Anda di halaman 1dari 104

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah
atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke
seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler
kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi darah digunakan sebagai sistem
transport oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan
sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini, faktor perubahan
volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami anatomi fisiologi yang ada
pada jantung tersebut sehingga kita mampu memahami berbagai problematika berkaitan dengan
sistem kardivaskuler tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian).
Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi kardiovaskuler yang
berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses
kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskuler itu?

1.3 Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga medis
dapat memahami berkaitan dengan anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik
keperawatan yang di sebabkan oleh ketidak pahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem
kardiovaskuler sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan
nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat
merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di
arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan
mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
2.2. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam sistem
kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast. Angioblast ini timbul
dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang di
splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning telur
sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis saluran.
Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam
pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk
sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
2.3 Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler
2.3.1 Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-
posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis
jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik.
Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks)
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan
jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang
dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus
dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan
kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama
adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh
darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang
mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun
kebawah
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun batas
jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah
jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.
Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak
di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2
lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu
jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu:
i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam
mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai
ke apeks jantung.
iii. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan
ventrikel).
a) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan
endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung:
a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah
besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan dinding depan
toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk segiempat
berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium
sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan stentrum
tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel
dekstra.
Tepi jantung( margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior
sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara vena
pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung:
a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra
berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara vena cava
inferior menuju apeks kordis.
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya
membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
b) Vena cava inferior
c) Sinus koronarius
d) Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel
dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan
jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler
sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang
dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-
paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris
arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra.
Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat
sebuah katup valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus
pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan
melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan
lanjutan dari vena.
2.3.2 Fisiologi Jantung
Fungsi umum otot jantung yaitu:
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot
jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi.
Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari
metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic
yang membutuhkan oksigen.
Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi,
lemah dan frekuensi lambat.
2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
Elektrofisiologi Sel Otot jantung
Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh
proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik,
kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan
positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas membrane terhadap
natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan akibat masuknya
kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa
refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir dan
permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
Sistem Konduksi Jantung
Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium
kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara
sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan
tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium
menyebar pada kedua ventrikel.
Siklus Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga
ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.
Fungsi jantung sebagai pompa
Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1. Fungsi atrium sebagai pompa
2. Fungsi ventrikel sebagai pompa
3. Periode ejeksi
4. Diastole
5. Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke
jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom
Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama besarnya. Jumlah
darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah jantung (cardiac output).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung:
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung:
1. Bunyi pertama: lup
2. Bunyi kedua : Dup
3. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama
2.3.3 Anatomi sistem pembuluh darah
Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran darah
dalam tubuh terdiri dari:
1. Aliran darah koroner
2. Aliran darah portal
3. Aliran darah pulmonal
4. Aliran darah sistemik
2.3.3.1 Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh
tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta.
Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu:
a. Tunika Intima
b. Tunika Media
c. Tunika Eksterna
1. Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel
sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun
sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri
dari 3 bagian :
a. Aorta Asenden
b. Arkus Aorta
c. Aorta desendes
Aorta asendes mempunyai cabang:
a) Aorta torakalis
b) Aorta Abdominalis
2. Arteri Kepala dan Leher
Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing sisi menuju keatas
leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi
diri menjadi dua yaitu:
a. Arteri karotis eksterna
a) A. tiroid superior
b) A. faringea asendes
c) A. lingualis
d) A. fasialis
e) A. aurikularis posterior
f) A. maskilaris

b. Arteri karotis interna:


a) A. oftalmika
b) A. komunikan posterior
c) A. coroidea
d) A. serebri anterior
e) A. serebri media
f) A. nasalis
3. Arteri vertebralis
Cabang bagian pertama subklavia berjalan naik melalui foramen prosesus transversi masuk
ke cranium melalui foramen mahnum berjalan ke atas lalu kedepan medial medulla oblongata
sampai di tepi bawah pons arteri ini bergabung dan membentuk A. basilaris cabang-cabang
cranial A. vertebralis.
4. Arteri basilaris
Dibentuk oleh penggabungan dua A. vertebralis berjalan naik dalam alur. Pada
permukaan anterior pons bercabang dua:
a. Arteri serebralis posterior
b. A. sirkumateriosus
Wajah menerima darah dari:
a. Arteri fasialis dan temporalis superficial
b. Arteri temporalis superficial
c. Arteri transversa fasialis
d. Arteri supraorbitalis dan supratoklearis
5. Arteri subklavia: terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra cabang
dari arkus aorta. Terdiri dari:
a. A. aksilaris
b. A. brakhialis
c. A.ulnaris
d. A.radialis
e. A. arkus Palmaris superfisialis
f. A. arkus Palmaris profundus
g. A. digitalis
6. Aorta torakalis
a. Rongga toraks terdiri dari:
a) A.intercostalis
b) A.perikardialis
c) A.bronkialis
d) A.esofagialis
e) A. mediastinalis
b. Dinding toraks terdiri dari:
a) Arteri prenikus superior
b) Arteri subkostalis
7. Aorta abdominalis : merupakan bagian dari aorta desendens.
8. Arteri Rongga perut
Terdiri dari:
a. Arteri seliaka
b. A. splinika
c. A. mesenterika superior
d. A. renalis
e. A. spermatika dan Ovarika
f. A. mesenterika Inferior
g. A. marginalis
9. Arteri dinding Abdomen
Arteri dinding abdomen muka dan belakan terdiri dari:
a. Prenikus inferior
b. Arteri subkostalis
c. Epigastrika superior
d. Arteri lumbalis
10. Rongga panggul
Terdiri dari:
a. Arteri iliaka interna
b. Arteri iliaka eksterna
2.3.3.2 Vena
Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh
kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat
dalam tubuh yaitu:
1. Vena ke jantung
Meliputi : Vena cava superior, inferior dan pulmonalis
2. Vena yang bermuara pada vena cava superior : tepat dibelakang angulus mandibularis
yang menyatu dengan vena aurikularis posterior turun melintasi M. sternokleidomastoideus tepat
diatas clavikula menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke V. subclavia.
Cabang- cabangnya:
a. Vena aurikularis posterior
b. Vena retromadibularis
c. Vena jugularis eksterna posterior
d. Vena supraskapularis
e. Vena jugularis anterior
3. Vena kulit kepala : vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena temporalis superfisialis,
aurikularis posterior dan oksipitalis.
4. Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis.
5. Vena pterigoideus : Vena maksilaris, fasialis, lingualis, oftalmika.
6. Vena tonsil dan palatum
7. Vena punggung
8. Vena yang bermuara pada vena cava interior
9. Anastomisis portal sistemik
10. Vena dinding pelvis
11. Vena anggota gerak atas dan,
12. Vena anggota gerak bawah
2.3.3.3 Kapiler
Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh rambut. Kapiler
terdiri dari:
1. Kapiler arteri
2. Kapiler vena
Fungsi kapiler:
1. Penghubung arteri dan vena
2. Tempat pertukaran darah dan cairan jaringan
3. Mengambil hasil dari kelenjar
4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
5. Menyaring darah dalam ginjal
Sistem Pembuluhan Limfe
Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari
ruang interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel
besar, keluar ruang jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam
kapiler darah. Sistem pembuluh limfe terdiri dari:
1. Duktus limfatikus dekstra: Duktus limfatikus jugularis dekstra, subclavia, dan
bronkomediastinalis masing-masing mengalisrkan cairan limfa sisi kepala dan leher.
2. Duktus limfatikus sinistra: Mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong limfe yang
memanjang.
3. Nodus limfatisi: Berbentuk lonjong seperti buah kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe.
4. Kapiler limfa: sedikit cairan yang kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe.
LIMPA
Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah dan pada iga ke -9, 10,
dan 11, berdekatan dengan fundus abdomen dan permukaannya menyentuh diafragma. Parenkim
limpa terdiri dari:
1. Pulpa Putih
2. Pulpa Merah

2.3.4 Fisiologi Vaskuler


Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena berhubungan
dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:
1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah yang
dikeluarkan ke dalam kapiler.
3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan bahan
lainnya antara darah dan cairan interstitial.
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.
Aliran Darah
Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh
darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah:
1. Aliran darah dalam pembuluh darah
2. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah rata-rata.
3. Gelombang nadi.
4. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut
nadi, amplitude dan ketajaman gelombang.
5. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu:
1. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah
2. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume
3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive
4. Kecepatan aliran darah vena
5. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena
6. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena
MIKROSIRKULASI
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan dipengaruhi oleh
kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat mengatur jumlah dan kecepatan aliran
darah. Ketiga rangkaian tersebut disebut dengan mikrosirkulasi.
TEKANAN DARAH
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik 120 mmHg
dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg. Tekanan darah tidak selalu
sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.
Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat vasomotor berasal
dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan dengan
pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan, vasodilatasi,
dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan
darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya rennin-angiotensin,
vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan
kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler,
perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi kimia plasma
darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk
masuk ke dalam aliran darah.
Cairan limfatik
Konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan perifer mendekati
nilai rata-rata atau pekat.
Pembuluh limfatik berfungsi sebagai:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2. Mengankut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibody

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pemaparan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3 komponen
yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem sirkulasi.
2. Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan
proses sirkulasi melalui plasenta.
3. Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya
pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system
kardiovaskuler.
B. Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam
lainnya penting sekali memahai anatomi sistem kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari
kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh
akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat
kehidupan.
http://www.caramenghilangkanjerawat.co.id/2015/02/makalah-kardiovaskuler.html

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahluk hidup khususnya manusia memiliki bermacam-macam sistem jaringan dan organ
dalam tubuhnya. Sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta manfaat tertentu bagi mahluk
hidup. Salah satu sistem yang ada pada mahluk hidup yaitu sistem kardiovaskuler. Fungsi utama
dari sistem kardiovaskuler adalah untuk memberi oksigen ke setiap sel tubuh. Sistem
kardivaskuler terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan
darah itu sendiri. Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak di tengah toraks, dan
jantung menempati rongga antara paru-paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz).
Berat jantung di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan. Selain itu kebiasaan latihan
fisik dan penyakit jantung juga mempengaruhi berat dari jantung. Fungsi jantung adalah untuk
memompa darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut
karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Sebenarnya terdapat dua pompa jantung, yang terletak disebelah kanan dan kiri. Keluaran
jantung kanan didistribusikan seluruhnya ke paru melalui arteri pulonali, dan keluaran jantung
kiri seluruhnya didistribusikan kebagian tubuh lain melalui aorta. Kedua pompa itu
menyemburkan darah secara bersamaan dengan kecepatan keluaran yang sama. Kerja
pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik dinding otot. Selama
kontraksi otot (sistolik), kamar jantung menjadi lebih kecil karena darah disemburkan keluar.
Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolik), kamar jantung akan terisi darah sebagai
persiapan untuk penyemburan berikutnya. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60-80 kali per
menit, menyemburkan sekitar 70mL darah dari kedua ventrikel per detakan, dan keluaran
totalnya sekitar 5 L/menit.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana fisiologi sistem peredaran darah manusia?
2. Apa saja anatomi sistem kardiovaskuler?
3. Bagaimana fisiologi sistem kardiovaskuler?
4. Bagaimana fisiologi sistem konduksi jantung?

C. Tujuan
1. Mengetahui fisiologi sistem peredaran darah manusia
2. Mengetahui anatomi sistem kardiovaskuler
3. Mengetahui fisiologi sistem kardiovaskuler
4. Mengetahui fisiologi sistem konduksi jantung

D. Manfaat
Kami mengharapkan makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembaca dan
juga khususnya bagi mahasiswa akademi keperawatan terutama dalam memahami materi tentang
Sistem Kardiovaskuler.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami memperoleh materi dari beberapa sumber yaitu
buku-buku yang terkait dengan materi Sistem Kardiovaskuler.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fisiologi Sistem Peredaran Darah Manusia


Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah,
pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan peredaran
darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan
darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah
ganda, yaitu
a. Peredaran darah besar (sistemik)
Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari
ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan
karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju atrium dextra.
b. Peredaran darah kecil (pulmonal)
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-
paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah tersebut bertukar dengan darah yang
kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh
(bagian dari homeostasis). Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka,
dan sistem peredaran darah tertutup.
a. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Sistem peredaran darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah dan cairan lainnya tidak
selamanya beredar atau berada di dalam pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui
pembuluh. Pada saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar dalam
rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam tubuh. Sistem peredaran darah terbuka
terdiri-dari jantung yang merupakan pusat peredaran darah, sejumlah sinus (rongga) dan
sejumlah arteri. Jantung terletak dibagian tengah belakang dada, berdinding otot tebal, berbentuk
sadel atau tabung yang terbungkus oleh perikardium. Arteri merupakan saluran yang berasal dari
jantung, mempunyai valve(katub-katub) yang mencegah darah masuk kembali ke jantung.
Pada sistem peredaran darah terbuka, terdapat empat jenis arteri berikut:
1).Arteri Optalmik (mata)
2).Dua arteri antena
3) Dua arteri hati
4) Arteri dorsal abdominalis
b. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh tubuh melalui pembuluh – pembuluh
darah. Pada sistem peredaran darah lni. Darah diedarkan melewati arteri dan kembali ke jantung
melewati vena. Contoh cacing tanah (Lumbricus terrestris). Pada cacing tanah, sistem
peredarannya terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat
peredaran. Darah cacing tanah terdiri atas plasma darah dan benda darah. Darah cacing tanah
berwarna merah disebabkan oleh adanva hemoglobin yang larut dalam plasma darah. Jantung
dan saluran darahnva memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran
darah disebabkan oleh kontraksi lengkung jantung. Jantung memompa darah dari saluran darah
dorsal ke saluran darah ventral kemudlian ke seluruh tubuh. Pertukaran gas terjadi di jaringan-
jaringan tubuh, Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh, darah menuju bagian
dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung. Sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem
kardiovaskuler) dibentuk.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1) Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah
yang berlawanan.
2) Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari
saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan
kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah
(seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi
(ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

B. Anatomi Sistem Kardiovaskuler

1. Atrium dextra
Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali
paru.
2. Ventrikel dextra
Terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung, darah meninggalkan vetrikel dextra melalui
trunkus pulmonal dan mengalir melewati jarak pendek ke paru-paru.
3. Atrium sinistra
Terletak dibagian superior kiri jantung berukuran lebih kecil dari atrium dextra tetapi dindingnya
lebih tebal, menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah yang kaya oksigen
dari paru-paru.
4. Ventrikel sinistra
Terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung tebalnya tiga kali tebal dinding ventrikel
dextra. Darah meninggalkan vrntrikel sinistra melalui aorta dan mengalir keseluruh tubuh kecuali
paru-paru.
5. Katup trikuspidalis
Terletak antara atrium dextra dan ventrikel dextra, memiliki tiga daun katup (kuspis) jaringan
ikat fibrosa irreguler yang dilapisi endokardium.
6. Katup mitral (bikuspidalis)
Terletak diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra melekat pada chordae tendinea dan otot
papilaris.
7. Katup aortik
Terletak diantara ventrikel sinistra dan aorta.
8. Vena kava superior dan inferior
Vena ini membawa darah yang tidak mengandung oksigen atau darah yang kaya karbondioksida
dari tubuh kembali ke jantung tepat nya di atrium dextra.

C. Fisiologi Sistem Kardiovaskuler


a. Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari
jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah
menuju jantung. Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya
adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi
karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian kematian utama disebabkan oleh infark
miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
1. Penggambaran
Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem sirkulasi. Tekanan darah
biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi utama. Tekanan pada saat jantung
mengembang dan darah masuk ke jantung disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah
saat jantung berkontraksi dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur dengan
tensimeter atau sfigmomanometer. Anatomi Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang
tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun
atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel
endothelial. Darah mengalir di dalam pada lumen. Jenis pembuluh nadi Terdapat beberapa jenis
pembuluh nadi pada tubuh: Arteri pulmonaris Pembuluh ini membawa darah yang telah
dideoksigenasi yang baru saja dialirkan dari paru-paru. Arteri sistemik Arteri sistemik membawa
darah menuju arteriol dan kemudian ke pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari ventrikel jantung dan
membawa banyak oksigen.
2. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan pembuluh kapiler. Pembuluh
kapiler Pembuluh ini bukan pembuluh nadi sesungguhnya. Di sinilah terjadinya pertukaran zat
yang menjadi fungsi utama sistem sirkulasi. Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang
menghubungkan cabang-cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang
terkecil dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-cabang, dan
ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung semakin kecil. Pembuluh kapiler
sangat halus dan berdinding tipis.
b. Pembuluh Balik (Vena)
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat permukaan tubuh dan
tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. jika diraba, denyut
jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini
berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap
mengalir menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes. Dari
seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang
disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi
pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh
vena ini membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak
mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis. Vena diselubungi oleh otot rangka dan
memiliki sebuah katup yaitu Valvula Semilunaris. Pembuluh balik yang masuk ke jantung adalah
sebagai berikut :
1. Vena Kava
Vena kava bercabang-cabang menjadi pembulu yang lebih kecil yaitu vena. Ada dua
macam vena kava, yaitu vena kava superior dan vena kava inferior.
· Vena kava superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian atas tubuh ( kepala, leher,
keserambi kanan jantung).
· Vena kava inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian tubuh lainnya dan anggota badan
bawah tubuh keserambi kanan jantung.
· Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru-paru keserambi kiri jantung. Salah
satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.
c. Jantung Latin Cor
Sistem organ Kardiovaskular Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga
organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk
jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Permukaan Jantung. Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam
rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat
kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan
antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga
di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar,
seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar
jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung.
d. Struktur internal jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari
atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung.
Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat
disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan &
kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan
gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar
untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Tiap serambi dan bilik pada masing-masing
belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik
kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara
serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
e. Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur
dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia akan mendorong darah ke
dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(pembuluh kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen,
melepaskan karbondioksida dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan
oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara
bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah
dialirkan ke paru-paru. Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri melalui
katup bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta
masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke
seluruh tubuh, kecuali paru-paru. dan sebagainya.
f. Fungsi bilik jantung
1. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh dan kaya
2. karbondioksida.
3. Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru dan kaya oksigen.
4. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan banyak mengandung karbon-
dioksida.
5. Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan banyak mengandung oksigen.

D. Fisiologi Sistem Konduksi Jantung


a. Elektrofisiologi jantung
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat dari perubahan pada permiabelitas
membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion. Dengan masuknya ion-ion tersebut maka
muatan listrik sepanjang membran itu mengalami perubahan relative. Ada tiga ion yang
mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium.
Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada
lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam keadaan
polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini
disebut potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah
sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan
potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai,
maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses repolarisasi.
b. Sistem konduksi jantung
Jantung manusia berdenyut dimulai saat listrik/ impuls merambat sepanjang jalur konduksi
jantung. hal ini meyebabkan otot jantung berkontraksi sehingga menimbulkan pemompaan darah
oleh jantung. System konduksi jantung adalah hambatan impuls-impuls memungkinkan
pengaturan irama jantung , system ini merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai
tenaga ritmik spontan dan serabut syaraf tertentu. Jantung manusia dewasa normalnya
berkontraksi secara berirama dengan frekuensi sekitar 72 denyutan/menit. Supaya pemompaan
jantung efektif maka perlu pengkoordinasian dari jutaan sel otot jantung. Kontraksi akan terjadi
jika potential aksi yang berjalan menuju membran sel otot. Impuls yang diterima sel tersebut
kemudian disalurkan ke sel selanjutnya melalui gap junction sehinnga jika ada rangsangan pada
salah satu bagian saja maka bagian yang lain juga terangsang. Oleh karena itu, sel otot pada
jantung diatur secara spesifik oleh frekuensi eksitasi jantung, jalur konduksi dan banyaknya
eksitasi pada daerah tertentu. Komponen-komponen eksitasi dari jantung secara urut terdiri dari
sino-auricular node(SA node), jaras internodal atrium, atrio-ventricular node (AV node), bundle
His, cabang kiri-kanan bundel dan sistem Purkinje.
Komponen – komponen eksitasi jantung :
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Simpuls sino-atrial (S-A) merupakan kepingan berbentuk sabit yang mengalami
spesialisasi dengan lebar kira-kira 3mm-1cm ; simpul Ini terletak pada dinding posterior atrium
masing-masing berdiameter 3-5mikro, berbeda dengan serabut atrium sekitarnya yang
berdiameter 15-20mikro. Tetapi serabut S-A berhubungan langsung dengan atrium sehingga
setiap potensial aksi yang mulai pada simpul S-A segera menyebar ke atrium.
Serabut sino-atrial sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung lainnya, yaitu
hnya mempunyai potensial membrane istiraha dari -55 milivolt sampai -60
milivolt,dibandingkan dengan -85 sampai -95milivolt pada sebagian terbesar serabut lainnya.
Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah ditembus ion
natrium. Kebocoran natrium ini menyebabkan eksitasi-sendiri dari serabut S-A.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Ujung serabut simpul S-A bersatu serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan
pontensial yang berasal dari simpul S-A berjalan ke luar, masuk tersebut. Dengan jalan ini,
pontensial aksi menyebar ke seluruh masa otot dan akhirnya juga ke simpul A-V. Kecepatan
penghataran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter per detik. Tetapi, penghatar dalam otot atrium,
sebagian diantaranya sedikit lebih cepat dalam beberapa berkas kecil serabut otot atrium
sebagian diantarnnya berjalan langsung dari simpul S-A ke simpul A-V dan menghantarkan
implus jantung dengan kecepatan sekitar 0,45 sampai 0,6 meter perdetik.Llintasan ini, yang
dinamakan lintasan inernodal.
Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah
dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls
lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node
rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
a. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ). Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan
diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
b. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel
impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga
tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan
frekuensi 20 – 40 kali permenit.

Jantung merupakan sistem elektromekanikal dimana signal untuk kontraksi otot jantung
timbul akibat penyebaran arus listrik di sepanjang otot jantung.
Konsep automaticity mempunyai karakteristik berikut:
1. Sel jantung memiliki fungsi mekanik dan elektrik serta terdiri dari filamen-filamen kontraktil
yang jika terstimulasi akan saling berinteraksi sehingga sel miokard akan berkontraksi.
2. Kontraksi sel otot jantung yang berhubungan dengan perubahan muatan listrik disebut
depolarisasi dan pengembalian muatan listrik disebut repolarisasi. Rangkaian proses ini disebut
potensial aksi.
3. Sel miokard bersifat depolarisasi spontan, yang berfungsi sebagai back up sel pacu jantung jika
terjadi disfungsi nodal sinus atau kegagalan propagasi depolarisasi dengan manifestasi klinis
berupa aritmia.
Sistem konduksi terdiri dari sel otot jantung yang memiliki sifat unik, terdiri dari:
1. Nodal Sinoatrial (SA)
a. Nodal SA merupakan sekumpulan sel yang terletak di bagian sudut kanan atas atrium kanan
dengan ukuran panjang 10-20 mm dan lebar 2-3 mm serta merupakan pacemaker jantung.
b. Nodal SA mengatur ritme jantung (60-100x/menit) dengan mempertahankan kecepatan
depolarisasi serta mengawali siklus jantung ditandai dengan sistol atrium.
c. Impuls dari nodal SA mentebar pertama sekali ke atrium kanan lalu ke atrium kiri (melalui
berkas Bachman) yang selanjutnya di teruskan ke nodal atrioventrikular (AV) melalui traktus
internodal.
2. Nodal Atrioventrikular (AV)
a. Nodal AV terletak dekat septum interatrial bagian bawah, di atas sinus koronarius dan
dibelakang katup trikuspid yang berfungsi memperlambat kecepatan konduksi sehingga memberi
kesempatan atrium mengisi ventrikel sebelum sistol ventrikel serta melindungi ventrikel dari
stimulasi berlebihan atrium seperti pada fibrilasi atrial.
b. Nodal AV menghasilkan impuls 40-60x/menit dan kecepatan konduksi 0,05 meter/detik.
c. Impuls dari nodal AV akan diteruskan ke berkas His.
3. Sistem His-Purkinje
a. Berkas His terbagi atas berkas kanan dan kiri.
Berkas His kiri terbagi menjadi berkas anterior kiri, posterior dan septal.
b. Berkas kanan menyebabkan impuls listrik ke ventrikel kanan, sedangkan berkas kiri
menyebarkan impuls ke septum inter-ventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2
meter/detik.
c. Berkas-berkas tersebut bercabang menjadi cabang-cabaang kecil atau serabut purkinje yang
tersebar mulai dari septum interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan menghasilkan impuls
20-40x/menit dengan kecepatan konduksi 4 meter/detik.
d. Impuls listrik menyebar mulai dari endokardium ke miokardium dan terakhir mencapai
epikardium, yang selanjutnya otot jantung akan bergerak (twisting) dan memompa darah keluar
dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.
Fase potensial aksi jantung
1. Fase 0:
Depolarisasi cepat (fase sodium channel): terjadi pemasukan cepat Na+ dari luar sel ke dalam sel
melalui saluran Na+ Ion K+ bergerak ke luar sel dan Ca++ bergerak lambat masuk ke dalam sel
melalui saluran Ca++. Sel akan terdepolarisasi dan dimulailah kontraksi jantung ditandai dengan
kompleks QRS pada elektrokardiogram (EKG). Selanjutnya terjadi repolarisasi segera yang
terdiri dari 3 fase (fase 1,2 dan 3).
2. Fase 1:
Repolarisasi dini: saluran Na+ akan menutup sebagian sehingga memperlambat aliran Na+ ke
dalam sel. Pada saat bersamaan, Cl- masuk ke dalam sel dam K+ keluar melalui saluran K+.
Alhasil terjadi penurunan jumlah ion positif dalam sel yang menimbulkan gelombang defleksi
negatif kecil pada kurva potensial aksi.
3. Fase 2:
Fase plateau: Terjadi pemasukan lambat Ca++ ke dalam sel melalui saluran Ca++ Ion K+ terus
keluar dari sel melalui saluran K+. Fase ini ditandai dengan segmen ST pada EKG.
4. Fase 3:
Repolarisasi cepat akhir: Terjadi downslope potensial aksi, dimana K+ bergerak cepat keluar sel.
Saluran Ca++ dan Na+ tertutup sehingga Ca++ dan Na+ tidak bisa masuk ke dalam sel.
Pengeluaran cepat K+ menyebabkan suasana elektrik di dalam sel menjadi negatif. Hal ini
menjelaskan terjadi gelombang T (repolarisasi ventrikel) pada EKG. Jika saluran K+ dihambat,
terjadi pemanjangan potensial aksi.
5. Fase 4:
Resting membrane potential: kembali pada keadaan istirahat, Na+ dijumpai banyak di dalam sel
serta K+ banyak diluar sel. Pompa Na+K+ akan diaktivasi untuk mengeluarkan Na+ dan
memasukkan K+ ke dalam sel. Jantung mengalami polarisasi ( siap untuk stimulus berikutnya).

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran
darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan keseluruh tubuh melalui pembuluh
darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah yang mengalirkan
darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju atrium dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis
darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis.
Sedangkan sistem konduksi jantung dimana aktivitas listrik dari jantung merupakan
akibat dari perubahan pada permiabelitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion.
Dengan masuknya ion-ion tersebut maka muatan listrik sepanjang membran itu mengalami
perubahan relative. Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi
sel, yaitu : kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan
konsentrasi Na dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel. Membran sel otot jantung pada
keadaan istirahat berada dalam keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensi positif
dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut potensial membrane. Bila membran otot
jantung dirangsang, sifat permeabel berubah sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang
menyebabkan potensial membrane. Perubahan potensial membran karena stimulasi ini disebut
depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali mencapai
keadaan semula yaitu proses repolarisasi.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis masih banyak
kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapankan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
menjadi wawasan pengetahuan bagi pembacanya.
http://nellyputri17.blogspot.co.id/
SISTEM KARDIOVASKULER

JANTUNG

OLEH :

KELOMPOK IV

JULIANTO PANDIN : H411 11 319

RAHMAT HASPULLAH : H411 11 306

HASBIAH : H411 11 285

A.R PRATIWI HASANUDDIN : H411 11 902

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

penyertaan-Nyalah dan perkenaan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “

Sistem Kardiovaskuler Jantung”.

Namun seperti kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak. Demikian halnya dengan

makalah ini, oleh karena itu kami membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca sekalian.

Terima kasih.

Makassar, Februari 2013

Penyusun
SISTEM KARDIOVASKULER JANTUNG

A. PENDAHULUAN

Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti

jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan

darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi yang diperlukan

sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme untuk

dibuang melalui organ-organ eksresi.

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :

1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat

mengalir ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke

seluruh tubuh.

3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke

seluruh tubuh.

1. JANTUNG

Jantung merupakan bagian penting dari sistem kardiovaskuler yang berfungsi sebagai

pompa, mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan sebagai salah satu indikator

kehidupan.

Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada (thoraks) 12-14 cm dari tulang

rusuk ke dua. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah

tubuh. Ukurannya kurang lebih kepalan tangan orang dewasa. Berat jantung orang dewasa

berkisar 250-300 gr.

Ø Struktur Jantung

a. Struktur Perikardium dan Lapisan Jantung

Perikardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung, dan memberan

ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum. Pericardium terdiri dari dua bagian

yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium. Febrous pericardium superficial adalah lapisan

keras, tidak elastik dan merupakan jaringan tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous

pericardium mencegah peregangan berlebihan dari jantung, melindungi dan menempatkan

jantung dalam mediastinum. Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis, memberan

yang halus yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous
pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah lapisan viseral

yang di sebut juga epicardium, yang menempel pada permukaan jantung, antara lapisan parietal

dan viseral terdapat cairan yang di sebut cairan perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang

dihasilkan oleh sel pericardial untuk mencegah pergesekan antara memberan saat jantung

berkontraksi.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :

1. Epikardium ( lapisan terluar )

2. Myocardium ( lapisan tengah )

3. Endocardium ( lapisan terdalam )

Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan viseral, dari serous perikardium. Lapisan

luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari mesothelium yang bertekstur licin pada

permukaan jantung. Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan

berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari

endotelium yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang

licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung. Endocardium bersambung

dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.

b. Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung

Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian anterior.

Setiap atrium terdapat auricle, setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium sehingga

atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang

saling berhubungan disebut sulkus yang mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah
lemak. Masing-masing sulkus memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus

koroner bagian dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium

superior dan ventrikel inferior.

Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung

yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi

permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi

tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.

1. Atrium kanan

Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada

bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang

disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan aurikel

permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan pararel yang disebut

pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.

2. Ventrikel kanan

Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian

dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan

serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan

bagian yang membawa sistem konduksi dari jantung.

Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan chorda

tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut papillary

muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah
dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang

disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.

3. Atrium kiri

Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari

paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri

mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui

katup bikuspid dimana mempunyai dua daun katup.

4. Ventrikel kiri

Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung seperti pada ventrikel kanan mengandung

trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea yang dimana mengikat daun katup bikuspid

ke papillary muscle. Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri

yang paling besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending.Dari sini sebagian darah mengalir

ke arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding

jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta dan

aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.

Tekanan normal di ruang-ruang jantung:

• Atrium kanan -0-5 mmHg. - Atrium Kiri 3-12 mmHg

• Ventrikel kanan (S 15-25) ( D <5 ) -Ventrikel Kiri ( S 120 ) ( D 10 )

• Arteri Pulmonal ( S 15-25 ) ( D 3-12 ) -Aorta ( S 120 ) ( D 70 )

c. Struktur Katup-katup Jantung


Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat

jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan

cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.

1. Katup Atrioventrikuler

Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan ventrikel.

Katup antara atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai tiga buah daun katup yaitu

katup trikuspidalis, sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri

mempunyai dua buah katup disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Ketika katup

atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari atrium ke

ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih rendah

dibanding tekanan atrium.Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda

tendinea kendor.

Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun

katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi

dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke

arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami

kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi kontraksi

ventrikel.

2. Katup Semilunar

Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri

pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta dan
ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama yang

simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut.

Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri

pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik waktu diastolik ventrikel.

Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing ventrikel berkontraksi,dimana tekanan

ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh-pembuluh.

2. PEMBULUH DARAH

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler,

venula dan vena.

1. Arteri

Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi keseluruh jaringan

tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (luntur), kelenturannya membantu mempertahankan

tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak mengandung jaringan elastis yang

dapat teregang saat sistol dan mengadakan rekoil pada diastol.

2. Arteriola

Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup pengontrol

untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding yang kuat sehingga

mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat mengatur aliran

darah ke kapiler. Otot arteriola dipersarafi oleh serabut saraf kolinergik yang berfungsi

vasodilatasi. Arteriola merupakan penentu utama resistensi/ tahanan aliran darah, perubahan

diameternya menyebabkan perubahan besar pada resistensi.


3. Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi

sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah

kembali ke jantung.

Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan

dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.

4. Venula

Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain ke

dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.

5. Vena

Vena memili dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri,

sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang

lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena tekanan dalam sistem vena rendah maka

memungkinkan vena berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau

menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

3. SIRKULASI JANTUNG

Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sirkulasi

pulmonal dan sirkulasi sistemik. Namun demikian terdapat juga sirkulasi koroner yang juga

berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.\

Ø Sisrkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.

2. Hanya berfungsi untuk paru.

3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.

4. Hanya sedikit mengalami tahanan.

5. Kolom hidrostatiknya pendek.

Sirkulasi pulmonal disebut juga peredaran darah kecil.

Jantung → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis jantung.

Ø Sirkulasi Sistemik

1. Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh.

2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda.

3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar.

4. Banyak mengalami tahanan.

5. Kolom hidrostatik panjang.

Sirkulasi sistemik disebut juga peredaran darah besar.

Jantung → aorta → seluruh bagian tubuh lewat pembuluh darah → venacava jantung → jantung.

Ø Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk

miokardium melalui cabang-cabang intramiokardial yang kecil-kecil.


Aliran darah koroner meningkat pada :

1. Peningkatan aktifitas

2. Jantung berdenyut

3. Rangsang sistem saraf simpatis

4. OTOT JANTUNG

- Secara anatomi mirip dengan otot rangka (otot lurik)

- Secara fisiologi bekerja seperti halnya otot polos

- Otot jantung kaya akan mitokondria → sejumlah 25-35 % sel jantung (dibandingkan hanya 2

% untuk otot rangka)

- Konsekuensi → resisten terhadap kelelahan

- Dalam fungsinya keterlibatan ion Ca2+

5. JANTUNG SEBAGAI POMPA

Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi darah.

Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atrium) sebenarnya berfungsi

sebagai ruang penyimpanan selama ventrikel memompa.

Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paru-paru, dan ventrikel kiri

mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui sistem sirkulasi, fasa ini disebut systole.

Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa) setelah ventrikel mengosongkan darah

menuju arteri disebut diastole. Kontraksi jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian
peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal

dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul SinoAtrial (SA) kemudian melewati serabut

otot atrial menuju simpul AtrioVentrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi

dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinje yang mengaktifkan

serabut otot ventrikel.

Jantung adalah otot yang berfungsi sebagai pompa yang mempertahankan tekanan darah

dan aliran darah melalui paru-paru dan seluruh bagian tubuh. jantung memompa sekitar 100.000

kali dan mengirimkan darah 7200 liter perharinya.

6. SISTEM PENGHANTARAN IMPULS JANTUNG, PENYEBARAN IMPULS DAN

SUPLAI DARAH KE OTOT JANTUNG

Hambatan impuls-impuls memungkinkan pengaturan irama jantung. Sistem ini

merupakan modifikasi dari otot jantung yang disertai tenaga ritmik spontan dan serabut saraf

tertentu yaitu sinoatrial node (SA node), atrioventrikular node (AV Node), atrioventrikular

bundle (AV bundle, dan serabut penghubung terminal (serabut purkinje).

Impuls untuk kontraksi timbul melalui depolarisasi spontan pada jaringan khusus yang

terletak di dekat tempat masuk vena cava superior ke dalam atrium kiri (nodus sinu-atrial) yang

merupakan pemacu (pacemaker) jantung.

Sinoatrial node (SA node) atau Nodus sinoatrial (nodus S-A) adalah suatu massa jaringan

otot jantung khusus yang terletak di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan

vena kava superior. Nodus S-A melepaskan impuls sebanyak 72 kali per menit, frekuensi irama

yang lebih cepat dibandingkan dalam atrium (40 sampai 60 per menit), dan ventrikel (20 kali per

menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom, yang akan
mempercepat atau memperlambat iramanya. Nodus S-A mengatur frekuensi kontraksi irama,

sehingga disebut pemacu jantung.

Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke

atrioventrikular node (Syaifuddin, 2002). Impuls ini berjalan melalui kedua atrium secara

konsentris (dimungkinkan oleh serabut-serabut otot yang bercabang).

Nodus atrioventrikular (nodus A-V) atau Atrioventrikular node susunannya sama seperti

sino atrial node berada di dalam septum atrium di dekat muara sinus koronarius.

Impuls menjalar di sepanjang pita serabut Purkinje pada atrium menuju nodus A-V.

Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum

terjadi kontraksi ventricular.

Atrioventrikular bundle (AV bundle) atau berkas atrioventrikular (berkas A-V atau

berkas His) adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan

membawa impuls di sepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. Berkas ini dibagi

menjadi dua percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan memanjang di sisi

dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang menyatu

dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls. Percabangan berkas kiri memanjang di

sisi dalam ventrikel dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.

Berkas His (berkas AV menyatu dengan nodus AV) membentuk tempat pacemaker lain.

Dalam hal nodus SA tidak berfungsi, berkas His dapat mengawali dan mempertahankan denyut

jantung dengan kecepatan 40-60 denyut per menit.


Mulai dari berkas AV berjalan ke arah depan, pinggir posterior dan pinggir bawah pars

membranasea septum interventrikulare pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan

ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju apeks

kordiks dan bercabang dua. Dua cabang itu adalah Pars septalis dekstra berlanjut ke arah berkas

AV di dalam pars muskularis septum interventrikulare menuju ke dinding depan ventrikel kanan.

Pars septalis sinistra berjalan di antara pars membranasea dan pars muskularis sampai di sisi kiri

septum interventrikularis menuju basis papilaris inferior ventrikel kiri. Serabut-serabut pars

septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal (serabut purkinje).

Serabut Purkinje adalah serabut otot jantung khusus yang mampu menghantar impuls

dengan kecepatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat di

sepanjang sistem Purkinje memungkinkan atrium berkontraksi bersamaan, kemudian diikuti

dengan kontraksi ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pemompaan darah yang

terkoordinasi.

Heart block atau blok jantung berarti pemutusan jalannya alur impuls tersebut.

Pemutusan yang paling sering adalah pada berkas AV yang memutuskan hubungan antara atria

dan ventrikel. Kemudian atria akan terus berdenyut pada kecepatan normal, tetapi denyut

ventricular adalah jauh lebih lambat dan sama sekali tidak berkaitan dengan denyut atrial.

7. SUPLAI SARAF JANTUNG

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Nervus vagus (saraf kranial ke-10)

memperlambat frekuensi jantung dan menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi melalui

hantaran impuls ke nodus sinuatrial. Saraf simpatis mempercepat frekuensi jantung dan

memperkuat kontraksi. Persarafan ganda terhadap jantung ini dikoordinasi oleh pusat jantung di
medula oblongata otak. Frekuensi denyut jantung juga dikendalikan secara refleks oleh dua

kelompok reseptor. Reseptor tekanan (atau baroreseptor) adalah reseptor yang sensitif terhadap

perubahan tekanan darah. Reseptor ini ditemukan pada arteri karotis dan pada lengkung aorta.

Apabila tekanan darah meningkat, maka akan terjadi penurunan rangsang simpatis dan

peningkatan rangsang para simpatis, sehingga frekuensi jantung melambat dan tekanan darah

menurun. Ini adalah salah satu contoh mekanisme homeostatik yang bekerja melalui umpan balik

negatif.

Kemoreseptor adalah reseptor yang sensitif terhadap jumlah oksigen dan karbondioksida

di dalam darah. Kemoreseptor ditemukan di leher dekat arteri karotis dan dekat aorta.

Kemoreseptor ini sensitif terhadap kekurangan oksigen. Impuls dihantarkan ke pusat jantung dan

frekuensi jantung dipercepat untuk meningkatkan suplai darah (dan tentunya suplai oksigen) ke

jaringan.

Jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf

otonom. System simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan system parasimpatis bersifat

menghambat kerja jantung

Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian

persarafan pada keadaan istirahat, pengaruh nervus vagus lebih besar daripada nerfus simpatikus.

Waktu kerja, otot atau strestonus simpatis meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan oleh

persarafan terjadi secara reflex. Untuk terjadinya reflex diperlukan stimulus dan lengkung reflex

sehingga memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja

jantung.
Pada reflex sinus karotikus rangsangannya mengubah tekanan darah. Bila tekanan darah

meningkat maka kerja jantung akan dihanbat oleh peningkatan tonus prasimpatikus dan

penurunan tonus simpatikus. Sebaliknya, bila tekanan darah rendah maka akan terjadi penggiatan

kerja jantung melalui peningkatan tonus simpatikus dan penurunan tonus fagus. Pengaruh

oksigen dan karbon dioksida terhadap jantung sukar dinilai dari hasil percobaan. Karena zat ini

secara langsung atau mealui reflex juga mempengaruhi pembuluh darah dan kerja jantung.

http://kaiean.blogspot.co.id/2013/05/makalah-sistem-kardiovaskuler-jantung.html
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, atas terselesaikannya tugas
makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi syarat mengikuti perkuliahan di
Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi. Judul tugas kuliah Anatomi dan Fisiologi
Manusia II yang diberikan salah satunya tentang ‚ SISTEM KARDIOVASKULER.

Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam penulisan makalah ini. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam menyusun
makalah ini, karena ilmu pengetahuan yang kami dapat belum maksimal.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita semua tentang bahasa indonesia. Kami sadar dalam penulisan makalah ini
banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.

Bogor, 23 September 2012


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.2 RUMUSAN MASALAH

BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur, Fungsi, dan Komposisi Darah

B. Kandungan Darah

C. Karakteristik Elemen Darah

D. Golongan darah

E Hematopoiesis

F. Hemostasis (Pembekuan Darah)

G. Anatomi dan Fisiologi Jantung

H. Denyut Jantung

I. Kardiodinamika

J. Pola Respon Kardiovaskuler

K. Struktur dan Karakteristik Arteri-Vena-Kapiler

L. Sirkulasi Fungsi Sistem Kardiovaskuler

M. Abnormalitas Darah, Jantung dan Pembuluh

N. Integrasi dengan Sisten Lain


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan


berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut
jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena
yang mengalirkan darah menuju jantung. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular
adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan
hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat
kimia dan fisiologis cairan tubuh.

1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam
arah yang berlawanan .
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi,
sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian
diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga
mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem
pembekuan dalam tubuh.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana struktur, fungsi, dan komposisi darah?


2) Bagaimana karakteristik elemen darah ?
3) Bagaimana sistem penggolongan darah?
4) Apa yang dimaksud hemopoiesis?
5) Jelaskan tentang hemostatis?
6) Jelaskan anatomi dan fisiologi jantung?
7) Bagaimana kerja denyut jantung?
8) Jelaskan struktur dan karakteristik arteri-vena-kapiler ?
9) Bagaimana sirkulasi paru-paru, sistemik, fetal ?
10) Bagaimana abnormalitas pada darah, jantung dan pembuluh?
11) Bagaimana integrasi dengan sisten lain ?
BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM KARDIOVASKULER

A. Struktur, Fungsi, dan Komposisi Darah

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar
oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida
warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat
tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/
kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C,
dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama
darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari
pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan
mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan
keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan
atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung
pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

A. Fungsi Darah
1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
a. Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
b. Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/
alat tubuh.
d. Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui
ginjal dan kulit.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan
leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.

3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.

B. Kandungan Darah

Kandungan dalam darah:


a. Air : 91%
b. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
c. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan
zat besi).
d. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).

C. Karakteristik Elemen Darah

1. Sel-Sel Darah

Darah manusia: a - eritrosit; b - neutrofil; c - eosinofil; d - limfosit.

a. Sel Darah merah

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti.
Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta
dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu
zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen.

Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui
paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah
bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi
oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di
jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-
karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru. Sel darah
merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses
pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi
nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan
nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam
tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari
eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang
berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb
wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit
seimbang zat besi.

b. Sel Darah Putih (leukosit)

Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3
darahkira-kira6000-9000.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa
dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding
usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh
darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan
oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak
dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe,
sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika
jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000
disebut leukopenia.

Macam- macam leukosit meliputi:


1) Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:

 Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe,
bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan
intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan
bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh.
 Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai
fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar,
warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan
panjang, warnanya lembayung muda.

2). Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
a) Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti
terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50%.
b) Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih
besar, banyaknya kira-kira 24%.
c) Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam
protoplasmanya terdapat granula-granula besar.

c. Sel pembeku (Trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa
200.000-300.000/mm3.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari
normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus-
menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari
200.000 disebut trombositopenia.

Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan
darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika
kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan
trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+
akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang
halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan
demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya
diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

2. Plasma Darah

Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media
sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel
pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan
atau organ.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar
melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat
pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

D. Golongan darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak
adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebapkan
karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak
kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis,
gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:

a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-
negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi
terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan
Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

E Hematopoiesis

Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah, dimana terjadi


proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.

Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel
hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses
pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk
memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.

Proses yang terjadi bisa lebih jelas dilihat melalui gambar di bawah ini :

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :

1. Mesoblastik

Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan adalah HbG1,
HbG2, dan Hb Portland.

2. Hepatik
Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12
minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.

3. Mieloid

Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan
timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan
HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan
pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di antaranya adalah asam
amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor
perangsang hematopoietik.

F. Hemostasis (Pembekuan Darah)

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya


pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh
darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan
maupun yang melarutkan bekuan.

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga aliran
darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3 fase
yang sama:

1) Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan
mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang
terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang
dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan
adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik
ataupun trombos.
2) Pembentukan jaring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat
hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3) Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin
Tipe trombos :

1. Trombos putih tersusun dari trombosit serta fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit
(pada tempat luka atau dinding pembuluh darah yang abnormal, khususnya didaerah dengan
aliran yang cepat[arteri]).
2. Trombos merah terutama terdiri atas erotrosit dan fibrin. Terbentuk pada daerah dengan
perlambatan atau stasis aliran darah dengan atau tanpa cedera vascular, atau bentuk trombos ini
dapat terjadi pada tempat luka atau didalam pembuluh darah yang abnormal bersama dengan
sumbat trombosit yang mengawali pembentukannya.
3. Endapan fibrin yang tersebar luas dalam kapiler/p.darah yang amat kecil.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan ekstrinsik. Kedua
lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial yang dipertahankan.
Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai respons terhadap cedera
jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan intrinsic pengaktifannya berhubungan
dengan suatu permukaan yang bermuatan negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu
dalam sebuah lintasan terkahir yang sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi
thrombin dan pemecahan fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin. Pada
pristiwa diatas melibatkan macam jenis protein yaitu dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Zimogen protease yang bergantung pada serin dan diaktifkan pada proses koagulasi
b. Kofaktor
c. Fibrinogen
d. Transglutaminase yang menstabilkan bekuan fibrin
e. Protein pengatur dan sejumla protein lainnya

G. Anatomi dan Fisiologi Jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru.Terdapat
selaput yang mengitari jantung yang disebut perikardium, terdiri dari dua lapisan:

1. Perikardium parietalis : lapisan luar melekat pada tulang dada dan paru
2. Perikardium viseralis : lapisan permukaan jantung/ epikardium
Diantara kedua lapisan ini terdapat cairan perikardium.
a. STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (Miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)

b. Ruang – Ruang Jantung


Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium(serambi) dan 2 berdinding
tebal disebut ventrikel (bilik)
1. Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian
darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katub dan selanjutnya ke paru.
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena
pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.
2. Ventrikel
Merupakan alur alur otot yang disebut trabekula. Alur yang menonjol disebut muskulus
papilaris, ujungnya dihubungkan dengan tepi daun katub atrioventrikuler oleh serat yang disebut
korda tendinae.

a) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri
pulmonalis.
b) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta
Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
c. Katup Katup Jantung

1. Katup atrioventrikuler
Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel
kanan mempunyai 3 buah daun katup (trikuspid). Sedangkan katup yang terletak diantara
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup (Mitral). Memungkinkan darah
mengalir dari atrium ke ventrikel pada fase diastole dan mencegah aliran balik pada fase sistolik.

2. Katup Semilunar
a. Katup Pulmonal terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel
kanan.
b. Katup Aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang simetris.
Danya katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke arteri selama
sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan katup terjadi pada waktu
masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari tekanan
didalam pembuluh darah arteri.

H. Denyut Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom. Kecepatan denyut jantung terutama
ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem
saraf otonom, yang dapat memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi, walaupun untuk
memulai kontraksi tidak memerlukan stimulasi saraf. Kontraksi jantung disebut disebut systole
sedangkan relaksasi jantung atau pengisian darah pada jantung disebut diastole. Irama jantung
dimulai dari pacemaker (NSA) dengan impuls 60-80 kali/menit. Semua bagian jantung dapat
memancarkan impuls tersendiri tetapi dengan frekuensiyang lebih rendah. Bagian jantung yang
memancarkan impuls diluar NSA disebut focus ektopik yang menimbulkan perubahan irama
jantung yang disebut aritmia. Aritmia dapat disebabkan oleh hipoksia, ketidakseimbangan
elektrolit, kafein, nikotin karena hal tersebut dapat menyebabkan fokus ektopik kontraksi diluar
kontraksi dari nodus NSA. Jika terjadi hambatan aliran impuls dari NSA menuju NAV maka
impuls syaraf akan timbul dari nodus NAV dengan frekuensi yang lebih rendah yaitu sekitar 40-
50 kali/menit. Jika ada hambatan pada bundle his atau serabut bundle kanan dan kiri maka otot
jantung akan kontraksi dengan iramanya sendiri yaitu 20-30 kali/menit. Denyut jantung 20-30
kali/menit tidak dapat mempertahankan metabolisme otot.
I. Kardiodinamika

Jantung berfungsi untuk memompa darah guna memenuhi kebutuhan metabolisme sel seluruh
tubuh.
A.Struktur Otot Jantung
Otot jantung mirip dengan otot skelet yaitu mempunyai serat otot. Perbedaannya otot jantung
tidak dipengaruhi oleh syaraf somatik, otot jantung bersifat involunter. Kontraksi otot jantung
dipengaruhi oleh adanya pacemaker pada jantung.
B.Metabolisme Otot Jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat
banyak mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya
adalah aerob, otot jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
C.Sistem Konduksi Jantung
Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan terjadinya kontraksi otot
jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf pusat melalui system syaraf autonom
hanya mempengaruhi irama kontraksi jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi
sedangkan syaraf parasimpatis menghamabt kontraksi. System kontraksi jantung terdiri atas :
Nodus Sinoatrialkularis (NSA) terletak pada atrium kanan dan dikenal sebagai pacemaker karena
impuls untuk kontraksi dihasilkan oleh nodus ini.
Nodus Atrioventrikularis (NAV) terletak antara atrium dan ventrikel kanan berperan sebagai
gerbang impuls ke ventrikel.
Bundle His adalah serabut syaraf yang meninggalkan NAV.
Serabut Bundle Kanan Dan Kiri adalah serabut syaraf yang menyebar ke ventrikel terdapat pada
septum interventrikularis.
Serabut Purkinje adalah serabut syaraf yang terdapat pada otot jantung.

J. Pola Respon Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai
substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung,
dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang
mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung
merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung
manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada
sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung
bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang
melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia
merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung
itu sendiri dan bukan dari syaraf.

K. Struktur dan Karakteristik Arteri-Vena-Kapiler

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh
tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler, dan vena.

1. Pembuluh Arteri (Nadi)


Pada saat jantung berkontraksi (sistol), darah akan keluar dari bilik menuju pembuluh nadi
(arteri), sehingga arah aliran darah dalam arteri meninggalkan jantung. Pembuluh ini tebal,
elastis (diameternya dapat berubah sesuai kebutuhan) hal tersebut berfungsi untuk menjaga aliran
darah konstan dan tidak tersendat. Pembuluh tersebut memiliki sebuah katup yang disebut
valvula semilunaris yang berada tepat di luar jantung. Letak pembuluh nadi di dalam permukaan
kulit, namun denyutnya masih dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya kuat, sehingga jika
terluka darahnya memancar. Warna darah yang diangkutnya adalah merah segar. Darah dalam
arteri kaya akan O2, kecuali arteri paru-paru.

Pembuluh nadi tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu :


a. Lapisan pertama, berupa jaringan ikat yang kuat dan elastis.
b. Lapisan tengah, berupa otot polos yang berkontraksi secara tak sadar sehingga dapat menguah
diameter pembuluh nadi.
c. Lapisan ketiga, berupa jaringan endothelium yang melindungi jaringan di dalamnya.
2. Pembuluh Vena (Balik)
Pembuluh vena (balik) ditemukan oleh seorang ahli fisiologi dari inggris, yakni William
Harvey (1578–1657). Vena berfungsi untuk mengedarkan darah dari kapiler menuju jantung.
Dindingnya tipis dan kurang elastis. Pembuluh ini memiliki banyak katup yang berfungsi
mencegah darah mengalir kembali ke jantung. Letak pembuluh vena dekat dengan permukaan
kulit, denyutnya tidak dapat dirasakan. Tekanan darah di dalamnya lemah, sehingga jika terluka
darahnya menetes. Darah yang diangkut mengandung CO2, kecuali vena pulmonalis. Warna
darah yang diangkutnya adalah merah tua. Pembuluh vena yang masuk ke jantung yaitu :
a. Vena Cava Superior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian atas ke serambi kanan.
b. Vena Cava Inferior
Vena ini membawa darah yang mengandung CO2 dari tubuh bagian bawah ke serambi kanan.
c. Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2 dari paru – paru ke serambi kiri jantung.
3. Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang membentuk jalinan pembuluh di seluruh
jaringan dan menjadi penghubung antara pembuluh nadi dan pembuluh balik. Fungsinya sebagai
tempat difusi oksigen, karbon dioksida, sari makanan, hormon, dan zat sisa.

L. Sirkulasi Fungsi Sistem Kardiovaskuler

Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonalis.

a. Sirkulasi Sistemik
1. Mengalirkan darah ke berbagi organ
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang

b. Sirkulasi Pulmonal
1. Hanya mengalirkan darah ke paru
2. Hanya berfungsi untuk paru
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4. hanya sedikit mengalai tahanan
5. Kolom hidrostatik pendek

c. Sirkulasi Koroner
Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium
melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:
1. Aktifitas
2. Denyut jantung
3. Rangsang sistem syaraf simpatis

M. Abnormalitas Darah, Jantung dan Pembuluh

a. Kelainan Pada Darah


1. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan
darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa. Luka bisa menyebabkan
kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah. Trombosit menyebabkan darah membeku,
menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya
kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah atau
hemorrhage.

2. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit ini
terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel darah
putih meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal.
3. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan (seperti
pada operasi).

4. Hemofilia, suatu kelainan herediter (keturunan) dengan tidak adanya mekanisme darah,
sehingga pasien dapat mengalami pendarahan yang parah sesudah luka kecil.

5. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh penyakit
yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV dari
makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain melalui sentuhan antara
darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut.

b. Kelainan Pada Jantung

1. Perikarditis,peradangan selaput pembungkus jantung dan kantong tempat jantung berada.


Selaput yang meradang mengeluarkan cairan yang berkumpul menjadi pembengkakan
perikardial yang menyukarkan gerakan jantung.

2. Endokarditis, peradangan pada endokardium

c. Kelainan Pada Pembuluh

1. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran arteri, tampak seperti
tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang mengakibatkan gejala tekanan atau dapat pula
robek.
2. Arteritis, peradangan pada arteri
3. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan dengan hipertensi.
4. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota gerak bawah, yang
menyebabkan rasa baal, pemucatan dan sakit.
5. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau pelukaan.
6. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena
7. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok
8. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan perdarahan hebat.

N. Integrasi dengan Sisten Lain


BAB III

SIMPULAN

Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi
sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
a)Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat
mengalir ke jaringan.
b)Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke
seluruh tubuh.
c)Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke
seluruh tubuh.

http://diskusiasistenapoteker.blogspot.co.id/2013/03/anatomi-fisiologi-manusia-sistem_26.html

A. LATAR BELAKANG

Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa
darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunanicardia untuk jantung.Jantung adalah salah satu
organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.

Jantung merupakan organ dalam manusia yang berfungsi untuk memompa darah
keseluruh tubuh. Jantung memiliki bagian – bagian tertentu dengan fungsi tersendiri.

B. TUJUAN

1. Mengetahui letak jantung


2. Mengetahui bagian – bagian jantung beserta fungsinya
3. Mengetahui lapisan jantung
4. Mengetahui kerja jantung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler atau sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk

mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem

kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi

darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan

melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler

berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi

sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.

Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh

organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan

kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.

Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari

kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung

memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar

kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada

kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.


Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat

memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga

mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik.

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya

adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan

bilik.

B. Tujuan Penulisan

Ø Tujuan Umum

Mengetahui secara umum tentang Fisiologi System Cardiovaskuler.

Ø Tujuan Khusus

· Untuk mengetahui fungsi sistem cardiovascular dan pengontrolan curah jantung

· Untuk mengetahui regulasi tekanan darah dan mekanisme jantung sebagai pompa

· Untuk mengetahui sistem konduktivitas jantung dan elektrofisiologi

· Untuk mengetahui sirkulasi sistem cardiovascular dan darah


BAB II

PEMBAHASAN

FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling

terkait. Gelombang rangsang listrik tersebar melalui nodus SA m elalui sistem konduksi

menuju miokardium untuk merangsang konduksi otot. Rangsangan listrik ini disebut

depolarisasi dan diikuti perubahan listrik kembali yang disebut repolarisasi. Respon

mekaniknya adalah sistolik (kontraksi otot) dan diastolik (relaksasi otot). Aktivitas

listrik sel yang dicatat secara grafik melalui elektroda intrasel memperlihatkan bentuk

khas yang disebut potensial aksi. Dua jenis potensial aksi utama ±respon cepat dan

respon lambat- digolongkan berdasarkan kekuatan depolarisasi primer, baik saluran

Na+ cepat atau saluran Ca++ lambat. Potensial aksi respon cepat ditemukan pada sel

otot atrium dan ventrikel serta serabut Purkinje. Potensial aksi respon lambat pada

nodus SA dan AV. Nodus SA, nodus AV, dan serabut Purkinje mampu melakukan

eksitasi sendiri (automatisasi). Nodus SA merupakan pacemaker jantung yang

dominan dengan kecepatan intrinsik 60 sampai 100 dpm. Kecepatan intrinsik nodus AV

dan serabut Purkinje masing-masing secara berurutan adalah 40 sampai 60 dpm dan

15 sampai 40 dpm. (Wilson, 2005) Aliran darah melalui perifer dipengaruhi oleh

mekanisme pengaturan instrinsik dan ekstrinsik. Mekanisme pengaturan ekstrinsik

yang utama adalah saraf simpatis. Pengaturan intrinsik aliran darah diatur oleh keadaan

jaringan lokal dan sangat penting dalam optimasi aliran darah ke otak dan jantung.
Aliran darah melalui pembuluh darah bergantung pada variabel yang berlawanan:

perbedaan tekanan antara dua ujung pembuluh dan resistensi terhadap aliran. Hubungan

variabel ini paling baik diyunjukkan dengan hukum Ohm: Q = P / R. Berdasarkan

hukum Ohm, aliran darah atau curah jantung, merupakan fungsi perbedaan tekanan

dalam sistem pembuluh darah (MAP dikurang RAP), dan keadaan pembuluh resisten.

Dilatasi arteriol menyebabkan penurunan resistensi dan peningkatan aliran darah.

Sebaliknya, kontriksi arteriol meningkatkan peningkatan resistensi dan penurunan aliran

darah. (Wilson, 2005)

A. Fungsi System Cardiovaskuler Dan Pengontrolan Curah Jantung

Ø Fungsi System Cardiovaskuler

Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan

nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara

normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup

sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang

berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons

seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar

aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada

organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.

Komponen Sistem Kardiovaskular

Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
ü Jantung, sebagai organ pemompa.

ü Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.

ü Pembululi darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.

Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dengan baik agar seluruh jaringan dan organ

tubuh menerima suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem

konduksi, suplai darah, dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar sistem

kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut bekerja bersama-sama

dan memengaruhi denyutan, tekanan, dan volume pompa darah untuk menyuplai aliran darah ke

seluruh jaringan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh.

Ø Pengontrolan Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit.

Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5 L per

menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada perempuan.

ü Perhitungan curah jantung

Curah jantung = frekuensi jantung x isi sekuncup

ü Faktor-faktor utama yang mempengaruhi curah jantung

· aktivitas berat memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang

berlatih mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk

memperbesar curahnya.
· Aliran balik vena ke jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya

berdasarkan alasan berikut:

o peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic

o peningkatan volume diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel

o semakin banyak serabut oto jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi (dalam

batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya konstraksi semakin besar. Hal

ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.

· Faktor yang mendukung aliran balik vena dan memperbesar curah jantung

o pompa otot rangka. Vena muskular memiliki katup-katup, yang memungkinkan darah hanya

mengalir menuju jantung dan mencegah aliran balik. Konstraksi otot-otot tungkai membantu

mendorong darah kea rah jantung melawan gaya gravitasi.

o Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negative dalam rongga toraks menghisap

udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.

o Reservoir vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam limpa, hati, dan

pembuluh besar, kembali ke jantung saat curah jantung turun.

o Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.

· Faktor-faktor yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung

o perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak, memindahkan darah dari sirkulasi

pulmonary ke vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada frekuensi jantung dan tekanan darah

dapat mengatasi pengurangan aliran balik vena.


o Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan volume darah rendah)

mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.

o Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa ventrikel

bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin besar tahanan yang

harus dihadapi ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit curah jantungnya.

· Pengaruh tambahan pada curah jantung

o Hormone medular adrenal.

Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontraksi

sehingga curah jantung meningkat.

o Ion.

Konsentrasi kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan interstisial mempengaruhi

frekuensi dan curah jantungnya.

o Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah jantungnya.

o Penyakit kardiovaskular.

`Beberapa contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif

dan curah jantung berkurang, meliputi:

1. Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah koroner, pada akhirnya

akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.


2. Penyakit jantung iskemik, supali darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya terjadi

akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal jantung.

3. Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu penurunan tiba-tiba pada

suplai darah ke miokardium.

4. Penyakit katup jantung akan mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan

aktivitas (Ethel, 2003: 236-237).

B. Regulasi Tekanan Darah Dan Mekanisme Jantung Sebagai Pompa

Ø Regulasi Tekanan darah

ü Sistem Saraf

Sistem saraf mengontrol tekanan darah dengan mempengaruhi tahanan pembuluh darah

perifer. Dua mekanisme yang dilakukan adalah mempengaruhi distribusi darah dan

mempengaruhi diameter pembuluh darah. Umumnya kontrol sistem saraf terhadap tekanan darah

melibatkan: baroreseptor dan serabut2 aferennya, pusat vasomotor dimedula oblongata serta

serabut2 vasomotor dan otot polos pembuluh darah. Kemoreseptor dan pusat kontrol tertinggi

diotak juga mempengaruhi mekanisme kontrol saraf.

Pusat Vasomotor mempengaruhi diameter pembuluh darah dengan mengeluarkan

epinefrin sebagai vasokonstriktor kuat, dan asetilkolin sebagai vasodilator. Baroresptor, berlokasi

pada sinus karotikus dan arkus aorta. Baroresptor dipengaruhi oleh perubahan tekanan darah

pembuluh arteri. Kemoresptor, berlokasi pada badan karotis dan arkus aorta. Kemoreseptor

dipengaruhi oleh kandungan O2, CO2, atau PH darah.


ü Kontrol Kimia

Selain CO2 dan O2, sejumlah kimia darah juga membantu regulasi tekanan darah melalui

refleks kemoreseptor yang akan dibawa ke pusat vasomotor. Hormon yang mempengaruhi:

epinefrin dan norepinefrin, Natriuretik Atrial, ADH, angiotensin II, NO, dan alkohol.

Ø Mekanisme Jantung Sebagai Pompa

Siklus jantung sebagai pompa berkaitan dengan kontraksi dan pengosongan ventrikel

yang disebut sistole, serta pengisian dan relaksasi ventrikel yang disebut diastole. Ketika atrium

berkontraksi maka ventrikel sedang relaksasi dan sebaliknya atrium relaksasi maka disitu

ventrikel sedang berkontraksi.

Diawali darah dari seluruh tubuh masuk melalui vena cava superior dan vena cava

inferior menuju atrium kanan kemudian masuk ke ventrikel kanan dan ke pembuluh arteri

pulmonalis menuju paru untuk didifusi dan oksigenasi dialirkan menuju atrium kiri, kemudian

ventrikel kiri kemudian ke aorta didistribusikan ke seluruh jaringan.

Dalam siklusnya, jantung menghasilkan dua suara. Suara jantung I (lubb), yaitu suara

yang ditimbulkan oleh penutupan dari valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis (katup

atrioventrikular), menimbulkan suara panjang. Suara jantung II (dupp), yaitu suara yang

ditimbulkan oleh penutupan dari valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris pulmonal,

menimbulkan suara pendek dan tajam.

Katup-katup tersebut akan membuka dan menutup secara pasif disebabkan oleh

perbedaan tekanan antara atrium dengan ventrikel, maupun antara ventrikel dengan aorta ataupun

trunkus pulmonalis.
Secara klinis, sistole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung I dengan suara

jantung II, sedangkan diastole adalah periode yang terjadi diantara suara jantung II dengan suara

jantung I. Fase diastole juga disebut sebagai fase pengisian, fase relaksasi (katup mitral dan

trikuspid terbuka). Sedangkan pada fase sistolik katup aorta dan pulmonal membuka, sementara

katub mitral dan trikuspid yang menutup.

Siklus jantung sebagai pompa (Cardiac cycle), dimulai dari darah masuk melalui vena-

vena besar menuju atrium (hampir sama baik kiri dan kanan), lalu dari atrium itu darah akan

mengalir langsung ke dalam ventrikel melalui valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis yang

terbuka sebelum terjadi kontraksi atrium. Fase ini disebut fase pengisian pada diastolik (passive

ventricular fillingà mid-diastole atau rapid filling), dimana volume darah dari atrium yang masuk

ke ventrikel baru sebanyak 75%.

Selanjutnya, atrium akan berkontraksi dan memompa 25% darah lagi masuk ke dalam

ventrikel sehingga ventrikel menjadi penuh 100% atau sebesar 120 mL (Ending Diastolik

Volume), fase ini merupakan akhir dari diastole atau diastesis (pengisian ventrikel secara

lambat).

Kontraksi yang tadinya terjadi pada atrium (karena potensial aksi) akan menjalar

merangsang ventrikel (atrial kick). Miokardium dari ventrikel akan berkontraksi tetapi kedua

valvula semilunaris masih tertutup dan volume dari ventrikel masih tetap seperti sebelumnya.

Fase ini disebut dengan fase kontraksi isovolumetrik, dimana terjadi peningkatan tekanan pada

ventrikel melebihi tekanan pada atrium, akibatnya valvula bicuspidalis dan valvula tricuspidalis

jadi tertutup (menimbulkan suara jantung I).


Tekanan ventrikel yang meningkat akan menyebabkan kedua valvula semilunaris jadi

membuka, dimana tekanan ventrikel sinistra akan melebihi tekanan aorta saat mencapai sekitar

80 mmHg, sedangkan tekanan ventrikel dextra akan melebihi tekanan arteri pulmonalis saat

mencapai sekitar 10 mmHg, inilah yang menyebabkan valvula semilunaris aorta dan valvula

semilunaris pulmonal jadi membuka. Pembukaan kedua valvula semilunaris tersebut akan

memulai fase ejeksi pada sistolik.

Pada fase ejeksi ini tekanan ventrikel sinistra dan aorta mencapai tekanan maksimum

yang berkisar 120 mmHg. Sebagian besar volume sekuncup akan dipompakan secara cepat

selama fase awal, dan kecepatan aliran pada aorta akan meningkat hingga mencapai maksimum.

Tekanan ventrikel tersebut kemudian mulai turun (volume sekuncup yang tersisa dipompakan

lebih lambat) sampai akhirnya di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis, ini menyebabkan

kedua valvula semilunaris menutup (menimbulkan suara jantung II). Dari fase ini tidak semua

darah dipompa keluar dari ventrikel menuju aorta dan arteri pulmonalis, tapi ada darah yang

masih tersisa dalam ventrikel sebagai volume residu yang banyaknya sekitar 40 mL (Ending

Sistolik Volume). Perlu diingat bahwa pada fase ejeksi ini valvula atrioventrikular tetap tertutup

agar ketika darah dipompa ventrikel ke aorta dan arteri pulmonalis dengan tekanan yang besar

darah tersebut tidak kembali ke atrium.

Diastole sekarang dimulai dengan fase relaksasi isovolumetrik, pada fase ini kedua

valvula semilunaris dan valvula atrioventrikular masih tertutup, miokardium pun mengalami

relaksasi. Pada fase ini darah dari atrium telah terisi kembali karena ada suatu proses yang

menghasilkan efek menghisap akibat turunnya tekanan valvula atrioventrikular selama fase

ejeksi sebelumnya. Tekanan ventrikel pun menurun tajam sedangkan sebaliknya, tekanan atrium
telah naik (karena darah yang telah masuk ke atrium), hal ini menyebabkan valvula bicuspidalis

dan valvula tricuspidalis terbuka kembali.

Setelah valvula atrioventrikular tersebut terbuka, darah dari atrium mengalir ke ventrikel

tanpa kontraksi dari atrium, jadi pada fase ini siklus jantung sebagai pompa kembali pada fase

pengisian pada diastolik dan seterusnya berurutan melewati fase-fase seperti yang sudah

dijelaskan di atas.

C. System Konduktifitas Jantung Dan Elektrofosiologi

Ø Sistem Konduktifitas Jantung

Didalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik,

jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus, yaitu sebagai berikut :

1. Otomatisasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan

2. Ritmisasi : pembangkitan impuls yang teratur

3. Konduktifitas : kemampuan untuk menyalurkan impul

4. Daya rangsang : kemampuan untuk menanggapi stimulasi

Berdasarkan sifat-sifat tersebut diatas, maka secara spontan dan teratur jantung akan

menghasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system hantar untuk merangsang otot

jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls dimaulai dari nodus SA, nodus

AV, sampai keserabut purkinje.


ü Simpul/Nodus Sino-Atrial (Sa)

Simpul Sino-Atrial (SA) merupakan kepingan berbentuk sabit dari otot yang mengalami

spesialisasi dengan lebar kira-kira 3 mm dan panjang 1 cm, simpul ini terletak pada dinding

posterior atrium kanan tepat dibawah dan medial terhadap muara vena kava superior, serabut-

serabut simpul ini masing-masing bergaris tengah 3 – 5 mikron, berbeda dengan serabut otot

atrium sekitarnya yang bergaris tengah 15-20 mikron. Tetapi, serabut SA berhubungan langsung

dengan serabut atrium sehingga setiap potensial alksi yang mulai pada simpul SA segera

menyebar keatrium.

Disebut pemacu alami karena secara teratur mengeluarkan aliran listrik impuls yang

kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal, impuls yang

dikeluarkan frekuensinya 60-100 kali/menit. Respon dari impuls SA memberikan dampak pada

aktifitas atrium. SA node dapat menghasilkan impuls karena adanya sel-sel pacemaker yang

mengeluarkan impuls secara otomatis. Sel ini dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis.

Irama otomatis serabut sinoatrial. Sebagian terbesar serabut jantung mempunyai kemampuan

eksitasi sendiri suatu proses yang dapat menyebabkan berirama otomatis. Ini terutama terjadi

pada serabut-serabut system penghantar peroses jantung. Bagian system ini yang terutama

menunjukkan eksitasi sendiri adalah serabut simpul SA. Berdasarkan alasan ini simpul SA

biasanya mengatur kecepatan denyut seluruh jantung. Serabut SA sedikit berbeda dari sebagian

terbesar serabut otot jantung lainnya, yaitu hanya mempunyai potensial membrane istirahat dari

55 – 60 mvolt, dibandingkan dengan 85-95 mvolt pada sebagian terbesar serabut lainnya,
potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membrane yang mudah ditembus oleh

ion natrium. Kebocoran natrium ini juga yang menyebabkan eksitasi sendiri dari serabut SA.

ü Lintasan Internodal Dan Penghantaran Impuls Jantung Keseluruh Atrium

Ujung serabut simpul SA bersatu dengan serabut otot atrium yang ada disekitarnya, dan potensial

aksi yang berasal dari simpul SA berjalan keluar, masuk serabut tersebut. Dengan jalan ini,

potensial aksi menyebar keseluruh masa otot atrium dan akhirnya juga kesimpul AV. Kecepatan

penghantaran dalam otot atrium sekitar 0,3 meter/detik. Tetapi penghantaran sedikit lebih cepat

dalam beberapa berkas kecil serabut otot atrium, sebagian diantaranya berjalan langsung dari

simpul SA kesimpul AV dan menghantarkan impuls jantung dengan kecepatan sekitar 0,45-0,6

meter/detik. Lintasan ini yang dinamakan lintasan intermodal.

ü Simpul/Nodus Atrioventrikular (Av)

Letaknya didalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan tepat diatas katup trikuspidalis

dekat muara sinus koronarius, serabut simpul AV bila tidak dirangsang oleh suatu sumber dari

luar ,mengeluarkan impuls dengan kecepatan berirama intrinsic 40 – 60 kali/menit. AV node

mempunyai dua fungsi penting sebagai berikut :

1. Impuls jantung ditahan disini selama 0,1 atau 100 ml/detik, untuk memungkinkan pengisian

ventrikel selama atrium berkontraksi

2. Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel.

Penundaan penghantaran pada simpul AV, system penghantaran diatur sedemikian rupa sehingga
impuls jantung tidak berjalan dari atrium ke ventrikel terlalu cepat, ini member peluang bagi

atrium untuk mengosongkan isinya kedalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel mulai.

Terutama simpul AV dan serabut penghantar penyertanya bahwa penundaan penghantaran

impuls ini dari atrium ke ventrikel.

ü Bundle His

Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke sistem bundle branch

ü Bundle Branch

Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi dua bagian berikut.

1. Right bundle branch ( RBB/ cabang kanan ), mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan

2. Leaft bundle branch ( LBB/ cabang kiri ), yang terbagi dua yaitu :

· Deviasi kebelakang (left posterior vesicle) menghantarkan impuls ke endokardium ventrikel

kiri bagian posterior dan inferior

· Deviasi kedepan (left anterior vesicle) menghantarkan impuls ke endokardium ventrikel kiri

bagian anterior dan superior.

ü Sistem Purkinje

Merupakan bagian ujung dari bundle branch. Menghantarkan atau mengirimkan impuls

menuju lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga terjadi depolarisasi yang diikuti oleh

kontraksi ventrikel.
Serabut purkinje yang meninggalkan simpul AV melalui berkas AV dan amsuk kedalam

ventrikel mempunyai sifat-sifat fungsional yang sangat berlawanan dengan sifat-sifat fungsional

serabut simpul AV, serabut purkinje mengeluarkan impuls dengan kecepatan antara 20 – 40

kali/menit, serabut ini merupakan serabut yang sangat besar, bahkan lebih besar dari pada

serabut otot ventrikel normal, dan serabut ini menghantarkan impuls dengan kecepatan 1,5 – 4

meter/detik, suatu kecepatan sekitar 6 kali kecepatan dalam otot jantung biasanya dan 150 kali

kecepatan dalam serabut sambungan. Hal ini memungkinkanpenghantaran impuls jantung yang

sangat cepat keseluruh system ventrikel.

Distribusi serabut-serabut purkinje didalam ventrikel. Serabut purkinje, setelah berasal

dari dalam simpul AV, membentuk berkas AV, yang kemudian menyusup melalui jaringan

fibrosa diantara katup-katup jantung dan kemudian kedalam system ventrikel. Berkas AV

hamper segera membagi diri kedalam cabang-cabang berkas kanan dan kiri yang terletak di

bawah endokardium sisi septum masing-masing. Tiap-tiao cabang ini berjalan kebawah menuju

apeks ventrikel masing-masing, tetapi kemudian membagi menjadi cabang-cabang kecil

dantersebar di sekitar tiap-tiap ruang ventrikel dan akhirnya kembali kedasar jantung sepanjang

dinding lateral. Serabut Purkinje terminal menenbus massa otot untuk berakhir pada serabut otot.

Dari saat inpuls jantung pertama-tama memasuki berkas AV sampai ia mencapai ujung serabut

purkinje, waktu total yang berlalu hanya 0,03 detik. Jadi, sekali suatu inpuls jantung memasuki

system purkinje, ia menyebar hamper dengan segera keseleruh permukaan endokardium otot

ventrikel.
ü Pengaturan Eksitasi Dan Penghantaran Didalam Jantung

Simpul Sa Sebagai Pemacu Jantung

Pembangkitan dan penghantaran impuls jantung keseluruh bagian jantung, dalam

keadaan normal impuls muncul dari simpul SA. Tetapi ini tidak perlu terjadi dalam keadaan

abnormal, karena bagian-bagian lainnya dari jantung dapat memperlihatkan kontraksi berirama

dengan cara yang sama seperti serabut simpul SA, ini terutama terjadi pada simpul AV dan

serabut purkinje.

Serabut simpul AV, bila tidak dirangsang oleh suatu sumber dari luar, mengeluarkan

impuls dengan kecepatan berirama intrinsic 40-60 kali/menit, dan serabut purkinje mengeluarkan

impuls diantara 20 – 40 kali/menit. Kecepatan ini berbeda dengan kecepatan normal simpul SA

sebesar 60 -100 kali/menit.

Frekwensi simpul SA jauh lebih besar dari pada simpul AV atau serabut purkinje. Setiap

kali simpul SA mengeluarkan impuls, impulsnya dihantarkan ke serabut AV dan purkinje,

sehingga melepaskan muatan membrane peka rangsang mereka. Kemudian semua jaringan ini,

seperti juga simpul SA, kembali dari potensial aksi dan menjadi sangat terhiperpolarisasi. Tetapi

simpul SA kehilangan hiperpolarisasi ini jauh lebih cepat dari pada dua lainnya dan

memancarkan impuls baru sebelum salah satu dari dua lainnya dapat mencapai ambang mereka

untuk eksitasi sendiri. Impuls baru ini sekali lagi melepaskan muatan simpul AV dan serabut

purkinje. Proses ini berlangsung terus menerus, simpul SA selalu merangsang jaringan-jaringan

lain yang mempuanyai potensi untuk eksitasi sendiri sebelum eksitasi sendiri itu dapat benar-

benar terjadi. Jadi, simpul SA mengatur denyut jantung karena kecepatan impuls beriramanya
lebih besar dari pada bagian jantung lainnya. Oleh karena itu, dikatakan bahwa simpul SA

merupakan pemacu jantung normal.

ü Pemacu Jantung Abnormal (Ektopik)

Kadang-kadang suatu bagian jantung lain mengeluarkan impuls berirama yang lebih

cepat dari pada simpul SA. Misalnya ini sering terjadi didalam simpul AV atau serabut purkinje.

Dalam salah satu kasus ini, pemacu jantung beralih dari simpul SA ke simpul AV atau serabut

purkinje yang pekah rangsang. Kadang;kadang suatu tempat didalam otot atrium atau ventrikel

mengembangkan kepekaan berkelebihan dan menjadi pemacu jantung. Suatu pemacu jantung

ditempat lain dari pada simpul SA disebut suatu pemacu jantung ektopik.

ü Penyebaran Eksitasi Jantung

Depolarisasi yang dimulai pada SA node disebarkan secara radial ke seluruh atrium,

kemudian semuanya bertemu di AV node. Seluruh depolarisasi atrium berlangsung selama kira-

kira 0,1 detik. Oleh karena itu hantaran di AV node lambat maka terjadi perlambatan kira-kira

0,1 detik (perlambatan AV node) sebelum eksitasi menyebar keventrikel. Perlambatan ini

diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis yang menuju jantung dan akan memanjang akibat

perangsangan vagus. Dari punjak septum, gelombang depolarisasi menyebar secara cepat

didalam serat penghantar purkinye ke semua bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik. Pada

manusia, depolarisasi otot ventrikel di mulai pada sisi kiri septum interventrikuler dan bergerak

pertama-tama kekanan menyebrangi bagian septum. Gelombang depolarisasi kemudian

menyebar kebagian bawah septum menuju apeks jantung. Setelah itu kembali sepanjang dinding

ventrikel ke alur AV, kemudian terus berjalan dari permukaan endokardium ke epikardium.
ü Elektro Kardiogram

Sewaktu gelombang impuls berjalan melalui jantung, arus listrik menyebar kedalam

jaringan disekitar jantung, dan sebagian kecil menyebar kesemua arah permukaan tubuh. Bila

elektroda ditempatkan dipermukaan tubuh pada sisi yang berhadapan dengan jantung, potensial

listrik yang dibangkitkan oleh jantung dapat direkam, rekaman ini dikenal sebagai

elektrokardiogram (EKG).

ü Sifat-Sifat Elektrokardiogram

Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan

sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya merupakan 3 gelombang tersendiri, gelombang

Q, gelombang R dan gelombang S, kesemuanya disebabkan oleh lewatnya impuls jantung

melalui ventrikel ini. Dalam EKG yang normal, gelombang Q dan S sering sangat kurang

menonjol dari pada gelombang R dan kadang-kadang tidak ada, tetapi walau bagaimanapun

gelombang ini masih di kenal sebagai kompleks QRS.

Gelombang P disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu atrium mengalami

depolarisasi (kondisi dimana terjadi proses penyebaran impuls/sinyal pada jantung) sebelum

berkontraksi.

Gelombang QRS disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan ketika ventrikel

mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi, oleh karena itu gelombang P dan komponen-

komponen kompleks QRS adalah gelombang/fase depolarisasi.


Gelombang Q : defleksi (merupakan penyebaran proses depolarisasi) negatif pertama

sesudah gelombang P dan yang mendahului defleksi R, dibangkitkan oleh depolarisasi

permulaan ventrikel.

Gelombang R : defleksi positif pertama sesuadah gelombang P dan yang ditimbulkan

oleh depolarisasi utama ventrikel.

Gelombang S : defleksi negatif sesudah defleksi R.

Gelombang T disebabkan oleh arus listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel kembali

dari keadaan depolarisasi, proses ini terjadi didalam otot ventrikel sekitar 0,25 detik setelah

depolarisasi, dan gelombang ini dikenal sebagai suatu gelombang repolarisasi (kondisi dimana

otot-otot jantung tidak melakukan aktifitas/istirahat)

ü Voltase Dan Kalibrasi Waktu Pada Elektrokardiogram

Interval P – Q jangka waktu diantara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang

QRS adalah interval diantara permulaan konraksi atrium dan permulaan kontraksi permulaan

ventrikel. Periode waktu ini disebut interval P – Q. interval ini normalnya sekitar 0,16 detik,

interval ini kadang-kadang juga disebut Interval P – R gelombang Q sering tidak ada.

Interval Q – T. kontraksi ventrikel pada dasarnya berlangsung diantara permulaan gelombang Q

dan akhir gelombang T, interval waktu ini disebut interval Q – T dan biasanya kira-kira 0,30

detik.

Ø Elektrofisiologi
Aktivitas listrik dari jantung merupakan akibat perubahan-perubahan permeabilitas membrab

sel, yang memungkinkan pergerakan ion-ion melalui membrane tersebut dan mengubah muatan

listrik relative sepanjang membrane sel.

Ion keluar masuk melalui kanal cepat dank anal lambat. Ada 3 ion yang sangat berperan yaitu

K, Na, Ca. Kalium merupakan kation utama intra sel, sedangkan diekstrasel adalah Calsium.

Potensial Aksi

Terdiri dari 5 fase elektrofisiologi:

1. Fase istirahat- fase 4: pada keadaan istirahat bagian dalam sel relative negative sedangkan

bagian luar relative positif. Membrane sel akan lebih permeable terhadap kalium dibandingkan

natrium, karena itu sejumlah kecil ion K akan merembes keluar(dari kadar yang tinggi ke kadar

yang rendah K). dengan hilangnya ion K dari intrasel maka bagian dalam sel menjadi relative

negative.

2. Depolarisasi cepat- fase 0(upstroke): depolarisasi sel adalah akibat permebilitas membrane

terhadap natrium sangat meningkat. Na diluar sel akan mengalir cepat masuk ke dalam sel

melalui saluran cepat sehingga mengubah muatan negative di sepanjang membrane sel, bagian

luar menjadi negative dan bagian dalam menjadi positif.

3. Repolarisasi parsial-fase 1 (spike): segera sesudah depolarisasi maka terjadi sedikit perubahan

mendadak dari kadar ion dan timbul suatu muatan listrik relative. Tambahan muatan negative di

dalam sel menyebabkan muatan positif nya agak berkurang. Sebagai efeknya sebagian sel itu

mengalami repolarisasi. Terjadi inaktifasi dari saluran cepat Na.


4. Plateu-fase 2: suatu plateu yang sesuai dengan periode refarkter absolute miokardium. Pada

fase ini tidak terjadi perubahn muatan listrik melalui membaran sel. Jumlah ion yg keluar masuk

dalam posisi keseimbangan. Plateu terutama disebabkan oleh aliran ion kalsium kedalam sel

secara perlahan dibantu juga oleh gerakan ion Na sedikit demi sedikit melalui saluran lambat.

Gerakan muatan positif ke dalam ini diimbangi oleh gerakan ion K ke luar.

5. Repolarisasi cepat-fase 3(downstroke): selama repolarisasi cepat maka aliran muatan kalsium

dan natrium ke dalam sel di inaktifkan dan permeabilitas membrane terhadap kalium sangat

meningkat, kalium keluar sel dengan demikian mengurangi muatan positif didalam sel. Bagian

dalam sel akhirnya kembali ke keadaan negative dan bagian luar relative positif. Distribusi ion

pada keadaan istirahat dipulihkan kembali melalui kegitan kontinyu pompa Na-K yang dengan

aktif memindahkan kalium ke dalam sel dan Natrium ke luar sel.

D. Sirkulasi System Cardiovaskuler Dan Darah

Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran

darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu sirkulasi sistemik dan

sirkulasi pulmonal.

Ø Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara

jantung dan paru-paru. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri

pulmonalis. Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk

dibuang melalui paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru

dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.


Ø Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri)

ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh

melalui aorta, kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang

tersebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui

vena cava.

Ø Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan

dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari

ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola dan kapiler.

Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui vena (pembuluh balik).

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Fisiologi Sistem Cardiovaskuler merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk

mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada diseluruh tubuh. Sistem

kardiovaskuler terdiri dari dua sistem, yaitu sistem jantung dan vasa darah. Sistem sirkulasi

darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk mempompa darah yang kemudian dialirkan

melalui aorta dan diteruskan ke cabang – cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler

berhubungan erat dengan darah dimana masing – masing darah memiliki tugas atau fungsi

sendiri – sendiri dan saling berkaitan satu sama lain.

Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh

jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap

jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga

jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang

berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons

seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar

aktivitas jaringan dapat terpenuhi.

B. Saran

Dilihat dari fungsi serta manfaatnya pada tubuh, tentulah jantung sangat berharga. Oleh

karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak ataupun mengalami gangguan,
perbiasakanlah hidup sehat serta mengurangi kegiatan yang dapat membuat jantung bekerja lebih

cepat dari normalnya.

Di samping itu, kurangilah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak

dan perbanyaklah mengkonsumsi buah serta makanan yang memenuhi standar (gizi seimbang),

dan lakukanlah olahraga dan istirahat yang cukup.

http://milanjodhy.blogspot.co.id/2012/06/makalah-sistem-cardiovaskuler.html

BAB II
JANTUNG

A. PENGERTIAN JANTUNG

Jantung merupakan organ muscular berbentuk kerucut yang berongga.Panjangnya sekitar


10 cm dan berukuran satu kepalan tangan pemiliknya.Berat jantung sekitar 225gram pada wanita
dan 310gram pada pria.

Jantung berada pada rongga thoraks diarea mediastinum ( rongga antara paru ). Jantung
terletak obliq.Letak jantung lebih condong ke sisi kiri daripada kannan tubuh, dan terdiri atas sisi
apeks atau bagian atas dan basal atau bagian bawah. Apeks terletak sekitar 9cm kekiri garis tegah
pada tinggi ruang intercosta kelima, yakni sedikit dibawah putting susu dan sedikit lebih dekat
garis tengah. Basal berada setinggi iga kedua.

B. BAGIAN BAGIAN JANTUNG

1. LAPISAN JANTUNG
Jantung terdiri atas 3 lapisan jaringan yaitu : pericardium, endokardium dan miokardium.

a. Perikardium
Memiliki dua sakus atau kantong pembungkus.Sakus terluar terdiri atas jaringan fibrosa,
sedangkan sakus terdalam terdiri atas lapisan membrane serosa ganda.Sakus fibrosa terluar melas
ketunica adventisia dari pembuluh darah besar diatasnya dan melekat hingga diafragma
dibawahnya.Sakus ini tidak elastic dan sifat fibrosa menceggah distensi jantung berlebihan.
Lapisan luar membrane serosa,pericardium parietal, melapisi sakus fibrosa. Lapisan dalam,
pericardium visceral, atau epikardium yang berlanjut ke pericardium parietal, melekat pada otot
jantung. Membrane serosa dilapisi sel epitel gepeng.Sel ini mensekresi cairan serosa kedalam
ruang diantara lapisan parietal dan viscera, yang memungkinkan gerakan halus antar keduanya
saat jantung berdetak.

b. Endokardium
Endokardium melapisi bilik katub jantung.Lapisan ini merupakan membrane yang
tampak mengkilap, halus dan tipis yang memungkinkan aliran darah yang lancer kedalam
jantung.Lapisan ini terdiri atas sel epithelium gepeng dan berlanjut kepembuluh darah yang
melapisi endothelium.

c. Miokardium
Miokardium terdiri atas otot janutng.Gerakan otot jantung involunter.Setiap serat sel
memiliki satu inti sel dan satu atau lebih cabang.Miokardium paling tebal pada bagian apeks dan
paling tipis pada bagian basal.Hal ini menunjukkan beban kerja tiap bilik berperan dalam
memompa darah.Miokardium paling tebal dibagian ventrikel kiri, yang memiliki beban kerja
paling besar.
Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh cicin jaringan vibrosa yangtidak mengkonduksi
inplus listrik.Akibatnya, saat aktivitas gelombang listrik melalui otot atrium, gelombang ini dapat
menyebar ke ventrikel melalui konduksi system yang menjembatani cicin vibrosa dari atrium ke
ventrikel.

2. RUANG JANTUNG
Jantung dibagi menjaadi sisi kanan dan sisi kiri yang dilapiskan oleh septum.saat lahir, darah
dari satu sisi kesisi lain tidak dapat langsung menyeberangi septum. Setiap sisi dipisahkan oleh
katup atrioventrikular ke serambi atas yaitu atrium, dan bilik bawah yaitu ventrikel. Katup
atrioventricular di bentuk oleh lipatan ganda endokardium yang diperkuat oleh jaringan fibrosa
mkecil.katup atrioventrikular kanan ( katuptricuspid) memiliki 3 pintu ( lembar daun katup) ,
sedangkan katup atrioventrikular kiri ( katup nitral) memiliki 2 pintu ( lembar daun katup ).
Aliran darah dijantung adalah 1 arah : darah masuk ke jantung via atrium dan melalui ventrikel
dibawahnya.
Katup antara atrium dan ventrikel membuka dan menutup secara pasif sesuai perubahan
tekanan dalam bilik.Katup membuka saat tekanan dalam atrium lebih besar daripada ventrikel.
Saat sistol ventricular (kontraksi ), tekanan diventrikel naik melebihi atrium dan katup menutup,
mencegah aliran balik ke jantung.
Jantung terdiri dari 4 ruang :
a. Atrium Kanan
Terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan
kecuali paru Vena cava superior dan Inferior membawa darah dari seluruh tubuh ke
jantung.Sinus koroner membawa kembali darah dari dindin jantung itu sendiri.

b. Atrium Kiri
Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi
dindingnya lebih tebal.Menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah
teroksigenasi dri paru-paru.

c. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung.Darah meningalkan
ventrikel kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-
paru.

d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks jantung.Tebal dinding 3 kali tebal
dinding ventrikel kanan.Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh
bagian tubuh kecuali paru-paru.

3. KATUB JANTUNG
Memiliki 3 katub, yaitu :
a. Tricuspid
Terletak antara atrium kanan dan Ventrikel kanan.Memiliki 3 daun katup (kuspis)
jaringan ikat fibrosa irreguler yang dilapisi endokardium. Bagian ujung daun katub yang
mengerucut melekat pada korda tendinae, yang melekat pada otot papilaris. Chorda tendinae
mencegah pembalikan daun katub ke arah belakang menuju atrium. Jika tekanan darah pada
atrium kanan lebih besar daripada tekanan arah atrium kiri, daun katub tricuspid terbuka dan
darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan
lebih besar dari tekanan darah di atrium kanan, daun katub akan menutup dan mencegah aliran
balik ke dalam atrium kanan.

b. Bicuspid ( mitral )
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini melekat pada Chorda tendinae dan
otot papilaris, fungsinya sama dengan fungsi katup tricuspid.

c. Semilunar aorta dan pulmonal


Terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus pulmonalis.Katup
semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus pulmonal.Katup semilunar aorta
terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
4. PEREDARAN DARAH JANTUNG
Peredaran darah jantung dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Peredaran darah besar


Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen
dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.Oksigen bertukar
dengan karbondioksida di jaringan tubuh.Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui
vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.

b. Peredaran darah kecil


Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan jantung menuju paru-
paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi kiri.Pada peredaran darah kecil inilah
darah melakukan pertukaran gas di paru-paru.Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil
oksigen dari alveoli paru-paru.Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini banyak
mengandung oksigen.

c. Aliran darah ke jantung


Dua vena besar tubuh , vena cava superior dan vena cava inferior, memompa darah ke
atrium kanan . Darah melalui katup tricuspid masuk ke ventrikel kanan, dan dari ventrikel kanan
dipompa masuk ke arteri pulmonalis atau trunkus ( satu-satunya arteri yang membawa darah
yang miskin oksigin ). Lubang arteri pulmonalis dijaga oleh katup pulmonal, yang dibentuk oleh
katup tricuspid semilunar.Katup ini mencegah aliran balik darah ke ventrikel kanan saat otot
ventrikel relaksasi. Setelah meninggalkan jantung, arteri pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri, yang membawa darah vena kedalam paru paru dimana pertukaran gas
terjadi: karbon dioksida diekskresikan dan oksigin diabsorbsi.
Dua vena pulmonalis dari setiap paru membawa darah yang kaya oksigin kembali ke
atrium kiri.Kemudian darah mengalir melalui katup mitral masuk ke ventrikel kiri, dan dari sini
darah dipompa ke aorta, arteri pertama dari sirkulasi umum.Pintu aorta dijaga oleh katup aortic,
yang dibentuk oleh katup tricuspid semilunar.
Dari rangkaian peristiwa ini dapt dilihat bahwa darah melewati sisi kanan msuk kesisi
kiri jantung melalui paru, atau sirkulasi pulmonal. Akan tetapi, harus didingat bahwa atrium
bekontraksi pada waktu yang sama dan hal ini diikuti oleh kontraksi simultan kedua ventrikel.
Lapisan dinding otot atrium lebih tipis daripada ventrikel.Hal ini sesuai dengan beban
kerja yang mereka lakukan, atrium biasanya dibantu oleh gravitasi men dorong tubuh hanya
melalui katup atrioventrikular ke ventrikel, dimana ventrikel secara aktif memompa darh ke paru
dan keseluruh tubuh.
Trunkus pulmonal keluar meninggalkan jantung dari bagian atas ventrikel kanan dan
aorta keluar meninggalkan jantung dari bagian atas ventrikel kiri.

d. Suplai darah ke jantung


Jantung diperdarahi oleh darah arteri, yaitu arteri koronaria kanan dan kiri yang
bercabang dari aorta dengan segera kebagian distal katup aortic. Arteri koronaria menerima
sekitar 5% darh yang di pompa dari jantung. Arteri koronaria terlihat melintasi jantung pada
akhirnya membentuk jaringan kapile yang luas.
Sebagian besar darah vena dikumpulkan ke sebagian vena kecil yang bergabung
membentuk sinus koroner , yang terbuka hingga ke atrium kanan. Sisanya langsung melalui
saluran vena kecil.

e. Siklus jantung
Fungsi utama jantung adalah mempertahankan sirkulasi darah yang konstan di seluruh
tubuh . Jantung bekerja sebagai pompa dan kerjanya terdiri dari atas serangkaian kejadian yang
disebut siklus jantung .Jumlah siklus jantung permenit berkisar 60-80 denyut. Siklus ini terdiri
atas : sistol atrial ( kontraksi atrium ), sistol ventricular ( kontraksi ventrikel), dan diastole
jantung komplet ( relaksasi atrium dan ventrikel.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jantung merupakan organ muscular berbentuk kerucut yang berongga.Panjangnya sekitar


10 cm dan berukuran satu kepalan tangan pemiliknya.Berat jantung sekitar 225gram pada wanita
dan 310gram pada pria.

Terletak di cavitas thoracis, antara kedua pulmo. Dibungkus oleh pericardium, yg terdiri
atas:

1. Pericardium fibrosum

2. Pericardium serosum, yang terdiri dari :


- lamina parietalis
- lamina visceralis (epicardium)

B. SARAN

Makalah ini ditujukan untuk semua orang dan para pembaca.Agar mengerti fisiologi dari
jantung dan memahamibagiana – bagianjantung serta mengetahui kerja jantung.

http://duniawarniregb2.blogspot.co.id/2013/10/sistem-kardiovaskuler.html

Anda mungkin juga menyukai