Disusun oleh :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem yang mempunyai peranan sangat
vital bagi kehidupan manusia. Para akademisi dan praktisi bidang kesehatan memerlukan
pengetahuan yang lebih mendalam tentang sistem kardiovaskuler. Sistem kardiovaskular
merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan pembuluh
darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh
jaringan tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardiovaskular
memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak diarahkan
pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memelihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
B. TUJUAN
Perawat dapat mengenal dan memahami tentang :
1. Sistem kardiovaskuler
2. Anatomi jantung (ukuran jantung, ruang jantung, katup-katup jantung, pembuluh darah)
3. Elektrofisiologi jantung
4. Sistem peredaran darah
5. Sirkulasi arteri, vena, kapiler
6. Peristiwa mekanik dalam siklus jantung
7. Factor penentu kerja jantung
8. Regulasi tekanan darah
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Ukuran Jantung
Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Ukuran jantung manusia mendekati
ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 12 cm dan lebar 9 cm.
Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskular terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks)
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui
denyutan jantung, kita dapat memeriksa di bawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat
pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya, yaitu
a. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I.
b. Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c. Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus
dekstra dan bronkus sinistra.
d. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan
kolumna vetebrata torakalis.
e. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong
jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari
bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah
berpindah. Faktor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun
kebawah
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk thorax yang menetap (TBC) menahun batas
jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma ke atas akan mendorong bagian
bawah jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal dipengaruhi oleh posisi tubuh
4. Ruang-Ruang Jantung
Ruang jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu:
a. Atrium Kanan/ serambi kanan
Memiliki struktur yang tipis dan tekanan yang rendah. Sebagai penampung (reservoir)
darah yang rendah oksigen dari seluruh tubuh, darah tersebut mengalir melalui vena kava
superior, vena kava inferior dan sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
b. Atrium Kiri/ serambi kiri
Dinding atrium kiri sedikit lebih tebal dibanding atrium kanan. Atrium kiri menerima
darah yang kaya oksigen dari kedua paru. Diantara kedua atrium terdapat sekat yang
disebut sekat atrium/ atrial septal.
c. Ventrikel Kanan/bilik kanan
Menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru-paru, melalui arteri
pulmonalis.
d. Ventrikel Kiri/ bilik kiri
Memiliki otot yang besar dengan ketebalan dinding 3 kali ventrikel kanan. Menerima
darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut trabekula.
Beberapa alur tampak menonjol yang disebut muskulus papilaris/otot papilaris. Ujung
muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh serat-serat
yang disebut korda tendinae. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum
ventrikel/ventrikular septal.
5. Katup-katup jantung
Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan
katup-katup, diantaranya :
a. Katup atrioventrikuler
Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup
atrioventrikuler, yaitu :
1) Katup trikuspidalis. Merupakan katup yang terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan, serta mempunyai 3 buah daun katup.
2) Katup mitral atau bikuspidalis. Merupakan katup yang terletak di antara atrium kiri
dan ventrikel kiri, serta mempunyai 2 buah katup. Selain itu katup atrioventrikuler
berfungsi untuk memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke
ventrikel pada fase diastole ventrikel, dan mencegah aliran balik pada saat systole
ventrikel (kontraksi).
b. Katup semilunaris
1) Katup pulmonal. Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari
ventrikel kanan
2) Katup aorta. Terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3
daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan
sebuah cincin serabut. Adapun katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari
masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama systole ventrikel, dan
mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel. (Ulfah dan Tulandi, 2011)
6. Pembuluh Darah
a. Arteri
Arteri besar bercabang dari aorta dan secara progresif terbagi menjadi bagian
yang lebih kecil. Arteri kecil bercabang menjadi arteriol, yang kemudian terbagi menjadi
metaarteriol sebelum bergabung dengan kapiler bed. Arteri berfungsi menghantarkan
darah yang teroksigenasi ke kapiler. Pada fase konstriksi, aliran darah ke jaringan yang
tidak mengalami metabolisme secara aktif dikurangi, sedangkan pada fase vasodilatasi
perfusi ke jaringan yang mengalami metabolisme aktif ditingkatkan.
1) Arteri : mengedarkan darah yang bertekanan tinggi ke jaringan-jaringan. Sistem arteri
mempunyai dinding yang kuat, dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan.
Aorta dan arteri relatif mengandung banyak jaringan elastis yang akan teregang
waktu sistol dan mengadakan recoil saat diastole.
2) Arteriol : merupakan cabang-cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai
katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Dinding arteriol,
mengandung sedikit jaringan elastis dan lebih banyak otot polos. Arteriol menjaga
tekanan arteri.
3) Kapiler : merupakan tempat berlangsungnya pertukaran oksigen dan nutrisi. Memiliki
dinding yang sangat tipis dan permeable terhadap substansi-substansi bermolekul
halus.
Arteri koroner
Arteri koronaria adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Muara arteri
koronaria ini terdapat dalam sinus valsalva dalam aorta, tepat di atas katup aorta.
Sirkulasi koroner terdiri dari arteri koronaria kiri dan arteri koronaria kanan.
b. Vena
1) Venul : Berfungsi menampung darah sisa metabolisme, dan secara bertahap
bergabung ke dalam vena yang lebih besar.
2) Vena : mengalirkan darah miskin oksigen.
7. Elektrofisiologi Jantung
Di dalam otot jantung, terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu :
a. Otomatisasi : kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama : pembentukan impuls yang teratur.
c. Daya konduksi : kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang : kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem hantar untuk merangsang otot
jantung dan dapat menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA,
nodus AV, sampai ke serabut purkinye.
a. SA Node (Sino-Atrial Node)
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA
Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik)
dengan frekuensi 60 – 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
b. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam
AV Node dapat juga mengeluarkan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA
Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih
rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node
rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
c. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu: Cabang berkas kiri (Left
Bundle Branch) dan cabang berkas kanan (Right Bundle Branch). Setelah melewati
kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu
serabut purkinye.
d. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang.
Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis
mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
Potensial Aksi Aktivitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan permeabilitas
membrane sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membrane tersebut.
Potensial aksi dibagi menjadi 5 fase: Fase istirahat (fase 4) pada keadaan istirahat bagian luar
sel jantung bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negative. Fase 0 awal potensial
aksi yang berupa garis vertikal ke atas yang merupakan lonjakan potensial hingga mencapai
+20mV. Lonjakan potensial dalam daerah intraseluler ini disebabkan oleh masuknya ion Na+
dari luar ke dalam sel. · Fase 1 masa repolarisasi awal yang pendek, dimana potensial
kembali dari +20 mV mendekati 0 mV. · Fase 2 fase datar di mana potensial berkisar pada 0
mV. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari ion Ca++ untuk mengimbangi gerak keluar dari
ion K+ · Fase 3 masa repolarisasi cepat dimana potensial kembali secara tajam pada tingkat
awal yaitu fase 4.
9. Sirkulasi Arteri
Darah yang didorong ke dalam aorta tidak hanya bergerak maju tetapi akan
mengakibatkan peregangan pembuluh darah. Peregangan ini menimbulkan gelombang
bertekanan yang akan berjalan sepanjang arteri. Gelombang bertekanan yang meregangkan
dinding arteri di sepanjang perjalanannya kita kenal sebagai denyut. Kecepatan perjalanan
gelombang ini tidak tergantung pada kecepatan aliran darah dan memiliki kecepatan yang
jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kecepatan aliran darah. Kecepatannya kira-kira 4
m per detik di aorta, 8 m per detik pada arteri besar, dan 16 m per detik pada arteri kecil.
Sehingga denyut yang teraba pada arteri radialis terjadi dalam waktu 0,1 detik setelah ejeksi
ventrikel. Tekanan pada aorta dan arteri besar lainnya meningkat pada saat sistolik hingga
120 mmHg dan turun hingga 70 mmHg pada saat diastolic. Secara umum tekanan arteri akan
ditulis sebagai tekanan sistolik / tekanan diastolic, missal 120 / 70 mmHg. Tekanan nadi
adalah selisih dari tekanan sistolik dan tekanan diastolic, normal sekitar 50 mmHg.
Umumnya tekanan darah arteri (tekanan darah) pada manusia diukur secara rutin
dengan cara tidak langsung (auskultasi). Cara ini mempergunakan manset yang dihubungkan
dengan manometer air raksa (sfigmomanometer). Manset dililitkan di lengan bagian atas dan
stetoskop diletakkan di atas arteria brachialis pada daerah siku. Manset dengan cepat
dikembangkan sampai tekanannya di atas tekanan sistolik arteri brachialis yang diperiksa.
Akibatnya arteri akan terbendung oleh tekanan manset, dan tidak ada suara yang terdengar
dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian diturunkan perlahan-lahan, sehingga
pada titik dimana tekanan sistolik dalam arteri tepat melebihi tekanan manset akan terjadi
semburan darah berjalan melalui daerah bendungan pada tiaptiap denyut Akan terdengar
bunyi ketukan di bawah manset, dan tekanan manset di mana bunyi pertama kali terdengar
adalah tekanan sistolik. Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, bunyi akan menjadi
lebih keras, memudar dan kemudian menghilang. Tekanan dimana bunyi ini menghilang
adalah tekanan diastolic. Bunyi yang terdengar di bawah manset disebut sebagai bunyi
Korotkoff. Bunyi ini timbul sebagai akibat dari aliran turbulen yang terjadi dalam arteria
brachialis. Aliran turbulen terjadi karena arteri menjadi sempit akibat tekanan manset pada
lengan atas.
DAFTAR PUSTAKA