
Dengan Durasi Kekambuhan Pasien
Pengembangan Kesehatan,
Skizofrenia di RSJ Dr. Amino

Universitas Nusa Cendana 33


Hubungan Dukungan Keluarga Cendana Medical Journal, Volume 16, Nomor 1, Maret 2019

Departemen Kesehatan, Republik 28. Setiadi. 2008. Konsep dan Proses


Indonesia. Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
18. Kaplan, S. Sinopsis Psikiatri. Jakarta:
Binarupa Aksara; 2010 29. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
19. NIMH. 2012. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Skizophrenia.www.nimh.nih.gov.
30. Friedman, M. 2010. Buku Ajar
20. Kurnia, farida. 2015. Analisis Faktor- Keperawatan Keluarga: Riset,
faktor Yang Mempengaruhi teori, dan praktik Ed 5. Jakarta:
Terjadinya Kekambuhan Pada Pasien EGC
Skizofrenia di Poli Psikiatri RSD dr.
31. Fadillah, Superzeki. 2013. Hubungan
Sooebandi Jember. Skripsi. Jember :
Dukungan Keluarga Dengan Depresi
Fakultas Kedokteran Jember
Penderita Kusta Di Dua Wilayah
Tertinggi Kusta Di Kabupaten
21. Marasmis, W.F. 2005. Ilmu Jember. Program Studi Ilmu
Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya : Keperawatan Universitas Jember
Airlangga University Press
32. Fitriani, N. 2006. Hubungan Tingkat
22. Maslim, Rusdi. 2001. Buku Saku Pengetahuan Keluarga Tentang
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukkan Perawatan Jiwa di Rumah dengan
Ringkas Dari PPDGJ- III. Jakarta : Tingkat Kekambuhan Pasien
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Skizofrenia di RSJD Surakarta.
Unika Atma Jaya. Surakarta : Universitas Muhamadyah
Surakarta.
23. American Psychiatric Asociation.
2005. Diagnostic and Statistical 33. Stuart, Gail. 2009. Buku
Manual Of Mental Disorder Ed. 4. Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta :
N.W, Washington : K Street. Hal : EGC
298-306
34. Fahrul.F, dkk. 2014. Rasionalitas
24. Rahmat, H. 2013. Catatan Penggunaan Antipsikotik Pada Pasien
Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha Sizofrenia di Instalasi Rawat Inap
Medika Jiwa RSD Madani Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah : Universitas
25. Cancro R, Lehman. 2000. Tadulako
Comphehensive Texbookof
Psychiatry. Hal : 1169-1189 35. Arif,I.S. 2006. Skizofrenia
Memahami Dinamika Keluarga
26. Gupta S, dkk. 1996. Relapse In Pasien. Bandung : Refika Aditama
Skizophrenia. Hal :153-156

27. Dorlan, W.A Newman. 2010. Kamus


Kedokteran Dorland. Edisi 31.
Jakarta : EGC

Universitas Nusa Cendana


34 34
Universitas Nusa Cendana

Anda mungkin juga menyukai