Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Suatu organisme atau makhluk hidup memiliki bermacam-macam system jaringan

atau organ dalam tubuhnya, dimana sistem tersebut memiliki fungsi dan peranan serta

manfaat tertentu bagi makhluk hidup. Salah satu sistem yang ada pada suuatu organisme

adalah sistem kardiovaskuler.

Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme.

Sistem kardiovaskuler befungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan

yang ada didalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem

kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah serta

darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal,

apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem

kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bias

mematikan.

Tubuh manusia tersusun atas berbagai rgan penting yang saling berhubungan dan

melakukan fungsinya masing-masing. Salah satunya adalah jantung. Jantung merupakan

organ yang sangat penting bagi tubuh karena jantung membawa bahan-bahan yang

mutlak dibutuhkan oleh sel-sel seluruh tubuh memalui medium darah, sehingga jantung

berperan penting dalam sistem sirkulasi.

Pada saat ini, gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan penyebab kematian

paling tinggi. Pada awalnya gangguan pada sistem kardiovaskuler sering tidak terdeteksi

dan gangguan tersebut baru bias terdeteksi pada saat penyakit sudah dalam keadaan akut,

untuk mengetahui dan mendeteksi tanda-tanda lebih dini bila terdapat kelainan pada
sistem kardiovaskuler sebelum menimbulkanpenyakit yang dapat berakibat fatal, ada

baiknya mengetahui bagaimana kerja dari sistem kardiovaskuler tersebut, sehingga

dengan mengetahuinya diharapkan mampu untuk mencegah berbagai penyakit yang

berhubungan dengan sistem kardiovaskuler ini bila terjadi keabnormalan.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Maksud percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu mahasiswa mampu menegenal sistem

sirkulasi dalam tubuh, mengenal anatomi sistem kardiovaskular, mengenal fisiologi

sistem kardiovaskular dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop

dan spigmomanometer.

2. Tujuan percobaan

Adapun tujuan percobaan ini yaitu untuk mengenal sistem sirkulasi dalam tubuh,

untuk mengenal anatomi sistem kardiovaskular, untuk mengenal fisiologi sistem

kardiovaskular da untuk megukur tekanan darah dengan menggunakan stetoskop dan

spigmomanometer.

C. Prinsip percobaan.

Prinsip percobaan ini yaitu pengenalan sistem sirkulasi dalam tubuh, pengenalan

anatomi sistem kardiovaskular, dan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan

stetoskop dan spigmomanomet


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum

Berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal. Sirkulasi darah

sebagai sistem transpor oksigen, karbon dioksida, makanan, dan hormon, serta obat-obatan ke

seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Sistem

kardiovaskular dapat dipengaruhi oeh faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon tertentu

secara langsung atau tidak dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskular (Syaifuddin, 2009

;109).

Sel organisme bersel banyak seperti manusia memerlukan sistem transpor yang efisien

dalam menyuplai nutrien penting bagi sel tersebut dan membawa hasil metabolisme. Sistem

kardiovaskular bersama sistem limfatik juga memberi perlindungan terhadap perubahan yang

merugikan pada lingkungan sel dan serangan dari mikroba (Wylie, 2010 ; 79).

Adapun Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular yaitu : (Pearce, 2009; 145).

1. Jantung

Jantung tersusun atas otot yang berisfat khusus dan terbungkus sebuah membran yang

disebut perikardium. Membran itu terdiri atas dua lapis yaitu perikardium viseral adalah

membran serus yang lekat seklai pada jantung dan perikardium parietal adalah lapisan fibrus

yang terlipat keluar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar.

Karena susunan ini jantung berada di dalam dua lapis kantong perikardium dan diantra dua

lapisan itu ada cairan serus. Karena sifat meminyaki dari cairan itu, jantung dapat bergerak

bebas.

Jantung adalah organ berotot berongga berbentuk kerucut yang terletak dalam mediatinum.

Sekitar dua per tiga jantung terletak disebelah kiri garis tengah dan meluas ke diafragma. Jantung
orang dewasa beratnya 250-350 g dan diperkirakan berukuran dan berbentuk sama dengan

kepalan tangan orang dewasa. Margin bawah jantung disebut dengan apeks dan bagian bawah

jantung disebut basal (Wylie, 2010; 80).

Fungsi jantung sebagai pompa. Tiap siklus jantung terdiri atas sistol dan diastol secara

berurutan dan teratur dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup. Selama satu siklus

kerja jantung terjadi perubahan tekanan dalam rongga jantung sehingga terdapat perubahan

tekanan. Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga tekanan yang lebih tinggi ke

tekanan yang lebih rendah (Syaifuddin, 2010; 112).

Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan serosa luar, otot tengah miokardium,

dan endotel dalam endokardium. ( Wylie , 2010; 81 ).

a. Epikardium, adalah bagian perikardium yang merupakan lapisan yang penunjang gand

ayang melindungi jantung. Lapiasan luar perikardium terdiri atas jaringan ikat kuat, yang

melekatkan jantung ke diafragma dan berhubungan erat dengan pleura. Lapisan dalam

perikardium serosa adalah membran ganda paling tipi dan merupakan bagian terluar yang

melekat pada perikardium fibrosan dan lapisan bagian dalam yang membentuk epikardium

jantung.

b. Miokardium merupakan lapisan paling tebal. Ketebalannya bervariasi berdasarkan fungsi

ruang atau bilik yang mendasarinya. Miokardium tersusun atas otot jantung. Sel otot ini

bercabang dan lurik dan berhubungan erat dengan sel otot yang berdekatan melalui saluran kecil

yang disebut diskus interkalaris.

c. Endokardium merupakan lapisan terdalam dinding jantung, katup antara ruang jantung dan

pembuluh darah yang meninggalkan jantung.


Ruang-ruang jantung terbagi menjadi empat yaitu atrium dekstra, atrium sinistra, ventrikel

dekstra dan ventrikel sinistra (Mashudi, 2011; 45).

a. Atrium dekstra merupakan ruang jantung yang dindingnya palong tipis dan terdiri atas dua

ruang yaitu sinus venarum dan aurikula deksra. Batas kedua ruang ini pada dinding atrium

sebelah luar adalah sulkus terminalis yang pada dinding atrium sebelah dalam sesuai dengan

krista terminalis.

b. Atrium sinistra dindingnhya lebih tebal dari pada atrium dekstra, juga terdiri dari sinus

venarum yang berdinding licin dan aurikula sinistra yang berdinding kasar.

c. Ventrikel dekstra memiliki dinding yang kasar karena adanya trabeculae carneae yang

mempunyai 3 bentuk yaitu ridges yang berupa penebalan yang menempel pada dinding ventrikel,

bridges berupa juar-jurai bulat yang kedua ujungnya menempel pada dinding ventrikel, muskuli

papilaris anterior, medius, dan posterior berupa otot-otot berorigo pada dinding ventrikel dan

bersertio pada tepi-tepi permukaan ventrikular.

d. Ventrikel sinistra memiliki tekanan darah pada sirkulasi sistemik jauh lebih besar daripada

sirkulasi pulmonal sehingga ventrikel sinistra bekerja lebih keras dari ventrikel dektra. Hal ini

berakibat dinding ventrikel sinistra tiga kali lebih tebal dari ventrikel dekstra.

Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup ini

terdiri atas tiga pintu atau kuspid. Katup mitralis yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel

kiri biasa disebut katup bikuspidalis yang terdiri atas dua kuspid. Dua katup semilunaris terletak

pada arteri pulmonalis dan aorta kemudian darah meninggalkan jantung. Katup ini terdiri atas

tiga kuspid semisirkularis yang melkat pada permukaan dalam jantung (Wylie, 2010 : 82).

Katup atrioventrikular (trikuspidalis dan bikuspidalis) mencegah pengaliran balik darah

dari ventrikel ke atrium selama sistol, sedangkan katup semilunaris (aorta dan pulmonalis)
mencegah aliran balik dari aorta dan arteri pulmonalis ke dalam ventrikel selama periode diastol.

Semua katup ini menutup secara pasif (Syaifuddin, 2009; 113).

Adapun sistem konduksi pada jantung yaitu merupakan modifikasi (perubahan) dari otot

jantung yang disertai dengan tenaga ritmis spontan dari serabut saraf tertentu (Syaifuddin, 2010;

114).

1. Serabut purkinje : Serabut otot jantung yang khusus mempunyai penghantaran impuls

dengan kecapatan lima kali lipat kecepatan hantaran serabut otot jantung. Hantaran yang cepat

memungkinkan atrium berkontraksi secara bersamaaan, kemudian diikuti dengan kontraksi

ventrikular yang serempak, sehingga terbentuk kerja pompa darah yang terkoordinasi.

2. Sino Atrial Node (SA Node) : Suatu tumpukan jaringan neuron muskular kecil yang

berada dalam dinding posterior atrium kanan di ujung krista terminalis. Nodus ini merupakan

awal dari kontraksi jantung selanjutnya impuls diteruskan ke atrioventrikular dan melepaskan

impuls sebanyak 72 kali/menit. Frekuensi iramanya lebih cepat dalam atrium (40-60 kali/menit)

daripada ventrikel (20 kali/menit). Nodus ini dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis

sistem otonom yang akan mempercepat dan memperlambat iramanya.

3.Atrioventrikular Node (AV Node) : Susunannya sama dengan SA Node berada dalam

septum atrium, dibawah dindong posterior atrium kanan dekat muara sinus koronarius.

Selanjutnya impuls diteruskan ke atrioventrikuler melalui berkas wenckebach. Nodus AV

menunda impuls seperseratus detik sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi

ventrikular.

4. Arterioventrikular bundel (AV Bundel) : Mulai dari AV berjalan ke arah depan,

pinggir posterior, dan pinggir bawah pars membransea septuminterventrikular. Pada bagian

cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel disebut analus vibrosus. Rangsangan berhenti
1/10 detik, dan selanjutnya menuju apkes kordis dan bercabang menjadi dua yaitu pars septalis

dekstra dan pars septalis sinistra.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:

a) Luar/pericardium

Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang

terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri

dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung

ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu

jantung.

b) Tengah/ miokardium

Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu:

i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam

mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.

ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke

apeks jantung.

iii. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).

c) Dalam / Endokardium

Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan

endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava

(Muttaqin, 2009: 115).

Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang
datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke
paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula
semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium
sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta
terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta.

Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:

1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus
pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2.Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan
melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan
lanjutan dari vena (Syaifuddin,2002: 57).

Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik 120 mmHg
dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg. Tekanan darah tidak selalu
sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya adalah keadaan kesehatan dan aktivitas.

Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:

1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat vasomotor
berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang berhubungan
dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan, vasodilatasi,
dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan penurunan tekanan
darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya rennin-angiotensin,
vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan
kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler,
perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi kimia plasma
darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk
masuk ke dalam aliran (Syaifuddin, 2006:100)
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu gelas, stetoskop dan spignomomameter

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air panas,ekstra joss,

gula, kreating daeng dan kopi.

B. Cara kerja

1. Disiapkan probandus

2. Diukur tekanan darah awal dan denyut nadi probandus sebelum perlakuan.

3. Diberi perlakuan pada probandus yaitu sampel extra joss, kopi, creating

daeng, kegiatan lari, kegiatan jalan, dan kegiatan tidur/baring.

4. Dihitung tekanan darah dan denyut nadi sesudah perlakuan.

5. Dicatat hasil.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tabel Pengamatan

Tekanan darah Denyut nadi


NO. Nama probandus Perlakuan
Awal Akhir Awal Akhir
1. Winni Alfionita Extra joss 140/80 100/80 86/menit 82/menit
2. Isna Kopi 110/90 100/20 86/menit 47/menit
3. Niar susanti Kreating daeng 110/60 120/80 60/menit 67/menit
4. Muh. Akmil apriandy Lari 5 kali 105/90 120/80 31/menit 119/menit
5. Sitti marwah sain Jalan 100/80 100/90 82/menit 90/menit
6. Yustika annisa hamzah Tidur/baring 98/40 80/40 81/menit 77/menit

B. Pembahasan

Sistem peredaraan darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah, termasuk arterivena dan

kapiler. Arteri dan vena memainkan peran penting dalam sirkulasi darah bersama denagn

jantung. Jantung adalah organ utama dalam sistem peredaran darah. Fungsi utamanya adalah

untuk memompa darah keseluruh tubuh. Biasanya berdetak 60-100 kali per menit, tapi bias lebih

cepat bila diperluka. Jantung berdetak sekitar 100.000 kali sehari, lebih dari 30 juta kali

pertahun, dan sekitar 2,5 miliar kali dalam 70 tahun seumur hidup (Siddiqui,2011:1).

Dari percobaan yang kami lakukan yakni percobaan kardiovaskular probandus masing-

masing mengalami perlakuan yang berbeda-beda untuk dapat membandingkan denyut nadi awal

dan akhir serta tekanan darah probandus. Adapun hasil yang diperoleh yaitu untuk probandus

pertama bernama Winni Alfionita dengan perlakuan meminum extra joss. Untuk tekanan darah

awal yaitu 140/80 dan menurun menjadi 100/80. Untuk denyut nadi awal yaitu 86/menit setelah

meminum sampel tersebut denyut nadi berkurang menjadi 82/menit. Prbandus yang kedua

bernama Isna dengan perlakuan meminum kopi hitam. Untuk tekanan darah awal yaitu 110/90

dan tekanan darah akhir menurun drastis untuk tekanan darah diastolnya yaiitu 100/20. Pada
pengukuran denyut nadi yang awal didapatkan 86/menit dan turun menjadi 47/menit. Probandus

ketiga bernama Niar Susanti dengan perlakuan yaitu meminum kreating daeng didapatkan hasil

untuk tekanan darah awal yaitu 110/60 dan tekanan darah akhir yaitu 120/80. Untuk pengukuran

denyut nadi hasilnya yaitu denyut nadi awal 60/menit dan darah yan akhir mengalami kenaikan

yaitu 67/menit. Probandus selanjutnya bernama Muh. Akmil Apriandy dengan perlakuan lari

sebanyak 5 kali putaran keliling lantai. Dengan tekanan darah awal 105/90 dan tekanan darah

akhir 120/80. Untuk denyut nadi awal 31/menit dan denyut nadi akhir yaitu 119/menit.

Probandus kelima bernama Sitti Marwah Sain dengan perlakuan berjalan menuruni lantai

sebanyak 1 kali putaran. Didapatkan tekanan darah awal yaitu100/80 dan tekanan darah akhir

yaitu 100/90 serta denyut nadi awal yaitu 81/menit dan denyut nadi akhir yaitu 71/menit.

Probandus yang terakhir bernama Yustika Annisa Hamzah dengan perlakuan tidur/baring selama

20 menit. Didapatkan hasil tekanan darah awal sebelum perlakuan yaitu 98/40 dan tekanan darah

akhir setelah perlakuan yaitu 80/40. Untuk denyut nadi awal sebanyak 81/menit dan denyut nadi

akhir sebanyak 77/menit.

Alasan dilakukannya perlakuan tersebut kepada probandus untuk melihat adanya efek yang

berbeda-beda yang berpengaruh pada jantung terutama pada perlakuan yang mengarah pada

olahraga. Sesuai dengan literatur (Kenny et al: 2011:156) menjelaskan bahwa selama

olahraga/latihan fisik akan terjadi kontol terintegrasi pada tekanan darah. Tekanan dikendalikan

secara reflex melalui sistem saraf otonom,khususnya sensor khusus yang berlokasi di aortic arch

dan arteri carotid.

Faktor kesalahan yang mempengaruhi praktikumyaitu kurangnya ketelitian dalam

menghitung denyut nadi probandus dan dalam menetukan tekanan darah pada probandus
dikarenakan kondisi suasana saat itu ramai sehingga untuk mendengarkan bunyi nadi dari

probandus kurang jelas.

Hubungan praktikum ini dengan farmasi yaitu adanya pengetahuan tentang fisiologi dan

anatomi tentang khususnya bagian-bagian jantung untuk memudahkan pembuatan obat dan tetap

efek terapinya serta sirkulasi darah dalam tubuh.

Adapun ayat yang berhubungan dengan percobaan ini yaitu dalam Q.S Al-Qaff ayat 16 yang

berbunyi:

ِ‫ل ْال َو ِر ْي ِد‬ ِْ ‫ِۖونَحْ نِ أَ ْق َربِ ِإلَ ْي ِِه ِم‬


ِِ ‫ن َح ْب‬ ِ ْ ‫َخلَ ْقنَا‬
َ ِ‫اْل ْن َسانَِ َو َن ْعلَمِ َما ت َو ْس ِوسِ ِبهِ نَ ْفسه‬

Artinya:ِ “ِ Danِ sesungguhnyaِ kamiِ telahِ menciptakanِ manusiaِ danِ mengetahuiِ apaِ yangِ

dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

Ayat ini mendeskripsikan bagaimana Allah SWT menciptakan manusia dan betapa dekat

Allah dengan hati hamba-Nya. Selain itu, integrasi keislaman dengan sistem kardivaskular dapat

dilihat dari sebuah studi penelitian yang dibuktikan Ahmad Al-Qur’anِ padaِ manusiaِ dalamِ

menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’anِ memilikiِ pengaruhِ yangِ

signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf serta dapat memberi efek ketenangan pada

hati.
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam praktikum ini yaitu:

1. Sistem kardiovaskuler sangatlah penting dalam kehidupan manusia yang tidak akan

pernah bisa lepas dari sistem ini walaupun hanya beberapa detik saja.

2. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk menjaga mempertahankan kualitas dan

kuantitas dari cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap dalam keadaan homeostatis

3. Sistem kardiovaskuler disusun atas jantung, pembuluh darah, serta darah.

4. Pada sistem kardiovaskuler terjadi dua mekanisme utama yeng terjadi di dalam jantung

yaitu sistole dan diastole.

5. Pengukuran sistole, diastole, serta frekuensi nadi dapat diukur.

6. Penting sekali menjaga tekanan sistole, diastole dan frekuensi nadi agar tetap dalam

keadaan normal agar tidak terjadi keabnormalan peredaran darah.

7. Homeostatis akan tercapai bila sistem kardiovaskuler pun normal.

B. Saran

1. Untuk laboratorium

Agar kiranya melengkapi alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium agar tidak

adanya hambatan yang terjadi serta aliran air diwestafel agar lebih lancar lagi untuk

memudahkan pencucian alat lab.

2. Untuk asisten

3. Agar lebih bersabar lagi dalam menghadapi karakter praktikan yang berbeda-beda.
KEPUSTAKAAN

Mashudi, Sugeng. Buku Ajar Anatomi Dan Fisiologi Dasar Aplikasi Model Pembelajaran

Peta Konsep . Jakarta : Salemba Medika . 2011

Pearce, Evelyn C. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama. 2009

Siddiqui. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : ECG. 2008

Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan dan


kebidanan.Jakarta:Penerbi EKG

Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta Penerbit:EKG

Syaifuddin, H. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan . Jakarta : Salemba

Medika . 2009

Wylie, Linda. Esensial Anatomi Dan Fisiologi Dalam Asuhan Maternitas Edisi Ke Dua .

Jakarta : ECG. 2010

Muttaqin, Arif.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. .


Jakarta. Penerbit: Salemba Medika
LAMPIRAN

A. Skema Kerja

Disiapkan probandus

Ukur tekanan darah awal dan denyut nadi


probandus sebelum perlakuan.

Beri perlakuan pada probandus yaitu sampel


extra joss, kopi, creating daeng, kegiatan lari,
kegiatan jalan dan tidur/baring.

Hitung tekanan darah dan denyut nadi sesudah


perlakuan.

Dicatat hasil.

Anda mungkin juga menyukai