Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktk Pendidikan profesi


Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi

Disusun Oleh :

Isyeu Sintia

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI

BANDUNG

2021
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Konsep teori penyakit


1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya

beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain

seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan

darah makin besar resikonya. (Sylvia A. price dalam Nurarif & Kusuma,

2015:102).

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan

sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik

sama atau lebih besar 95 mmHg. ( Nasrin, 2003 ).

2. Anatomi dan fisiologi

Jantung merupakan organ muscular berbentuk kerucut yang


berongga. Panjangnya sekitar 10 cm dan berukuran satu kepalan
tangan pemiliknya. Berat jantung sekitar 225 gram pada wanita dan 310
gram pada pria. Jantung berada pada rongga thoraks diarea
mediastinum (rongga antara paru ). Letak jantung lebih condong ke sisi
kiri daripada kanan tubuh, dan terdiri atas sisi apeks atau bagian atas
dan basal atau bagian bawah. Apeks terletak sekitar 9 cm kekiri garis
tegah pada tinggi ruang intercosta kelima, yakni sedikit dibawah putting
susu dan sedikit lebih dekat garis tengah. Basal berada setinggi iga
kedua.
a. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009) Sistem kardiovaskuler terdiri dari
jantung, Vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama
sisitem Kardiovaskuler adalah menghantarkan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh
tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi.
1) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler ,
berotot dan berongga, terletak di rongga toraks bagian
mediastinum, diantara dua paru-paru. Bentuk jantung seperti
kerucut tumpul, pada bagian bawah disbut apeks, letaknya lebih
ke kiri dari garis medial, bagian tepinya pada ruang interkosta V
kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea medioclavikularis,
sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak pada kekanan
tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral sternum. Uuran
jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm.
beratnya sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar
310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
2) buluh darah
Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen
dikelilingi oleh dinding yang terdiri atas tiga lapisan :
a) Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan
langsung dengan darah. Terdiri atas lapisan dalam
endotelium yang dikelilingi berbagai jaringan ikat.
b) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot
berbagai serat elastik.
c) Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas
jaringan Ikat.

Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam


pembuluh darah yang membentuk sistem jalur-jalur tertutup :

1. mengangkut darah menjauhi jantung


a. elastik adalah arteri terbesar, meliputi aorta dan
cabangcabang terdekatnya. Mengandung banyak
jaringan ikat.
b. Arteri muskular dari arteri lastik dan mendistribusikan
darah ke berbagai bagian tubuh.
c. adalah pembuluh darah yang sangat kecil. Sebagian
besar arteriol mempunyai tiga tunika pada dindingnya,
otot polos yang memadai pada tunika medika.
2. Kapiler adalah pembuluh darah mikroskopik yang
mempunyai dinding sangat tipis. Hanya tunika intima yang
terdapat pada dinding ini. Sebagian dindingnya hanya
mengandung satu lapisan endotelium.
3. Vena mengangkut darah kembali ke jantung.
a. pascapiler adalah vena terkecil, sangat berpori-pori
tetapi mempunyai serat otot polos yang menyebar
pada tunika media.
b. Venula terbentuk ketika venula pascapiler bersatu.
Dinding yang lebih besar berlapis tiga.
c. Vena mempunyai dinding berlapis tiga, namun tunika
intim dan tunika medianya jauh lebih tipis daripada
arteri yang serupa.

b. Fisiologi
Menurut Mutaqqin (2014) Sistim kardiovaskuler berfungsi
sebagai sistim regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespon seluruh aktivitas tubuh. Salah
satu contoh adalah mekanisme meningkatkan darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada keadaan tertentu
darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung otak untuk memelihara sistim sirkulasi organ
tersebut.
1. Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada
sistim kardiovaskular, secara normal volume darah yang
berada dalam sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan
berat badan 70 kg berkisar 8% dari berat badan atau
sekitar 5600 ml. dari jumlah tersebut sekitar 55%
merupakan plasma, volume komponen darah harus
memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal
agar system kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
2. Jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control
regulasi yang digunakan untuk menigkatkan suplai darah
secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan
jumlah cairan jantung (cardiac output) pengaturan curah
jantung bergantung pada hasil perkalian denyut jantung
(heart rate) dengan volume sekuncup (stroke volume).
Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter
permenit, peningkatan curah jantung terjadi karena
adanya peningkatan denyut jantung atau volume
sekuncup.
3. Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit,
denyut jantung Ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui
mekanise regulasi nodus SA dan system purkinje. Dalam
keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh
saraf simpatis, saraf parasimpatis melalui sistim saraf
otonom. Empat reflek utama yang menjadi media system
saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah
refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks
Bainbrige, refleks pernapasan.
4. Tekanan vena
K darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient,
ketika darah dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar
120 mmHg. Pada saat sistolik dan 70 mmHg pada saat
diastolic. Tekanan ini akan menurun bersamaan dengan
pergerakan darah keluar menuju arteri, kapiler, venula.
Sistem vena mempunyai daya kapasitasnsi yang sangat
besar dan berpengaruh terhadap perubahan tekanan
yang kecil. Adanya kapasitansi dan banyaknya system
saraf simpatis akan mengubah tekanan vena dalam
mengatur aliran balik ke jantung, konstriksi vena yang
disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan mengurangi
kapasitani dan meningkatkan tekanan vena, sehingga
meningkatkan aliran.
5. Jantung
a) Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis
berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah
mengalirkan darah dari vena-vena sirkulasi sistemis ke
dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paruparu.
Darah yang berasal dari pembulu vena ini masuk ke
dalam atrium kanan melalui vena cava superior,
inferior dan sinus koronarius.
b) Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan
sabit yang berguna untuk menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan
darah ke dalam arteri pulmonaris. Sirkulasi pulmunar
merupakan sistim aliran darah bertekanan rendah,
dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena
itu, beban kerja dari ventrikel kanan jauh lebih ringan
dari pada ventrikel kiri.
c) Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi
dari paruparu melalui vena pulmonaris. Tidak terdapat
katup sejati antara vena pulmonalis dan atrium kiri.
Oleh karena itu, darah akan mengalir kembali ke
pembuluh paru-paru bila terdapat perubahan tekanan
dalam atrium kiri (retrograde).
d) Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup
tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi sistemis dan
mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan
perifer.
6. Katup jantung
a. Katup atrioventrikuler terletak antara atrium dan
ventrikel, mempunyai tiga buah daun katup yang
disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang
terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai
dua buah daun katup yang disebut katup mitral.
b. Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar
pulmonary dan katup semilunar aorta. Katup semilunar
pulmonary terletak pada arteri pulmonaris,
memisahkan arteri pulmonaris dengan

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Nurarif &
Kusuma, 2015:102).

1) Hipertensi Primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas

saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na+Ca

intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,

alkohol dan polisitemia.

2) Hipertensi Sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg

dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg


2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160

mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

(Nurarif & Kusuma, 2015:102)

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan - perubahan antara lain :

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

(Nurarif & Kusuma, 2015:102).

Derajat Hipertensi
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

1 Optimal < 120 < 80


2 Normal 120 – 129 80 – 84
3 High Normal 130 – 139 85 – 89
4 Hipertensi
(1) Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
(2) Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
(3) Grade 3 (berat) 180– 209 110 – 119
(4) Grade 4 (sangat > 210 > 120
berat)
Sumber :Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosamedis dan NANDA
NIC-NOC (Nurarif & Kusuma, 2015:102).

4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah
ke korda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smelttzer,
2014).
Pada saat bersamaan dimana sistem simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal
juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streoid lainnya,
yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokontriksi yanng mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
mengakibatkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi angiotensin 2 saat
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air di tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan
keadaan hipertensi (Price).
5. Komplikasi
Komplikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah :
a. Penyakit jantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal
jantung
b. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya
membran glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema
c. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat
terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga
aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang.
d. mata
Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,
hingga kebutaan.
e. kerusakan pada pembuluh darah arteri
Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan
penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis
dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)

6. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala pada hipertensi antara lain :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah

terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

pertolongan medis.

Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan

bahwabsebagian besar gejala klinis timbul :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah

akibat peningkatan tekana intracranial.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf

pusat,

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.

e. Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan

kapiler.

7. Pemeriksaan diagnostik
Pemerikaan penunjang menurut (Nur arif dan kusuma, 2015)
a. Pemerikaan Laboratorium
1) Hb / Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko
seperti hipokoagubilita, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
b. CT scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi
d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

B. Konsep proses keperawatan


1. Pengkajian
1) pengumpulan data
a. Identitas
Nama, umur, agama, jenis kelamin, tanggal masuk dan
penanggung jawab.
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu Apakah klien pernah mengalami
sakit yang sangat berat.
2. Riwayat kesehatan sekarang Beberapa hal yang harus
diungkapkan pada setiap gejala yaitu sakit kepala,
kelelahan, pundak terasa berat.
c. Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga pernah
mengalami penyakit yang sama.
d. Aktivitas / istirahat
1. Gejala: kelelahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irma
jantung, dan takipnea.
e. Sirkulasi
1. Gejala: riwayat penyakit, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, dan penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula
episode palpitasi.
2. Tanda : Kenaikan TD (pengukuran serial dari tekanan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipertensi postural
mungkin berhubungan dengan regimen obat.
f. Integritas Ego
1. Gejala : riwayat kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
2. Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara.

g. Eliminasi
Gejala : adanya gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi
atau riwayat penyakit ginjal pada masa lalu.
h. Makanan/cairan
Gejala : makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang di
goreng, keju, telur), gula-gula yang berwarna hitam, dan
kandungan tinggi kalori, mual, muntah dan perubahan BB
meningkat / turun, riwayat penggunaan obat diuretik.
i. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipita
(terjadinya saat bangun dan menghilang secara spontan setelah
beberapa jam, gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur, epistakis).
j. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung),
sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi
sebelumnya.
k. Pernapasan
1. Gejala: dispnea yang berkaitan dengan aktivitas atau kerja.
Takipnea, orthopnea, dispnea, batuk dengan atau tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
2. Tanda : distress respirasi atau penguunaan otot aksesori
pernapasan, bunyi nafas tambahan (krakles / mengi),
sianosis
l. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan, hipotensi postural.

2) Pola fungsi kesehatan


1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan
kesehatan
2. Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan, dan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan,mual/muntah,
dan makanan kesehatan
3. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih, defekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan penggunaan
kateter.
4. Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap
energy, jumlah tidur pada siang dan malam, masalah tidur, dan
insomnia
5. Pola aktivitas dan istirahat
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan, dan
sirkulasi. Riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama, dan
kedalaman pernafasan

Pengkajian Indeks KATZ Skor INTERPRETASI

skor INTERPRETASI
A Kemandirian dalam hal makan, minum, kontinen
(BAB/BAK), berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan
mandi

B Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu


dari fungsi tersebut

C Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


mandi dan satu fungsi tambahan

D Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


mandi,berpakaian dan satu fungsi tambahan

E Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


mandi, berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi
tambahan

F Kemandirian dalam aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan

G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut

Laiin- Lainlain Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi


lain tidak dapat diklasifikasikan sebagai C,D dan E

6. Pola hubungan dan peran


Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,
pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.
Tabel Pengkajian APGAR Keluarga (Tabel APGAR Keluarga)

No Item Penilaian Selalu Kadang- Tidak


(2) kadang (1) pernah
(0)

1 A : adaptasi Saya puas bisa


kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk
membantu apabila saya
mengalami kesulitan
( adaptasi )

2 P : Partnership Saya puas


dengan cara keluarga
(teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dan
mengungkapkan masalah
dengan saya (hubungan )

3 G : Growth Saya puas


bahwa keluarga 27 ( teman-
teman ) saya menerima dan
mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas
( pertumbuhan )

4 A : Afek Saya puas dengan


cara keluarga ( teman-
teman ) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi
saya seperti, marah sedih,
atau mencintai

5 R : Resolve Saya puas


dengan cara teman dan
keluarga saya dan saya
menyediakan waktu
bersama-sama
mengekspresikan afek dan
berespon

Keterangan :

Total nilai < 3 : disfungsi keluarga yang sangat tinggi

Total nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga sedang

Total nilai 7 – 10 : tidak ada disfungsi keluarga

7. Pola sensori dan kognitif


Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif, pola persepsi
sensori meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran,
perasaan, dan pembau. Pada klien katarak dapat ditemukan
gejala gangguan penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan merasa diruang gelap. Sedangkan tandanya
adalah tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil,
peningkatan air mata.

Tabel Pengkajian Status Mental


Tabel Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)

Skor
No Pertanyaan Jawaban
+ _

1 Tanggal berapa hari ini?

2 Hari apa sekarang?

3 Apa nama tempat ini?

4 Dimana alamat anda?

5 Kapan anda lahir?

6 Berapa umur anda?

7 siapa presiden Indonesia sekarang?

8 Siapa presiden sebelumnya?

9 Siapa nama anak anda?

10 Siapa nama ibu anda?

Jumlah Kesalahan Total

Kesimpulan :

1. Kesalahan 0 – 2 = Fungsi Intelektual Utuh


2. Kesalahan 3 – 4 = Kerusakan Intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 = Kerusakan Intelektual Sedang
4. Kesalahan 8 – 10 = Kerusakan Intelektual Berat
Keterangan :

a) Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 ( satu ) kesalahan bila subyek


hanya berpendidikan SD
b) Bisa dimaklumi bilang kurang dari 1 ( satu ) kesalahan bila
subyek mempunyai pendidikan lebih dari SD
c) Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 ( satu ) kesalahan untuk
subyek kulit hitam dengan menggunakan kriteria pendidikan
yang lama.
8. Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi
terhadap kemampuan konsep diri. Konsep diri menggambarkan
gambaran harga diri, peran, identitas diri. Manusia sebagai
sistem terbuka makhluk bio – psiko – sosiokultural – spritual,
kecemasan, ketakutan, dan dampak terhadap sakit. Pengkajian
tingkat depresi menggunakan Tabel Inventaris Depresi Back
9. Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas.
10. Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan
termasuk spiritual
( Aspiani, 2014 ).

2. Analisis data/ Pathway


Sumber : (NANDA NIC-NOC, 2015).

3. Diagnosa keperawatan
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga
dengan masalah hipertensi adalah (NANDA NIC-NOC 2013) :
1) Penurunan curah jantung
2) Intoleransi aktivitas
3) Nyeri (sakit kepala)
4) Kelebihan volume cairan
5) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6) Ketidakefektifan koping
7) Defisiensi pengetahuan
8) Ansietas
9) Resiko cidera
4. Intervensi keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Berdasarkan NANDA NIC-NOC 2013

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Penurunan curah jantung NOC NIC
1 Definisi: ketidakadekuatan Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
darah yang dipompa oleh Circulation Status - Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi,
jantung untuk memenuhi Vital Sign Status durasi)
kebutuhan metabolik tubuh Kriteria Hasil : - Catat adanya disritmia jantung
Tanda vital dalam rentang - Catat adanya tanda dan gejala penurunan
normal (Tekanan darah, Nadi, cardiac putput
Respirasi). - Monitor status kardiovaskuler
Dapat mentoleransi aktivitas, - Monitor status pernafasan yang menandakan
tidak ada kelelahan gagal
Tidak ada edema paru, jantung
perifer - Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
dan tidak ada asites perfusi
Tidak ada penurunan - Monitor balance cairan
kesadaran - Monitor adanya perubahan tekanan darah
- Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan
antiaritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari
kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien
- Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
- Monitor TD, nadi, suhu dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulsus paradoksus
- Monitor adanya pulsus alterans
- Monitor jumlah dan irama jantung
- Monitor bunyi jantung
Intoleransi aktivitas NOC NIC
2 Definisi: Ketidakcukupan Energy conservation Activity Therapy
energi psikologis atau Activity tolerance - Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi Medik
fisiologis untuk Self Care : ADLs dalam
melanjutkan atau Kriteria Hasil : merencanakan program terapi yang tepat
menyelesaikan aktivitas Berpartisipasi dalam - Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas
kehidupan sehari-hari aktivitas yang mampu
yang harus atau yang fisik tanpa disertai peningkatan dilakukan
ingin dilakukan tekanan darah, nadi, dan RR - Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
Mampu melakukan aktivitas sesuai
sehari-hari (ADLs) secara dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
mandiri - Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
Tanda tanda vital normal sumber
Energy psikomotor yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
Level kelemahan - Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
Mampu berpindah : dengan seperti
atau kursi roda,krek
tanpa bantuan alat - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
Status kardio pulmunari disukai
adekuat - Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
Sirkulasi status baik diwaktu luang
Status respirasi : pertukaran - Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
gas kekurangan dalam beraktivitas
dan ventilasi adekuat - Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi
diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual.
Nyeri Akut NOC NIC
3 Definisi : Pengalaman Pain Level Pain Management
sensori dan emosional Pain Control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
yang tidak menyenangkan Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
yang muncul akibat Kriteria Hasil : kualitas dan factor presipitasi
kerusakan jaringan yang Mampu mengontrol nyeri - Observasi reaksi nonverbal dari
aktual atau potensial (tahu ketidaknyamanan
atau digambarka dalam penyebab nyeri, mampu - Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
hal kerusakan sedemikian menggunakan tehnik mengetahui
rupa (international nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien
association for the study mengurangi nyeri, mnecari - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
of pain) : awitan yang bantuan) - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
tiba-tiba atau lambat dari Melaporkan bahwa nyeri - Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
intensitas ringan hingga berkurang dengan menggunakan tentang
berat dengan akhir yang manajemen nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
dapat diantisipasi atau Mampu mengenali nyeri - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
diprediksi dan (skala menemukan dukungan
berlangsung <6 bulan. intensitas, frekuensi dan tanda - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri) nyeri
Menyatakan rasa nyaman seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
setelah kebisingan
nyeri berkurang - Kurangi faktor presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan
tindakan nyeri tidak berhasil
- Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri
Kelebihan volume cairan NOC NIC
4 Definisi : Peningkatan Electrolit and acid base Fluid management
retensi cairan isotonik balance - Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Fluid balance - Pertahankan catatan intake dan output yang
Hydration akurat
Kriteria Hasil : - Pasang urin kateter jika diperlukan
Terbebas dari edema, efusi, - Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi
Anaskara cairan
Bunyi nafas bersih, tidak ada (BUN, Hmt, osmolalitas urin)
dyspneu/ortopneu Monitor status hemodinamik termasuk
Terbebas dari distensi vena CVP,MAP,PAP,
jugularis, reflek hepatojugular dan PCWP
(+) - Monitor vital sign
Memelihara tekanan vena - Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan
sentral, tekanan kapiler paru, (cracles, CVP,
output jantung dan vital sign edema, distensi vena leher, asites)
dalam batas normal - Kaji lokasi dan luas edema
Terbebas dari kelelahan, - Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
kecemasan atau kebingungan intake
Menjelaskan kalori
- Monitor status nutrisi
- Kolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi
- Batasi masukan cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi
dengan serum Na<130 mEq/l
- Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul
Memburuk
Resiko ketidakefektifan NOC NIC
5 perfusi jaringan otak Circulation status Peripheral Sensation Management
Definisi : Berisiko Tissue Prefusion : celebral (Manajemen sensasi
mengalami Kriteria Hasil : perifer)
penurunan sirkulasi Mendemonstrasikan status - Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
jaringan sirkulasi yang ditandai dengan : peka terhadap
otak yang dapat Tekanan systole dandiastole panas/dingin/tajam/tumpul
mengganggu dalam rentang yang diharapkan - Monitor adanya paretese
kesehatan Tidak ada - Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
ortostatikkhipertensi jika ada
Tidak ada tanda-tanda isi atau laserasi
peningkatan tekanan intrakranial - Gunakan sarung tangan untuk proteksi
(tidak lebih dari 15 mmHg) - Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
Mendemonstrasikan - Monitor kemampuan BAB
kemampuan - Kolaborasi pemberian analgetik
kognitif yang ditandai dengan: - Monitor adanya trombo plebitis
Berkomunikasi dengan jelas - Diskusikan mengenai penyebab perubahan
dan sensasi
sesuai dengan kemampuan
Menunjukkan perhatian,
konsentrasi dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan dengan
benar
Menunjukkan fungsi sensori
motori cranial yang utuh :
tingkat kesadaran membaik,
tidak ada gerakan gerakan
involunter
Ketidakefektifan koping NOC NIC
6 Definisi : Ketidak Decison making Decison making
mampuan Role inhasmet - Menginformasikan pasien alternatif atau solusi
untuk membentuk Sosial support lain
penilaian Kriteria Hasil : penanganan
valid tentang stressor, Mengidentifikasi pola koping - Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan
ketidak yang efektif - Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan,
adekuatan pilihan respon Mengungkapkan secara kerugian dari
yang dilakukan dan/atau verbal keadaan
ketidak mampuan untuk tentang koping yang efektif Role inhancement
menggunakan sumber Mengatakan penurunan stres - Bantu pasien untuk identifikasi bermacam-
daya Klien mengatakan telah macam nilai
yang tersedia menerima tentang keadaannya kehidupan
Mampu mengidentifikasi - Bantu pasien identifikasi strategi positif untuk
strategi mengatur
tentang koping pola nilai yang dimiliki
Coping inhancement
- Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi
gambaran
perubahan peran yang realistis
- Gunakan pendekatan tenang dan meyakinkan
Hindari pengambilan keputusan pada saat pasien
berada
dalam stress berat
- Berikan informasi actual yang terkait dengan
diagnosis,
terapi dan prognosis
Defisiensi pengetahuan NOC NIC
7 Definisi : Ketiadaan atau Knowledge : disease process Teaching : disease Process
defisiensi informasi Knowledge : health behavior - Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
kognitif Kriteria Hasil : pasien
yang berkaitan dengan Pasien dan keluarga tentang proses penyakit yang spesifik
topik menyatakan - Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
tertentu pemahaman tentang penyakit, bagaimana hal
kondisi, prognosis dan program ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
pengobatan dengan
Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang - Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
dijelaskan secara benar pada
Pasien dan keluarga mampu penyakit, dengan cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang - Ganbarkan proses penyakit dengan cara yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan tepat
lainnya - Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
cara yang
tepat
- Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dengan
cara yang tepat
- Hindari jaminan yang kosong
- Sediakan bagi keluarga atau SO informasi
tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin
diperluhkan untuk mencegah komplikasi dimasa
yang
akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
Ansietas NOC NIC
8 Definisi : Perasaan tidak Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
nyaman atau kekawatiran Anxiety level - Gunakan pendekatan menenangkan
yang samar disertai respon Coping - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
autonom (sumber sering Kriteria Hasil : pasien
kali tidak spesifik atau Klien mampu - Jelaskan semua prosedur dan apa yang
tidak mengidentifikasi dirasakan selama
diketahui oleh individu); dan mengungkapkan gejala prosedur
perasaan takut yang cemas - Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
disebabkan oleh antisipasi Mengidentifikasi, - Temani pasien untuk memberikan keamanan
terhadap bahaya. Hal ini mengungkapkan dan dan
merupakan isyarat menunjukkan teknik untuk mengurangi takut
kewaspadaan yang mengontrol cemas - Dorong keluarga untuk menemani anak
memperingatkan individu Vital sign dalam batas - Lakukan back/neck rub
akan adanya bahaya dan normal - Dengarkan dengan penuh perhatian
kemampuan individu Postur tubuh, ekspresi wajah, - Identifikasi tingkat kecemasan
untuk bahasa tubuh dan tingkat - Bantu pasien mengenal situasi yang
bertindak menghadapi aktivitas menunjukkan menimbulkan
ancaman berkurangnya kecemasan kecemasan
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan,, persepsi
- Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
Risiko cidera NOC NIC
9 Definisi : Beresiko Risk kontrol Environment Management (Manajemen
mengalami cedera sebagai Kriteria Hasil : Lingkungan)
akibat kondisi lingkungan Klien terbebas dari cedera - Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
yang berinteraksi dengan Klien mampu menjelaskan - Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
sumber adaptif dan cara/metode untuk mencegah dengan
sumber injury/cedera kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan
defensif individu Klien mampu menjelaskan riwayat
factor penyakit terdahulu pasien
resiko dari lingkungan/perilaku - Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
personal (misalnya
Mampu memodifikasi gaya memindahkan perabotan)
hidup untuk mencegah injury - Memasang side rall tempat tidur
Menggunakan fasilitas - Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan
kesehatan bersih
yang ada - Menempatkan saklar lampu ditempat yang
Mampu mengenali mudah
perubahan dijangkau pasien
status kesehatan - Membatasi pengunjung
- Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
- Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
- Memberikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan
dan
penyebab penyakit.
Sumber : NANDA NIC-NOC, 2013
C. DATAR PUSTAKA

NANDA NIC NOC 2013, Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan proesional : Edisi Revisi. Mediaction Publishing

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Masriadi . 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta :

MediAction

Yusuf, I. 2008. Hipertensi Sekunder. Jurnal Medicines.

Tarwoto et al. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Cetakan Pertama. Trans Info Media:

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai