Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Medical Bedah


Profesi Ners
Dosen Pembimbing
Ahmad Mumtaz Taub, S. Kep,. Ners, M.Kep

Disusun oleh :

Taufik Hidayat

NPM : 4119155

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES RAJAWALI
BANDUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN PADA

SISTEM KARDIOVASKULER

(HIPERTENSI)

A. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
( Smith Tom, 1995 )  Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi
dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,
hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).

B. Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran
darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan
dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati
jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda, yaitu :
1. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah
yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan
tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah
yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju atrium dextra.
2. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah
dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya
oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium sinistra melalui vena
pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem
organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong
stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem
peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah
tertutup.
1. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan
lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah
menuju jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada saat tertentu darah
meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar dalam rongga-rongga
tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem peredaran darah
terbuka terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah, sejumlah
sinus (rongga) dan sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang
dada, berdinding otot tebal, berbentuk sadel atau tabung yang terbungkus oleh
perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari jantung, mempunyai
valve (katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke jantung. Pada
sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri berikut:
a. Arteri Optalmik (mata)
b. Dua arteri antenna
c. Dua arteri hati
d. Arteri dorsal abdominalis
2. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh – pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan
melewati arteri dan kembali ke jantung melewati vena. Contoh cacing tanah
(Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem peredarannya terdiri dari cairan
darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Darah
cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah
berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma
darah. Jantung dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah tidak
mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabkan oleh kontraksi lengkung
jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran darah
ventral kemudlian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-jaringan
tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju
bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung. Sistem
peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan
pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan
fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida
dalam arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula
dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk
mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan
usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan
tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri
atas :
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan
terhadap darah agar dapat mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah
dapat didistribusikan ke seluruh tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang
berfungsi sebagai pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan
sebagai salah satu indikator kehidupan.
Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari
tulang rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian
kanan dari garis tengah tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang
dewasa. Berat jantung orang dewasa berkisar 250-300 gr.
1. Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung
Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung,
dan memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum.
Pericardium terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous
pericardium. Febrous pericardium superficial adalah lapisan keras, tidak elastik
dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous
pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung, melindungi dan
menempatkan jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah lapisan
dalam yang tipis, memberan yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan
parietal adalah lapisan paling luar dari serous pericardium yang menyatu dengan
perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan viseral yang di sebut juga
epicardium, yang menempel pada permukaan jantung, antara lapisan parietal dan
viseral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah
cairan yang dihasilkan oleh sel pericardial untuk mencegah pergesekan antara
memberan saat jantung berkontraksi. Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Epikardium ( lapisan terluar ), Myocardium ( lapisan tengah ), Endocardium
( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous perikardium.
Lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang
bertekstur licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah jaringan otot
jantung yang paling tebal dari jantung dan berfungsi sebagai pompa jantung dan
bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium yang
melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang
licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium
bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.
2. Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior. Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas
ruang atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada
permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang
mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus
memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian
dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium
superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan
jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini
berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus
interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian
belakang jantung.
a. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan
ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian
posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel
permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan
jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan
yang terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut
trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang
membawa sistem konduksi dari jantung.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut
dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang
berbentuk kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan
dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari
ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah
arteri besar yang disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri
pulmonal kanan dan kiri.
c. Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri
menerima darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada
atrium kanan bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang
lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup
bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan
mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang
dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle. Darah dibawa
dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling besar
keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah
mengalir ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending
dan membawa darah kedinding jantung,sebagian darah masuk ke arkus
aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan aorta desending
membawa darah keseluruh tubuh.
Tekanan normal di ruang-ruang jantung:
- Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg
- Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )
- Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )              
3. Struktur Katup-katup Jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan
tekanan pada saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu
aliran darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah
aliran balik.
a. Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan
ventrikel. Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga
buah daun katup yaitu katup trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak
diantara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah katup disebut
katup bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup atrioventrikuler terbuka
daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke ventrikel
melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih
rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke
adaan relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas
sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat
bersamaan muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan
mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong
ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan
chorda tendinea mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau
aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi ventrikel.
b. Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada
arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup
aorta terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri
dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai
penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin
serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol
ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel. Pembukaan
katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana
tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-
pembuluh.
4. Sirkulasi Jantung
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi
koroner yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
a. Sisrkulasi Pulmonal
- Hanya mengalirkan darah ke paru.
- Hanya berfungsi untuk paru.
- Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
- Hanya sedikit mengalami tahanan.
- Kolom hidrostatiknya pendek.
Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.
Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.
b. Sirkulasi Sistemik
- Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.
- Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.
- Memerlukan tekanan permulaan yang besar.
- Banyak mengalami tahanan.
- Kolom hidrostatik panjang.
Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.
Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah →
venacava jantung → jantung.
c. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa
oksigen untuk miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang
kecil-kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :
- Peningkatan aktifitas
- Jantung berdenyut
- Rangsang sistem saraf simpatis
5. Otot Jantung
a. Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)
b. Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos
c. Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung
(dibandingkan hanya 2 % untuk otot rangka)
d. Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan
e. Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+

C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan
1. Hipertensi frimer ( Esensial)
Disebut juga hipertensi idioptik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas, saraf simpatis
sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraseluler, faktor yang
meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besara dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastoliik lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
pada :
1. Elastisitas pada dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menueun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
4. Kehilangan keelastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Secara klinis derajat hipertensi dapat di kelompokan yaitu :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Grade 3 ( berat) 10-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat) >210 >120

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada
system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

Pathway
Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin merokok, strees, kurang
olahraga, geneti,, alkohol, konsentrasi garam, obesitas Aliran darah makin cepat
keselurh tubuh sedangkn
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Hipertensi Beban jantung meningkat nutrisi dwalam sel sudah
menukupi kebutuhan
Perubahan struktur
Perubahan situasi Tekanan sistemik darah
meningkat

Penyumbatan pembuluh darah Informasi yang minim


Metode kopping tidak efektif
Resistensi pem darah otak Krisis situasional
Vasokontriksi meningkat
Defisiensi pengetahuan, Ketidakefektifan kopping

Gangguan sirkulasi otak Ansietas

retina Nyeri kepala


Ginjal
Resiko Ketidakefektifan
Spasme anteriol Suplai O2 keotak menurun perfusi jaringan otak
Vasokontriksi nsi
pem darah ginjal

Resiko cedera
Pembuluh darah
Blood flow darah menurun

Penurunan curah jantung Sistemik Koroner


Respon RAA
Vasokontriksi Iskemi Miokard
Kelebihan volume cairan
Merangsang aldosteron Afteriod meningkat
Nyeri
Retensi Na Edema
Fetigue

Intoleransi aktivitas
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yan memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
kmeliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan
gejala terlazim yang kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala,, pusing
2. Lemas kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratirium
- Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
: hipokoagulabilitas, anemia.
- BUN/kreatin : memberi informasi tentang perfusi /fungsi ginjal
- Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi ) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolami.
- Urinalisa : darah protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral encelopati
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan
ginjal
5. Photo dada : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup pembesaran
jantung.

G. Penatalaksanaan Medis
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.(5) Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
- Diet tinggi kalium
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu
:
- Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain.
- Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas
aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut
zona latihan. Denyut nadi maksimal dapat ditentukan dengan
rumus 220 – umur
- Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam
zona       latihan
- Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
- Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek   tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan       biofeedback     terutama    dipakai   untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi
rileks
d. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat
beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain
yang ada pada penderita Pengobatannya meliputi :
a. Step 1    : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
b. Step 2  : Alternatif  yang bisa diberikan
- Dosis obat pertama dinaikan
- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator
c. Step 3  : alternatif yang bisa ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4   : alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
3. Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter)
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.    Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai
tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,
namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x
sehari atau 2 x sehari
j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal
l. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.

H. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, diagnosa medik, suku bangsa, No. Register dan alamat
identitas penanggung jawab terdiri dari nama, usia, pendidikan, pekerjaan,
jenis kelamin, agama, hubungan dengan klien dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Merupakan keluhan yang ditemukan saat pengkajian
2) Riwayat kesehatan sekarang
Menceritakan kapan klien mengalami kejadian seperti sekarang, sifat
klien, lamanya kejadian, serta gejala-gejala kejadian yang mengalami
riwayat kesehatan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Perlu diketahui untuk memperoleh data apakah dalam keluarga klien
terdapat penyakit keturunan atau penyakit-penyakit karena lingkungan
yang dapat memperberat penyakit klien
c. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Seperti
pengkajian pada BB, TB, mata, JVP, paru (irama pernapasan, frekuensi, jenis
suara napas, adanya ronchi), jantung (mengukur tekanan darah, denyut nadi,
suara bunyi jantung), abdomen (peristaltik usus), ekstremitas (refleks, edema).
Pemeriksaan jantung dan aorta
1) Atrium kanan
Paling jauh disisi kanan (2 cm disebelah kanan tepi sternum, setinggi
sendi kosto-sternalis ke 3-6).
2) Ventrikel kanan
Menempati sebagian besar dari proyeksi jantung pada permukaan dada.
Batas bawah adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke
6 dengan apeks jantung.
3) Ventrikel kiri
Tidak begitu tampak dari depan. Daerah tepi kiri atas 1,5 cm merupakan
daerah ventrikel kiri. batas kiri jantung merupakan garis yang
menghubungkan apeks jantung dengan sendi kosto sternalis ke 2 sebelah
kiri.
4) Atrium kiri
Letaknya paling posterior, tak terlihat dari depan kecuali sebagian kecil
saja yang terletak di belakang kostosternalis kiri ke 2.
Inspeksi
Menentukan :
- Bentuk prekordium
 Normal kedua belah dada simetris
 Bila cekung/cembung sesisi berarti ada penyakit jantung/paru
sesisi
 Cekung
Pada perikarditis menahun, fibrosis/atelektasis paru, skoliosis,
kifoskoliosis, akibat beban yang menekan dinding dada
(pemahat, tukang kayu, dan lain-lain).
 Cembung/menonjol
Pada pembesaran jantung, efusi perikard, efusi pleura, tumor
paru, tumor mediastinum, skoliosis atau kifoskoliosis.
Penonjolan akibat efusi pleura/perikard merupakan
penonjolan daerah inter kostalis. Penonjolan akibat kelainan
jantung menahun/bawaan merupakan penonjolan iga.
- Denyut pada apeks jantung
Pada umumnya denyut jantung tampak di daerah apeks.
Pemeriksaan dilakukan sambil penderita berbaring atau duduk
dengan sedikit membungkuk.
 Normal dewasa
Terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2-3 cm dari garis mid
klavikularis. Daerah yang berdenyut seluas kuku ibu jari.
 Normal anak
Terletak di ruang sela iga ke 4 kiri. Bila denyut jantung berada
di belakang tulang iga payudara besar, dinding toraks tebal,
emfisema, efusi perikard maka denyut tersebut tak tampak.
Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada keadaan
patologis, misalnya : Penyakit jantung, skoliosis/kifoskoliosis,
efusi pleura, pneumothoraks, tumor mediastinum, abdomen
membuncit (asites, hamil, dan lain-lain).
- Denyut nadi pada dada
 Timbul denyutan di sela iga 2 kanan anuerisma aorta
 Timbul denyutan di sela iga 2 kiri : dilatasi arteri pulmonalis
(PDA), anuerisma a. adesiva, insufisiensi trikuspid/aorta.
- Denyut Vena :
Vena di dada dan punggung tak tampak denyutannya. Denyutan
kelihatan berdenyut hanya vena jugularis interna dan eksterna.
Denyut apeks :
 Normal di sela iga ke 5 (2-3 cm medial garis mid klavikularis).
Bisa tak teraba oleh karena kegemukan, dinding toraks tebal,
emfisema dan lain-lain.
 Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada infusiensi
aorta/mitral.
 Sedikit meningkat pada hipertensi dan stenosis aorta.
- Getaran (thrill) :
 Bising jantung yang keras (derajat IV/6 atau lebih) akan teraba
sebagai getaran pada palpasi.
 Lokasi di sela iga 2 kiri sternum, misalnya pada pulmonal
stenosis.
 Lokasi di sela iga 4 kiri sternum misalnya pada ventrikular
septal defek.
 Lokasi di sela-sela iga 2 kanan sternum (basis) misalnya pada
aortik stenosis.
 Getaran tersebut lebih mudah diraba bila penderita
membungkuk ke depan, dengan nafas ditahan waktu ekspirasi,
kecuali getaran MS yang lebih mudah teraba bila penderita
berbaring pada sisi kiri.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miokardia.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
c. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
e. Ansietas berhubungan dengan perubahan situasi
f. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai kondisi, dan rencana
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Penurunan curah jantung Tujuan : Afterload tidak - Pantau tekanan darah, ukur - Untuk mengetahui
berhubungan dengan iskemia meningkat, tidak terjadi pada kedua tangan (paha untuk kondisi umum pasien
miokardia. vasokonstriksi, tidak terjadi evaluasi awal, gunakan ukuran - Denyutan carotis,
iskemia miokard mansel yang tepat dan tehnik jugularis, radialis
Kriteria Hasil : yaang akurat. mungkin
- Tanda vital dalam rentang - Catat keberadaan, kualitas teramati/terpalpasi
normal denyutan sentral dan perifer. - Dapat mengidentifikasi
- Dapat mentoleransi - Catat edema Berikan gagal jantung,
aktivitas, tidak ada lingkungan tenang, nyaman, kerusakan
kelelahan kurangi aktivitas/keributan ginjal/vaskuler.
- Tidak ada edema paru lingkungan, batasi jumlah
- Membantu untuk
- Tidak ada penurrunan pengunjung
menurunkan rangsang
kesadaran - Kolaborasi pemberian obat
simpatik meningkatkan
sesuai indikasi
relaksasi.
- Mungkin diperlukan
untuk mengobati
hipertensi berat
2. Nyeri akut berhubungan Tujuan : Tekanan vaskuler - Lakukan pengkajian nyeri - Untuk mengetahui skala
dengan peningkatan tekanan serebral tidak meningkat - Mempertahankan tirah baring nyeri pasien
vaskuler serebral. Kriteria hasil : selama fase akut - Meminimalkan
- Mampu mengontrol nyeri - Berikan tindakan stimulasi/meningkatkan
- Menyatakan rasa nyaman nonfarmakologi untuk relaksasi
setelah nyeri berkurang menghilangkan sakit kepala - Tindakan yang
misalnya kompres dingin pada menurunkan tekanan
dahi, pijat punggung dan leher, vaskular serebral dan
tenang, redupkan lampu kamar, yang
teknik relaksasi (panduan memperlambat/memblo
imajinasi, distraksi waktu k respons simpatis
senggang. efektif dalam
- Bantu pasien dalam ambulasi menghilangkan sakit
sesuai kebutuhan. kepala dan
komplikasinya.
- Pusing dan penglihatan
kabur sering
berhubungan dengan
sakit kepala. Pasien juga
dpat mengalami episode
hipotensi postural
3. Resiko ketidakefektifan Tujuan : sirkulasi tubuh tidak - Monitor tekanan darah - Untuk mengetahui
perfusi jaringan otak terganggu - Pertahankan tirah baring; tekanan darah pasien
berhubungan dengan Kriteria hasil : tinggikan kepala tempat tidur - Untuk kenyamanan
gangguan sirkulasi - Tekanan sistolik dan - Pertahankan cairan dan obat- pasien
diastolik dalam rentang obatan sesuai pesanan - Untuk menjaga sirkulasi
yang diharapkan - Ukur masukan dan pengeluaran - Untuk memenuhi
- Tidak ada tanda-tanda Pantau elektrolit kebutuhan cairan
tekanan tingg intrakranial - Ambulasi sesuai kemampuan; - Untuk menjaga
hibdari kelelahan kestabilan kondisi

4. Intoleransi aktivitas Tujuan : diharapkan kelemahan - Identifikasi aktivitas yang - Untuk mengetehui
berhubungan dengan dapat tertasi mampu dilakukan intolerensi pasien
kelemahan umum Kriteria Hasil : - Bantu untuk memilih aktivitas - Untuk mengurangi
- Mampu melakukan sesuai dengan kemampuan kelemahan
aktivitas pasien - Untuk meningkatkan
- Tanda vital normal - Kolaborasi dengan tenaga aktivitas pasien
- Kelemahan berkurang dan rehabilitasi medik program
teratasi terapi yang tepat
5. Ansietas berhubungan dengan Tujuan : diharapkan ansietas - Observasi peningkatan gelisah, - Memburuknya penyakit
perubahan situasi teratasi emosi labil. dapat menyebabkan atau
Kriteria Hasil : - Pertahankan lingkungan tenang meningkatkan ansietas.
- Menyatakan kesadaran - Ajarkan dengan teknik relaksasi, - Menurunkan ansietas
terhadap ansietas dan cara distraksi atau nafas dalam. dengan meningkatkan
sehat untuk mengatasinya. -  Identifikasi persepsi klien relaksasi dan penghematan
- Mengakui dan terhadap ancaman yang ada oleh energi.
mendiskusikan takut. situasi. - Memberikan kesempatan
- Tampak rileks dan - Dorong pasien untuk mengakui untuk pasien menangani
melaporkan ansietas dan menyatakan perasaan ansietasnya sendiri dan
menurun sampai tingkat merasa terkontrol.
dapat ditangani. - Membantu pengenalan
- Menunjukkan pemecahan ansietas / takut dan
masalah dan pengunaan mengidentifikasi tindakan
sumber efektif. yang dapat membantu.
- Langkah awal dalam
mengatasi perasaan adalah
terhadap identifikasi dan
ekspresi. Mendorong
penerimaan situasi dan
kemampuan diri untuk
mengatasi.
6. Kurang pengetahuan Tujuan : Klien terpenuhi dalam - Jelaskan sifat penyakit dan tujuan - Untuk memberikan
( kebutuhan belajar ) informasi tentang hipertensi dari pengobatan dan prosedur pemahaman mengenai
mengenai kondisi, dan Kriteria Hasil : - Jelaskan pentingnya lingkungan obat-obatan
rencana pengobatan - Dapat memahami mengenai yang tenang, tidak penuh dengan - Cara mengatasi stress
berhubungan dengan penyakit stress - Untuk mengetahui tentang
keterbatasan kognitif. - Dapat memahami kondisi - Diskusikan tentang obat-obatan : cara kerja obat dan efek
dan rencana pengobatan nama,  dosis, waktu pemberian, samping
tujuan dan efek samping atau efek
toksik
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, 2000

Gunawan, Lany.  Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta, Penerbit


Kanisius, 2001

Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN


DIAGNOSA MEDIS & NANDA, NIC-NOC. Jogjakarta. Penerbit Mediaction.

Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis


dan evaluasi , Edisi V, Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1998

Anda mungkin juga menyukai